Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, March 3, 2017

Motivasi dalam Belajar


Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku berkat adanya interaksi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana individu mempunyai motivasi untuk melakukannya, dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan dalam prestasi. Akan tetapi perubahan-perubahan bukan hasil belajar, tapi akibat pengalaman yang disebabkan motivasi.
Aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi, perubahan sesuatu motivasi akan merubah wujud, bentuk dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi belajar sangat berpengaruh dalam aktivitas belajar itu sendiri dengan kata lain bahwa proses belajar akan berhasil dengan baik apabila memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas belajar.
Dilihat dari timbulnya motivasi, terdapat tiga kunci pokok yaitu : menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. (Purwanto, 1990 : 72)
a.    Menggerakkan
Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu. Bila seorang siswa belajar, diasumsikan bahwa di dalam diri siswa ada dorongan untuk memulai dan mengatur aktivitasnya. Minat, sikap, dan kehendak, kesemuanya itu tergantung pada individu. Sesuatu yang menarik siswa yang satu, mungkin tidak menarik minat siswa yang lain. Tugas guru untuk menguatkan motivasi belajar siswanya, dan menyadari bahwa betapa pentingnya menimbulkan motivasi belajar siswanya, sebab siswa yang diberi motivasi belajar akan lebih siap belajar daripada siswa yang tidak diberi motivasi belajar walaupun disadari bahwa motivasi yang datangnya dari dalam lebih efektif daripada motivasi yang datangnya dari luar diri siswa.
b.    Mengarahkan
Mengarahkan, tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu atau berorientasi pada tujuan. Misalkan, respon siswa dalam situasi belajar adalah selektif. Ini berarti bahwa siswa tertentu merespon terhadap sesuatu hal, namun siswa yang lainnya tidak meresponnya. Tingkah laku siswa diarahkan untuk mencapai tujuan, sehingga respon yang dikembangkan guru adalah respon yang relevan dengan tujuan.

c.    Menjaga dan Menopang
Menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Kunci ini mengacu kepada sesuatu kondisi yang berada di luar diri siswa. Misalnya hasil tes matematika yang baik dapat mendorong siswa berbuat yang lebih baik lagi untuk menuju tercapainya tujuan. Belajar yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar yang dimotivasi dengan kegagalan.
Bila seseorang siswa belajar, diasumsikan di dalam diri siswa dan dorongan untuk memulai, melaksanakan, dan mengatur aktivitasnya. Dorongan tersebut bergantung pada masing-masing individu siswa.
Macam-macam motivasi yang berkaitan dengan belajar adalah tentang kehendak, minat, sikap, penghargaan diri, perasaan terlibat sebagai anggota dan perasaan mendapat persetujuan. Macam-macam motivasi ini saling mempengaruhi. Bisa saja beberapa macam motivasi bersamaan secara serentak ada dalam diri siswa atau seseorang, dan motivasi-motivasi itu mungkin saling melengkapi, tetapi juga dapat terjadi saling bertentangan. Dalam hal ini, guru harus dapat memberikan situasi belajar yang dapat memungkinkan terjadinya motivasi-motivasi itu saling menunjang, sehingga dapat menimbulkan tingkah laku yang dikehendaki.
Kehendak adalah kemauan untuk mencari sesuatu tujuan khusus. Misalkan siswa ingin mengerjakan soal latihan yang ada di buku pelajarannya. Segala tingkah lakunya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga kehendaknya menggerakkan pencapaian tujuannya. Belajar seringkali sangat dipengaruhi oleh kesadaran siswa akan keperluannya, untuk apa hal itu  dipelajarinya. Dengan demikian seorang guru harus membantu siswanya agar kehendak siswa itu akan tersalur dengan wajar.
Minat siswa terhadap suatu hal dapat terlihat dari keinginannya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak. Kemauannya untuk lebih terlihat atau melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berkenaan dengan hal yang menjadi minatnya. Siswa yang mempunyai minat besar terhadap matematika akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran matematika dan akan belajar dengan sepenuh hati.
Dengan demikian guru perlu berusaha untuk membangkitkan minat siswanya. Guru harus sering mengkaitkan pembelajarannya dengan minat siswa berdasarkan tingkah laku siswa dan hasil belajarnya. Siswa menaruh minat terhadap pembelajaran yang disajikan guru terlihat dari perilaku siwa. Siswa akan menaruh perhatian, tampak gembira, raut muka berseri-seri, dan hasil belajarnya akan lebih baik.
Apabila guru kurang berhasil membangkitkan minat siswa, dapat diduga bahwa hasil belajarnya akan kurang memadai atau bahkan mungkin gagal. Oleh karena itu guru perlu berusaha menemukan hal-hal yang dapat memberi petunjuk tentang ada atau tidak adanya minat siswanya yang belajar. Hal ini penting bagi guru karena dapat merupakan masukan dalam merencanakan pembelajaran berikutnya.
Sikap merupakan tingkah laku seorang individu yang bersifat emosional di dalam menghadapi suatu hal tertentu. Sikap seorang siswa yang menyenangi matematika berbeda dengan sikap siswa yang tidak merasa senang terhadap pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap merupakan motivasi juga. Dengan sikap menyenangi matematika seringkali hasil belajar siswa baik dalam matematika, dan ia akan berusaha secara maksimal untuk membela sikap yang dipilihnya. Sebaliknya apabila seseorang mempunyai sikap tidak menyenangi matematika, hal ini akan merupakan suatu hambatan dalam mempelajari pelajaran tersebut. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika dapat dilihat dari perhatian yang sungguh-sungguh pada saat mengikuti pembelajaran matematika, menyelesaikan tugas di sekolah dengan baik, berpartisipasi aktif dalam setiap pembelajaran, dan menyelesaikan pekerjaan rumah pada waktunya. Tingkah laku siswa tersebut adalah tingkah laku yang bersifat positif terhadap matematika. Sikap siswa yang lain adalah sifat keingintahuannya terhadap matematika dan menghargainya.
Tingkah laku pribadi kebanyakan terbawa oleh perasaan harga diri. Seseorang mencoba berusaha mempertahankan harga dirinya dan ia cenderung tidak berbuat yang merendahkan harga dirinya. Tentu saja harga diri ini tidak sama bagi setiap orang. Misalkan seorang siswa mendapat kesulitan dalam penjumlahan pecahan, maka ia biasanya menghindari pekerjaan semacam itu sebab merasa akan mengulangi kegagalannya dan ini akan mengurangi harga dirinya.
Seseorang pada umumnya merasa senang dilibatkan di dalam kelompoknya. Karena itu, peranan konstruktif dari masing-masing individu perlu dikembangkan. Apabila seorang guru akan memberikan tugas kelompok, yang harus diperhatikan adalah masalah harus dapat diselesaikan bersama di dalam kelompok itu, harus dapat dipahami dan dapat dikerjakan oleh setiap anggota kelompok itu, sehingga setiap anggota kelompok dapat memberikan kontribusinya. Oleh karena itu sebaiknya kemampuan matematika dari setiap anggota kelompok harus rata-rata atau homogen.
Seseorang ingin dipandang penting itu adalah wajar. Perasaan yang demikian ini berhubungan erat dengan rasa harga diri dan perasaan terlibat sebagai anggota. Perasaan mendapat persetujuan ini dapat menjadi motivasi yang sangat kuat untuk belajar.
Macam-macam motivasi yang dikemukakan di atas saling mempengaruhi. Mungkin saja beberapa macam motivasi bersamaan secara serentak ada pada diri seseorang. Dalam hal ini, boleh jadi motivasi-motivasi itu saling melengkapi, ada juga yang saling bertentangan. Guru harus memberikan situasi belajar sedemikian hingga saling menunjang antara motivasi itu dan dapat menghasilkan jenis tingkah laku yang memang dikehendaki. 

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts