Fritz
Heider (1958), seorang psikolog bangsa Jerman mengatakan bahwa kita cenderung
mengorganisasikan sikap kita, sehingga tidak menimbulkan konflik. Contohnya,
jika kita setuju pada hak seseorang untuk melakukan aborsi, seperti juga
orang-orang lain, maka sikap kita tersebut konsisten atau seimbang (balance). Namun jika kita setuju aborsi
tetapi ternyata teman-teman dekat kita dan juga orang-orang di sekeliling kita
tidak setuju pada aborsi maka kita dalam kondisi tidak seimbang (imbalance). Akibatnya kita merasa
tertekan (stress), kurang nyaman, dan
kemudian kita akan mencoba mengubah sikap kita, menyesuaikan dengan orang-orang
di sekitar kita, misalnya dengan bersikap bahwa kita sekarang tidak sepenuhnya
setuju pada aborsi. Melalui pengubahan sikap tersebut, kita menjadi lebih
nyaman.
Heider juga menyatakan bahwa kita mengorganisir pikiran-pikiran kita dalam kerangka
"sebab dan akibat". Agar supaya bisa meneruskan kegiatan kita dan
mencocokannya dengan orang-orang di
sekitar kita, kita mentafsirkan informasi untuk memutuskan penyebab perilaku
kita dan orang lain. Heider memperkenalkan konsep "causal attribution" - proses penjelasan tentang penyebab
suatu perilaku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About
Popular Posts
-
1. PENANGGUNG JAWAB / PENGARAH a. bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan wisuda b. Memberikan pengarahan/petunjut mengenai hal...
-
B. Kecap Rajekan Kecap rajekan nyaeta kecap-kecap anu diucapkeun dua kali boh sabagian tina eta kecap, boh sageumblengna k...
-
Menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Selai...
No comments:
Post a Comment