Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, January 18, 2022

Anak Yang Mandiri


 


Pengertian anak mandiri adalah anak yang mampu memenuhi kebutuhannya, baik berupa kebutuhan naluri maupun kebutuhan fisik, oleh dirinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain. Bertanggung jawab dalam hal ini berarti mengaitkan kebutuhannya dengan kebutuhan orang lain dalam lingkungannya yang sama-sama harus dipenuhi.


Kemandirian sangat erat terkait dengan anak sebagai individu yang mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri sendiri (self regulation). Anak memahami tuntutan lingkungan terhadap dirinya, dan menyesuaikan tingkah lakunya.


Secara umum kemandirian bisa diukur melalui bagaimana anak bertingkah laku secara fisik. Namun, tidak hanya itu, kemandirian juga bisa berwujud pada perilaku emosional dan sosialnya. Contoh sederhana, anak usia 3-4 tahun yang sudah bisa menggunakan alat makan, seharusnya bisa makan sendiri, ini adalah bentuk kemandirian secara fisik. Anak yang bisa masuk ke kelas dengan nyaman karena mampu mengontrol dirinya adalah bentuk kemandirian emosional. Contoh kemandirian sosial yaitu apabila anak mampu berhubungan dengan orang lain secara independen sebagai individu, dan tidak selalu hanya berinteraksi dengan orang tua atau pengasuhnya.


Sebenarnya, sejak usia dini naluri setiap anak sudah menunjukkan perilaku dasar mandiri. Misalnya, pada saat masih bayi, mereka belajar untuk tengkurap, merangkak, berdiri, dan berjalan sendiri. Dalam masa itu mereka berusaha sekuat tenaga untuk bisa walaupun sering gagal dan menangis. Hal itu merupakan perilaku adaptif sesuai dengan usia anak untuk menjadi manusia yang mandiri. Hanya saja, sering kali lingkungan kurang tanggap dan kondusif terhadap proses menuju kemandirian ini sehingga anak mendapat perlakuan yang salah. Misalnya, acap kali orang tua merasa tidak tega atau kurang sabar melihat si kecil yang berusaha menautkan tali sepatunya selama beberapa saat, namun belum juga berhasil, lalu segera membantu menyelesaikan masalah tersebut. Tanpa disadari bahwa sikap semacam ini menghentikan proses menuju kemandirian yang sedang diperjuangkan sang anak. Akibatnya, anak akan terbiasa mencari orang tuanya apabila menghadapi persoalan, dan mulai tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil sekalipun.


Anak-anak yang tidak mandiri akan memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan kepribadiannya sendiri. Apabila hal ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami kesulitan pada perkembangan selanjutnya. Anak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terlebih, anak yang tidak mandiri juga akan menyusahkan orang lain.


Anak-anak yang tidak mandiri cenderung tidak percaya diri dan tidak mampu mengambil keputusan dengan baik. Sedangkan bentuk ketergantungan kepada orang lain dapat berupa; misalnya mulai dari persiapan berangkat sekolah, ketika di lingkungan sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, sampai dalam pola belajarnya. Dalam persiapan berangkat sekolah, misalnya, anak selalu ingin dimandikan orang lain, dibantu berpakaian, minta disuapi, disiapkan buku dan peralatan sekolah oleh orang lain, termasuk harus selalu diantar ke sekolah. Ketika belajar di rumah, mereka mungkin mau, asalkan semua dilayani; misalnya anak akan menyuruh orang lain untuk mengambilkan pensil, buku, serutan dan sebagainya.


Beberapa hal umum yang perlu dihindari agar proses menuju kemandirian anak dapat berlangsung sesuai yang kita harapkan adalah:


Kekhawatiran yang berlebihan terhadap anak. Saat anak ingin memegang gelas, sendok, atau peralatan makan, sebenarnya sudah menjadi petunjuk gejala mandiri. Sayangnya, orangtua atau pengasuh kadangkala suka melarang anak melakukan hal tersebut. Banyak alasan atas larangan itu, misalnya, karena khawatir benda yang dipegang anak akan jatuh. Tanpa disadari, larangan itu justru menghambat kesempatan anak untuk belajar mandiri.


Overprotective. Tak sedikit orangtua yang takut bila anaknya yang berusia batita melakukan hal-hal tertentu. Saat anak ingin naik-turun tangga sendiri, kerap tidak diperbolehkan, bahkan langsung digendong. Akibatnya, anak jadi penakut dan tak mampu mengontrol diri sendiri. Tak ada salahnya memperbolehkan anak naik-turun tangga sendiri, tentunya dengan diawasi dan dijaga oleh orangtua maupun pengasuhnya. Setiap anak mampu mengukur, seberapa jauh ia dapat mengontrol diri sendiri. Saat berada di ketinggian tertentu, anak mempunyai insting dasar untuk bertahan dan tidak melompat. Biarkan anak melakukan hal yang diinginkannya, tetapi tetap harus diawasi.


Kasih sayang yang berlebihan. Apapun keinginan anak dipenuhi dan dilayani. Curahan kasih sayang dengan menjadikan anak sebagai tuan kecil dalam rumah merupakan penyebab anak menjadi tidak mandiri dan manja. Tetapi, tidak ada kata terlambat untuk melatih anak menjadi mandiri. Asalkan ada kesempatan bagi anak untuk menunjukkan perilaku mandirinya. Hanya saja, akan semakin sulit manakala usia anak makin bertambah karena sebelumnya anak selalu bergantung pada orangtua dan pengasuhnya. Anak akan menuntut untuk terus dilayani, diperhatikan, hingga akhirnya sulit diubah. (ans)


 


Salah satu penyebab anak takut ke kelompok bermain adalah masalah kemandirian. Di rumah anak selalu mendapatkan apa yang diinginkan dari orangtuanya dan segala kebutuhannya selalu dilayani oleh orangtuanya, sedangkan di kelompok bermain, anak diajarkan untuk mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri dengan sedikit bantuan dari pendidik. Hal ini dapat membuat anak menjadi tidak nyaman di kelompok bermain,karena ia tidak begitu nyaman apabila mengerjakan pekerjaannya sendiri.


Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini adalah belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral. Apabila seorang anak usia dini telah mampu melakukan tugas perkambangan, ia telah memenuhi syarat kemandirian. Tetapi, untuk membentuk kemandirian anak usia dini itu gampang-gampang susah. Hal ini tergantung dari orang tua anak dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Tentu saja ini merupakan tugas orangtua untuk selalu mendampingi anaknya, sebab orangtua adalah lingkungan yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan anak. Peran orangtua atau lingkungan terhadap tumbuhnya kemandirian pada anak sejak usia dini merupakan suatu hal yang penting. Hal ini mengingat bahwa kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dari orangtua dan latihan-latihan ketrampilan menuju kemandiriannya.


Dalam menanamkan kemandirian pada anak, hindarilah perintah dan ultimatum Karena dapat membuat anak selalu merasa berada di bawah orangtua dan tidak mempunyai otoritas pribadi. Disiplin dan rasa hormat tetap bisa dilatih tanpa Anda menjadi galak pada anak. Mengarahkan, mengajar serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan yang jelas. Lama kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan Anda dalam melakukan segala sesuatu. Senantiasa katakan dan tunjukkan cinta, kasih sayang serta dukungan pada balita secara konsisten, hal ini akan meningkatkan rasa percaya dirinya. Dengan demikian dia akan lebih yakin pada dirinya, serta tidak ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.


Orangtua juga harus bersikap positif pada anak, seperti: memuji, memberi semangat atau memberi pelukan hangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak. Adanya penghargaan atas usaha anak untuk menjadi pribadi mandiri, terlepas dari apakah pada saat itu ia berhasil atau tidak. Dengan tumbuhnya perasaan berharga, anak akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang selanjutnya. Betapapun kotornya anak pada saat ia mencoba makan sendiri, betapapun tidak rapinya anak pada saat ia mencoba mandi sendiri, betapapun lamanya waktu yang dibutuhkan anak untuk memakai kaus kaki dan memilih sepatu atau baju yang tepat, hendaknya orangtua tetap sabar untuk tidak bereaksi negatif terhadap anak, seperti mencela atau meremehkan anak. Apabila orangtua/lingkungan bereaksi negatif atau tidak menghargai usaha anak untuk mandiri, maka hal ini akan berdampak negatif pada diri anak, seperti anak bisa tumbuh menjadi seorang yang penakut, tidak berani memikul tanggung jawab, tidak termotivasi untuk mandiri dan cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah.


Selain itu, untuk menjadi pribadi mandiri, seorang anak juga perlu mendapat kesempatan berlatih secara konsisten mengerjakan sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas yang sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua atau lingkungan tidak perlu bersikap terlalu cemas, terlalu melindungi, terlalu membantu atau bahkan selalu mengambil alih tugas-tugas yang seharusnya dilakukan anak, karena hal ini dapat menghambat proses pencapaian kemandirian anak. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan orangtua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya. Namun demikian peran orangtua atau lingkungan dalam mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya. Bagi anak-anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di rumah, seperti melatih anak mengambil air minumnya sendiri, melatih anak untuk membersihkan kamar tidurnya sendiri, melatih anak buang air kecil sendiri, melatih anak menyuap makanannya sendiri, melatih anak untuk naik dan turun tangga sendiri, dan sebagainya.


Selain bersikap positif dan selalu mendukung anak, praktek kemandirian juga perlu diajarkan kepada anak melalui materi ketrampilan hidup dengan konsep-konsep sederhana. Seperti contoh: si anak diajarkan untuk mengerti bahwa semua barang miliknya (sepatu, mainan, boneka, buku cerita dll) diperoleh karena orangtua bekerja untuk mndapatkan penghasilan supaya mampu membeli semua yang dia butuhkan. Karena itu, perlu adanya sikap tegas terhadap anak bahwa tidak semua yang dia inginkan harus dipenuhi pada saat itu juga. Perlu ada waktu menunggu atau mengajarkan si anak untuk menabung terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu. Dengan konsep seperti itu, dalam diri anak akan tertanam nilai untuk menghargai jerih payah orang tua sekaligus belajar menjadi pribadi mandiri. Materi yang bersifat akademis bisa dikatakan sebagai salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang harus dipelajari anak. Yang utama adalah ketrampilan anak untuk menjadi seorang yang mandiri. Banyak manfaatnya jika pelajaran mengenai kemandirian diberikan pada anak usia dini. Tidak hanya teori, melainkan mengajak anak untuk mempraktekannya dengan konsep-konsep sederhana tanpa harus menunggu lulus SMA atau lulus Perguruan Tinggi. Tentu hasilnya akan lebih efektif dan maksimal jika hal itu diajarkan pada usia dini.


Semakin dini usia anak untuk berlatih mandiri dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, diharapkan nilai-nilai serta ketrampilan mandiri akan lebih mudah dikuasai dan dapat tertanam kuat dalam diri anak. Untuk menjadi pribadi mandiri, memang diperlukan suatu proses atau usaha yang dimulai dari melakukan tugas-tugas yang sederhana sampai akhirnya dapat menguasai ketrampilan-ketrampilan yang lebih kompleks atau lebih menantang, yang membutuhkan tingkat penguasaan motorik dan mental yang lebih tinggi. Dalam proses untuk membantu anak menjadi pribadi mandiri itulah diperlukan sikap bijaksana orangtua atau lingkungan agar anak dapat terus termotivasi dalam meningkatkan kemandiriannya.

Tuesday, January 11, 2022

INSENTIF SEBAGAI SISTEM PENGATUR PERILAKU



Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh keteraturan konsekuensi respon. Konsekuensi respon itu mempengaruhi perilaku terutama melalui nilai informatif dan insentifnya. Terdapat tiga insentif penting yang berfungsi sebagai sistem pengatur perilaku, yaitu yang didasarkan pada konsekuensi eksternal (external motivator), konsekuensi tak langsung (vicarious motivator), dan konsekuensi yang dihasilkan oleh diri sendiri (self-regulatory motivator).

1. MOTIVATOR EKSTERNAL

Sering kali konsekuensi eksternal berpengaruh dalam memotivasi perilaku. Terdapat dua klasifikasi besar motivator eksternal, yaitu motivator biologis dan motivator kognitif. Motivator biologis mencakup kekurangan fisik (physical deprivation) dan rasa sakit fisik (physical pain). Motivator kognitif beroperasi dengan dua cara utama. Pertama, melalui antisipasi terhadap konsekuensi masa depan.

Ini mencakup: a) Ekspektasi tentang konsekuensi yang berhubungan dengan insentif materi, misalnya makanan atau rasa sakit; b) yang berhubungan dengan insentif sensoris, misalnya baru, menyenangkan atau tidak menyenangkan; c) yang berfokus pada insentif sosial, misalnya diperbolehkan atau tidak diperbolehkan; d) insentif penghargaan (token incentives), misalnya uang atau nilai prestasi; e) insentif kegiatan, yaitu melakukan kegiatan yang disukai; f) insentif status dan kekuasaan. Kedua, motivator kognitif beroperasi melalui standar internal dan evaluasi diri.

2. MODEL SEBAGAI MOTIVATOR (VICARIOUS MOTIVATORS)

Kemampuan simbolik orang memungkinkannya mengatur tindakannya atas dasar pengetahuan yang diperolehnya dari pengamatan terhadap konsekuensi respon orang lain. Sebagaimana halnya konsekuensi yang dialami secara langsung, konsekuensi yang diamati pun dapat mengubah perilaku. Di samping itu, konsekuensi yang diamati dapat mengubah nilai insentif eksternal. Misalnya, orang yang mengamati kinerja serupa yang dilakukan orang lain yang lebih dipuji akan mengalami pujian untuk kinerjanya sendiri, sebagai kurang rewarding daripada jika tidak tahu tentang umpan balik orang lain.

Melihat perilaku orang lain yang mendapat imbalan akan mempertinggi kemungkinan bahwa pengamat akan meniru perilaku itu. Lebih jauh, rewarded modelling pada umumnya lebih efektif dalam menanamkan pola perilaku serupa daripada modelling sendiri. Melihat perilaku orang lain mendapat punishment akan mengurangi kemungkinan bahwa pengamat akan berbuat serupa, meskipun memberikan alternatif yang konstruktif merupakan cara yang lebih efektif untuk menghilangkan perilaku yang tak diinginkan.

Pengamatan terhadap konsekuensi respon yang dialami orang lain itu mempunyai beberapa fungsi: a) Fungsi informasi. Pengamat akan memperoleh informasi tentang jenis tindakan yang berkemungkinan menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. b) Fungsi motivasi. Fungsi informasi akan mengarah pada fungsi motivasi dalam membangkitkan ekspektasi pada diri pengamat bahwa dia akan menerima konsekuensi yang serupa bila melakukan tindakan serupa. c) Fungsi pembangkitan emosi. Pengamat dapat belajar tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan rasa senang atau tidak senang. Akan tetapi, banyak rasa takut yang disfungsional dan perilaku penghindaran diri (avoidance behaviours) berakar pada pengalaman tak langsung yang tak menyenangkan. d) Fungsi pemberian nilai (valuation). Misalnya, nilai dan standar internal perilaku pengamat dapat berubah setelah mengamati reaksi orang lain terhadap perilakunya sesuai dengan standarnya sendiri.

3. STANDAR INTERNAL SEBAGAI MOTIVATOR (SELF-REGULATORY MOTIVATORS)

Banyak perilaku manusia tidak dilakukan dengan syarat imbalan langsung. Banyak kegiatan diarahkan pada konsekuensi di masa depan dan orang mengantisipasi keuntungan maupun kerugian yang mungkin diperolehnya di masa depan. Mereka harus menciptakan pedoman dan motivator bagi tindakan yang mengarah pada pencapaian jauh di masa depan. Kapabilitas manusia untuk menggunakan simbol dan self-reactive memungkinkannya menetapkan standar internal bagi perilakunya dan mengevaluasi dirinya dengan menggunakan standar ini. Jadi, standar internal ini dapat berfungsi sebagai self-incentive.

Dengan kata lain, manusia memiliki kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri. Pengaturan sendiri atas perilaku ini melibatkan tiga subproses: (1) pengamatan diri (self-observation), (2) proses penilaian diri (judgemental process), dan (3) reaksi diri (self-reaction).

a. Pengamatan Diri

Pengamatan terhadap diri sendiri memberikan informasi untuk menetapkan standar kinerja yang realistis dan untuk mengevaluasi perilaku. Pengamatan diri tidak selalu dapat diandalkan karena ketepatannya tergantung pada tingkat perhatian, keadaan perasaan, dan konsepsi diri yang sudah ada. Terdapat sejumlah dimensi evaluatif yang dapat dipergunakan untuk mengukur perilaku. Misalnya, perilaku sosial dapat diukur berdasarkan dimensi sosiabilitas atau penyimpangannya.

Dimensi evaluatif ini bervariasi menurut hakikat kegiatannya. Sering kali bila orang mengamati kinerjanya sendiri secara cermat, mereka menetapkan sendiri tujuannya yaitu untuk peningkatan. Pengamatan diri atau self-monitoring sering kali menimbulkan dampak reaksi terhadap diri sendiri (self-reactive) dan tidak mudah dipisahkan dari subproses pengaturan diri lainnya.

b. Proses Penilaian Diri

Pengamatan terhadap perilaku sendiri menuntut dilakukannya penilaian tentang kepositifan atau kenegatifan perilaku tersebut agar orang dapat berbuat sesuatu untuk perilaku itu. Satu aspek dari subfungsi penilaian ini terkait dengan pengembangan standar pribadi. Pengaruh sosial terhadap pengembangan standar pribadi ini mencakup imbalan langsung, reaksi evaluatif dari orang lain terhadap perilaku itu, dan standar pribadi yang dicontohkan oleh orang lain.

Cara-cara untuk menentukan kebaikan standar pribadi ini antara lain adalah dengan membandingkannya dengan norma-norma standar, dengan kinerja orang lain, dan dengan kinerja sendiri di masa lalu. Orang lebih cenderung menilai kinerja dalam bidang-bidang yang mereka pandang bernilai daripada yang kecil signifikansinya bagi dirinya. Bagaimana orang menilai perilakunya dipengaruhi oleh penilaiannya terhadap kinerjanya. Misalnya, mereka akan cenderung bangga dengan pencapaiannya apabila mereka menilainya sebagai suatu keberhasilan.

c. Reaksi Diri Standar pribadi dan keterampilan

Untuk menilai (judgemental skills) memungkinkan orang untuk mengunakan pengaruh self-reactive-nya terhadap perilakunya. Mereka akan melakukan kegiatan yang mengarah pada reaksi diri yang positif dan menghindari kegiatan yang mengarah pada reaksi diri negatif. Standar pribadi mempengaruhi perilaku terutama melalui fungsi motivasinya karena orang berusaha untuk dapat melakukan kinerja yang diperlukannya. Dalam berbagai bidang perilaku, standar pribadi itu relatif stabil. Akan tetapi, bila sedang belajar keterampilan tertentu dan berusaha mencapai suatu prestasi, orang cenderung mempertinggi standarnya setiap kali satu tantangan telah diatasinya. Orang juga bereaksi terhadap self-motivator yang konkret. Misalnya, orang dapat beristirahat, bersantai dan melakukan kegiatan rekreasi bila suatu kinerja telah berhasil dicapainya.

Bagi banyak orang, self-incentive mungkin merupakan motivator yang lebih baik daripada insentif eksternal. Sistem evaluasi diri yang disfungsional akan terbentuk apabila individu menetapkan standar yang terlalu tinggi, yang menimbulkan depresi dan perasaan tak berharga.

Kemampuan manusia untuk mempengaruhi perilakunya sendiri secara sengaja melalui konsekuensi yang dihasilkannya sendiri memberinya kapasitas untuk mengarahkan diri, meskipun dalam batas-batas reciprocal determinism. Melalui pengalaman, orang mengembangkan keterampilan untuk memonitor perilakunya sendiri, misalnya keterampilan untuk menentukan obyek yang perlu diamatinya serta cara pengamatannya.

Terdapat dua sumber insentif dalam proses pengaturan perilaku melalui reaksi diri: 1) Insentif kondisional atau insentif jangka pendek yang memberikan pedoman bagi berbagai tindakan. 2) Insentif jangka panjang untuk mematuhi standar internal. Terdapat beberapa hal yang dapat mempertahankan standar internal yang memungkinkan orang memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri (self-directedness): a) Keuntungan pribadi, misalnya kebaikan yang diperoleh dari meningkatnya kemahiran dalam suatu keterampilan ataupun terhindar dari rasa tidak senang karena berhasil mengatur perilaku yang kurang baik. b) Menerima imbalan sosial dan mengamati orang lain menerima imbalan sosial. c) Melihat orang lain berhasil melaksanakan tugas-tugasnya dengan berpegang teguh pada standar pribadi. d) Sanksi negatif, seperti dikritik karena menurunkan standar kinerja realistik. e) Konteks lingkungan tertentu, misalnya lingkungan yang menghargai standar kinerja tinggi. f) Hukuman yang diterapkan atas diri sendiri, misalnya kritik diri. Self-punishment ini dapat berfungsi sebagai pencegah diteruskannya perilaku yang tidak baik dan dapat mengurangi reaksi negatif dari orang lain.

Thursday, January 6, 2022

Makalah Tentang Daniel

 BAB I

PENDAHULUAN


Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain[1]. Karakter merupakan suatu proses yang terjadi terus-menerus. Karakter didapat melalui komitmen dan tekad yang kuat untuk mendisiplinkan diri dalam melakukan hal-hal yang benar. Karakter membuat kita memilih untuk melakukan yang benar saat diperhadapkan pada pilihan antara "apa yang ingin kita lakukan" dan "apa yang seharusnya kita lakukan".

Tokoh Daniel pada kitab Daniel yang terdapat pada kitab Perjanjian Lama adalah seorang tokoh Alkitab yang sangat terkenal karena memiliki karakter yang positif  yakni taat kepada Tuhan. Daniel digambarkan sebagai orang Kristen yang taat dan setia kepada Allah dan tidak mau menyembah ilah-ilah lain. Hal tersebut membuat dia selalu diberkati oleh Allah dan terbebas dari berbagai bahaya. Tokoh Daniel tahu apa yang ingin ia lakukan dan tahu apa yang seharusnya ia lakukan karena ia memiliki karakter yang terbentuk baik atas ketaatannya kepada Allah.

            Karakter dari tokoh Daniel patut kita tiru karena mencerminkan kepercayaan orang Kristen yang sesungguhnya terhadap Allah. Namun sangat disayangkan, karena pada masa sekarang ini banyak sekali orang Kristen yang sudah melupakan Tuhan dan menyembah ilah-ilah modern yang semakin mengglobal seperti kemajuan teknologi, narkoba, hingga seks bebas. Oleh karena itu, melalui paper ini penulis akan membahas tentang teladan apa yang dapat ditiru dari karakter tokoh Daniel? Apa yang dapat membuat kita menjadi taat kepada Allah seperti Daniel? Apa yang melatarbelakangi seseorang untuk dapat bersikap taat dan setia kepada Tuhan?

Pada tahun ketiga pemerintahan raja Yoyakim, datanglah raja Babel yang bernama Nebukadnezer mengepung Yerusalem. Ia memerintahkan agar membawa beberapa orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan ke Babel untuk dijadikan penasehat raja karena orang yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan adalah orang yang pintar, cakap, cekatan, penuh hikmat dan bijaksana. Daniel merupakan keturunan raja Yehuda dan dari kaum bangsawan sehingga ia dan beberapa pemuda Yehuda lainnya di bawa ke pembuangan Babel. Daniel dibawa ke pembuangan Babel saat usianya masih muda.

Daniel dan ketiga temannya yang bernama Hanaya, Misael, dan Azarya dilatih oleh seorang pemimpin pegawai istana yang bernama Aspenas. Aspenas memberikan mereka nama Babel yakni Daniel dinamainya Beltsazar, Hanaya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego. Daniel sangat taat dan setia kepada Allah, ia tidak memakan makanan dan minuman dari istana melainkan meminta kepada Aspenas agar diberikan sayuran untuk dimakan dan air untuk diminum. Oleh karena kesetiannya, Allah sangat mengasihi dia sehingga Allah mengaruniakan kasih sayang dari pemimpin dan raja-raja yang memimpin pemerintahan dari masa yang berbeda kepada Daniel.

Daniel mendapat anugerah dari Allah untuk menafsirkan mimpi. Pada suatu hari, ia menafsirkan mimpi raja Nebukadnezer. Raja Nebukadnezar bermimpi melihat sebuah patung tinggi, tegak dan berkilau-kilauan. Kepala patung tersebut terbuat dari emas tua, dada dan lengannya terbuat dari perak, serta perut dan pinggangnya terbuat dari tembaga. Namun tiba-tiba saja sebuah batu menimpa patung itu hingga menjadi remuk, lalu angin menghembuskannya sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Sementara itu, batu yang menimpa patung itu berubah menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Raja Nebukadnezar merasa sangat penasaran dengan mimpinya tersebut, kemudian ia pun memanggil semua orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim yang ada di negerinya untuk menerangkan mimpinya itu. Akan tetapi, tidak ada satu pun diantara mereka yang dapat mengartikan dan menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar tersebut.

Raja Nebuadnezer menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua orang bijaksana yang ada di Babel dibunuh tanpa terkecuali, termasuk Daniel dan ketiga teman-temannya. Namun Daniel memberanikan diri untuk menghadap raja Nebukadnezer dan mengartikan mimpinya tersebut. Menurut Daniel, makna dari mimpi raja Nebukadnezar adalah kemunculan kerajaan-kerajaan lainnya yang sangat berkuasa setelah pemerintahan raja Nebukadnezar. Akan tetapi, kelak pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. Mendengar hal tersebut, raja Nebukadnezar menjadi takluk kepada Daniel. Ia menghargai kehebatan Daniel, dengan menganugerahinya pemberian yang besar dan menjadikan Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah di Babel.

Tidak lama setelah itu, raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang sangat besar dan tinggi. Ia memerintahkan seluruh orang di wilayah Babel untuk menyembah patung tersebut. Selain itu, ia juga mengancam akan mencampakkan setiap orang yang tidak menyembah patung tersebut ke dalam perapian yang menyala-nyala. Oleh karena itu, seluruh orang yang mendengar titah raja Nebukadnezar menjadi sangat takut hingga mereka bersedia untuk menyembah patung emas tersebut, namun ternyata ada beberapa orang yang tidak bersedia untuk menyembah patung itu. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak mau menyembah patung tersebut, karena mereka hanya mau menyembah Tuhan. Ketika mengetahui hal tersebut, raja Nebukadnezar menjadi sangat marah, lalu ia pun memerintahkan para tentaranya untuk mencampakkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke dalam perapian yang sangat panas. Akan tetapi, mereka tetap sangat setia kepada agama Yahudi dan identitas budaya mereka bahkan mereka rela mati martir demi tetap menyembah Allah.  Oleh karena itu, Allah menyertai dan melindungi mereka bertiga sehingga tidak ada satupun diantara mereka yang terluka. Raja Nebukadnezar menjadi sangat takjub ketika melihat hal tersebut, lalu ia pun memuji kebesaran Allah orang Israel dan memberikan mereka kedudukan yang tinggi untuk menguasai wilayah Babel.

Daniel menjadi terkenal selama periode ini untuk kesalehan, dan ketaatannya terhadap Taurat (Daniel 1:8-16) sehingga ia mendapat kepercayaan dari orang-orang yang di atasnya. Pada akhir tiga tahun disiplin dan pelatihan di sekolah-sekolah kerajaan, Daniel dibedakan atas pengetahuan dan kemahiran dalam praktek-praktek kafir pada zamannya, dan dibawa keluar ke kehidupan publik. Daniel dapat menafsirkan mimpi-mimpi raja Nebukadnezar sebelum akhirnya raja Nebukadnezer berperilaku seperti binatang dan kemudian sembuh dan kembali pada kondisinya semula. Setelah ia sembuh, ia memuliakan nama Allah.

Bertahun-tahun kemudian, ketika ia sudah tua, raja Belsyazar yang merupakan putra dari raja Nebukadnezer mengadakan sebuah pesta besar. Semua orang yang hadir disuguhi anggur hingga mabuk, bahkan selir Belsyazar meminum anggur dari gelas upacara Yahudi kerajaan Bait Allah yang di bawa ayahnya dari Yerusalem. Pada saat pesta sedang berlangsung, raja Belsyazar meminta setiap orang yang bijaksana untuk mengartikan tulisan yang dilihatnya di dinding istana. Atas usul permaisuri raja tersebut, Daniel menafsirkan misterius tulisan tangan di dinding. Daniel diberikan penghargaan dengan mengenakan jubah ungu dan diberikan pangkat yang tinggi atas keberhasilannya membaca tulisan tangan itu yang menyatakan bahwa raja akan dibunuh oleh anaknya pada malam itu juga.


Setelah Persia menaklukan Babel, Daniel diberi kepercayaan sebagai pejabat tinggi kerajaan untuk memimpin kerajaan di bawah pimpinan raja  Darius orang Media yang merupakan anak dari Ahasyweros. Jabatan yang diperoleh Daniel di kerajaan membuat dia memiliki kekuasaan untuk mengurus semua tawanan yang merupakan orang Yahudi. Namun banyak pejabat yang membencinya dan berusaha menjatuhkannya dari jabatannya dengan memfitnahnya hingga akhirnya ia harus masuk goa singa. Ia diselamatkan Allah oleh karena imannya kepada Allah yang begitu besar. Daniel juga masih mendapat pengelihatan-pengelihatan apokaliptis karena Allah mengasihinya.

Akhirnya pada tahun ketiga pemerintahan raja Koresy yakni raja orang Persia, ia berhasil membawa kebahagiaan bagi bangsanya karena tanah mereka dikembalikan. Namun demikian, ia tidak kembali bersama bangsa Yahudi yang selama ini menjadi tawanan, melainkan menetap di Babel hingga wafatnya.



BAB II

PEMBAHASAN

Kitab Daniel adalah kitab ke 27 dalam kitab Perjanjian Lama. Kitab Daniel adalah sebuah kitab yang berisi narasi tentang kehidupan Daniel itu sendiri, namun bukan berarti dialah yang menulis kitab itu. Daniel adalah tokoh utama dalam kitab Daniel[2]. Daniel adalah seorang pemuda yang berasal dari Israel. Daniel dibawa bersama raja Yoyakim dari Yehuda ke Babel pada waktu masa pembuangan Babel pada zaman Persia (sekitar abad ke-4 sM). Daniel dan ketiga temannya yang bernama Hananya, Misael, dan Azarya dilatih di bawah kewenangan Ashpenaz di Babel. Mereka dilatih khusus selama tiga tahun untuk melayani raja untuk menjadi penasehat raja dengan kebijaksanaan dan hikmat yang mereka miliki. Ketiga temannya tersebut adalah bangsawan muda Yahudi sama seperti dirinya yang juga keturunan raja dan dari kaum bangsawan.

 Karya sastra yang bersifat narasi seperti kitab Daniel memiliki banyak tokoh didalamnya. Penokohan dapat dibedakan atas tokoh pipih dan tokoh bulat[3]. Tokoh Hananya, Misael, dan Azarya pada kisah Daniel ini memiliki karakteristik penokohan yang sama dengan Daniel. Mereka dapat digolongkan sebagai tokoh yang pipih karena karakteristik tokoh yang mereka perankan tidak mengalami perubahan. Artinya, sifat dan sikap mereka yang tetap taat dan setia kepada Allah tidak berubah meski telah banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka. Mereka tetap tidak mau ikut menyembah berhala seperti masyarakat Babel lainnya meskipun mereka hidup ditengah masyarakat yang menyembah ilah-ilah lain selain Allah (Daniel 3). Sementara itu, tokoh Nebukadnezer adalah tokoh yang bulat karena dia mengalami perubahan. Nebukadnezer adalah seorang raja Babel yang menyembah patung berhala namun pada akhirnya dia bertobat dan kemudian berbalik menyembah dan memuliakan nama Allah setelah mengalami mimpi yang menjadi nyata. Hal ini terlihat dari reaksi raja yang berupa pengakuan kepercayaan kepada Allah Daniel (Dan. 2:47; 4:34; 6:27).

Beberapa tokoh seperti Aspenas, raja Belsyazar, raja Darius, dan raja Koresy hanya dianggap sebagai tokoh pembantu saja. Mereka tidak memiliki kisah dan karakteristik yang menunjukkan bahwa mereka itu termasuk tokoh pipih atau tokoh bulat. Daniel yang dianggap memiliki tokoh pipih memiliki karakteristik yang patut kita tiru. Berikut adalah karakter dari Daniel yang menjadi kunci keberhasilannya, yakni:

1.      Mempunyai integritas

Daniel adalah seorang yang mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya dan tidak pernah mau kompromi terhadap dosa. Dia tidak memakan makanan dan minuman raja yang disediakan baginya (Daniel 1: 8), dia menolak menyembah patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar (Daniel 3), dan dia juga menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5: 17).

2.      Suka berdoa

Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan mimpi raja Nebukadnezer karena Daniel sangat peka terhadap suara Tuhan. Tuhan memberi tahu mimpi dan arti mimpi tersebut kepada Daniel melalui doa sebelum seorang pun mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel terhadap suara Tuhan adalah dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta memuji Tuhan sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).

3.      Mempunyai iman

Dalam hidupnya telah terbukti bahwa Daniel adalah seorang yang mempunyai iman yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah pada saat dia menolak memakan makanan dan meminum minuman istana, karena dengan imannya dia percaya bahwa meskipun hanya dengan makan sayur dan minum air saja dia akan tetap menjadi sehat. Walaupun secara ilmiah hal ini tidak mungkin, tetapi oleh karena iman Daniel mujizat-pun terjadi (Daniel 1:15).

4.      Dapat dipercaya

Daniel adalah salah satu dari pejabat tinggi dikerajaan orang Kasdim yang berada di bawah pimpinan raja Darius, anak Ahasyweros yang merupakan keturunan orang Median. Raja Darius berkenan mengangkat 120 wakil-wakil raja atas kerajaannya, lalu untuk membawahi mereka semua diangkat pula 3 pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu. Daniel diberi kepercayaan untuk memimpin bahkan melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Raja Darius bermaksud untuk menempatkan dia atas seluruh kerajaannya. Hal ini membuktikan bahwa Raja Darius memercayai Daniel untuk memegang suatu jabatan tertinggi dalam kerajaannya dan jelas juga terlihat bahwa Raja Darius bersahabat dengan Daniel karena dia dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

5.      Setia

Daniel hidup diantara orang-orang yang menyembah patung berhala, namun dia tetap setia kepada Allah dan tidak pernah mau menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap berdoa sebanyak tiga kali sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah berhala, bahkan dia berdoa dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh orang Median yang membuat larangan untuk menyembah ilah lain selain patung berhala.

6.      Mengenal dan mengasihi Allahnya

Daniel tetap menyempatkan diri untuk berdoa kepada Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu kepada Allah saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak menjatuhkannya dari posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja Darius.

7.      Penuh kasih Allah

Daniel adalah orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia tidak pernah dendam kepada siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel yang seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski sering kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.

8.      Tegas

Daniel adalah seorang pemimpin yang tegas. Dia juga tidak takut kepada siapapun jika dia tidak salah, sekalipun kepada raja. Daniel menjawab raja Darius dengan lantang saat raja Darius menanyakan kesanggupan Allah Daniel untuk menyelamatkannya dari goa singa. Dia menjawab raja Darius dengan tegas dan tanpa ada keraguan karena dia yakin bahwa Allah akan menolongnya.

9.      Bijaksana dan penuh hikmat

Daniel adalah seorang pemuda yang berperawakan baik dan memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, cakap dan berilmu. Oleh karena itu, Daniel dijadikan penasehat raja Nebukadnezer dan menjadi pemimpin di kerajaan orang Kasdim yang dipimpin oleh raja Darius. Daniel sangat bijaksana dalam memimpin dan penuh dengan hikmat dari Allah sehingga dia dapat menyimpulkan arti dari mimpi raja Nebukadnezer itu dengan baik.

Tokoh Daniel yang kita kenal melalui kisah Daniel merupakan tokoh protagonis, yakni tokoh utama dalam suatu karya sastra[4]. Kisah Daniel menggambarkan tokoh Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sebagai tokoh yang menampilkan karakter yang positif. Daniel sebagai tokoh protagonis digambarkan memiliki karakter sebagai pemuda yang baik, cakap dan taat kepada Allah, sedangkan raja Nebukadnezer digambarkan sebagai tokoh yang Antagonis, yakni tokoh yang menentang tokoh utama[5]. Hal ini terlihat dari pemaksaannya kepada seluruh bangsa Babel untuk menyembah patung emas yang telah dibuatnya. Ia memaksa seluruh bangsa Babel termasuk kaum jarahan yang dibawanya dari Yerusalem seperti Daniel dan ketiga temannya (Dan. 2)

Tokoh Daniel ini seharusnya dapat kita teladani dalam hidup kita, namun seringkali kita tidak meneladaninya. Daniel yang taat dan setia kepada Allah seharusnya dapat kita jadikan contoh agar kita juga dapat menjadi taat dan setia kepada Allah sama seperti Daniel meskipun kita hidup di tengah era globalisasi ini. Dunia ini semakin maju karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang menawarkan berbagai hal duniawi yang menarik. Hasil dari globalisasi tersebut dapat mempengaruhi cara hidup dan prinsip seseorang. Akibat perkembangan globalisasi itu, seringkali kita menjadi lupa kepada Allah. Kita menjadi tidak sempat berdoa karena asyik facebook-an, anak-anak malas beribadah ke gereja karena menonton film kartun anak di televisi, banyak ibu rumah tangga yang lupa memasak dan mengurus urusan rumah tangga karena mereka sibuk menggosipkan artis yang sekarang ini asyik kawin-cerai.


Pengaruh globalisasi tidak hanya sebatas membuat orang malas beribadah hingga akhirnya melupakan Allah, tapi juga dapat menimbulkan dosa. Video porno, foto-foto bugil, dan gambar alat vital yang kian marak beredar di internet sekarang ini juga merupakan wujud dari perkembangan iptek di era globalisasi. Banyak perempuan muda yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial, banyak pemuda dan pemudi yang dihasut untuk beradegan mesum dan kemudian dijadikan video porno, ada pula pemuda yang rela menjual pacarnya kepada seorang germo hanya demi uang, ada juga remaja yang mengalami penyimpangan seksual dengan menyukai sesama jenis, bahkan di zaman sekarang ini orang tuapun tega memperkosa dan menjual anaknya sendiri.


 Manusia yang hidup di era globalisasi sekarang ini semakin tidak beradab, berbeda dengan tokoh Daniel dan ketiga temannya. Tokoh Daniel yang sangat sulit tergoda akan dosa memiliki karakter yang sangat bertolak belakang dengan kita yang hidup ditengah perkembangan dunia. Daniel digambarkan sebagai pemuda yang baru beranjak dewasa pada kisahnya tersebut. Dia tidak mudah terpengaruh oleh godaan meski saat di bawa ke pembuangan Babel ia masih berumur 15 tahun[6]. Dia bukan hanya bijaksana dan penuh hikmat, tetapi ia juga membuat berhasil raja Nebukadnezer tidak menyembah patung lagi, melainkan menyembah Allah.


Perbedaan akan terlihat sangat kontras bila Daniel dibandingkan dengan anak muda zaman sekarang ini. Pemuda dan pemudi yang tumbuh di tengah globalisasi rentan terhadap godaan. Mereka tidak dapat menahan hasrat mereka untuk tidak berbuat dosa karena mereka tidak memiliki iman seperti Daniel. Seharusnya, semua orang belajar dari tokoh Daniel yang memiliki karakter pipih yang positif.


Nama Daniel memiliki arti yang sangat indah, yakni “Hakimku adalah Allah”[7], namun nama Daniel dan juga nama ketiga temannya diganti oleh pemimpin pegawai istana yang sangat menyayanginya menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Nama mereka diganti agar bangsa Babel mudah memanggil nama mereka karena sesuai dengan nama kebanyakan orang di kerajaan Babel. Selain itu, penggantian nama tokoh tersebut juga dapat bertujuan untuk memutuskan ikatan mereka dengan negeri asal mereka dan mengidentifikasikan mereka dengan kebudayaan dan orang disekitar mereka di Babel[8]. Meskipun tokoh Daniel mendapat nama Babel, karakter Daniel tetap tidak berubah. Dia tidak mau menjadi sama dengan bangsa Babel yang menyembah berhala dan memakan daging yang dilarang untuk dimakan oleh orang Yahudi seperti daging kuda dan babi (Imamat 11).


Kita yang hidup di era globalisasi ini sering kali terbawa arus perkembangan zaman. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman, sama seperti Daniel yang beradaptasi dengan lingkungan yang memberinya nama Babel. Namun demikian kita tidak boleh terpengaruh oleh perkembangan zaman yang tidak baik. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman, namun dalam proses adaptasi kita dengan globalisasi dunia ini, kita tidak boleh mengikuti yang tidak baik dan menjadi sama seperti dunia ini. Kita harus dapat menahan diri dan menghindari dosa sama seperti Daniel yang tidak memakan makanan raja karena menganggap itu sebagai sebuah kenajisan (Yeh. 4: 13; Hos. 9: 3, 4).


Perbedaan karakter antara tokoh Daniel yang hidup pada masa pembuangan Babel dengan kita yang hidup di tengah peradaban modern sekarang ini sangat terlihat jelas. Berbeda dengan kita yang seringkali menjadi sama dengan dunia ini. Kita mengikuti perkembangan zaman globalisasi ini ke arah yang tidak baik. Anak muda menjadi rajin mengakses internet hanya untuk melihat video porno terbaru, semakin banyak germo yang memperluas wilayah trafikingnya dan memperkerjakan anak-anak di bawah umur sebagai pekerja seks, kita semakin malas membawa Alkitab karena sudah memiliki Bible-mobile, malas berangkat ke gereja karena sudah ada DVD kumpulan khotbah yang dijual dipasaran yang dapat ditonton kapan saja bila sempat, bahkan kita sudah semakin malas untuk berdoa dan memulikan nama Allah seperti yang dilakukan oleh Daniel karena banyak tempat menarik yang ingin kita kunjungi, misanya seperti klub malam, diskotik bahkan hotel mewah yang menawarkan fasilitas ‘tambahan’. Daniel berdoa dan memuliakan nama Allah sebanyak tiga kali sehari, berbeda dengan kita yang hidup di era globalisasi ini. Jangankan untuk berdoa tiga kali sehari,  dapat berdoa sekali dalam sehari saja terkadang sudah syukur karena kita terlalu sibuk dengan kesibukan kita.


 

BAB III

PENUTUP


 Daniel selalu mengandalkan Allah dalam segala hal. Pada saat ia ingin menafsirkan mimpi dan mengalami kesulitan, ia tetap mengandalkan Tuhan. Bahkan saat memperoleh sukacita sekalipun ia tetap memuliakan nama Allah. ia tidak tergoda pada kenikmataan sesaat yang ditawarkan kepadanya. Tokoh Daniel ini dapat kita jadikan sebagai teladan kita dalam menjalani kehidupan kita di era globalisasi ini. Kemajuan perkembangan iptek adalah hal yang baik namun akan menjadi sesuatu yang negatif bila kita tidak bijaksana dalam memilah milih perkembangan yang bagaimana yang hendak kita ikuti. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman namun hendaknya kita jangan menjadi sama seperti dunia ini yang semakin tidak beradab dan tidak bermoral karena semakin jauh dengan Tuhan. Bila kita jauh dari Tuhan maka kita tidak akan dapat lagi mendengar suara Tuhan dan mengerti akan kehendak-Nya sehingga kita tidak dapat lagi menaati Dia. Jauh dari Tuhan berarti jauh dari keselamatan dan beroleh kesukaran dalam hidup. Oleh karena itu, hendaklah kita dapat belajar dari tokoh Daniel dan menjadikannya sebagai teladan hidup kita pada masa sekarang ini.


  


DAFTAR PUSTAKA

Blommendaal, J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. Catatan kuliah Bahasa Indonesia II oleh Dr. Lucy Montolalu.

Lasor W. S., dkk; Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

 Lembaga Biblika Indonesia. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius,2002.

 Newell, Lynne. Tafsiran Kitab Daniel. Malang: Departemen Literatur Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1996.

 Siahaan, S. M. & Robert M. Paterson. Tafsiran Alkitab Kitab Daniel. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Kemerdekaan Indonesia

 Berawal dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya “ , dan Amerika menyatakan perang kepada Jepang karena serbuan tentara Jepang di Pusat Pertahanan Amerika Serikat “Pearl Harbour” pada tgl 8 Desember 1941. Tentara Jepang dengan Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya semakin agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina ,Filipina , Malaya dan Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda ikut ikutan Sekutu menyatakan perang dengan Jepang. Jepang mendarat ke Indonesia dengan tujuan melumpuhkan pasukan Belanda.


Pendaratan pertama tentara Jepang di Tarakan kemudian merambah ke daerah Balik Papan, Manado, Ambon, Makasar, Pontianak dan Palembang. Daerah daerah di Jawa juga dikuasainya, pada tgl 1 Maret 1942 , Jepang mendarat di BAnten, Indramayu dan Rembang. Wilayahnya semakin meluas dengan dikuasainya Batavia tgl 5 Maret 1942 , dan semakin merajalela ke wilayah Surakarta, Cikampek, Semarang dan Surabaya . Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan Ooh akhirnya Pemeritah Hindia Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat”.


Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer Jepang , dapat dilihat dari sikap kooperatif tokoh tokoh Nasional kita Ir. Soekarno dan Moh Hatta. Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi masyarakat , yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya dibalik itu untuk kepentingan Jepang di Perang Dunia II. Organisasi itu antara lain :Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan BPUPKI.


BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada th 1943 dibawah pemerintah Perdana Menteri Tojo, bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal hal yang penting dan perlu bagi pembentukan pemerintah Indonesia. Dalam perkembangannya selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti nama oleh tokoh pejuang kita , dari BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai, dengan penggantian nama ini terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil kesepakatan dan perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting yaitu pertemuan Soekarno ,M Hata dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang wilayahnya meliputi bekas wilayah Hindia-Belanda.


Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika semakin kuat, apalagi setelah menarik pasukannya yang ada di Eropa. Serangan Jepang dapat dihentikan oleh tentara Amerika antara lain pada bulan Mei 1942 di pertempuran Laut Koral dan Juni 1942 di Pertempuran Midway. Jepang semakin klepek klepek karena Amerika mengamuk sehingga pada tgl 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima . Amerika belum puas juga dan tiga hari kemudian tanggal 9 Agustus Bom Atom kedua mendarat kembali di kota Nagasaki, dua pusat kota pemerintahan Jepang menjadi hancur rata dengan tanah. Akhirnya Ohhhh Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tgl 14 Agustus 1945. Penyerahan kalah itu dilakukan di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh Kaisar Hirohito(Jepang) dan Jendral Douglas Mc Arthur (Sekutu).


Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu tidak dapat disembunyikan, dengan perjanjian Post Dam Jepang menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu dan otomatis di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Monday, January 3, 2022

PERAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP FARMASI DI MASA PANDEMIC (VAKSIN, IMUNITAS DAN LAINNYA)

 Mendengar kata bioteknologi, sebagian dari kita mungkin akan langsung teringat pada hal-hal menakjubkan sebagaimana yang ada di film-film. Padahal, bioteknologi ini nyatanya juga banyak kita temui lho dalam kehidupan sehai-hari. Satu hal yang saat ini marak dibicarakan, misalnya, yakni vaksin, ini juga merupakan bagian dari hasil kerja bioteknologi. Dalam hal ini, bioteknologi di bidang kedokteran.


Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari teknologi pemanfaatan makhluk hidup dalam skala besar untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia. Vaksin merupakan sediaan biologis yang diberikan kepada individu sehat untuk menyiapkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri atau virus patogen (penyebab penyakit). Vaksin dapat berisi patogen yang sudah dilemahkan atau komponen antigen (dikenali oleh sistem imun) dari patogen tersebut, biasanya berupa protein di permukaan sel atau partikel virus yang dapat dikenali oleh antibodi pada sistem imun.


Penggunaan bioteknologi dalam kehidupan sendiri sejatinya telah dimulai sejak berabad-abad yang lalu, lebih dari 6.000 tahun lalu, bahkan. Dimulai dari membuat roti, hingga bir, dimulai dari bidang pertanian hingga kedokteran.


Di bidang kedokteran, misalnya, bioteknologi dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya pembuatan antibodi monoklonal, terapi gen, produksi hormon dan vaksin dan lain-lain.


Nah, untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan bioteknologi di bidang kedoteran, berikut penjelasannya.


a. Antibodi Monoklonal


Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B atau sel & sebagai reaksi tubuh untuk melawan antigen (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh.


Antibodi monoklonal dihasilkan melalui fusi atau penggabungan antara sel limfosit B dan sel mieloma sehingga menghasilkan sel hibridoma. Pada umumnya, antibodi monoklonal yang dihasilkan berfungsi untuk mengatasi penyakit kanker. Contoh antibodi monoklonal yang telah digunakan untuk mengobati pasien kanker adalah trastuzumab (untuk kanker payudara), rituksimab (untuk kanker limfoma) dan sebagainya.


b. Terapi Gen Manusia


Terapi gen merupakan rekayasa genetik yang dilakukan untuk memperbaiki kelainan genetik secara individual. Secara teoritis, kelainan genetik dapat diperbaiki dengan mengganti gen yang tidak normal dengan gen normal menggunakan teknik rekombinasi DNA.


Prinsip pengerjaannya sama dengan teknik rekombinasi DNA pada umumnya, dimana alel normal disisipkan ke dalam sel-sel somatis pada anak-anak dan dewasa, sel-sel germ yang memproduksi gamet, atau sel-sel sembrio. Terapi gen telah dilakukan pada pasien penyakit kanker seperti kanker paru-paru, tumor otak dan lain-lain.


c. Produksi Hormon dan Vaksin


Salah satu hormon yang merupakan produk bioteknologi adalah hormon insulin. Insulin yang dihasilkan melalui teknik DNA rekombinan dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula dalam darah pada pasien diabetes melitus.. Kini telah beredar di pasaran produk insulin kerja cepat yaitu insulin lispro dan aspart, serta insulin dengan waktu kerja yang panjang, yaitu insulin glargin dan detemir.


Vaksin sendiri, sebagaimana ramai juga diperbincangkan saat ini, sejatinya digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Terdapat dua jenis vaksin tradisional, yaitu vaksin yang berisi partikel virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga kehilangan kemampuan untuk menyebabkan sakit, dan vaksin dengan virus atau bakteri aktif tetapi tidak patogen.


Modifikasi vaksin melalui bioteknologi telah dilakukan dengan teknik DNA rekombinan. Teknik ini dapat menggerakkan pembuatan suatu protein khusus dalam jumlah besar dari selubung protein virus, bakteri dan mikroba lain.


 


Bioteknologi telah dikenal lama dan berusia sangat tua. Sebagai contoh, sejak jaman dahulu orang telah mengenal roti dan cuka. Roti dan cuka adalah dua produk yang dihasilkan dari proses bioteknologi. Jadi, istilah bioteknologi tidak selalu identik dengan produk-produk baru yang canggih dan mutakhir. Bioteknologi telah lama digunakan dan merupakan salah satu bagian dalam kehidupan manusia.


Banyak orang mendefinisikan bioteknologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Makhluk hidup yang digunakan dalam bioteknologi pada umumnya adalah mikroba, seperti bakteri, jamur, dan virus. Akan tetapi, produk dari makhluk hidup pun, misalnya enzim, dapat juga digunakan dalam proses bioteknologi untuk menghasilkan barang dan jasa.


Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bioteknologi jelas bukan merupakan suatu hal yang baru. Penggunaan ragi untuk membuat roti atau pembuatan minuman anggur dari buah anggur segar, dapat diartikan juga sebagai bioteknologi. Proses pembuatan roti dan minuman anggur telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu. Dengan demiikian, bioteknologi pun telah setua itu umurnya.


Vaksin adalah varian atau turunan dari patogen (biasanya bakteri atau virus) yang dilemahkan sehingga tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk mencegah penyakit infeksi. Jadi, ketika seseorang diberi vaksin, sistem imunitasnya akan mengembangkan sistem pertahanan tubuh terhadap serangan dari suatu patogen tertentu.


Rekayasa genetika juga digunakan untuk membuat vaksin dalam berbagai cara. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan jumlah besar molekul protein yang terdapat di permukaan luar organisme patogen. Metode tersebut contohnya digunakan dalam penggunaan vaksin untuk melawan virus hepatitis B.


Cara lain untuk menggukan vaksin adalah membuat organisme pathogen menjadi mutan dengan mengganti satu atau beberapa gen yang ada di origanisme patogen. Ketika mutan tidak berbahaya digunakan didalam vaksin memperbanyak diri dan merangsang respons system imunitas yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis molekul protein vaksin itu sendiri. Vaksin mutan artifisial (buatan) tersebut dapat menimbulkan demam sebagai efek samping. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena merupakan peristiwa alami.


Dahulu, cacar air adalah penyakit yang sangat ditakuti oleh manusia, akan tetapi sejak tahun 1970-an cacar air dapat dibasmi berkat menyebarkanya vaksin dari varian virus cacar air yang telah dilemahkan. Dengan menggunakan virus yang telah dilemahkan tersebut, perekayasa genetika dapat mengganti beberapa gen yang menginduksi kekebalan terhadap cacar air dengan gen-gen yang dapat menginduksi kekebalan terhadap jenis penyakit lainnya.


Apa yang membuat orang sakit atau demam setelah vaksin?

Vaksin memberikan pertahanan sistem kekebalan tubuh untuk membentuk pertahanan spesifik dalam melawan infeksi dari virus maupun bakteri.

Saat imunisasi, tubuh Anda disuntikkan zat asing atau antigen. Kemudian, tubuh akan memberikan respon kekebalan tubuh dengan cara yang sama seperti saat tubuh sedang terserang penyakit, tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.


Ketika tubuh terpapar penyakit yang sama di kemudian hari, sistem kekebalan tersebut dapat merespon dengan cepat untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut. Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.


Pada saat sekarang dimana terjadi masa pandemi covid-19 diperlukan suatu usaha untuk mengatasinya yaitu dengan membuat vaksin. Pembuatan vaksin untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 merupakan salah satu peranan bioteknologi dalam bidang kesehatan yang memiliki peranan cukup signifikan dalam kesehatan masyarakat.


Teknik-teknik bioteknologi modern seperti rekayasa genetika dan kultur sel memungkinkan pengembangan vaksin dilakukan dengan efektif, cepat, dan ekonomis. Teknologi DNA rekombinan memungkinkan antigen dari suatu patogen untuk diproduksi pada sel inang yang relatif tidak patogenik (misalnya bakteri E coli atau ragi) sehingga tidak perlu dipanen langsung dari patogen aslinya.


Produksi vaksin secara komersil juga menerapkan disiplin bioteknologi yang disebut bioproses. Mencakup proses hulu (seperti penyiapan media tumbuh, sel produksi, dan optimasi kondisi produksi) hingga proses hilir (pemanenan produk, pemurnian produk, serta penanganan limbah produksi).


Metode baku dalam pembuatan vaksin bergantung pada tipe vaksin yang ingin diproduksi. Beberapa vaksin menggunakan sel atau partikel patogen secara langsung. Untuk tipe ini, patogen ditumbuhkan langsung pada medium pertumbuhan spesifik (atau pada kultur sel hidup untuk patogen virus) dan kemudian dipanen setelah mencapai jumlah tertentu.


Sel atau partikel patogen kemudian dilemahkan (atenuasi) atau “dimatikan” (inaktivasi). Misalnya dengan panas atau zat kimia tertentu, sebelum diformulasikan sebagai sediaan vaksin proses produksi vaksin tipe ini relatif sederhana dan fasilitas untuk produksi skala besar sudah banyak tersedia.


Langkah selanjutnya peranan bioteknologi dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 adalah dengan membuat suatu obat yang bertujuan untuk mengobati orang yang terjangkit virus Covid-19. Dan dimasa yang akan datang apabila terjadi lagi akan sudah ada obat untuk mengatasinya.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


DAFTAR PUSTAKA


 


 


https://nasional.sindonews.com/read/142940/15/peran-bioteknologi-dalam-pembuatan-vaksin-covid-19-1598306928


 


https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus


 


https://smkbanisaleh.sch.id/2020/03/28/perkembangan-bioteknologi-dalam-pembuatan-vaksin/


 


https://rm.id/baca-berita/nasional/45388/bioteknologi-modern-diyakini-percepat-pembuatan-vaksin


 


https://teknologi.bisnis.com/read/20200824/84/1282550/mengenal-bioteknologi-disiplin-ilmu-pembuatan-vaksin-covid-19

Saturday, January 1, 2022

Soal Latihan Bahasa Indonesia Kelas 6


 Nama                      : ……………………………….

Mata Pelajaran     : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester      : VI/I

Hari/Tanggal         : ……………………………….


 

Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !

1.        Kalau sedang belajar jangan bercanda, Dik !

Kalimat tersebut berisi ……………..

2.        Arman membaca buku

Doni menulis surat

Kedua kalimat tersebut jika digabungkan menjadi ……………..

3.        Ayah Kintan merasa bingung dengan makna bunga tidurnya semalam. Bunga tidur sama artinya dengan ……………..

4.        Surat kabar banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Sinonim kata informasi adalah ……………..

5.        Dalam musyawarah, kita tidak boleh menjerat lidah orang. Makna dari kata menjerat lidah adalah ……………..

6.        Nasib anak itu bagai telur ……………..

Kelanjutan peribahasa diatas yang benar adalah ……………..

7.        Kedua petinju itu bertarung di atas ring.

Arti awalan ber pada kata bertarung adalah ……………..

8.        Ibu melarang adik bermain …………….. suhu badannya tinggi.

9.        Wah kalau terus begini, aku bias tidak naik kelas!

Kalimat di atas mengungkapkan rasa ……………..

10.    Pak Indra sedang membajak sawah dengan traktor.

Kata yang menunjukkan keterangan alat adalah ……………..

Soal Latihan IPA Kelas 6

  

Nama                      : ……………………………….

Mata Pelajaran     : IPA

Kelas/Semester      : VI/I

 Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !

1.      Perkembangbiakan hewan secara generatif terjadi jika ada………………………

2.      Proses peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina disebut……………………….

3.      Pembuahan internal adalah…………………..

4.      Pembuahan di luar induk betina disebut …………………….

5.      Pembuahan generatif ada tiga macam yaitu …………………………………

6.      Ovum artinya ……………………………

7.      Ovipar berasal dari kata ………………………

8.      Ovum dihasilkan oleh hewan ……………………………

9.      Zigot adalah ………………………………..

10.  Telur yang telah dibuahi akan dilindungi oleh ……………………..

11.  Pertumbuhan dan perkembangan embrio menjadi individu baru terjadi di …………………..

12.  Induk ayam mengerami telurnya supaya …………………..

13.  Sekali bertelur katak betina mengeluarkan telur sebanyak ……………………

14.  Pembuahan telur oleh sperma menghasilkan …………………………

15.  Perubahan bentuk tubuh katak disebut ……………………..


 

Soal Latihan IPS Kelas 6

 

 


Nama                      : ……………………………….

Mata Pelajaran     : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester      : VI/I


I. Pilihlah jawaban yang dianggap benar dengan tanda silang pada huruf a, b, c atau d !


1.        Dalam landas kontinen adalah kelanjutan dari daratan suatu benua yang terendam sampai kedalaman ….

a.       200 m di bawah permukaan laut                    c. 300 m di bawah permukaan laut

b.      400 m di atas permukaan laut                        d. 200 m di atas permukaan laut        

2.        Indonesia disebut Negara maritim karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari ….

a.       Pegunungan                                                   c. lautan

b.      Daratan                                                          d. tegalan

3.        Bencana alam karena ulah manusia adalah …..

a.       Penangkapan ikan secara liar                         c. polusi udara

b.      Mengairi sawah                                              d. penebangan hutan secara liar

4.        Deklarasi Juanda pada tanggal ….

a.       14 Desember 1957                                         c. 15 Desember 1958

b.      13 Desember 1957                                         d. 16 Desember 1958

5.        Perbandingan antara daratan dan lautan luas wilayah Indonesia adalah ….

a.       3 : 1                                                                c. 3 : 3

b.      4 : 2                                                                d. 4 : 1

6.        Deklarasi Juanda dapat pengakuan dunia pada tahun ….

a.       1882                                                               c. 1982

b.      1984                                                               d. 1981

7.        Abu vulkanis mengandung mineral sangat bermanfaat untuk ….

a.       Manusia                                                          c. Lautan

b.      Tumbuhan                                                      d. daratan

8.        Pada tahun 1908 terjadi bencana alam ekstraterestrial di ….

a.       Belgia                                                             c. Australia

b.      Rusia                                                              d. Rumania

9.        Tsunami akibat gempa bumi berpusat ….

a.       Di tengah laut                                                            c. di pinggir laut

b.      Di ujung laut                                                  d. di dasar laut           


10.    Bencana alam ada …. Macam

a.       2 macam                                                         c. 3 macam

b.      5 macam                                                         d. 4 macam

 

II. Isilah soal-soal di bawah ini dengan benar !

1.        Bencana alam ekstraterestrial adalah ….

2.        Yang dimaksud seiche adalah ….

3.        Koperasi adalah bentuk usaha bersama yang berazaskan ….

4.        Yang dimaksud mitigas adalah ….

5.        Gaya endogen mampu menimbulkan bencana alam berupa ….

6.        Contoh bencana alam murni adalah ….

7.        Gerakan tanah disebut juga ….

8.        Tsunami akibat gempa bumi berpusat di …..

9.        BMG adalah singkatan dari ….

10.    Banjir adalah ….

About

Popular Posts