Pembuatan keputusan
yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian suatu
masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan dalam
organisasi. Manajer akan membantu keputusan yang berbeda dalam situasi dan
kondisi yang berbeda pula.
Bentuk keputusan
ini bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed decisions) atau tidak,
bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian,
resiko dan ketidak pastian.
Keputusan
terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur
yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji pegawai,
prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan
sebagainya.
Keputusan tidak
terprogram (non-programmed decisions), yaitu keputusan yang dibuat karena
terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh : pengalokasian
sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian
teknologi yang termodern, dan lain sebagainya.
Keputusan dengan
kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari beberapa aspek yang
tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing,
perubahan perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain
sebagainya. Oleh karena itu ini terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :
Kepastian
(certainty), yaitu dengan diketahuinya keaaan yang akan terjadi diwaktu
mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
Resiko (risk),
yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap kemungkinan yang
akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak dimiliki oleh
organisasi atau perusahaan.
Ketidak pastian
(uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang dimiliki serta
tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tidak
mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang
kritis dan paling menarik.
Proses
Pembuatan Keputusan
1. Pemahaman dan
Perumusan Masalah
Manajer harus dapat
menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang
harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2. Pengumpuland an
Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya ditemukan,
lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan
Alternatif
Pengembangan
alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar
tercapai keputusan yang efektif.
4. Pengevaluasian
terhadap alternatif yang digunakan
Menilai efektivitas
dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan
sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa
baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan
Alternatif Terbaik
Didasarkan pada
informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan
yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi
Keputusan
Manajer harus
menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan,
serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil.
Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan
tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta
mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas
Hasil Keputusan
Implementasi yang
telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan
memberikan hasil yang diharapkan.
Keterlibatan
Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
Keterlibatan
bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi missal dengan pembuatan
kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan meminta gagasan dan
saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih
efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang lainnya. karakteristik
situasi keputusan dan gaya pembuatan keputusan manajemen akan mempengaruhi dan
menentukan apakah pembuatan keputusan dilakukan secara kelompok atau tidak.
Metode
Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Operasi organisasi
semakin komplek dan mahal, sehingga semakin sulit dan penting manajer dalam
membuat rencana dan keputusan. Untuk itu diperlukan bantuan berbagai teknik dan
peralatan kuantitatif. Teknik dan peralatan kuantitatif pembuatan keputusan
dikenal dengan nama teknik management science dan operations research. Riset
operasi menggambarkan, memahami, dan memperkirakan perilaku berbagai sistem
yang komplek dalam kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan informasi yang
akurat.
No comments:
Post a Comment