Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban
umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik
cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia
dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK
dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Dimana
dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang
adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecap IPTEK secara merata.Begitu juga
diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi, apalagi banyak kemudahan yang kita
dapatkan. Namun, berbanding terbalik dengan realita yang ada karena semakin
canggih perkembangan teknologi, telah membuat masyarakat menjadi malas yang
disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut. Ambil saja salah satu
contoh perkembangan IPTEK di bidang telekomunikasi dimana zaman dahulu handphone
itu sangat langka karena harganya yang mahal berbeda dengan sekarang harga
handphone sudah sangat murah dan menjangkau lapisan menengah ke bawah.
Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik
sekali di aspek telekomunikasi,namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum
merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk
mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.Hal itu dikarenakan tingginya
biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.Maka dari itu,pemerintah perlu
menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat
bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada.
Selain itu pengembangan iptek harus bersifat kontinyu dan
tuntas, dari hulu sampai hilir, dari dasar sampai terapan sehingga barulah
dapat dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan manusia.
Faktor penting dalam pengembangan iptek yang bersifat
universal bisa dikatakan terdiri dari 3 yaitu gagasan/ide, talenta/kecakapan
dan dana. Tanpa gagasan segar dan baru, penelitian akan menjadi usang dan tidak
menarik. Gagasan dapat diperoleh dari diskusi dengan berbagai kalangan dan
pendapat/masukan dari mereka yang lebih berpengalaman. Dalam bahasa Jepang,
guru disebut sen-sei, yang secara harfiah berarti “lahir lebih dulu”. Jadi orang
bisa mengajar karena punya pengalaman lebih banyak, tidak sekedar lebih tua
usianya.
Talenta tidak sekedar berarti bakat, tapi lebih bermakna
cakap dalam bekerja. Seperti kata Thomas Alva Edison, jenius itu terdiri 1%
bakat dan 99% usaha. Kecapakan bisa diperoleh dari latihan dan banyak bekerja
sehingga menjadi terampil. Dana ibaratnya darah dalam penelitian, tanpa dana
penelitian tidak bisa dilakukan tapi dana bukan segala-galanya. Justru dalam
dunia yang semakin tanpa batas, dana mudah sekali mengalir untuk mencari
gagasan baru dan manusia-manusia yang terampil.
No comments:
Post a Comment