Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, August 14, 2017

Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini

A. Pendahuluan
            Bahasa merupakan sesuatu hal yang penting. Begitu pun dipandang dari segi  pendidikan, bahasa memiliki kedudukan penting dan mendasar karena dengan memiliki kemampuan berbahasa, anak akan mengerti dan memahami materi yang disampaikan orang lain, dan akhirnya mampu mengoperasikan. Berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan makhluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentangan usia 0 sampai 8 tahun. Pada usia dini seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ,EQ,SQ), tumbuh dan berkembang sangat luar biasa (Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:1). Dalam hakikat anak usia dini (Balitbang Kurikulum Hasil Belajar:3) bahwa:
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Anak pada masa usia dini disebut masa emas perkembangan. Masa usia dini merupakan masa kritis dalam rentang perkembangan kehidupan individu, untuk itu diperlukan berbagai stimulasi dari orang tua dan lingkungan agar menyiapkan kondisi yang kondusif guna tercapainya perkembangan yang optimal dari seorang anak. Usia keemasan (golden age) merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan.
Perkembangan bahasa bagi anak usia dini itu penting. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Melalui berbahasa, komunikasi antar anak terjalin dengan baik sehingga membangun hubungan. Tidak heran bahasa dianggap salah satu indikator kesuksesan anak.
Anak yang banyak bicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Bahasa merupakan landasan bagi seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuan dalam pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Bahwasanya setiap kebudayaan manusia memiliki bahasa. Bahasa manusia berjumlah ribuan, yang begitu bervariasi di atas permukaan bumi. Tetapi semua bahasa manusia memiliki karakteristik umum. Selama ini masyarakat menggunakan beberapa istilah bahasa, yaitu bahasa lisan, tulisan dan bahasa isyarat. Artinya bahasa tercipta jika ada komunikasi. Padahal, yang benar adalah istilah komunikasi lisan, tulisan, dan isyarat karena dalam pengajaran bahasa, unsur permulaannya adalah “dengar” dan “bicara”, sedang “baca” dan “tulisan” manifestasi kedua.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah bahasa. Anak usia dini merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar bahasa selain bahasa ibu (bahasa pertama). Otak anak masih plastis dan lentur, sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus. Lagi pula daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa berbahasa. Cukup dengan pemajanan diri (self-exposure) pada bahasa tertentu, misalnya ia tinggal di suatu lingkungan yang berbahasa lain dari bahasa ibunya, dengan mudah anak akan dapat menguasai bahasa itu, masa emas itu sudah tidak dimiliki oleh orang dewasa.
Mengajarkan bahasa kepada anak usia dini di TK tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan bahasa mempunyai beberapa komponen, antara lain kosakata, pengucapan, dan pemaknaan. Komponen-komponen tersebut harus diajarkan kepada anak secara menyeluruh. Mengingat karakteristik anak usia dini yang masih mempunyai rentang konsentrasi rendah, komponen-komponen bahasa tersebut tidak mudah diserap oleh anak sehingga kemampuan bahasa anak menjadi tidak sempurna.

B. Pembahasan
1. Empat Keterampilan Berbahasa
Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
a.      Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo (Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak usia TK  mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar.  Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus  seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak.
b. Perkembangan Berbicara
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354),  anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
c. Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
d. Perkembangan Menulis
Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis  lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.



2.     Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca dalam Pengembangan Berbahasa
Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 3 – 4) memberikan pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak TK berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal membaca:
a.      Kemampuan Mendengar dan Berbicara
b.      Kemampuan Awal Membaca
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara dilakukan agar anak dapat:
a.    mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat
b.    berbicara penuh percaya diri
c.    menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi sosial dengan orang lain
d.   menikmati buku, cerita dan irama
e.    mengembangkan kesadaran bunyi
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita
c. Merespon sumber bunyi atau suara
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang lain
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f. Membuat permintaan sederhana
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita yang terkenal
n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara sederhana
o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p. Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu



C. Kesimpulan
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Kemampuan berbahasa pada anak usia dini harus dikembangkan seoptimal mungkin. Konsekwensinya, orang dewasa dan pendidik harus menyediakan dan menciptakan kondisi lingkungan belajar yang mendukung bagi perkembangan optimal kemampuan berbahasa pada anak usia dini.
Guru Taman Kanak-kanak, perlu menyusun bentuk kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini adalah dengan media gambar. Dengan melihat gambar.  anak dapat lebih mudah untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.


DAFTAR PUSTAKA
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks

Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa  di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas

Pane, Eli Tohonan Tua. 2009. “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.” Tersedia pada: http://www..bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.

Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks

Siti Aisyah dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks


Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.

II. PEMBAHASAN
a. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :

1.      Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2.      Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3.      Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.

Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga birfungsi nntuk mencapai tujuannya, misalnya:
1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan. Dengan berbicara anak mudah untuk menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain. Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi sehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak lebih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan lebih banyak untuk mendapat peran sebagai pemimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4) Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5) Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain. Anak yang suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan modal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebayanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.

I.A.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b. Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.


c. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d. Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e. Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1.         Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2.         Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.         Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4.         Besarnya keluarga
5.         Status sosial ekonomi
6.         Status ras
7.         Berbahasa dua
8.         Penggolongan peran seks

Potensi Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1)         Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2)         Kesiapan berbicara. Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3)         Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor film yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan diatas. Dengan scndirinya potcnsi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4)         Kesempatan berlatih. Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh moUvasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5)         Motivasi untuk belajar dan berlalih. Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6)         Bimbingan. Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.

Langkah-langkah untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1. Membaca. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2. Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3. Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5. Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.

Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dan ia gemar bicara:
•           Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
•           Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
•           Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
•           Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.

II. Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.

Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.

Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2. Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3. Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.

Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:
1) Anak cengeng. Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapai berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan rcaksi sosial tcrhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu pcranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang cfcktif bagi anak.
2) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbeidaharaan kata pada anak. Di samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh .anak. Bagi keluarga yang mcnggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan. lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu pembicaraan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua, anak tidak akan bisa berbicara. Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih mengucapkan kata-kata kosa kata, contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya dampak keterlambatan bicara atau gangguan bicara anak terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua untuk mengajari anak berbicara.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Perkembangan Bahasa Anak. http://bayibalita.com/2010/07/perkembangan-bahasa-anak/

Giel. 2010. Makalah Perkembangan Bahasa Anak. http://edichugiel.blogspot.com/2010/01/makalah-perkembangan-bahasa-anak.html

Whandi. 2010. Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak-Anak Usia Dini. http://whandi.net/perkembangan-berbicara-bahasa-pada-anak-anak-usia-dini.html

Anonim. Stimulasi Bahasa Anak. http://www.infoanak.com/tag/perkembangan-bahasa-anak/

Anonim. Cara menstimulus kemampuan bahasa balita. http://www.okbangetz.com/cara-menstimulus-kemampuan-bahasa-balita/

Maulina, Dita. Perkembangan Bahasa Anak.
http://www.sekolahrumah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1030&Itemid=209


Massofa. Perkembangan Bahasa Anak.

Makalah Anatomi Tubuh Manusia

BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir.
Anatomi atau ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Anatomi berasal dari bahasa latin, yaitu : ANA yang berarti bagian, memisahkan dan TOMI yang artinya iris atau potong. Jadi ANATOMI adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan fisiologi berasal dari bahasa latin yaitu FISI yang artinya alam atau cara kerja dan LOGOS yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi FISIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian-bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. Jika digabungkan, anatomi-fisiologi memiliki arti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan dan bagian alat tubuh.
Anatomi dan fisiologi manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


Anak usia dini berkembang melalui seluruh inderanya seperti melihat (dengan pancaindera mata), meraba (dengan pancaindera kulit), mendengar (dengan pancaindera telinga), mengecap (dengan pancaindera lidah), mencium (dengan pancaindera hidung). Untuk mengenali dan mengamati suatu objek, seluruh indera ini dirangsang melalui kegiatan bermain. Perlu dipertimbangkan bahwa dunia anak adalah “dunia bermain” karena “bermain” merupakan salah satu cara belajar yang efektif bagi anak usia dini. Bermain bagi anak melakukan eksplorasi, petualangan penting sifatnya karena mengisyaratkan kecintaannya akan pembelajaran dari rasa ingin tahu alami (Aisyah Amini, 2010:4).
Anatomi adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang susunan dan struktur tubuh manusia dan bagaimana hubungannya antara satu sama lain. Istilah anatomi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani. Ana yang berarti bagian, memisahkan dan Tomi yang artinya iris atau potong. Anatomi bersifat kongkrit karena hal-hal seperti struktur tubuh dapat dilihat, dirasakan dan diteliti secara langsung sehingga kita tidak memerlukan imajinasi untuk membayangkan bentuk-bentuknya (Setiadi, 2007).
Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (Sensory impression) dari organ idera menuju otak, dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit (Evelyn C. Pearce, 1987).




BAB III
PEMBAHASAN


A. Pancaindera Penglihatan (Mata)
Syaraf optikus atau urat syaraf cranial kedua adalah syaraf sensorik untuk penglihatan. Syaraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera, lapisan tengah halus seperti arakhnoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah). Mata adalah suatu struktur speris berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan tersebut adalah (1 ) sclera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina.
 















Sclera/kornea adalah pembungkus yang kuat dan fibrus sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membrane yang bening yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Khoroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria ofalmita, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang ditengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelopak serabut otot tak sadar atau otot polos.
Retina adalah lapisan syaraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut yaitu sel-sel syaraf, batang-batang dan kerucut. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil.  

B. Pancaindera Pencium (Hidung)
Indera pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel reseptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filament-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem syaraf pusat.
Dalam lamina propria tunita mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan syaraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubule alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan pas-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus menerus membersihkan bagian apical sel-sel pencium. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan. Jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.







Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadan ini akan terganggu ketika kita sakit filek, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.

C. Pancaindera Pengecap (Lidah)
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya . ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut maka ujung lidah berbentuk bulat.










Selaput lender (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jenis:
a.       Papillae sirkum valata, adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
b.      Papillae fungsi formis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c.       Papillae filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Papillae filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa contoh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya.

Ada empat macam rasa kecapan yaitu manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf penciuman dan bukan ujung syaraf pengecapan, supaya dapat dirasakan semua makanan harus menjadi cairan serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda.

D. Pancaindera Pendengaran (Telinga)
Telinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf cranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
a.       Telinga luar, terdiri atas aurikel atau pinna yang pada binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara. Dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna, serta menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani.
Liang ini berukuran panjang sekitar 2 ½ cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang.
b.      Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mestoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.
 












c.       Rongga te linga dalam berada dalam bagian ospetrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrannosa.

E. Pancaindera Peraba (kulit)
Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Fungsi kulit :
1.      Kulit sebagai organ pengatur panas. Panas dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara:
a.       Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
b.      Dengan pemancaran, panas dilepas pada udara disekitarnya
c.       Dengan konduksi, panas dialirkan ke benda yang disentuk seperti pakaian.
d.      Dengan konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
2.      Kulit sebagai indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf di dalam kulit berbeda beda menurut ujung syaraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan.
Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif  (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3.      Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.















BAB IV
PENUTUP



A.      Kesimpulan
Anatomi dan fisiologi manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit).
Pancaindera merupakan salah satu bagian dari anatomi tubuh manusia yang memiliki fungsi sangat strategis. Hal ini berhubungan dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh setiap pancaindera tersebut.

B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan dan uraian makalah anatomi tubuh maka diberikan saran sebagai berikut :
1.    Guru di Taman Kanak-kanak diharapkan dapat menambah wawasan tentang anatomi tubuh.
2.    Guru di Taman kanak-kanak diharapkan dapat menyampaikan materi tentang anatomi tubuh dengan kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode  seperti bermain karena bermain merupakan salah satu cara belajar yang tepat bagi anak usia dini dan sesuai dengan konsep pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.





DAFTAR PUSTAKA


Aisyah, Siti. 2007. Metode Khusus Pengembangan Keterampilan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Evelyn, C. Pearce. 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:       PT. Gramedia.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia.

http://fkunhas.com/indera-pengecap-anatomi dan fungsi. 20100710312.html.

http://www.slideshare.net/rickylestari1/5-indera dicopi Kamis, 15 Desember 2016 (09.15)

http://www. Anakciremai.com/2011/05 pengertian anatomi dan fisiologi..html.

http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-manusia/.

http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-pembau/rongga hidung.




About

Popular Posts