Perilaku Attending , (teknik menghadapi klien) melalui kontak mata, bahwa
badan, bahasa lisan, sehingga klien akan terlihat dalam pembicaraan terbuka.
Attending baik untuk meningkatkan harga diri klien yang bebas. Perlu dihindari
konselor berpenampilan attending yang kurang baik seperti: kepala kaku, muka
kaku, ekspresi melalun, mengalihkan pandangan, tidak terlihat saat klien sedang
bicara, mata melotot. Posisi tubuh bersandar miring, tegak kaku, jarang duduk,
jarak duduk menjauh, duduk kurang akrab, dan berpaling. Memutuskan pembicaraan,
berbicara terus tanpa ada teknik dim untuk memberi kesempatan klien guna
berpikir dan berbicara. Penelitian konselor terpecah, mudah buyar oleh gangguan
(Sofyan. S. Willis, 2004 : 176).
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup
komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang
baik dapat:
- Meningkatkan harga diri klien.
- Menciptakan suasana yang aman
- Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
Contoh perilaku
attending yang baik :
- Kepala : melakukan anggukan jika setuju
- Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
- Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak
antara konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau
berdampingan.
- Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan
berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk
menekankan ucapan.
- Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu
ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi),
perhatian terarah pada lawan bicara.
Contoh perilaku
attending yang tidak baik :
- Kepala : kaku
- Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan
pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot.
- Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak
duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.
- Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada
teknik diam untuk memberi kesempatan klien berfikir dan berbicara.
No comments:
Post a Comment