Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, July 22, 2021

Etika Politik

 



Perlu dibedakan antara etika politik dengan moralitas politisi. Moralitas politisi menyangkut mutu moral negarawan dan politisi secara pribadi (dan memang sangat diandaikan), misalnya apakah ia korup atau tidak (di sini tidak dibahas). Etika politik menjawab dua pertanyaan:
  • Bagaimana seharusnya bentuk lembaga-lembaga kenegaraan seperti hokum dan Negara (misalnya: bentuk Negara seharusnya demokratis); jadi etika politik adalah etika institusi.
  • Apa yang seharusnya menjadi tujuan/sasaran segala kebijakan politik, jadi apa yang harus mau dicapai baik oleh badan legislative maupun eksekutif.
Etika politik adalah perkembangan filsafat di zaman pasca tradisional. Dalam tulisan para filosof politik klasik: Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Marsilius dari Padua, Ibnu Khaldun, kita menemukan pelbagai unsur etika politik, tetapi tidak secara sistematik. Dua pertanyaan etika politik di atas baru bisa muncul di ambang zaman modern, dalam rangka pemikiran zaman pencerahan, karena pencerahan tidak lagi menerima tradisi/otoritas/agama, melainkan menentukan sendiri bentuk kenegaraan menurut ratio/nalar, secara etis.
Maka sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti:
  1. Perpisahan antara kekuasaan gereja dan kekuasaan Negara (John Locke)
  2. Kebebasan berpikir dan beragama (Locke)
  3. Pembagian kekuasaan (Locke, Montesquie)
  4. Kedaulatan rakyat (Rousseau)
  5. Negara hokum demokratis/republican (Kant)
  6. Hak-hak asasi manusia (Locke, dsb)
  7. Keadilan social
B. Lima Prinsip Dasar Etika Politik Kontemporer
Kalau lima prinsip itu berikut ini disusun menurut pengelompokan pancasila, maka itu bukan sekedar sebuah penyesuaian dengan situasi Indonesia, melainkan karena Pancasila memiliki logika internal yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan dasar etika politik modern (yang belum ada dalam Pancasila adalah perhatian pada lingkungan hidup).
1. Pluralisme
Dengan pluralism dimaksud kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya, untuk hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat. Pluralism mengimplikasikan pengakuan terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan kematangan kepribadian seseorang dan sekelompok orang. Lawan pluralism adalah intoleransi, segenap paksaan dalam hal agama, kepicikan ideologis yang mau memaksakan pandangannya kepada orang lain.
Prinsip pluralism terungkap dalam Ketuhanan Yang Maha Esa yang menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada orang yang boleh didisriminasikan karena keyakinan religiusnya. Sikap ini adalah bukti keberadaban dan kematangan karakter koletif bangsa.
2. HAM
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang adil dan beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.
Hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual:
  • Mutlak karena manusia memilikinya bukan karena pemberian Negara, masyarakat, melainkan karena ia manusia, jadi dari tangan Sang Pencipta.
  • Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari, di ambang modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi, dan seblaiknya diancam oleh Negara modern.
Dibedakan tiga generasi hak-hak asasi manusia:
  1. Generasi pertama (abad ke 17 dan 18): hak-hak liberal, demokratis dan perlakuan wajar di depan hokum.
  2. Generasi kedua (abad ke 19/20): hak-hak sosial
  3. Generasi ketiga (bagian kedua abad ke 20): hak-hak kolektif (misalnya minoritas-minoritas etnik).
Kemanusiaan yang adil dan beradab juga menolak kekerasan dan eklusivisme suku dan ras. Pelanggaran hak-hak asasi manusia tidak boleh dibiarkan (impunity).
3. Solidaritas Bangsa
Solidaritas mengatakan bahwa kita tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag secara melingkar: keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia. Maka di sini termasuk rasa kebangsaan. Manusia menjadi seimbang apabila semua lingkaran kesosialan itu dihayati dalam kaitan dan keterbatasan masing-masing. Solidaritas itu dilanggar dengan kasar oleh korupsi. Korupsi bak kanker yang mengerogoti kejujuran, tanggung-jawab, sikap objektif, dan kompetensi orang/kelompok orang yang korup. Korupsi membuat mustahil orang mencapai sesuatu yang mutu.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia, atau sebuah elit, atau sekelompok ideology, atau sekelompok pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan memaksakan (menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Demokrasi adalah “kedaulatan rakyat plus prinsip keterwakilan”. Jadi demokrasi memrlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke dalam tindakan politik.
Demokrasi hanya dapat berjalan baik atas dua dasar:
  • Pengakuan dan jaminan terhadap HAM; perlindungan terhadap HAM menjadi prinsip mayoritas tidak menjadi kediktatoran mayoritas.
  • Kekuasaan dijalankan atas dasar, dan dalam ketaatan terhadap hokum (Negara hukum demokratis). Maka kepastian hokum merupakan unsur hakiki dalam demokrasi (karena mencegah pemerintah yang sewenang-wenang).
5. Keadilan Sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Maksud baik apa pun kandas apabila melanggar keadilan. Moralitas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan. Keadilan social mencegah bahwa masyarakat pecah ke dalam dua bagian; bagian atas yang maju terus dan bagian bawah yang paling-paling bisa survive di hari berikut.
Tuntutan keadilan social tidak boleh dipahami secara ideologis, sebagai pelaksanaan ide-ide, ideology-ideologi, agama-agama tertentu; keadilan social tidak sama dengan sosialisme. Keadilan social adalah keadilan yang terlaksana. Dalam kenyataan, keadilan social diusahakan dengan membongkar ketidakadilan-ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Di mana perlu diperhatikan bahwa ketidakadilan-ketidakadilan itu bersifat structural, bukan pertama-pertama individual. Artinya, ketidakadilan tidak pertama-tama terletak dalam sikap kurang adil orang-orang tertentu (misalnya para pemimpin), melainkan dalam struktur-struktur politik/ekonomi/social/budaya/ideologis. Struktur-struktur itu hanya dapat dibongkar dengan tekanan dari bawah dan tidak hanya dengan kehendak baik dari atas. Ketidakadilan structural paling gawat sekarang adalah sebagian besar segala kemiskinan. Ketidakadilan struktur lain adalah diskriminasi di semua bidang terhadap perempuan, semua diskriminasi atas dasar ras, suku dan budaya.
Dalam pendapat penulis, tantangan etika politik paling serius di Indonesia sekarang adalah:
  1. Kemiskinan, ketidakpedulian dan kekerasan social.
  2. Ekstremisme ideologis yang anti pluralism, pertama-tama ekstremisme agama dimana mereka yang merasa tahu kehendak Tuhan merasa berhak juga memaksakan pendapat mereka pada masyarakat.
  3. Korupsi.

Relevansi kekuatan Individu Liberalisme Klasik dalam Demokrasi dan Kapitalisme

 



Telah dikatakan bahwa setidaknya ada dua paham yang relevan atau menyangkut Liberalisme Klasik. Dua paham itu adalah paham mengenai Demokrasi dan Kapitalisme.
* Demokrasi dan Kebebasan Dalam pengertian Demokrasi, termuat nilai-nilai hak asasi manusia, karena demokrasi dan Hak-hak asasi manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebuah negara yang mengaku dirinya demokratis mestilah mempraktekkan dengan konsisten mengenai penghormatan pada hak-hak asasi manusia, karena demokrasi tanpa penghormatan terhadap hak-hak asasi setiap anggota masyarakat, bukanlah demokrasi melainkan hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang menindas.
Jelaslah bahwa demokrasi berlandaskan nilai hak kebebasan manusia. Kebebasan yang melandasi demokrasi haruslah kebebasan yang positif – yang bertanggungjawab, dan bukan kebebasan yang anarkhis. Kebebasan atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang dan melindungi demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di dalamnya. Kemerdekaan dalam demokrasi mendukung dan memiliki kekuatan untuk melindungi demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat menghancurkan demokrasi itu sendiri. Demokrasi juga mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat.

* Kapitalisme dan Kebebasan Tatanan ekonomi memainkan peranan rangkap dalam memajukan masyarakat yang bebas. Di satu pihak, kebebasan dalam tatanan ekonomi itu sendiri merupakan komponen dari kebebasan dalam arti luas ; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri menjadi tujuan. Di pihak lain, kebebasan di bidang ekonomi adalah juga cara yang sangat yang diperlukan untuk mencapai kebebasan politik. Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk mengkoordinasikan aktivitas jutaan orang di bidang ekonomi. Cara pertama ialah bimbingan terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan – tekniknya tentara dan negara dan negara totaliter yang modern. Cara lain adalah kerjasama individual secara sukarela – tekniknya sebuah sistem pasaran. Selama kebebasan untuk mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara efektif, maka ciri pokok dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi melalui sistem pasaran adalah bahwa ia mencegah campur tangan seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa kapitalisme adalah salah satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.

Mencicipi Android dengan Emulator

 


Mencicipi Android dengan Emulator
Cara paling mudah dan murah untuk mencoba Android adalah dengan menggunakan Android
Emulator. Aplikasi ini disediakan gratis oleh situs resmi pengembang Android. Emulator terakhir
yang dapat kamu gunakan adalah emulator untuk Android versi 2.2. Selanjutnya, kamu tinggal
mengunduh aplikasi installer berukuran 23MB untuk Windows tersebut dan langsung
menginstalnya. Installer aplikasi ini juga tersedia untuk Mac OS X berbasis Intel dan Linux
(i386).
1 Pastikan PC sudah terinstal Java. Klik-dobel SDK Setup.exe untuk menginstalnya. Ikuti wizard
instalasi. Jika pada boks “Refresh Sources” terdapat notifikasi “Failed to fetch url...”, klik
saja [Close].
2 Ubah setting setup program dari https menjadi http. Pada boks “Choose Packages to
Install”, klik [Cancel]. Pada jendela boks “Android SDK and AVD Manager”, klik [Settings].
Selanjutnya, centangi opsi [Force https://… sources to be fetched using http://…]. Tunggu
hingga boks proses muncul dan menghilang. Tutup jendela “Android SDK and AVD Manager”.
3 Jalankan installer SDK Setup.exe dengan mengkliknya dua kali. Jendela installer akan
muncul dengan sejumlah pilihan paket instalasi. Semua paket tersebut dalam kondisi
terseleksi. Jika ingin mencoba emulator ini untuk mencicipi Android, pilih hanya opsi “SDK
Platform Android 2.0. API 5, revision 1”, lalu klik [Accept]. Untuk opsi lainnya, klik opsi
tersebut satu per satu, lalu pilih [Reject].
4 Jika ingin mencoba membuat aplikasi Android, klik [Accept All] lalu klik [Install]. Tunggu
hingga jendela “Android SDK and AVD Manager” selesai mengunduh dan menginstal aplikasi.
Koneksi Internet dibutuhkan untuk melakukannya.
5 Jika proses instalasi dan pengunduhan paket emulator sudah tuntas, kamu harus membuat
virtual device terlebih dulu. Pilih [Virtual Devices] di panel kiri pada boks “Android SDK and
AVD Manager”.
6 Klik [New] dan ketikkan nama virtual device yang diinginkan. Pilih target atau sistem
operasi yang hendak dipakai pada opsi “Target”.
7 Tentukan ukuran dari kartu SD emulasi—namun tidak memerlukan kartu SD sungguhan—
yang diinginkan. Kamu bisa memasukkan angka 512MB. Selanjutnya, pilih interface dari sistem
operasi ponsel Android. Pada “Skin”, klik [Built-in].
8 Jika menginginkan tampilan seperti pada ponsel T-Mobile G1 atau HTC Hero, gunakan pilihan
default di menu “Built-in” tersebut.
9 Jika ingin menggunakan tampilan seperti pada ponsel Motorola Droid, klik opsi [WVGA 854].
Lanjutkan dengan mengklik [Create AVD]. Kini muncul pilihan virtual device pada opsi
[Virtual Devices] di boks “Android SDK and AVD Manager”.
10 Pilih virtual device tersebut, lalu klik [Start...]. Pada boks “Launch Otions”, klik [Launch].
Untuk aktivasi awal memang agak lama, namun jendela Android akan muncul dalam sebuah
jendela baru.

Jenis-Jenis Penelitian

 

Berikut ini jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian, baik penelitian yang bersifat akademik (mahasiswa, S1, S2, S3), profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni) dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan).

Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif. Penelitian profesional merupakan penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti, misalnya Dosen Perguruan Tinggi, Peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian institusional adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk kepentingan kelembagaan. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi pimpinan, manajer, direktur untuk pengambilan keputusan.

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi (level of explanation) dan analisis dan jenis data.

a.  Penelitian Menurut Tujuan

Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni (pure researh) dan penelitian terapan (applied research).

1. Penelitian Murni (pure research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya untuk memperdalam atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu menghasilkan pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang terjadi dan membangun teori-teori berdasarkan hasil-hasil penelitian. Contoh: Eksperimen GE berkaitan dengan penerapan energi listrik, bagaimana memperbaiki keefektifitasan sistem informasi sebuah organisasi dan lain sebagainya.

2. Penelitian Terapan (applied research), yaitu penelitian yang hasil penemuannya digunakan untuk memecahkan masalah dalam suatu organisasi. Misalkan sebuah perusahaan menghadapi tiga alternatif strategi untuk memperbaiki produktifitasnya, yaitu: (1) continuous improvement, (2) fokus hanya terhadap pengembangan produk dan (3) secara simultan meraih keduanya. Strategi mana yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan? Mengingat kapabilitas dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut.

b.  Penelitian Menurut Metode

1.     Penelitian Survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, kontribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis mauun psikologis. Penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh: kualitas SDM masyarakat Indonesia, pengaruh anggaran pendidikan terhadap kuaitas SDM negara dan lain sebagainya.

2.     Penelitian Ex Post Facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya kebakaran di gedung suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkap sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah dan lain sebagainya.

3.     Penelitian Eksperimen, yaitu penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas dan lain sebagainya.

4.     Penelitian Naturalistik. Sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu penelitian  yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah penelitian eksperimen). Hasil penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu.

5.     Penelitian Kebijaksanaan (Policy Research), yaitu suatu proses penelityian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temnuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keoutusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research sangat relevan bagi prerencana dan perencanaan. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau oeraturan tertentu.

6.     Penelitian Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga akan meningkat. Tujuan utamanya untuk mengubah situasi, perilaku dan organisasi. Menurut Blum (Cohen Manion, 1980), penelitian tindakan sangat bermanfaat dalam upaya peningkatan dan perbaikan. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan penyuluhan.

7.     Penelitian Evaluasi, yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena yang merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dari standart yang telah ditetapkan. Penelitian ini digunakan untyuk mendapat feed back dari suatu aktifitas. Menurut Kidder (1981) ada dua jenis [penelitian dalam penelitian evaluasi, yaitu penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk. Contoh penelitian evaluasi formatif: penelitian untuk mengevaluasi proses pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Contoh penelitian evaluasi sumatif: penelitian hasil dari kebijakan Keluarga Berencana (KB).

8.     Penelitian Sejarah, yaitu penelitian yang berkenaan dengan analisis logis terhadap kejadian masa lampau, yang tidak mungkin lagi dapat diamati kejadian tersebut. Sumber data primernya yaitu saksi yang terlibat langsung ataupun sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian tersebut. Tujuan dari penelitian sejarah ini menuruit Isaac (1981) adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi dan sistesa dari data yang diperoleh sehingga dapat ditemukan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Contoh: penelitian untuk menentukan bagaimana manajemen pembuatan candi Prambanan dan candi Borobudur.

 

c.   Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasinya

Tingkat eksplanasi menurut David Kline (level of explanation) adalah tingkat penjelasan, yang berarti bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

1.     Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Tujuannya untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu. Contoh: penelitian mengenai bagaimana kualitas SDM di Indonesia.

2.     Penelitian Komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Tipe penelitian ini mirip seperti penelitian Ex Post  Factoyang berarti bahwa data dikumpulkan setelah semua fenomena /kejadian yang diteliti berlangsung sehingga tidak ada yang dikontrol. Bagaimanapun juga, dalam penelitian ini diawali mencatat perbedaan diantara dua kelompok dan selanjutnya mencari kemungkinan penyebab, efek atau konsekuensi. Contoh: penelitian perbedaan keuntungan antara BUMN dengan Perusahaan Swasta.

3.     Penelitian Asosiatif/hubungan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Contoh: penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai.

 

 

d.      Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis

Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Yaitu:

1.   Jenis Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka atau kualitatif yang diangkakan, misal dalam skala pengukuran. Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit/nominal (diperoleh dari hasil menghitung) dan data kontinum (data menurut tingkatan dari hasil pengukuran)

2.   Jenis Data Kualitatif, yaitu jenis data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

3.   Jenis Data Campuran, yaitu jenis data yang berupa campuran antar data kualitatif dan kuantitatif.

Soal dan Pembahasan Kompetensi Teknis PPPK 2021

 SOAL 1

Teori yang menyatakan bahwa peserta didik selama kegiatan belajar lebih ditekankan untuk aktif berpikir, menyusun konsep-konsep serta memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari dan yang paling penting terwujudnya belajar adalah niat peserta didik itu sendiri merupakan aliran dari teori?

a. Konstruktivis

b. Behavioristik

c. Humanistic

d. Sibernetik

e. Kognitivistik

Kunci jawaban: A

Pembahasan:

Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri. 

Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.


SOAL 2

Apabila dalam proses belajar peserta didik melakukan sesuatu sampai dengan mendapatkan respon yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan serta menghilangkannya apabila dirasakan tidak sesuai, hal ini merupakan prinsip belajar dari?

a. Konseptualisasi

b.  Conditioning

c. Trial and error

d. Stimulus respon

e. Shaping

Kunci jawaban: C

Pembahasan:

Metode coba-coba merujuk kepada upaya atau metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui berbagai macam cara. Upaya ini yang dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali hingga akhirnya mendapatkan cara yang paling sesuai. Kesalahan atau kekeliruan dicatat untuk dievaluasi dan sebagai bahan pembelajaran

SOAL 3

Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan?

a. Visual spasial

b.  Verbal linguistic

c.   Naturalis

d.  Logis matematis

e. Kinestetis

Kunci jawaban: D 

Pembahasan:

Macam-macam kecerdasan:

a.       Kecerdasan visual-spasial

Gemar bermain puzzle dan pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak yang memiliki jenis kecerdasan majemuk ini memiliki kemampuan visualisasi yang sangat baik. Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta, video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada teman-teman sebayanya. 

b.      Kecerdasan interpersonal

Apakah anak Anda selalu berhasil membina hubungan baik dengan orang sekitarnya dan pintar dalam berbicara dengan teman-temannya? Bisa jadi anak Anda memiliki kecerdasan interpersonal. Jenis kecerdasan majemuk yang satu ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu menjaga hubungan baik adalah salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.

c.        Kecerdasan naturalis

Tidak semua anak senang menjelajahi dan menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies di sekitarnya, jika Anak Anda senang melakukan hal tersebut, mungkin anak Anda memiliki kecerdasan naturalis. Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis kecerdasan yang cukup unik. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini senang mengeksplorasi lingkungannya, beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam mengumpulkan serta mengkategorikan informasi.Di masa depan, anak dengan jenis kecerdasan naturalis berpotensi untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!

d.      Kecerdasan linguistik-verbal

Menulis dan berbicara adalah dua hal yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk mampu merangkai kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis.Anak dengan kecerdasan linguistik-verbal memiliki kemampuan tersebut. Anak dapat menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu memberikan pidato yang menarik hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata terkuat dari anak.

e. Kecerdasan kinestetik 

Anak yang atletis dan pandai menari adalah indikasi dari jenis kecerdasan kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan fisik dan koordinasi yang baik. Olahragawan dan penari bukanlah satu-satunya profesi yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan aktor juga adalah jenis pekerjaan yang nantinya bisa digeluti oleh anak

f. Kecerdasan intrapersonal

Apakah anak Anda senang menganalisis ide-ide, diri sendiri, maupun hubungannya dengan orang lain? Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan intrapersonal.Berbeda dengan kecerdasan interpersonal, jenis kecerdasan anak berupa kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan untuk introspeksi dan refleksi diri. Anak menyadari apa yang terjadi dengan dirinya dan senang menganalisis berbagai ide dan teori. Anak dengan kecerdasan intrapersonal memiliki bakat untuk menjadi peneliti, filsuf, penulis, dan sebagainya.

g. Kecerdasan logika-matematika

Dari 9 jenis kecerdasan majemuk, kecerdasan logika-matematika anak mungkin adalah yang paling mudah terlihat. Pintar berhitung dan matematika adalah ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.Namun, tidak hanya pandai berhitung, anak dengan kecerdasan logika-matematika umumnya tidak hanya senang berpikir mengenai konsep abstrak berupa angka, tetapi juga mengenai pola atau hubungan tertentu.Kecerdasan logika-matematika juga membantu anak untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan baik.

h. Kecerdasan musikal

Kecerdasan musikal adalah salah satu jenis kecerdasan anak lainnya yang mudah untuk diamati. Bermain alat musik dan pandai bernyanyi merupakan tanda yang menonjol dari adanya jenis kecerdasan musikal pada anak.

i. Kecerdasan moral

Kecerdasan moral adalah bagaimana anak mulai dapat membedakan mana yang benar dan yang salah menggunakan sumber yang sudah dikumpulkan melalui emosi dan intelektual anak.Melalui kecerdasan ini, sikap moral anak pun akan mulai berkembang bersamaan dengan pengalaman yang pernah ia rasakan setiap harinya.

SOAL 4

Peserta didik dalam suatu kelas gaya belajarnya beragam ada yang visual, auditori, dan kinestetik. Namun kegiatan pembelajaran selama ini masih banyak yang konvensional-klasikal. Agar dapat memenuhi ketiga gaya belajar tersebut, guru perlu?

a. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab.

b. Menggunakan media komik pembelajaran dan buku paket.

c. Menggunakan program audio dan modul.

d. Menggunakan media audio, video, dan percobaan.

e. Menggunakan modul dan powerpoint.

Kunci jawaban: D

Pembahasan: 

Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic learners. Pertama, peserta didik visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain modalitas penglihatan menjadi modal utama bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar ini. 

Peserta didik kelompok ini memiliki kesulitan jika pembelajaran dilakukan melalui presentasi verbal tanpa disertai gambar-gambar atau simbol visual. Peserta didik bergaya belajar visual memiliki kekuatan visual, sehingga seorang pendidik ketika melakukan proses pembelajaran perlu menggunakan strategi pembelajaran dan media yang dapat mempermudah proses belajar mereka. 

Misalnya guru ketika melakukan proses pembelajaran dapat menggunakan media visual seperti: gambar, poster, diagram, handout, powerpoint, peta konsep, bagan, peta, film, video, multimedia, dan televisi. Di samping itu peserta didik dapat diajak untuk melakukan observasi/mengunjungi ke tempat-tempat seperti: museum dan tempat-tempat peninggalan sejarah.

Kedua, peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Alat dria pendengaran merupakan modal utama bagi peserta didik bergaya belajar ini. Peserta didik yang bergaya belajar auditori akan menyukai penyajian materi pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi. Mereka juga memiliki kekuatan mendengar sangat baik, senang mendengar dan kemampuan lisan sangat hebat, senang bercerita, mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan, mengenal banyak lagu dan bahkan dapat menirukannya secara cepat dan lengkap. 

Namun demikian peserta didik yang bertipe belajar auditori mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara suara ribut di sekitarnya, tidak suka pada tugas membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah kelompok yang anggotanya terlalu besar. Oleh karena itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran selain melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1) menggunakan media rekaman seperti kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta didik diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar jauh dari kebisingan atau keributan, dan 4) dapat menggunakan musik untuk mengajarkan suatu topik/materi pelajaran tertentu.

Ketiga, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe belajar melalui anggota tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan mendengarkan, seperti senang bergerak/berpindah ketika belajar, menggoyang goyangkan kaki, tangan, kepala, gemar/suka menulis dan mengerjakan sesuatu dengan tangannya, banyak menggunakan bahasa non verbal/bahasa tubuh, suka menyentuh sesuatu yang dijumpainya. Sebaliknya peserta didik yang bergaya belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari sesuatu yang abstrak, seperti rumus- rumus, dan kurang mampu menulis dengan rapi. Oleh karena itu jika pendidik menghadapi peserta didik bergaya belajar kinestetik maka dalam proses pembelajarannya 1) dapat menggunakan objek nyata untuk belajar konsep baru, dan 2) mengajak peserta didik untuk belajar mengeksplorasi lingkungan.

SOAL 5

Kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pemberian rangsangan, mengidentifikasi masalah, melakukan pengumpulan data dan mengolah data sehingga mampu memberikan pembuktian dan menarik kesimpulan, sesuai dengan model pembelajaran?

a.       problem based learning

b.      inquiry learning

c.       discovery learning

d.      integrated learning

e.      project based learning 

Kunci jawaban: C

Pembahasan:

Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:

1) Pemberian rangsangan (stimulation);

2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);

3) Pengumpulan data (data collection);

4) Pengolahan data (data processing);.

5) Pembuktian (verification); dan

6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

SOAL 6

Contoh penerapan teori behaviorisme yang dilakukan oleh guru saat ini dalam media digital dalam praktik pembelajaran adalah?

a. Internet dan Powerpoint

b. Internet dan media Zoom

c. Powerpoint dan Microsoft Word

d. Google dan Youtube

e. Powerpoint dan multimedia

Kunci jawaban: E

Pembahasan:

Pada zaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan Powerpoint dan multimedia. Pembelajaran dengan Powerpoint, cenderung terjadi satu arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk powerpoint disusun secara rinci dan bagian-bagian kecil. 

Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang rinci dan ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki satu jawaban benar. 

Feedback pada pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program pembelajaran yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012). Skinner mengembangkan model pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang memberikan feedback kepada peserta didik bila memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan tes, bukan sekadar feedback pada akhir test.

SOAL 7

Guru mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan permasalahan peserta didiknya. ketika kemudian guru memberikan informasi atau pengetahuan yang memadai peserta didiknya, maka hal ini merupakan tahapan kreativitas dalam?

a. Iluminasi

b. Verifikasi

c. Inkubasi

d. Persiapan meletakkan dasar

e. Produksi

Kunci jawaban: D 

Pembahasan:

Menurut Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan orang-orang kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, dan karya baru biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini:

(1) Persiapan meletakan dasar: mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme untuk memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk kreativitas. Guru perlu memberikan informasi atau pengetahuan yang memadai kepada peserta didik sebagai dasar pengembangan kreativitasnya.

(2) Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai. Mencari kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang sedang dihadapi. Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra sadar.

(3) Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.

(4) Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi karya kreatif dan inovatif.

SOAL 8

Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Merupakan teori belajar?

a. Konstruktivisme

b. Humanisme

c. Behaviorisme

d. Sibernetik

e.  Kognitivisme

Kunci jawaban: A

Pembahasan:

Konstruktivisme (Karwono 2012:90) adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) si-belajar sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan. 

Proses belajar menurut teori konstruktivistik pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan konstruktivistik, dan dari aspek-aspek si-belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar. Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. 

Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…..constructing and restructuring of knowledge and skills (schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual consistency…..”. 

Pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. 

Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijazah, dan sebagainya. dan sebagainya.

SOAL 9

Apabila peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka strategi yang dilakukan guru adalah?

a. Mengidentifikasi peserta didik baik yang sudah siap maupun yang belum siap untuk mengikuti pembelajaran dengan proses berpikir tingkat tinggi

b. Tetap melakukan kegiatan pembelajaran dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan meminta peserta didik untuk fokus

c. Membentuk kelompok peserta didik dengan kemampuan yang heterogen dalam proses pembelajaran

d. Mengubah perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan peserta didik yang heterogen

e. Membangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi

Kunci jawaban: E

Pembahasan:

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi terletak pada konten/materi pembelajaran dan konteks peserta didik.

Apabila peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka perlu dibangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi.

Caranya adalah dengan membangun skema dari pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Setelah terpenuhi, maka guru perlu mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilema, kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik (King, Goodson & Rohani, 2006).

SOAL 10

Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah....

a. Strategi pembelajaran yang mengintegrasikan metode, bahan ajar dan media pembelajaran secara sistematis

b. Strategi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis di mana siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil

c. Strategi pembelajaran yang menyajikan situasi permasalahan kepada siswa dan dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan

d. Strategi pembelajaran individual yang terstruktur secara sistematis dimana siswa bekerja masing-masing

e. Strategi pembelajaran yang melibatkan perilaku koreksi diri

Kunci jawaban: B

Pembahasan:

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan eksistensi kelompok. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda dan memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Krisis dan Masalah Pendidikan

 



Fenomena globalisasi membawa nuansa baru yang sulit diprediksi oleh pemikiran manusia saat ini. Sehingga, muncul beberapa ramalan masa depan seperti yang dikatakan oleh para futurology bahwa akan datang masyarakat pasca-industri atau post-industrial society (Daniel Bell), masyarakat gelombang ketiga atau the third wave (Alvin Toffler), global paradox atau global paradox (John Naisbitt), situasi kesemrawutan atau “chaos” (John Briggs & David Peat).
Krisis multidimensi serta prediksi para futurology menyebabkan manusia sulit memosisikan dirinya bila tidak memiliki ketahanan mental, ketahanan diri, dna ketahanan tatanan nilai, serta fleksibilitas diri menghadapi dampak negatif  kemajuan iptek.
Dampak negatif kemajuan iptek ini besar pengaruhnya terhadap perubahan sikap serta perilaku peserta didik, sehingga terjadi beberapa krisis erosi nilai-erosi moral-erosi norma dan dehumanisasi. Fenomena krisis tersebut tampak pada krisi kepercayaan, krisis kualitas kemandirian atau krisis bangsa yang berkarakter, serta krisis akan nilai-nilai yang menjadi pegangan dan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Konsep pendidikan dalam era globalisasi tidak boleh terlepas dari pendidikan nilai (afektif), begitupun dengan aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor). Pendidikan tidak sekedar terfokus pada alih pengetahuan (transfer of knowledge), namun disertai pula signifikansi alih sikap (transfer of attitude).

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum 2004 senantiasa mengalami suatu dilemma. Pilihan antara memenuhi tuntutan kebutuhan untuk mengantisipasi perubahan sosial di masyarakat, siap tantangan dan tuntutan era globalisasi, atau memenuhi tuntutatan kebutuhan sebagai pengetahuan akademis dan pendidikan yang dapat memenuhi tatanan nilai, memilki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta menjadi ‘manusia Indonesia seutuhnya’. 

Definisi dan Fungsi Pemimpin Pendidikan

 

Definisi Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian, kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan “Pendidikan” mengandung arti dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan itu.

Dengan demikian Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

 

B.     Fungsi Pemimpin Pendidikan

Fungsi utama pemimpin pendidikan, antara lain :

1)    

3

Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.

2)     Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.

3)     Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.

4)     Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.

5)     Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.

Sedangkan dari definisi berikutnya memberikan indikasi bahwa :

1)     Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampolan kelompok.

2)     Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa  yang dikehendaki oleh pemimpin.

About

Popular Posts