Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, March 3, 2017

Teknik Konseling


1)  Konseling Eklektif
Teknik Konseling Eklektif merupakan penggabungan dua pendekatan Direktif dan Non-Direktif. Konseling Eklektif yang mengambil berbagai kebaikan dari dua kebaikan dari dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan klien. Konseling Eklektif lebih tepat dan sesuai dengan filsafat tujuan bimbingan dan konseling dari pada sikap yang hanya mengandalkan satu pendekatan  satu pendekatan atau satu dua teori tertentu saja (Moh. Surya : 1988).
2)      Konseling Direktif
Dalam konseling direktif klien bersifat pasif, dan yang aktif adalah konselor. Dengan demikian inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah lebih banyak ditentukan oleh konselor. Klien bersifat menerima perlakuan dan lebih banyak ditentukan oleh konselor. Dalam konseling direktif diperlukan data yag lengkap dengan klien untuk dipergunakan diagnosis. Diagnosis direktif konseling beraliran Behavioristik, yaitu layanan konseling yang berorientasi pada perubahan tingkah laku secara langsung. Selain itu diperlukan konseling secara individual, dan kelompok pada bimbingan konsultasi lainnya yang memberikan sumbangan langsung kepada keberhasilan siswa sekolah maupun di luar sekolah. Laporan tersebut secara langsung dibenarkan dan mendapat dukungan hasil diagnosis yang pada umumnya berbentuk kegiatan yang langsung ditujukan pada pengubahan tingkah laku klien.
3) Konseling Non-Direktif
Teknik konseling Non-Direktif, tersebut juga Client Centered theraphy, pendekatan ini diperoleh oleh Carl Rongers dan Universitas Wiconsin di Amerika Serikat. Merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien, klien diberi kesempatan untuk mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran-pikirannya secara bebas. Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa  seseorang yang mempunyai masalah sendiri. Tetapi oleh karena suatu hambatan, potensi dan kemampuannya itu tidak dapat berkembang atau berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk memfungsikan kembali kemampuannya klien memerlukan bantuan, maka dalam konseling, inisiatif dan peranan untama terletak pada pundak klien sendiri. Sedangkan kewajiban dan peran konselor hanya mempersiapkan suasana agar potensi dan kemampuan yang pada dasarnya ada pada klien untuk berkembang secara optimal, menciptakan hubungan konseling yang hangat, dan permisif. Menurut Roger menjadi tanggung jawab klien sendiri untuk membantu dirinya sendiri. Prinsip yang penting adalah mengupayakan agar dengan baik. Teori ini didasari kajejat manusia, dan tingkah lakunya : pendekatan konseling beraliran Humanistik (Sofyan. S. Willis, 2004 : 176). Aliran ini menekankan pentingnyapengembangan potensi dan kemampuan yang secara hakiki ada pada diri setiap individu. Potensi dan kemampuan yang berkembang menjadi penggerak bagi upaya individu untuk mencapai tujuan-tujuan hidupnya.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts