Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, February 22, 2021

Makalah Fungsi Penerimaan dan Penawaran

 BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Analisis biaya, volume, laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis cvp dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya.

Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.

Meskipun bab ini berkaitan dengan mekanika dan terminology analisis CVP, kita harus ingat bahwa analisis CVP merupakan suatu bagian integral dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Setiap akuntan dan manajer harus mengenal seluruh konsep-konsepnya, bukan hanya mekanikanya.

1.2.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:

a)      Definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’

b)      Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba

1.3.  Tujuan

Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:

a)      Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’

b)      Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba

1.4.  Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:

 Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai keberhasilan suatu usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah satu perencanaan yang perlu dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus dijual agar suatu usaha tidak mengalami kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan model analisis Biaya, Volume, dan Laba.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1. Fungsi Linier Pada Biaya Produksi, Pendapatan, BEP, dan Laba Perusahaan

Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi produksi. Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa fungsi produksi merupakan suatu persamaan atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat kombinasi penggunaan beberapa input.

Rumus matematis dari fungsi produksi linier adalah sebagai berikut:

Y = f (X1, X2,....Xn).......................................................(2.3.1.1)

Fungsi produksi linier biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi produksi linier sederhana dan fungsi produksi linier berganda. Perbedaan ini terletak pada jumlah variabel X yang digunakan dalam model. Fungsi produksi linier sederhana dengan jumlah variabel yang digunakan dalam model hanya satu variabel X, maka dapat ditulis persamaannya sebagai berikut :

Y = a + bX........................................................................(2.3.1.2)

Sedangkan fungsi produksi linier berganda memiliki jumlah variabel lebih dari satu, dan dapat ditulis sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + bnXn.........................................(2.3.1.3)

Fungsi produksi seperti ini ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini (Nicholson, 1999), yang mana disepanjang setiap isoquan yang berbentuk lurus ini, Return to scale (RTS)-nya konstan (σ =~).

 

 

 

 

 

 

 

Bentuk isoquant seperti ini jarang sekali ditemui, karena K dan

T merupakan substitusi murni (perfect subsitution) antara satu dengan

yang lainnya. Suatu usaha dengan fungsi produksi seperti ini bisa

menggunakan K saja atau T saja dalam proses produksinya.

 

 

Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan.Analisis ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.

Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :

1.          Menentukan harga jual produk atau jasa.

2.          Memperkenalkan produk atau jasa baru.

3.          Mengganti peralatan.

4.          Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.

5.          Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”

 2.1.2.     Asumsi-Asumsi Dari Analisis Biaya Volume Laba

Sebelum bahasan analisis biaya volume laba lebih jauh dibahas,maka terlebih dahulu dijabarkan bagaimana asmsi-asumsi yang mendasari analisis CVP:

1.         Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap

2.         Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan

3.         Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual dianggap konstan

4.         Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan

5.         Tidak ada persediaan

Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

1.         Linearitas dan Rentang yang relevan

Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan.Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas,total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.

2.         Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variable untuk ananlisis CVP

Pada analisis jangka pendek ,biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru Untuk mengukur biaya variable

perunit, akuntanmanajemen harus teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan,tidak hanya biaya produksi tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.

2.2.  Analisis Hubungan Biaya , Volume  dan Laba

Analisis Biaya –Volume Laba (Analisis Titik Impas)

Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.

 

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :

a.        Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut.

b.       Harga jual produk, atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

c.        Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas

a.    Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.

b.    Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.

c.    Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.

d.   Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.

e.    Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.

f.     Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.

g.    Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

 

Hubungan antara biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau suatukombinasi faktor-faktor berikut ini :

a.    Harga jual persatuan

b.    Volume penjualan

c.    Komposisi produk yang dijual

d.   Biaya variabel pertahun

e.    Total biaya tetap.

Agar perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapat memperkirakan dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih, impas dan return of investment perusahaan. Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan penyajian informasi tersebut dalam grafik laba dan volume merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi bagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba jangka pendek. Hal ini memungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yangakan dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehingga manajemen dapat memilih berbagai macam usul kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang.

Analisis biaya, volume dan laba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit, pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik. 

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.

Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol.

Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.

Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.

Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana:

FC = Biaya Tetap

P = Harga Jual Per Unit

S = Penjualan

VC = Biaya Variabel Per Unit

1 = Konstanta

π = Laba yang direncanakan

 

2.2. Fungsi Linier Pada Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

1.     Pengertian Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan positif, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.

Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:

Qs = a + bPs

dimana :

a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif

b = ∆Qs/ ∆Ps

Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan

Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan

Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

 

Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?

Jawab :

dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :

P1 = 3.000     Q1 = 100 buah

P2 = 4.000     Q2 = 200 buah

Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data di atas ke dalam rumus persamaan linear a:

 

 P - P1        Q - Q1

--------  =  ---------

P2 - P1      Q2 - Q1

 

    P  - 3.000         Q - 100

--------------  = -------------

4.000 - 3.000      200 - 100

 

     P - 3.000           Q - 100

--------------   =  -------------

        1.000                 100

(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)

100P - 300.000  = 1.000Q - 100.000

1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P

1.000Q = -200.000 + 100P

Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )

Q = -200 + 0.1P

============

Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd

 

2.   Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.

Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :

Qd = a - bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)

dimana :

a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif

b          = ∆Qd / ∆Pd

Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta

Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta

Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0, serta dPd / dQ < 0

 

untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.

·         Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak  1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi  600 Kg,  buatlah fungsi permntaannya ?

Pembahasan :

Dari soal diatas diperoleh data :

P1 = Rp. 5.000      Q1 = 1000 Kg

P2 = Rp. 7.000      Q2 = 600 Kg

untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :

y - y1            x - x1

------    =    --------

y2 - y1         x2 - x1

 

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,

P - P1           Q - Q1

-------    =    --------

P2 - P1         Q2 - Q1

 

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :

    P    -     5.000                     Q - 1000

-----------------------  = ----------------

   7.000 -  5.000                   600 - 1000

 

           P - 5.000                 Q - 1000

----------------------- = ----------------

             2.000                        -400

 

 P - 5.000 (-400)    =  2.000 (Q - 1000)

-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000

2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P

Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)

Q = 2000 - 0,2P

============

Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P

 

3.   Fungsi Keseimbangan Pasar

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurva permintaan dan kurva penawaran menjadi kurva permintaan dan penawaran.

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

      Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.

untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :

Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

 

Jawab:

Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi

10 - 0,6Pd   = -20 + 0,4Ps

0,4P + 0,6P =  10 + 20

P = 30

Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:

Q = 10 - 0,2(30)

Q = 10 - 6

Q = 4,

Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

 Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaatbagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Permintaan merupakan suatu harapan atau suatu keinginan. Sedangkan dalam Ilmu Ekonomi Permintaaan merupakan keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu.bunyi hukum permintaan sebagai berikut

“apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung turun; begitupun sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta cenderung naik”.

Sedangkan penawaran menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah barang dan jasa yang dipasok oleh produsen ke pasar (konsumen) baik berupa barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Bunyi Hukum Penawaran sebagai berikut :

“apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan cenderung naik; begitupun sebaliknya jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang ditawarkan cenderung turun”.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.

Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.

Buku Sofyan Syafri : Teori Akun

Makalah Pedagogik

 BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar tentang perkataan pendidikan, dan setiap orang waktu kecilnya pernah mengalami pendidikan, atau setiap orang sebagai orang tua, guru, telah melaksanakan pendidikan. Namun tidak setiap orang mengerti dalam arti yang sebenarnya apa pendidikan itu dan tidak setiap orang mengalami pendidikan atau menjalankan pendidikan sebagaiman mestinya. Karena itu untuk memahami seluk beluk pendidikan kta perlu mempelajari ilmu pendidikan.

Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan,atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani anak atau kata hati anak, sehingga anak akan sensitive terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, Begitu juga guru hanya mengembangkan keterampilan anak keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.

Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka, untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan, dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranannya secara profesional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar, melatih tapi juga mendidik. Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut guru harus mempunyai empat kompetensi dasar (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kompetensi pedagogik.

 

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Kompetensi Guru?

2.      Apa pengertian pedagogik ?

3.      Apa yang dimaksud kompetensi pedagogik?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui kompetensi guru.

2.      Untuk mengetahui pengertian pedagogik.

3.      Untuk mengetahui kompetensi pedagogik.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

 

A. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi menurut UU Guru dan Dosen adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, Dikdasmen menjelaskan bahwa “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak”. Dijelaskan lebih lanjut bahwa “kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara professional dalam menjalankan fungsi sebagai guru”(Direktorat Tenaga Kependidikan, Standar Kompetensi Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2003: 5).

Berdasarkan uraian pengertian tersebut, maka Standar Kompetensi Guru dapat diartikan sebagai “suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Guru adalah “Suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan”.

Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. Menurut kamus umum bahasa indonesia (WJS. Purwadarminta) Kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan.

Menurut Finch dan Crunkilton Kompetensi adalah : penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sementara itu, menurut Kepmendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Lebih lanjut Gordon dan Mulyasa, (2005) merinci beberapa aspek yang ada dalam konsep kompetensi yakni :

Pengetahuan (Knowledge)

Pemahaman (Understanding)

Kemampuan (Skill)

Nilai

Sikap

Minat (Interest)

Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

 

B. Pengertian Pedagogik

Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak, berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian, secara kiasan pedagogik ialah seorang ahli yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogic adalah ilmu yang mempelajari amsalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.

Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis, dan obyektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai “terraincegnita” (daerah tak dikenal) dalam lapangan pedidikan, karena maslah-masalah hidup manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri.

 

C. Kompetensi pedagogik

Makhluk pedagogik adalah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Makhluk itu adalah manusia sehingga manusia mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Meskipun demikian, jika potensi itu tidak dikembangkan niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Dengan pendidikan dan pengajaran potensi itu dapat dikembangkan. Kewajiban mengembangkan potensi itu merupakan beban dan tanggungjawab manusia pada Allah.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dalam Standar Nasional Pendidikkan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:

 

Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

Pemahaman terhadap peserta didik

Pengembangan kurikulum/silabus

Perancangan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Evaluasi hasil belajar (EHB)

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggungjawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yakni menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.

Memahami karakteristik individu dalam pembelajaran peserta didik diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu normal, sedang, dan tinggi. Pembelajaran yang didiversifikasi untuk masing-masing kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut:

Kelompok Normal

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktik aplikasi

Mengembangkan kemampuan praktik akademik yang berhubungan dengan pekerjaan

Kelompok Sedang

Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali potensi diri, dan aplikasi praktikal

Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja maupun untuk melanjutkan program pendidikan profesional

Kelompok Tinggi

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan aplikasi

Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki pendidikan tinggi

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

 

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, salah satu kompetensi pedagogic yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut ditegaskan kembali dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang guru, bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesame subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Tanpa ada komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembetukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pre test, proses, dan post test.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan media dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sisten jaringan computer dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik.

Evaluasi hasil belajar digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, bencharmarking, serta penilaian program.

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler (ekskull), pengayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling (BK).

Menurut Slamet PH Kompetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi:

Berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silbus yang telah dikembangkan

Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas

Melaksanakan pembelajaran yang pro-pembelajaran (aktif, krreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif dan menyenangkan)

Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik

Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan karir.

Mengembangkan profesionalisme sebagai guru

Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi :

Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan

Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik

Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar

Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif

Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenui prosedur dan standar yang dipersyaratkan

Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.

Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haru di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi :

 

Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks. Yaitu :

Pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari)

Pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal)

Penerapan (kemampuan memperguanakn hal-hal yang telah dipelajari untuk manghadapi situasi-situasi baru dan nyata)

Analisis (kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami)

Sintesis (kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu ke seluruhan yang berarti)

Penilaian (kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kritria intren, kelomppok, ekstren atau yang telah diterapkan terlebih dahulu)

Etika sebagai pengembangan efektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis, yaitu :

Kesadaran (kemampuan untuk memperhatikan sesuatu hal)

Partisipasi (kemampuan untuk turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal)

Penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya)

Pengorganisasian nilai ( kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya)

Karakterisasi diri ( kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang terbentuk di dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya)

Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordiansikan kegiatan. Yaitu terdiri dari :

Gerakan refleks (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja menjawab suatu perangsang)

Gerakan dasar ( kemmpuan melakukan pola-pola gerakan bersifat pembawaan, terbentuk dari kombinasi gerakan-gerkan refleks)

Kemampuan perseptual (kemampuan menerjemahkan perangang yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan-gerakan yang tepat)

Kemampuan jasmani ( kemampuan dan gerakan –gerakan dasar merupakan inti memperkembangkan gerakan-gerkan terlatih)

Gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu)

Komunikasi nondiskursif ( kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan)

Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru perlu berpikir secara antisipasi dan proaktif. Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu yang dimilikinya. Caranya dengan sering melakukan penelitian baik melalui kajian pustaka, maupun melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:

Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

Pemahaman terhadap peserta didik

Pengembangan kurikulum/silabus

Perancangan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Evaluasi hasil belajar (EHB)

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haru di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi :

Logika

Etika

Estetika

Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharuan atas ilmu yang dimilikinya, yaitu dengan cara sering melakukan penelitian baik melalui kajian pustaka, maupun melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan Implementasi). Bandung: Alfabeta

 

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

 

Roqib, Moh. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo

 

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta

 

Sagala, Saiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta

 

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakar

Friday, February 19, 2021

Penghambat Komunikasi Anak

 


Anak-anak usia dini adalah manusia yang utuh tapi belum sempurna secara mental dan pikirnya. Perasaan anak sudah ada sejak lahir dan semakin tumbuh kembang semakin sempurna perasaan anak. Terkadang orang tua meniadakan perasaan dan pikir anak ini sehingga menghambat komunikasi anak terhadap orang tuanya. Kebutuhan dasar anak adalah didengarkan, dimengerti, dihargai dan dipahami perasaannya. Sedang selama ini orang tua banyak yang menganggap bahwa orang tualah yang harus didengar. Anak-anak seringkali belum mampu mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkan karena keterbatasan kosa kata, maka anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh untuk ekspresikan perasaan dan pikiranya. Misalnya anak mengatakan, “bu, aku benci sama bu guru, karena tadi memarahi aku di depan kelas”. Kemudian ibunya bisa dipastikan akan menjawab, “pasti kamu melakukan kesalahan makanya bu guru marah sama kamu. Kalau kamu gak salah, gak mungkin bu guru tiba-tiba memarahimu”. Ini adalah pikiran orang tua tanpa memahami perasaan anak dibalik kata-kata benci.

Hambatan-hambatan komunikasi anak terhadap orang tua maupun teman sejawatnya adalah sering orang tua tidak bisa membaca bahasa tubuh anak-anak dan tidak bisa memahami perasaan anak serta 12 gaya komunikasi populer yang dilakukan orang tua. Pemahaman perasaan anak ini kadang memang susah diartikan, misalnya anak pulang dari sekolah sambil lesu dan tegang. Sampai rumah langsung bilang “ulanganku jelek dan temen-temen meledeki aku”. kadang orang tua hanya memandang saja dan bilang “gitu saja lemes, makanya belajar”. atau anak kelihatan lemes dan tidak bergairah, kadang orang tua hanya bilang “ tuh kan sudah dibilangi, jangan lari-lari, sakitkan sekarang” . anak sebenarnya tidak butuh diingatkan atau dimarahi seperti itu, tetapi butuh pelukan dan kasih sayang, butuh ditenangkan. Orang tua seharusnya memahami bahasa tubuh anak sehingga bisa memahami perasaan anak agar komunikasi antara anak dan orang tua bisa berjalan wajar dan ank tidak terkendala dalam berkomunikasi.

Hambatan yang paling besar komunikasi anak adalah 12 gaya populer orang tua dalam berkomunikasi. 12 gaya populer itu adalah:

1. Memerintah

Tujuan orang tua memerintah adalah orang tua ingin mengendalikan masalah dengan cepat dan praktis. Pesan yang ditangkap anak adalah mereka harus patuh, tidak boleh membantah dan anak tidak punya pilihan lain. Dengan komunikasi model seperti ini anak jadi terbiasa tidak mau berkomunikasi karena dalam dirinya ada anggapan bahwa berkomunikasipun akan percuma karena tidak akan dindengar oleh orang tuanya. Misalnya, anak bilang “pak, aku gak mau berangkat sekolah”. Kalau bapaknya menjawab “apa-apaan sih, kenapa jadi malas begitu, pokoknya besok harus berangkat sekolah”. Untuk membiasakan anak berkomunikasi seharusnya diajak dialog kenapa gak mau berangkat sekolah.

2. Menyalahkan

Tujuan orang tua menyalahkan adalah orang tua ingin menunjukan kesalahan anak sehingga tidak diulang kembali, tetapi pesan yang ditangkap anak adalah anak merasa tidak pernah benar dan baik. Dengan komunikasi seperti ini anak menjadi tidak mau berkomunikasi karena berkomunikasi yang benar maupun baik tetap saja merasa tidak dianggap oleh orang tuanya. Misalnya anak bilang kepada ibunya “bu, kakiku luka nih…sakit sekali. Tadi habis jatuh..” Dan ibunya akan bilang “Nah, kan? Dari tadi ibu bilang jangan lari-lari, makanya jatuh.. Ga pernah mau dengerin ibu sih”. Sejak itu anak akan males kalau punya masalah bilang ke ibunya, karena kalau bilang maka akan disalahkan.

3. Meremehkan

Tujuan orang tua meremehkan adalah menunjukan ketidakmampuan anak dan merasa orang tua merasa lebih mampu, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah anak merasa tidak berharga dan tidak mampu. Dengan model komunikasi seperti ini anak tidak memiliki kepercayaan diri untuk berkomunikasi, karena baru mau berkomunikasi sudah dianggap tidak mampu. Misalnya, anak bilang “pak, aku gak bisa mewarnai gambar ini”, kalau bapaknya menjawab, “masa mewarnai seperti ini saja tidak bisa, bisanya apa dong?”. Kalau terjadi seperti itu maka anak punya kecenderung males berkomunikasi dengan ayahnya, karena dia tidak mau diremehkan lagi.

4. Membandingkan

Tujuan orang tua membandingkan ini adalah orang tua ingin memberi motivasi dengan memberi contoh orang lain, tetapi pesan yang diterima anak adalah anak merasa tidak disayang, pilih kasih dan merasa dirinya selalu jelek. Dengan model komunikasi seperti ini anak merasa tidak berharga dan rasa percaya dirinya menjadi rendah. Misalnya, anak bilang “aku mau digosoki gigi sama ibu”. Kalau ibunya menjawab “iih.. masa sudah besar masih dibantu,...lihat adikmu sudah bisa gosok gigi sendiri”. kalau terjadi seperti ini maka anak akan males untuk berkomunikasi dengan ibunya karena merasa tidak berharga dan bodoh dibandingkan dengan adiknya.

5. Mencap

Tujuan orang tua mencap adalah ingin memberi tahu kekurangan anak, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah merasa anak yang seperti itu dan merasa tidak berdaya. Misalnya Anak bilang: “bapak.. gendong pak…aku ga mau jalan..dengkulku sakit nih”. Kalau bapaknya menjawab “Kamu ini memang anak cengeng, begini saja minta gendong. Jalan sendiri..!”. Kalau komunikasi model ini diterapkan maka anak akan tidak mau berkomunikasi dengan bapaknya, karena kalau berkomunikasi akan dicap sebagai anak yang tidak mampu dan tidak berharga.

6. Mengancam

Tujuan orang tua mengancam adalah agar anak patuh dan menurut dengan proses yang cepat, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah anak merasa cemas dan mengalami ketakutan. Dengan model komunikasi seperti ini anak merasa takut untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Misalnya, anak bilang “ibu, tungguin....bantuin aku pakai sepatu”. Kalau ibunya menjawab “Pakai sendiri ah. Cepetan, ntar ibu tinggal lo..Biar kamu pulang sendiri”. kalau komunikasi seperti ini terjadi berulang kali maka anak tidak mau berkomunikasi dengan ibunya, karena kalau mau berkomunikasi maka anak akan dimarahi dan terancam.

7. Menasehati

Tujuan orang tua menasehati adalah agar anak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah orang tuanya terlalu bawel, sok tahu dan membosankan. Model komunikasi seperti ini membuat anak merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa dibandingkan dengan orang tuanya. Misalnya, anak bilang “bu, tadi Rahma ngetawain aku”. Kalau ibunya menjawab “Makanya kamu jangan suka ngetawain orang, kalau dibalas begitu baru tahu rasanya kan? Lain kali sama teman yang baik, jangan maumu sendiri”. kalau kaomunikasi model seperti ini terjadi berulang kali, maka anak akan merasa jemu berkomunikasi dengan orang tuanya.

8. Membohongi

Tujuan orang tua membohongi adalah agar urusan menjadi gampang dan mudah serta anak tidak bertanya-tanya lagi, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah semua orang dewasa tidak dapat dipercaya dan suka bohong. Komunikasi model seperti ini juga menciptakan anak suka berbohong, karena melihat orang tuanya. Misalnya, anak bertanya pada bapaknya, “bapak, kenapa sih bulannya cuma kelihatan setengah”, kalau bapaknya menjawab, “iya, kan yang setengah dimakan raksasa”. Kalau anak mengetahui yang sebenarnya, maka anak akan males untuk berkomunikasi dengan bapaknya, karena menganggap bapaknya suka berbohong.

9. Menghibur

Tujuan orang tua menghibur adalah agar anak tidak sedih atau kecewa, sehingga anak jadi senang dan tidak larut dalam kesedihan, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah anak tidak suka dihibur, karena kemarahan anak pada teman sejawat atau pada orang tua itu bersifat spontan dan cepat hilang. Jadi hiburan terhadap anak sebenarnya sangat tidak diperlukan. Misalnya anak bilang ke bapaknya, “pak, aku ngga mau temenan sama ruri..dia suka nakalin aku...”. kalau bapaknya menjawab “ya sudah....berteman sama yang lain saja, kan masih banyak temen yang lain”. Sebenarnya anak tidak butuh dihibur seperti itu karena anak hanya mengekspresikan rasa ketidak senangannya pada saat itu juga, tetapi besoknya pasti pasti berteman juga sama temannya itu.

10. Mengkritik

Tujuan orang tua menghibur adalah agar anaknya memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kemampuan anak tersebut, namun pesan yang diterima anak adalah diri anak akan selalu merasa kurang dan salah. Pada dasarnya anak tidak suka dikritik karena akan kehilangan motivasi dan percaya diri. Misalnya anak bertanya pada bapaknya “bapak, nih aku sudah selesai mewarnai”. Kalau bapaknya mengkritik dan menjawab “ masak begini dibilang selesai, coba lihat masih banyak yang belum diwarnai”. Kritikan terhadap anak kadang membuat anak males untuk berkomunikasi dengan orang tua, karena kalu berkomunikasi takut untuk dikritik.

11. Menyindir

Tujuan orang tua menghibur adalah memotivasi, mengingatkan agar tidak selalu melakukan kesalahan dengan cara menyatakan yng sebaliknya, namun pesan yang diterima anak adalah hal itu sangat menyakitkan hati dan perasaan anak. Misalnya anak bilang “aku gak mau minum vitaminnya, rasanya ga enak”, kalau bapaknya menjawab “ooo, kakak suka ya kalau sakit...vitamin kan membuat badan jadi ga gampang sakit...kalau gak mau berarti kakak emang seneng sakit ya”. Sindiran akan membuat anak males untuk berkomunikasi dengan orang tuanya karena anak merasa sakit hati dan merasa lemah.

12. Menganalisa

Tujuan orang tua menganalisa adalah orang tua mencari penyebab sisi positif dan negatif anak atau kesalahan anak dan berupaya mencegah agar tidak melakukan kesalahn yang sama lagi, namun pesan yang diterima anak adalah menganggap orang tua sok pintar dan sok tahu perasaan anak. Misalnya anak bilang ke bapaknya “bapak, aku gak mau belajar sepeda lagi”. Ketika bapaknya menjawab “itu karena cara belajarmu yang salah, mestinya tanganmu jangan kaku dan pandangan harus ke depan, kamu kan selalu melihat ke bawah, terus rambutmu itu mestinya dikuncir biar kamu bisa leluasa bergerak gak bingung aja sama rambut”. Orang tua punya kecenderung untuk mengukur kemampuan anak itu sama dengan kemampuannya. Kalau komunikasi semacam ini terus menerus dilakukan, maka anak akan males untuk berkomunikasi dengan orang tuanya, karena anak menganggap orang tuanya tidak tahu perasaan dan usaha anak.

Dari pemahaman 12 gaya pengasuhan yang populer ini, maka orang tua merasakan betapa pentingnya memahami bahasa tubuh anak, jadi orang tua bisa menebak suasana hati anak. Kalaupun salah menebaknya, anak akan memberikan petunjuk sampai kita bisa tahu apa yang sebenarnya dirasakan anak dan anak sendiri akhirnya mengenali perasaan apa yang dia rasakan.

About

Popular Posts