Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, January 8, 2021

Model Pembelajaran

 


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.[1]

Soekamto dalam Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.[2]

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[3]

(1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis. (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. (3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. (4) Memiliki bagian-bagian model yang disamakan: (a) Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax). (b) Adanya prinsip-prinsip reaksi. (c) Sistem sosial. (d) Sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran. (5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (a) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur. (b) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. (6) Memiliki persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah: 1) Model Pembelajaran Kontekstual (constextual teaching and learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. 2) Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. 3) Model Pembelajaran Quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemograman neurologi/ neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada. 4) Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. 5) Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri. 6) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 7) Model Pembelajaran diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih (sebagai suatu kelompok).[4]



[1] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 5

[2] Ibid, hlm. 5

[3] Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 136

[4] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV Alfabeta, 2011), hlm. 175

Proses Pembelajaran

 


a. Pengertian Pembelajaran

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemmpuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi motivasinya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.[1]

Sutikno dalam bukunya belajar dan pembelajaran mengemukakan definisi pembelajaran yaitu, segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.[2]

Sedangkan menurut Darsono secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.[3]

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha tertentu.

 

b. Komponen Pembelajaran

Sumiati dan Asra mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

1)   Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar sebenarnya sengat banyak dan bervarisi. Secara umum tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap atau mental nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang maksimal akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.[4]

2). Materi Pembelajaran

Materi  pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa. Syaiful Bahri Djamarah, dkk menerangkan materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan.

3). Metode Pembelajaran

Metode adalah cara, alat untuk mencapai tujuan.4 Metode mengajar merupakan alat untuk menggerakkan pelajar agar dapat mempelajari bahan pelajaran. Jadi metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Metode juga merupakan cara, teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Metode dapat berupa pendekatan dan strategi yang digunakan untuk menyampaikan materi yang mendukung tujuan pembelajaran.[5]

Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan metode atau strategi pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Dalam konsep tersebut ada tiga hal yang yang harus kita pahai. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat meneapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.[6]

4). Media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam dan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Maka diharapkan guru dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Selain dalam memilih media pembelajaran yang tidak digunakan secara maksimal juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah‟, pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasilah) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Ada juga yang memakainya dalam menjelaskan kata “pertengahan” seperti dalam kalimat “medio abad 19” (atau pertengahan abad 19). Ada yang memakai kata media dalam istilah “mediasi”, yakni sebagai kata yang biasa dipakai dalam proses perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai.[7]

Menurut Gerlach dan Ely, media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.6 Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto, media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.[8]

Yudi Munadi, juga menyatakan sumber – sumber belajar selain guru dapat juga disebut penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai “media pembelajaran”[9]

5). Evaluasi Pembelajaran 

Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan, evaluasi  bertujuan, untuk mengetahui : (1) kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, (2) efektivitas metode pembelajaran, (3) kedudukan siswa dalam kelompoknya, dan (4) untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan[10]

6). Peserta didik atau siswa

Siswa merupakan komponen inti dari pembelajaran, maka siswa harus memiliki displin belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.

7). Pendidik/Guru

Guru merupakan komponen utama yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena tugas bukan hanya sebagai fasilitator namun ada dua tugas yang harus dikerjakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut sebagai pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola kelas.

 

8) Lingkungan

Lingkungan tempat belajar adalah segala yang ada di sekitar siswa atau proses pembelajaran. Jadi lingkungan fisik yang ada di sekitar siswa saat proses pembelajaran. Lingkungan yang ditata dengan baik akan menciptakan suasana nyaman sehingga siswa menjadi betah, senang, umtuk belajar.



[1] Sanjaya, W. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media). hlm.45

[2] Sutikno. M.S, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 32

[3] Darsono, M. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: IKIP Semarang Press). hlm.24-25

[4] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.6

[5] Suryosubroto, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm.147.

[6] Sanjaya, W.  Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media,2006). hlm. 58

[7] Arsyad,A. Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009). hlm. 3

[8] Ibid. hlm 4

[9] Munadi, Y. Media Pembelajaran (Jakarta:GP Press Group.2013). hlm 45

[10] Undang-undang No. 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 2

Mengonsumsi makanan yang halal dan menjauhi makanan yg haram.

 

1.     Makanan dan minuman halal adalah makanan dan minuman yang boleh dimakan/diminun menurut ketentuan syariat islam.

2.     Makanan dan minuman haram adalah makanan dan minuman yg tidak boleh dimakana/diminum menurut ktentuan islam.

3.     Makanan yang dimakan harus memenuhi dua syarat, yaitu :

a.      Halal, artinya dibolehkan berdasarkan ketentuan syariat islam.

b.     Tayyib, artinya baik, yg menyehatkan.

4.     Kriteria kehalalan sebuah makanan meliputi tiga hal itu :

a.      Halal dari segi wujudnya/zat makanan iru sendiri.

b.     Halal dari segi cara mendapatkannya.

c.      Halal dalam proses pengolahannya.

5.     Jenis-jenis makanan halal adalah :

a.      Semua jenis makanan yang tidak diharamkan oleh allah dan Rasul-Nya.

b.     Semua jenis makanan yang tidak kotor dan tidak menjijikan.

c.      Semua jenis makanan yang tidak mendatangkan mudharat, tidak membahayakan kesehatan tubuh, tidak merusak akal, serta tidak merusak moral dan aqiqah.

6.     Jenis-jenis Makanan haram :

a.      Bangkai, darah, daging babi, danging hewan yang disembelih selain atas nama allah, yang tercekik, dipukul, terjatuh, ditanduk hewan lain, diterkam binatang buas, hewan yang disebelih untuk berhala.

b.     Semua jenis makanan yang mendatangkan mudharat terhadap kesahatan badan, jiwa, akal, moral, dan aqidah.

c.      Semua jenis makanan kotor dan menjijikan (khabais)

d.     Makanan yang didapatkan dengan cara batil

7.     Jenis-jenis Minuman yang halal :

a.      Semua jenis anir atau cairan yang tidak memabukkan.

b.     Semua jenis air atau cairan yang tidak mendatangkan mudharat.

c.      Air atau cairan bukan benda najis atau benda suci yang terkena najis.

d.     Air dan cairan tersebut didapatkan dgn cara halal

8.     Jenis-jenis minuman haram :

a.      Semua jenis minuman yg memabukkan (khamr)

b.     Minuman yg berasal dari benda najis atau yg terkena najis

c.      Minuman yg didapatkan dengan cara tidak batil (tidak halal)

9.     Manfaat mengonsumsi makanan dan minuman yg halal :

a.      Mendapatkan rida Allah Swt.

b.     Memiliki akhlakul karimah,

c.      Terjaga kesehatannya,

d.     Menumbuhkan motivasi beribadah.

10.  Akibat buruk dari makanan / minuman haram :

a.      Amal ibadahnya tidak akan diterima dan doanya tidak ada dikabulkan ole hallah Swt.

b.     Makanan /Minuman yang haram bisa merusak jiwa seperti minuman keras (khamr)

c.      Makanan/Minuman yang haram dapat menggagu kesehatan tubuh.

d.     Menghalangi mengingat Allah Swt dan rasa malas beribadah.

11.  Cara menghindari makanan dan minuman yg haram : Berusaha makan/minum yang halal, Meyakini kalau makanan/minuman haram itu bahaya.

 

Iman kepada rasul allah

1.     Pengertian iman kepada rasul : Meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah telah mengutus para Rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.

2.     Tugas para rasul :

a.      Sebagai pembawa ajaran tauhid yang benar, yakni mengesakan allah dan meluruskan kembali ajaran tauhid yang sesat di kalangan kaumnya.

b.     Sebagai pembawa kabar gembira bahwa hamba-hamba allah yang taat kelak akan mendapatkan balasan kebakan di surge.

c.      Sebagai pemberi peringatan bahwa manusia yang ingkar, berbuat kejahatan akan mendapatkan balasan di neraka.

3.     Sifat-sifat rasul :

1)     Sifat wajib ;

a.      Sidiq : Benar

b.     Amanah : Dapat dipercaya

c.      Tablig : Menyampaikan.

d.     Fatanah : Cerdas

2)     Sifat mustahil :

a.      Kazib : Dusta

b.     Khianat : tidak dapat dipercaya

c.      Kitman : menyebunyikan

d.     Baladah : Bodoh.

3)     Sifat jaiz (Iradhul Basyariyah) : bersifat dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya.

4.     Rasul ulul azmi

Ada 5 rasul yg diberi gelar “Ulul azmi” yg artinya orang-orang yg memiliki keteguhan hati dalam menghadapi dan cobaan dari allah Swt. 5 Rasul tersebut :

a.      Nabi Muhammad : Terbelahnya bulan menjadi dua walaupun hanya tampaknya, dapat mengeluarkan air dari celah-celah jarinya, al-quran sebagai kitab yg paling lengkap.

b.     Nabi Isa : dapat mengobati penyakit yang susah disembuhkan, membuat burung dari tanah, dan dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal walau sebentar.

c.      Nabi Musa : Tongkatnya dapat berubah menjadi ular raksasa, tangannya dapat mengeluarkan cahaya ketika diminta bukti atas kerasulannya, serta dapat membelah laut merah menjadi jalan ketika dikejar oleh raja firaun dan bala tentaranya.

d.     Nabi Ibrahim : tidak terbakar oleh api ketika dibakar oleh Raja namrudz

e.      Nabi Nuh : dapat membuat perahu yang sangat besar yang dapat memuat semua umatnya yang beriman kpd Allah dan semua hewan jenis yang hidup sepasang-sepasang.

5.     Hikmah beriman kepada rasul Allah Swt :

a.      Kita selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt.

b.     Kita selalu mengerjakan dan mengamalkan apa yang dicontohkan oleh para rasul.

c.      Menjadikan para Rasul sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.

d.     Kita selalu patuh dan taat dalam melaksanakan semua yg diperintahkan allah dan menjauhi larangannya.

About

Popular Posts