Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal
28 ayat 3, menyebutkan bahwa “Pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK),
Raudhatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat”, sehingga Taman Kanak-kanak
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dilalui oleh setiap warga negara
dalam lingkup pendidikan formal. Tujuan Taman Kanak-kanak sebagaimana tertuang
dalam kurikulum 2004 adalah “membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis maupun fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar” (Depdiknas, 2004:5).
Taman Kanak-kanak (TK) memiliki tujuan-tujuan instrumental dan intrinsik.
Secara instrumental, Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan
prasekolah yang bertujuan membantu perkembangan anak sebelum pendidikan dasar.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 27/1990 tentang Pendidikan Dasar Prasekolah
(yang masih berlaku saat ini) dinyatakan :
“Pendidikan
prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar yang
diselenggarakan di jalur pendidikan prasekolah atau di jalur pendidikan luar
sekolah. Bentuk satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok
Bermain, Penitipan anak, dan bentuk lain yang ditetapkan oleh menteri. Pendidikan
prasekolah bertujuan untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungannya. Dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya”.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut disiapkan susunan program kegiatan anak dalam
memasuki Sekolah Dasar (SD), yang meliputi kesiapan belajar anak yang berisi
kesiapan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Hal ini menempatkan TK sebagai jembatan antara rumah atau
keluarga dengan sekolah.
Hal
ini terjadi karena lingkungan keluarga dan sekolah adalah dunia yang berbeda.
Berbagai penyesuaian baru dituntut di SD, terutama ketika anak mulai memasuki pendidikan dasar. Jadi pengalaman
anak-anak di TK berfungsi sebagai jembatan antara rumah dan sekolah. TK
mengemban misi untuk menciptakan kesinambungan pengalaman antara dunia
anak-anak dalam keluarga dengan kehidupan dan tuntutan belajar di SD.
Dengan
demikian pendidikan TK menjadi instrumental bagi pendidikan di SD dan jenjang
pendidikan selanjutnya. Dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diletakkan pada usia
pendidikan pra sekolah bukan hanya berpengaruh pada tingkat SD, melainkan
sepanjang hayat.
Pendidikan
TK juga mengandung tujuan intrinsik yakni membantu perkembangan anak sejak usia
dini agar tumbuh dan berkembang secara
wajar sebagai anak dalam aspek-aspek fisik, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku sosial. Dimensi intrinsik
itulah justru yang amat penting dan lebih mendasar dalam pendidikan TK.
Filosofi
yang mendasari setiap proses pendidikan termasuk di TK bahwa anak adalah
sentral dari seluruh proses pendidikan. Nilai esensi dari segala proses
pendidikan tersebut adalah mengantarkan anak agar tumbuh dan berkembang menuju
kematangan, kemandirian, dan
kedewasaan.
Syarat
utama agar pendidikan sekolah berhasil ialah anak harus siap untuk belajar dan
sekolahpun harus siap pula untuk mendidik anak dengan baik. Kesiapan belajar
anak meliputi kesiapan fisik, intelektual atau mental, dan sosial. Dalam hal
ini, anak harus memasuki masa peka. Masa peka adalah masa prima untuk menguasai
kepandaian tertentu yang muncul dari diri anak dalam melatih suatu fungsi atau
kesanggupan tertentu pada dirinya. Misalnya masa untuk belajar berjalan,
bicara, dan mengenal angka serta huruf. Masa peka ditandai dengan adanya suatu
hal yang penting agar diperhatikan untuk memupuk kemampuan-kemampuan dan bakat
pada anak.
Kemunculan
masa peka pada setiap anak berbeda-beda, karena pada masa perkembangan otak
anak mengenal suatu proses yang disebut “gunakan atau abaikan”. Perkembangan otak anak tidak berjalan
secara linear, tetapi semua bagian dari otak dapat distimulasi pada saat yang
bersamaan. Dengan demikian, setiap otak dapat diperhitungkan perkembangannya
sehingga dapat ditemukan atau diperkirakan masa peka anak untuk menguasai
kepandaian tertentu. Masa-masa peka untuk mempelajari kecerdasan tertentu ini
disebut dengan jendela kesempatan atau window of opportunity (Rilantono
dalam buletin “Dadu”, 2002: 33).
Ciri-ciri
masa peka ini diantaranya adanya
perubahan perilaku (secara psikologi), timbul minat pada dirinya misalnya senang memperhatikan angka, dapat
disimpulkan masa pekanya untuk mengenal angka sudah tiba. Senang coret-coret
maka dapat disimpulkan bahwa masa pekanya untuk belajar menulis sudah tiba
dan tergantung atau dipengaruhi oleh
pembawaan dan melalui tempat
anak itu hidup serta pendidikan yang diberikan kepadanya.
Lama masa belajar seorang anak di TK biasanya tergantung pada tingkat
kecerdasannya yang dinilai dari raport per semester. Secara umum untuk lulus
dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun yaitu :
- TK
Kelompok A untuk anak usia 4-5
tahun
- TK Kelompok B untuk anak usia 5-6
tahun
Taman Kanak-kanak sebagai
pendidikan prasekolah yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah dan secara khusus telah pula diatur
dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak. Untuk menyesuaikan peraturan-peraturan
tersebut di atas, maka kurikulum Taman Kanak-kanak 1976 yang disempurnakan
perlu diperbaiki. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994 adalah
perbaikan dari kurikulum tersebut.
Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak disusun untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan
anak dan menyesuaikannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak dilakukan dengan memberi kesempatan
belajar dan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
perkembangannya. Siswa diajarkan mengenai berbagai macam pelajaran, diantaranya
sebagai berikut :
a.
Agama
b.
Budi Bahasa
c.
Berhitung
d.
Membaca
e.
Bernyanyi
f.
Menggambar
g.
Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan
teman-teman sepermainannya
h.
Berbagai macam keterampilan lainnya.
No comments:
Post a Comment