Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, December 31, 2021

ELEMEN DASAR TARI


 1.     Gerak

 Unsur dalam tari adalah gerak. Gerak pada dasarnya merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), tenaga untuk menghayati gerak (kualitas gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastic, dan kaku serta personifikasi gerakan).

2.    Tenaga

Gerak tari yang diperagakan menunjukan intensitas gerak. Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin dalam pada tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, serta menjadi antiklimaks dari tensi dan relaksasi gerak secaraa keseluruhan. Wujud tenaga bisa berarti kekuatan gerak secara fisik dan non fisik (inner beauty). Inner beauty diungkapkan lewat ekspresi .

Ekspresi adalah bentuk mimik atau wajah penari pada saat tampil sebagai ungkapan jiwa atau penghayatan tema tari. Misalnya; ekspresi sedih, gembira, tegang, marah, dan lain-lain. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget atau dorongan perasaan, desakan jiwa, dalam bentuk tari yang terkendali. Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya dikomunikasikan kepada penonton. Pengungkapan ini dalam bentuk gerakan jiwa,kehendak, dan emosi atas penghayatan tarian yang dilakukan. Seorang penari dalam membawakan suatu tari harus dapat menghayati maksud dari tarian tersebut.

3.    Ruang

Ruang dalam tari mencakup semua gerak yang diungkapkan oleh seorang penari. Gerak tari terbentuk melalui perpindahan gerak tubuh dan posisi yang tepat, menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan. Ruang gerak ini biasa disebut sebagai panggung. Panggung adalah tempat atau ruang dimana penari menampilkan hasil karyanya.

Ruang ruang dapat dibedakan ;

a.    Ruang sebagai tempat pentas dapat berupa arena, panggung proscenium, atau tempat pertunjukan lainnya.

b. Ruang diciptakan oleh penari saat membawakan tarian. Ketika penari menarikan gerak burung ruang yang digunakan akan lebih luas dibandingkan ketika penari menarikan gerak semut.

Ruang gerakan sangat dipengaruhi oleh :

a.        Posisi

adalah arah hadap yang di lakukan oleh para penari saat melakukan gerakan tari, contoh ; arah ke depan, arah ke belakang, arah sudut kanan dan sudut kiri, arah samping kanan dan samping kiri. Selain arah hadap yang di lakukan oleh para penari, maka penari juga memiliki arah komposisi gerak penari, contoh ; arah maju dan mundur, arah kesamping kanan dan samping kiri, arah zig – zag dan arah berputar yang searah dengan jarum jam.

b.        Level

Level di sebut dengan tingkatan gerak (tinggi-rendahnya penari). Bisa dijelaskan juga bahwa level yang masuk kedalam ruang lingkup gerakan tari seperti berikut ini :

1.       Level Atas : adalah posisi penari di mulai dari kaki menjinjit, sampai dengan gerakan – gerakan tari yang lain nya seperti lompat.

2.       Level Sedang : posisi badan penari membungkuk

3.      Level Rendah : adalah posisi saat menari dengan duduk.

c.         Jangkauan gerak

adalah panjang pendeknya tubuh atau anggota tubuh menjangkau menuju maksimal gerak.

1.     Waktu/tempo

Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak. Ritme gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu gerak atau rangkaian gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak.


Monday, December 27, 2021

Mekanisme Kelelahan Otot


 Kelelahan otot di definisikan sebagai kegiatan otot untuk mempertahankan atau menghasilkan kekuatan yang diperlukan atau hilangnya kemampuan otot untuk berkontraksi menghasilkan kekuatan. Kelelahan lebih sering di artikan sebagai menurunnya kapasitas otot dalam menghasilkan kekuatan dan kecepatan kontraksinya juga diikuti melambatnya relaksasi otot.

Aktivitas yang dapat menyebabkan adanya kelelahan otot yaitu: salah satunya pada seorang atlet menjalani latihan yang keras melebihi batas-batas kemampuan fisiologi dan psikologi mereka. Adapun aktivitas lain yang dapat menimbulkan kelelahan pada otot salah satunya yaitu, pekerja dengan system manual handling seperti pekerja tenun kain sarung, pekerja pemintalan benang. Berdasarkan hasil penelitian Ahmad Muizzudin (2013) bahwa sekitar 60% tenaga kerja mengeluhkan adanya kelelahan pada saat bekerja dan setelah bekerja yang mengakibatkan timbulnya kelelahan pada otot pekerja tersebut.

Kelelahan otot dapat bersifat lokal maupun menyeluruh,  menurut Saryono (2011) mengatakan otot yang lelah adalah otot yang tidak mampu untuk berkontraksi. Ketidak mampuan otot tersebut dalam berkontraksi disebabkan oleh gangguan:

1.        Sistem saraf, yaitu saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke otot-otot yang bersangkutan.

2.        Tempat bertemu saraf dan otot (neuromuscular junction) tidak dapat menghantarkan impuls dari saraf motor ke otot.

3.        Mekanisme kontraksi yang tidak dapat mengeluarkan tenaga.

4.        Sistem saraf pusat yaitu otot dan sumsum tulang belakang untuk menimbulkan rangsangan maupun menghantar rangsangan.

Upaya untuk mengatasi adanya kelelahan otot adalah perlakuan yang dapat menyebabkan adanya regangan pada otot yang berkontraksi terus menerus. Hal ini yang akan menyebabkan timbulnya mekanisme lepas aktin-miosin sehingga terjadi pengurangan penggunaan Adenosin triphosfat (ATP) sehingga akan mengurangi adanya kelelahan otot.

Bentuk Pemanasan Statis dan Dinamis


 Bentuk-bentuk dari pemanasan sebenarnya sangatlah banyak. Hal itu dikarenakan pemanasan biasanya disesuaikan dengan olahraga atau aktivitas fisik yang akan dilakukan. Namun dari berbagai macam bentuk pemanasan, dapat digolongkan menjadi pemanasan statis, dinamis, statis dinamis.

1. Pemanasan Statis

Pemanasan statis yaitu pemanasan dengan bentuk peregangan yang dilakukan mulai dari bagian tubuh atas menuju kebawah ( dari kepala sampai kaki ) atau sebaliknya. Pemanasan berbentuk statis ini bertujuan untuk menyiapkan otot untuk melakukan kerja yang lebih berat agar tidak terjadi kram atau cedera otot yang lainnya. Pemanasan statis ini harus dilakukan dengan benar agar otot benar-benar terulur sempurna dan untuk menghindari cedera yang disebabkan karena penguluran otot yang tidak sesuai dengan anatomi tubuh yang semestinya.

2. Pemanasan Dinamis

Pemanasan dinamis yaitu pemanasan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan yang saling berkesinambungan atau saling berkaitan. Contoh gerakan pemanasan dinamis yaitu gerakan menengokkan kepala keatas dan kebawah, gerakan menekuk pendek-pendek panjang-panjang pada tangan atau gerakang kombinasi ( bongkok jongkok bongkok tegak). Pemanasan bentuk ini dimaksudkan untuk melemaskan otot-otot yang kaku.

3. Pemanasan Statis Dinamis

Pemanasan ini yaitu penggabungan antara pemanasan statis dan pemanasan dinamis. Pemanasan bentuk ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya cedera karena otot tidak hanya diulur, namun juga akan dilemaskan. Sistematika pelaksanaan pemanasan ini biasanya dilakukan pemanasan statis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan denga pemanasan dinamis

Hukum Gerak dalam PJOK


 


a. Konsep Hukum Gerak Newton

Gerak adalah proses perubahan tempat atau posisi dari suatu obyek ditinjau dari titik pandang tertentu. Hukum gerak dalam olahraga dikenal dengan hukum Newton. Hukum Newton terdiri dari 3 yang disebut dengan hokum Newton I, II, III tentang Gerak dan Penerapannya.

Hukum Newton Pertama

Hukum Pertama Newton tentang gerak sering pula disebut hukum kelembaman, kelembaman adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan kedaannya. Hukum pertama Newton berbunyi” sebuah benda yang diam akan tetap diam dan yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya” atau bisa juga kalimatnya dibalik menjadi “ selama resultan gaya yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap akan bergerak dengan kecepatan tetap” atau jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.

· Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

 Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik tempat asal di alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan seperti asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda tersebut (percepatan), tapi untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya. Sama dengan hukum pertama Newton : Tanpa gaya berarti tidak ada percepatan, maka benda berada pada kecepatan konstan. Contoh nyata untuk konsep hukum kelembaman dalam kehidupan sehari-hari.

Misalkan kamu sedang naik kendaraan(mobil) yang bergerak atau melaju cepat tiba-tiba di rem mendadak. Apa yang terjadi dengan badan kamu? Pasti badan kamu akan terdorong kedepan. Atau contoh kedua ketika kamu sedang naik angkutan kota dengan laju tetap tiba-tiba angkutan kota digas atau kecepatnnya ditambah maka badan kamu akan terdorong ke belakang. Dari contoh pertama dan kedua memperlihatkan bahwa benda dalam hal ini cenderung akan mempertahankan keaadaannya. Jadi yang sedang bergerak akan tetap bergerak atau yang diam akan tetap diam bila tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya.

Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu sebuah partikel dikatakan seimbang bila ΣF = 0. Blogger disini menyebutnya sebagai partikel sebab kalau untuk benda ada syarat tersendiri yang akan dibahas terpisah dalam posting keseimbangan benda

Hukum Newton Kedua

Hukum ke-2 Newton tentang gerak sebagai dasar untuk mempelajari dinamika gerak lurus yaitu, ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhitungkan penyebabnya. Sebelum dinamika gerak lurus adalah Kinematika gerak lurus yaitu yaitu: ilmu yang mempelajari gerak tanpa memperhitungkan penyebabnya. Hukum ke-2 Newton tentang gerak menyatakan bahwa percepatan yang diberikan oleh resultan gaya yang bekerja pada sauatu benda adalah sebanding dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda.

Satuan untuk gaya adalah kgm/s2 atau diganti dengan nama Newton seperti yang sudah dibahas dalam posting hukum pertama Newton. Satuan Newton “N” harus ditulis dengan huruf kapital karena Newton menunjukan nama orang. Untuk contoh konsep percepatan dan gaya misalnya pada saat kamu naik sepeda, atau naik sepatu roda ketika menuju jalan yang menurun, maka sepatu roda kamu akan bertambah kecepatannya. Artinya gerak kamu yang memakai sepatu roda mengalami penambahan kecepatan.

Gaya yang mengakibatkan benda jatuh di permukaan bumi atau sifat benda yang akan bergerak menuju kepermukaan bumi adalah gaya berat. Gaya berat adalah massa benda kali percepatan grafitasi persamaan:

W = m.a

Keterangan:

W = weight

m = massa

a= percepatan grafitasi bumi

Hukum Newton Ketiga

Hukum Newton ke-3 tentang gerak mengatakan bahwa: Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda ke-2, maka benda ke-2 akan mengerjakan gaya pada benda pertama, yang besarnya sama dan arah berlawanan. Hukum Newton ke-3 tentang gerak ini memperlihatkan bahwa gaya ini akan ada bila ada dua benda yang saling berinteraksi. Pada hukum ke-3 Newton ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika benda P mengerjakan gaya pada benda Q, maka benda Q akan mengerjakangaya pula pada benda P. Yang besarnya sama tapi arah berlawanan.

Hukum Newton ke-3 tentang gerak ini dinamakan juga dengan hukum aksi-reaksi.

Faksi = Freaksi

Penjelasannya adalah bila benda P mengerjakan gaya pada benda Q dinamakan sebagai gaya aksi, sebaliknya bila benda Q mengerjakan gaya pada benda P dinamakan dengan gaya reaksi. Besar gaya aksi-reaksi selalu sama tetapi arah berlawanan.

Konsep fisika dari aksi reaksi adalah sebagai berikut:

 Pasangan aksi reaksi ada bila dua benda berinteraksi

 Aksi reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda

 Aksi reaksi sama besar tetapi berlawanan arah

contoh pasangan gaya aksi reaksi adalah:

 seorang anak memakai skate-board dan berdiri mengahadap tembok. Jika anak tersebut mendorong tembok (Faksi), maka tembok akan mendorong tangan dengan besar gaya yang sama tetapi berlawanan (Freaksi) sehingga anak tersebut terdorong ke belakang.

 Saat palu besi memukul ujung paku berarti palu mengerjakan gaya pada ujung paku (Faksi) maka paku akan memberikan gaya pada palu (Freaksi)

 Ketika kaki atlit renang menolak dinding tembok kolam renang (Faksi) maka tembok kolam renang kan mengerjakan gaya pada kaki perenang (Freaksi) sehingga perenang terdorong ke depan


 Terdapat kesalahan pemahaman diantara para siswa dalam mempelajari aksi reaksi diantaranya. Pasangan gaya berat dan gaya normal sering dikatakan sebagai aksi reaksi. Kenyataannya berdasarkan konsep bahwa gaya berat dengan gaya normal bukan bekerja pada dua benda yang berbeda tapi bekerja pada satu benda yang sama jadi pasangan gaya berat dan gaya normal bukan aksi reaksi. Yang merupakan pasanganaksi -reaksi untuk sebuah benda yang di letakkan di atas meja adalah gaya berat atau gaya grafitasi benda yang ditarik bumi sebagai aksi maka benda pun akan menarik bumi sebagai gaya reaksi.

Gaya Normal (N) adalah gaya kontak yang bekerja dengan arah tegak lurus dengan bidang sentuh jika dua benda bersentuhan. Contoh bila sebuah kotak di letakkan di atas meja maka permukaan meja akan mengerjakan gaya pada kotak. Contoh lain jalan akan memberikan gaya pada permukaan ban yang bersentuhan dengan jalan. Pasangan gaya tarik gravitasi antar planet dan matahari juga termasuk pasangan gaya aksi reaksi.

b. Penerapan Hukum-Hukum Newton tentang gerak dalam Kehidupan

Hukum-hukum Newton tentang gerak dapat menjelaskan beberapa peristiwa gerak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, alasan mengapa pengendara mobil dianjurkan untuk menggunakan sabuk pengaman. Menurut Hukum I Newton suatu benda akan cenderung mempertahankan kedudukannya. Jika benda diam, cenderung tetap diam, dan jika benda bergerak cenderung terus bergerak. Ketika naik mobil ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu mobil diam tiba-tiba bergerak dan ketika melaju kencang tiba-tiba mobil direm mendadak. Pada kemungkinan pertama (mobil diam tiba-tiba bergerak), tidak terlalu berbahaya karena tubuh akan tertahan oleh jok mobil, tetapi pada kemungkinan kedua (mobil tiba-tiba di rem) sangat berbahaya karena tubuh akan cenderung bergerak dan jika tidak menggunakan sabuk pengaman tubuh bisa terhenyak pada dashboard mobil. Seseorang akan mengalami gaya tekan dasboard mobil sebesar 10 kali berat badannya jika dihentikan mendadak pada kelajuan 70 km/jam.

Dengan menggunakan sabuk pengaman kecelakaan semacam itu dapat diminimalisiasi. Mobil-mobil terbaru selain dilengkapi sabuk pengaman, juga ditambah dengan balon udara yang akan menggembung jika terjadi tabrakan. Sabuk Pengaman Mengapa mobil perlu terus-menerus diinjak pedal gasnya agar kelajuan sepeda motor konstan? Selain gaya dorong mesin, mobil juga mengalami gaya-gaya gesekan baik dari mesin maupun udara. Menurut Hukum I Newton, agar benda bergerak dengan kelajuan konstan, resultan gaya harus sama dengan nol. Karena itu gaya gesekan ini harus diimbangi Ilmu Pengetahuan Alam 2 Paket 6 Penerapan Hukum-hukum Newton dalam Gerak 6 - 7 dengan gaya tarik/dorong mesin sepeda motor dengan cara digas. Ketika mobil bergerak dengan kelajuan konstan, gaya dorong mesin sama dengan gaya gesek.

Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini


 Salah satu kegiatan bermain dan belajar anak adalah kegiatan mencampur warna. Kegiatan mencampur warna sebagai sebuah proses pembelajaran bagi anak PAUD untuk mengenal dan memahami jenis warna yang ada, mulai dari warna-warna dasar yang sederhana hingga warna dari hasil campuran komposisi warna yang rumit.

Sebagai langkah awal dalam mengajarkan anak tentang warna adalah mengajarkan konsep-konsep sederhana dari warna itu sendiri. Perkenalkan anak dengan warna dasar dari sejumlah warna yang tersedia seperti :

1.  Warna Primer:  Merah (seperti darah), Biru (seperti langit atau laut), Kuning (seperti kuning telur).

2.  Warna Skunder: Hijau, Ungu, Jingga atau orange

3.  Warna Tersier: aquamarine, chartreuse, marigold, vermilion, magenta, violet.

4.   Warna Pigmen: azure, violet, fuchsia, jingga, chartreuse, aquamarine.

Secara sederhana Rumus campuran warna diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Merah, Kuning Biru yang disebut sebagai warna primer. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Sedangkan Warna Pigmen adalah pengembangan lebih jauh dari warna-warna Tersier ke arah warna-warna cahaya.

Dalam langkah memperkenalkan warna di atas untuk anak PAUD mulai dari usia 2 - 5 tahun dapat diperkenalkan kombinasi dari warna Primer dan Skunder. Hingga pada anak di Usia 6 tahun ke atas dapat diperkenalkan kombinasi warna Tersier dan Warna Pigmen yang lebih sulit.

Setelah guru dan pendidik memahami teori-teori campuran warna seperti di atas, maka dapat dilakukan kegiatan mencampur warna bagi anak-anak PAUD. Dimulai dari mencampur tiga warna primer untuk mengetahui warna-warna skunder. Anak didik diarahkan untuk mengetahui pencapaian warna skunder dengan mengukur dan menakar bahan campuran yangdisediakan. Campuran warna yang dilakukan adalah :

1. Biru dicampur Kuning menjadi Hijau

2. Biru dicampur merah menjadi Ungu

3. Kuning dicampur merah menjadi Jingga atau orange

4. Merah dicampur hijau menjadi kuning

5. Merah dicampur biru menjadi magenta

6. Hijau dicampur biru menjadi cyan.

Untuk kegiatan mencampur warna bagi anak PAUD ini Alat dan bahan yang digunakan:

a.       Krayon/pensil warna, cat air

b.      Kertas

Kegiatan yang dilakukan :

-          Anak memberikan warna pada bentuk di kertas yang telah disediakan

-          Warna yang diberikan terdiri dari dua warna pada masing-masing kertas

-          Pada bidang perpotongannya akan terbentuk warna baru, hasil pencampuran dua warna yang ada disekitarnya

-           Pada saat kegiatan mencampur warna dilaksanakan harus memperhatikan hal berikut:

·         Ingat kegiatan mencampur warna adalah kegiatan bermain yang melibatkan proses belajar warna bagi anak.

·         Jangan lupa berikan motivasi, dan pujian kepada anak yang telah mencapai pewarnaan yang sesuai denganpetunjuk yang diberikan.  

Thursday, December 23, 2021

Penjualan


 a.  Arti dan Makna Penjualan

Penjualan merupakan fungsi dari pemasaran, agar perusahaan mendapatkan laba agar kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan. Penjualan juga merupakan salah satu sumber pendapatan seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan transaksi jual dan beli dalam suatu perusahaan. Apabila semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh seseorang atau perusahaan tersebut.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2008 : 8) dalam buku “Manajemen Pemasaran”  mengatakan bahwa Penjualan ialah proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

b. Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan  tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi. Karenanya, organisasi tersebut harus melakukan upaya penjualan dan promosi agresif.

Konsep penjualan dinyatakan dalam pemikiran Sergio Zyman, mantan wakil presiden pemasaran dari Coca-Cola, yang menyatakan : Tujuan pemasaran adalah menjual lebih banyak barang ke lebih banyak orang secara sering untuk menghasilkan lebih banyak uang dan pada gilirannya menghasilkan lebih banyak laba.

Konsep penjualan dipraktikan paling agresif untuk barang-barang yang tidak dicari (unsought goods) yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli konsumen. Seperti asuransi, ensiklopedia dan peti mati. kebanyakan perusahaan juga mempraktikan konsep penjualan ketika mengalami kelebihan kapasitas. Tujuannya adalah menjual apa yang mereka buat, alih-alih membuat apa yang diinginkan pasar. Namun, pemasaran  yang didasarkan pada penjualan memiliki resiko yang tinggi. Pemasaran model ini mengasumsikan bahwa pelanggan yang terbujuk untuk membeli suatu produk akan menyukai produk tersebut dan jika ternyata tidak, mereka bukan hanya tidak akan mengembalikan atau menjelek-jelekkan produk tersebut atau mengeluh kepada organisasi konsumen, melainkan mungkin malah membeli lagi.

Menurut Theodore Levitt dari Harvad dalam buku “Manajemen Pemasaran” menjelaskan perbedaan antara konsep antara penjualan dan pemasaran yaitu bahwa Penjualan berfokus pada penjualan, pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.

Penjualan didasari oleh kebutuhan penjualan untuk mengubah produknya menjadi uang, sedangkan pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal – hal yang berhubungan dengan menciptakan, menghantarkan dan akhirnya mengkonsumsinya (Kotler dan Keller, 2008: 19-20).

c. Tujuan Penjualan

Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya  dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran.

Pengusaha atau penjual bisa sukses apabila memilih satu tujuan. Dan tujuan tersebut akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan kemampuan dan kemauanyang memadai. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan mendapatkan laba tertentu dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut teralisasi apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.

Menurut Swastha dan Irawan (2001: 33) mengemukakan bahwa suatu perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu :

a.         Menciptakan volume penjualan tertentu

b.        Mendapatkan laba tertentu

c.         Menunjang pertumbuhan perusahaan

Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga penjual, akan tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari beberapa phak diantaranya adalah fungsionatis dalam perusahaan. Seperti bagian keuangan yang menyediakan dana, bagian produksi yang membuat produk dan bagian personalia yang menyediakan tenaga kerja.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Penjualan hasil produksi dari waktu ke waktu biasanya mengalami pasang surut. Gelombang turun naiknya penjualan tersebut dapat kecil, dapat pula besar. Kenyataan ini mengundang pengusaha untuk berpikir tentang faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perkembangan penjualan hasil produksinya.

Ada dua kelompok hal yang dapat mempengaruhi perkembangan penjualan yaitu pengaruh dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan. Pengaruh dari luar perusahaan seperti berikut ini :

1. Kebijakan pemerintahan

2. Perkembangan ekonomi dunia

3. Perkembangan sosial-ekonomis masyarakat, terutama para pembeli sasaran

4. Situasi persaingan.

Adapun pengaruh dari dalam perusahaan seperti “membatasi” perusahaan yang bersangkutan dalam usahanya mencapai penjualan lebih dari jumlah tertentu. Disebut membatasi karena faktor-faktor tersebut lebih bersifat menentukan sampai seberapa jauh untuk satu masa tertentu, perusahaan yang bersangkutan mampu mencapai jumlah maksimal penjualan hasil produksinya, beberapa macam di antara faktor – faktor tersebut adalah :

a.         kapasitas produksi dan pengadaan dana modal kerja

b.        kesan pembeli terhadap hasil produksi

c.         kebijakan harga jual yang dianut.

Dalam prakteknya, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan adalah sebagai berikut :

a.         Kondisi dan kemampuan penjual

b.        Kondisi Pasar

c.         Model

d.        Kondisi organisasi perusahaan

e.         Faktor lain

Adanya Penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran abrang atau jasa antara penjual dengan pembeli. Di dalam perekonomian kita, seseorang .uang, orang akan lebih mudah memahami segala keinginannya dan penjualan  lebih mudah dilakukan serta jarak yang jauh tidak akan menjadi masalah bagi penjual (Kotler dan Keller, 2008: 262).

Saturday, December 18, 2021

SELAT SUNDA JEUNG GUNUNG KRAKATAU



Kacatur jaman baheula di Pulo Jawa Beulah kulon, aya hiji karajaan anu rajana Prabu Rakata. Sang Prabu gaduh dua putra. Anu cikal Raden Sundana anu bungsu Raden Topobrana. Haritamah Pulo Jawa sareung Sumatra teh ngahiji.

Kumargi Prabu Rakata parantos sepuh pisan, mangka karajaan teh di titipkeun ka putra-putrana, tur di bagi dua belah wetan ku Raden Sundana, belah kulon Raden Topobrana. Terus Sang Prabu teh indit ngabagawan anu tempatna dibates dua nagara nu dibagi dua tea, anjeunna teu nyandak nanaon tibang guci pusaka nu dicandak. Hiji mangsa dina taun ka genep Sang Prabu teh ngadangu yen putrana parasea Raden Sundana ngarugrug karajaan raina Raden Topobrana. Sang Prabu teh ceg ka guci anu tos dieusi cai laut tea, terus indit ka medan laga kasampak dua putrana keur perang campuh atuh bendu pisan si anjeunanana.

Ningali ramana sumping reg weh perang liren, dua putrana langsung nyampeurkeun cedok weh nyareumbah ka Prabu Rakata kitu dei para parajuritna. Atuh dua putrana beak bersih diseukseukan pampangnaman Raden Sundana nu wani ngarug-gug nagara raina. Dua putrana anu tarungkul teh nyarek, atuh Sang Prabuteh langsung gadeg, ceg kana guci pusaka tea. Terus cai laut anu dina guci dikucurkeun disapanjang wates dua nagara, teras guci anu tos teh kosong teh disimpen ditapal bates dua karajaan tea, anjeunanana indit deui ka tempat pang tapaanana. Teu lami eta bates anu tilas disiram ku cai laut teh ngajanggelek jadi selat. Nu kiwari disebut Selat Sunda. Nu mawi dinamian Selat Sunda lantaran Raden Sundana sarakah hoyong wilayah anu raina. Dugi ramana ngadamel wates nganggo guci pusaka anu caina dikucurkeun terus jadi selat. Tur guci anu disimpen dina wates teh ngajanggelek jadi gunung, nu katelah Gunung Rakata atanapi Gunung Krakatau. Tah kitu sasakala Selat Sunda sareng Gunung Krakatau teh.

SINERGI PENGELOLAAN SUMBER KEKAYAAN ALAM DI LAUT YANG DIHARAPKAN

 

Pembangunan Kelautan bukanlah sektor tunggal melainkan multi sektor dan multi fungsi, sehingga dalam pemanfaatannya diperlukan sinergi antar pengelola sumber kekayaan alam (SKA) di laut dan koordinasi lintas sektoral yang terkait dan kompeten di bidang kelautan. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis, pengelolaan kelautan ini sangat logis jika dijadikan tumpuan dalam sektor pembangunan ekonomi nasional. Namun ironisnya, dalam Pembangunan Daerah ataupun Pembangunan Nasional dewasa ini, sektor-sektor tersebut masih diposisikan sebagai sektor pinggiran (peripheral sector), dibuktikan dari masih  rendahnya tingkat pemanfaatan sumber daya, penerapan teknologi serta hampir meratanya tingkat kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat kelautan terutama nelayan. Dengan demikian, jika potensi sumber daya kelautan ini dikelola secara sinergi (terpadu) antar komponen pengelola terkait, proporsional, terencana dan terkendali, akan mendorong perwujudan konsepsi Wawasan Nusantara yang bertumpu pada upaya membangun budaya waspada bangsa.

Pembangunan Kelautan bukanlah sektor tunggal melainkan multi sektor dan multi fungsi, sehingga dalam pemanfaatannya diperlukan sinergi antar pengelola sumber kekayaan alam (SKA) di laut dan koordinasi lintas sektoral yang terkait dan kompeten di bidang kelautan. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis, pengelolaan kelautan ini sangat logis jika dijadikan tumpuan dalam sektor pembangunan ekonomi nasional. Namun ironisnya, dalam Pembangunan Daerah ataupun Pembangunan Nasional dewasa ini, sektor-sektor tersebut masih diposisikan sebagai sektor pinggiran (peripheral sector), dibuktikan dari masih  rendahnya tingkat pemanfaatan sumber daya, penerapan teknologi serta hampir meratanya tingkat kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat kelautan terutama nelayan. Dengan demikian, jika potensi sumber daya kelautan ini dikelola secara sinergi (terpadu) antar komponen pengelola terkait, proporsional, terencana dan terkendali, akan mendorong perwujudan konsepsi Wawasan Nusantara yang bertumpu pada upaya membangun budaya waspada bangsa. Tidak menutup kemungkinan, kekeliruan kebijakan dalam pengelolaan SKA di laut ini justru akan menimbulkan gejolak sosial antar Daerah terutama meruncingnya kesenjangan kesejahteraan masing-masing Daerah (Toto Pandoyo, 1994). Keberhasilan pembangunan termasuk kontribusi sektor kelautan secara langsung dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Daerah, terutama memberikan kesejahteraan (prospherity) dan keamanan (security). Sementara ini, pengelolaan SKA di laut telah memberikan kontribusi terhadap APBN 2004 sebesar Rp 0,6 Trilliun dari sektor perikanan, Rp 1,6 Trilliun dari sumber daya mineral, Rp 28 Trilliun dari subsektor minyak bumi dan Rp 15,7 Trilliun dari gas alam (Purnomo Yusgiantoro, 2004).  Kontribusi masing-masing sektor ini masih berpeluang untuk ditingkatkan terutama melalui sinergi antar pengelola dan penerapan teknologi yang tepat.

Prospek Pengelolaan Sumber Kekayaan Alam

Prospek pengelolaan SKA di lepas pantai semakin memberikan peluang mengingat ditemukannya indikasi baru potensi ”mineral hidrotermal” di dasar laut dalam (Lili Sarmili, 2002; Subaktian Lubis 2002; dan Halbach, 2003).  Pembentukan sumber daya mineral hidrotermal   dipengaruhi oleh kegiatan magmatisme di dasar laut. Indikasi adanya hydrothermal deposit di perairan Indonesia ditemukan di perairan Sulawesi Utara, Selat Sunda dan perairan Wetar (gunung api bawah laut Komba, Abang Komba, dan Ibu Komba).  Para ahli geologi kelautan menaruh perhatian dan harapan karena diyakini bahwa lubang hidrothermal ini membawa larutan mineral yang selanjutnya mengawali proses mineralisasi pada suatu cebakan mineral dasar laut, terutama mineral oksida emas (dengan ciri adanya white smoker) dan tembaga (dengan ciri adanya black smoker).

SKA lainnya yang masih dalam tahapan eksplorasi adalah pemanfaatan ”gas biogenik”. Gas biogenik merupakan salah satu sumber energi alternatif yang relatif murah, bersih lingkungan dan mudah dikelola.  Pemetaan geologi kelautan sistematik di wilayah perairan Laut Jawa dan Selat Madura yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral sejak tahun 2001-2004 memperlihatkan indikasi sumber gas biogenik yang terperangkap pada sedimen Holocene. Lapisan pembawa gas ini umumnya ditemukan pada kedalaman antara 20-50 m di bawah dasar laut. Pemetaan secara horizontal menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan perairan dangkal terutama di muara sungai-sungai purba ditemukan indikasi sedimen mengandung gas (gas charged sediment) yang diduga merupakan akumulasi gas biogenik yang berasal dari maturasi tumbuhan rawa purba yang tertimbun sedimen Resen. Gas biogenik ini umumnya didominasi oleh gas methan (CH4) yang dikenal sebagai salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan (Qilun Yang, 1995).

Sinergi Pengelolaan Yang Ideal

Dalam Kamus American Websters Dictionary, istilah Synergy didefinisikan sebagai ”cooperative interaction among group especially among the acquired subsidiary or merged parts of a corporation that creates an enhanced combined effect” yang mengandung arti hanya dengan interaksi yang kooperatif maka hasil maksimal dapat dicapai. Menurut Doctoroff (1977), persyaratan utama bagi suatu sistem yang sinergi yang ideal adalah kepercayaan, komunikasi yang efektif, umpan balik yang cepat, dan kreativitas. Dalam makna lainnya, sinergi adalah suatu sumber kekuatan organisasi yang ampuh, bahkan sering digunakan untuk memperlihatkan perbedaan antara sukses dan kegagalan.

Teori sinergi (synergy) mengacu pada Gaya Manajemen Sinergik dalam organisasi yaitu senantiasa menciptakan harmonis (Salusu, 2004). Landasan Teori peningkatan sinergi pengelolaan SKA di laut mengacu pada konsep “competitive advantage, creating and sustaining performance”, sedangkan prinsip yang dikembangkan mengacu pada prinsip dasar kompetisi yang bertumpu pada perkembangan lingkungan strategis.  Dalam istilah manajemen, sinergi diartikan bersaing dengan lebih baik dari yang diharapkan untuk meraih keunggulan kompetitive  (competitive advantage) yang standar. Dengan demikian, maka secara langsung sinergi atau kemitraan kerja antar komponen pengelola SKA di laut akan tumbuh menjadi wadah sinergi yang efisien; berkualitas; fleksibel dan inovatif. Oleh sebab itu, wadah sinergi sebagai ciri kerjasama kemitraan harus senantiasa dikembangkan secara dinamis sesuai dengan konsep “learning organization” mengikuti trend atau perkembangan lingkungan strategis (Senge, 1996).

Silower (1998) dalam buku ”Synergy Trap” mengemukakan dasar-dasar sinergi yang terdiri dari visi strategis, strategi budaya, kekuasaan dan budaya, integrasi sistem dan investasi awal untuk memperoleh imbalan sebagai premium. Keempat komponen itu mewakili unsur-unsur utama dari suatu strategi kerjasama atau kemitraan yang harus berada pada posisinya. Dalam hal ini, komponen sinergi yang dimaksud dikelompokkan menjadi antar Pemerintah Pusat dan Daerah, antar penerapan teknologi, antar Stakeholder, antar pengelola Wilayah Garapan/Kerja dan antar Sektor Pembangunan terkait.  Dalam konteks keterkaitan masing-masing dasar sinergi, berlaku bahwa jika salah satu dari keempat dasar ini tidak ada pada saat kesepakatan kerjasama dilakukan, maka sinergipun akan menjadi ”perangkap”, premium kemungkinan mewakili kerugian total bagi komponen sinergi. Walaupun demikian, berkenaan dengan kondisi-kondisi persaingan ini, dasar-dasar sinergi ini perlu diterapkan tetapi bukan satu-satunya ”komponen yang menentukan” untuk menjamin perncapaian peningkatan kinerja.

Kendala Sinergi Pengelolaan

Sehubungan dengan cukup berlimpahnya potensi SKA di laut dan implementasi UU No. 22/1999 (telah direvisi menjadi UU 32/2004) tentang Pemerintahan di Daerah, maka dalam  implikasi positif sinergi pengelolaan sumber kekayaan alam di laut terhadap Pembangunan Daerah akan membawa dua konsekuensi penting yaitu: pertama, bagaimanapun juga Daerah dituntut untuk mampu mengidentifikasi potensi dan nilai ekonomi sumber daya kelautan, agar tersedia data akurat tentang potensi sumber kekayaan laut di wilayah laut  kewenangannya; dan kedua, Daerah juga dituntut secara cepat dapat mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).  Dalam hal ini, desentralisasi kewenangan ini berarti memberikan peluang diangkatnya kembali nilai-nilai kearifan lokal yang dianut masyarakat daerah dalam mengelola sumber daya alam di laut.

Selain itu, dalam usaha meningkatkan sinergi pengelolaan SKA ini telah diidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi yaitu kesenjangan yang terjadi antara kondisi sinergi faktual saat ini dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut adalah:

a.Belum tersediannya Undang Undang Kebijakan Kelautan Nasional (ocean policy) sebagai acuan yang jelas dan tegas. Kebijakan kelautan adalah payung legitimasi yang berfungsi sebagai arahan operasional tentang pengelolaan perairan Indonesia dan digunakan sebagai acuan sektor-sektor terkait, antar Pemerintah Pusat dan Daerah, antar Stakeholder, antar penerapan teknologi dan antar Wilayah Garapan / Wilayah Kerja dalam menyusun sinergi pengelolaan sumber kekayaan alam.

b.Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan iptek kelautan, menyebabkan ketergantungan iptek pada negara lain. Masih lemahnya penguasaan iptek kelautan dalam pengelolaan lingkungan laut juga masih dikalahkan oleh kuatnya pengaruh issu lingkungan yang berlebihan sehingga menghambat iklim investasi komoditi kelautan.

c.Terbatasnya data dan informasi kelautan dalam format standar Geographic Information System (GIS) terutama data potensi rinci sebagai tumpuan dalam mengembangkan dan merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber kekayaan alam di laut.

d.Sektor kelautan dirasakan masih sebagai sektor pinggiran (periperal sektor) sehingga belum mendapat prioritas yang proporsional dalam Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional.

e.Luasnya perairan Indonesia (3,2 juta km2) disamping merupakan wilayah yang berpotensi kekayaan alam juga merupakan kelemahan dalam ”span of control” bidang komunikasi, transportasi dan pengendalian sistem pemerintahan yang rawan terhadap berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG).

Disisi lain, pengaruh perkembangan lingkungan strategis terutama global, regional dan nasional telah membawa konsekuensi tersendiri terhadap kebijaksanaan dalam meningkatkan sinergi pengelolaan SKA di laut. Dampak globalisasi yang paling kuat adalah munculnya ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas (complexity), dan kompetisi (competition). Oleh sebab itulah, globalisasi disamping memberikan dampak negatif juga memberikan peluang jika dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk meningkatkan daya saing bangsa.  Pergeseran kekuatan politik dunia dari bipolar menjadi multipolar pasca perang dingin, telah berdampak pada situasi yang berubah sangat cepat dan sulit untuk diprediksi. Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah berdampak luas terhadap solidaritas negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), karena masing-masing negara anggota lebih mencurahkan perhatian serta upaya-upaya penanggulangan untuk mengatasi krisis di dalam negerinya masing-masing. Perkembangan lingkungan strategis di dalam negeri merupakan indikator mulai bangkitnya semangat dan tekad Daerah untuk membangun daerahnya, sesuai amanat Undang Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. 

Sinergi Pengelolaan Yang Diharapkan

Mengacu pada data faktual dan aktual baik pengelolaan sumber kekayaan alam hayati ataupun non-hayati, sumber daya yang terpulihkan ataupun yang tidak terpulihkan, maka kondisi sinergi pengelolaan SKA di laut yang diharapkan adalah terwujudnya visi pembangunan kelautan yang mengedepankan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.  Secara keseluruhan Kondisi sinergi pengelolaan yang diharapkan adalah sebagai berikut:

a.  Terwujudnya sinergi antar Pemerintah Pusat dan Daerah Yang Berbasis Kesetaraan

Tingkat sinergi pengelolaan antar Pemerintah Pusat dan Daerah yang diharapkan adalah kerjasama yang saling menunjang sesuai dengan peran dan fungsinya. Adanya tumpang tindih kewenangan yang menjadi kendala dalam optimalisasi pengelolaan, seyogianya diselesaikan berdasarkan aturan yang berlaku namun dalam koridor persatuan dan kesatuan NKRI. Dalam hal ini konsep kesetaraan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber kekayaan alam di laut diharapkan akan membangkitkan semangat kebersamaan. Adanya kesenjangan yang dialami Daerah dalam pengalihan kewenangan pengelolaan terutama berkaitan dengan sistem kontrak generasi lama hendaknya diselesaikan secara elegan, dimana kontrak ini harus senantiasa dihormati namun kepentingan daerah juga harus diutamakan, sehingga Daerahlah yang akan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Kebijakan Daerah yang dikeluarkan untuk tujuan pengaturan agar lebih memberikan ”win-win solution” hendaknya tidak boleh bertentangan dengan isi kontrak yang sudah ditandatangani bersama, hal ini untuk menghindari adanya tuntutan arbitrase akibat perselisihan pelanggaran kontrak.

b.  Tercapainya  sinergi  antar Penerapan Teknologi yang Bertumpu pada Kekuatan Bangsa Sendiri

Sinergi penerapan teknologi oleh masing-masing sektor merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan, karena keterpaduan dalam penerapan teknologi pengelolaan akan menghasilkan luaran yang jauh berlipat ganda dibandingkan jika dilaksanakan secara sendiri-sendiri.  Keterpaduan penerapan teknologi ini merupakan cerminan akan tingkat kerjasama ilmiah yang berkualitas akademis. Kondisi yang diharapkan adalah sinergi penerapan teknologi  yang menyebabkan lepasnya ketergantungan yang tinggi kepada negara lain. Penyeragaman penerapan teknologi diharapkan akan mengurangi ketergantungan masing-masing sektor terhadap teknologi asing, dengan menggunakan kekuatan teknologi bangsa sendiri diharapkan akan terjadi saling keterikatan antar pengguna teknologi sehingga akan memperkokoh sinergi pengelola. Selain itu, penggunaan teknologi yang tidak seragam menyebabkan ketergantungan teknologi asing baik software maupun hardware termasuk sparepart. Sebagai contoh adalah penerapan DOS System IBM compatible, Machintos, Lynux, dsb. Hal yang sama dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (GIS) pada peta-peta tematik kelautan akan mempermudah akses dalam memperoleh Informasi secara cepat dan akurat. Walaupun kondisi penguasaan teknologi pengelolaan sumber kekayaan laut masih belum cukup memadai tetapi upaya-upaya untuk menerapkannya telah mulai dirintis dan dilaksanakan. Dengan demikian, diharapkan bahwa sinergi penerapan teknologi dalam mengelola sumber kekayaan alam di laut ini akan menjadi pengikat sinergitas untuk kerjasama lintas sektoral lainnya.

c.   Meningkatnya     Sinergi          Antar    Sektor    Pembangunan    Terkait   yang   Berbasis    pada    Pembangunan Berkelanjutan

Peningkatan sinergi lintas sektor pembangunan dalam pengelolaan sumber kekayaan laut terutama yang terkait, kompeten dan mempunyai kepentingan merupakan harapan yang harus diwujudkan bersama. Kelemahan masa lalu dimana masing-masing sektor pembangunan melaksanakan pengelolaan SKA di laut hanya bertumpu pada kepentingan sektornya saya akan segera dihapuskan dan digantikan dengan konsepsi sinergi lintas sektor pembangunan yang saling terikat, terintegrasi dan saling menunjang. Diharapkan, sinergi lintas sektoral ini akan menghasilkan hasil luaran yang berlipat ganda. Konsepsi ”one data for all” merupakan upaya untuk memangkas biaya inventarisasi data kelautan sehingga dapat digunakan secara bersama-sama.

Untuk mencapai harapan terwujudnya peningkatan sinergi pengelolaan SKA di laut ini maka perlu wacana yang dapat menampung berbagai kepentingan. Salah satu wacana yang diharapkan adalah terbentuknya semacam lembaga Koordinator atau Dewan Kelautan yang lebih bersifat operasional, sehingga lebih mudah untuk melaksanakan koordinasi dan sinergi secara teknik. Dengan demikian, maka peta kekuatan pengelola sumber daya kelautan ini akan terpetakan secara lebih rinci, sehingga lebih mudah dalam menyusun prioritas perencanaan pengelolaan yang diarahkan pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

d.  Terjalinnya  sinergi  Antar Stakeholder Pengelola SKL yang Berbasis Saling  Menguntungkan

Sinergi antar stakeholder yang bergerak dalam pengelolaan sumber kekayaan laut ini meliputi investor (pengusaha), pemerintah, dan masyarakat yang secara langsung menjadi pelaku pengelolaan. Kondisi sinergi antar Stakeholder pengelola yang diharapkan adalah terwujudnya sinergi antar stakeholder dalam suatu ikatan kerjasama yang saling menguntungkan dengan konsepsi yang jelas, sistematik dan terencana. Dengan demikian, konsepsi kemitraan saling menguntungkan dapat diterapkan secara menyeluruh sehingga kegiatan masing-masing stakeholder ini lebih berorientasi pada kepentingan bersama dan saling menunjang dalam wadah konsorsium yang sehat dan dinamis, serta mengikut sertakan seluruh masyarakat kelautan termasuk organisasi profesi seperti ISOI, HAGI, IAGI, IATMI, MAPIN, PERHAPI, Himpunan Nelayan Indonesia (HNI), dsb.

Kepentingan masyarakat di daerah lebih diprioritaskan dan diarahkan agar memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, sehingga dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Stakeholder sebagai bagian dari masyarakat. Konsep sinergi antar stakeholder ini akan memberikan manfaat yang besar bagi para stakeholder dan juga masyarakat akan mendapatkan manfaat atas kegiatan yang dilaksanakan baik secara langsung melalui keterlibatan dalam kegiatan pengelolaan ataupun secara tidak langsung melalui hasil-hasil pembangunan di daerah.

e.  Terbinanya  sinergi  anta  Pengelolaan  Wilayah Garapan/Wilayah Kerja yang Berwawasan Lingkungan

Sinergi pengelolaan Wilayah Garapan sumber kekayaan alam di laut masih manjadi persoalan berkepanjangan, karena wilayah pengelolaan sumber kakayaan alam di laut melibatkan wilayah perairan yang relatif sangat luas dan sulit dikadasterkan (dipilah-pilah sebagai peta tematik). Sebagai contoh Wilayah pengelolaan perikanan tangkap (9 wilayah kadaster) atau wilayah garapan hayati terutama ikan tangkap memperlihatkan wilayah yang selalu tumpang tindih, karena dinamisnya pergerakan ikan-ikan tangkap tersebut. Hal ini terjadi karena wilayah penangkapan ikan ini biasanya dinamis tergantung dari posisi kelompok ikan yang menjadi sasaran penangkapan. Dengan demikian, penangkapan ikan secara operasional tidak dapat dibatasi oleh batas wilayah garapan karena merupakan sumber kekayaan alam yang dinamis. Sebaliknya, Wilayah Kerja pengelolaan seperti pasir timah, kromit, “mineral hidrotermal” atau “gas biogenik” di dasar laut dibatasi oleh wilayah kerja yang statis dan menetap.

Sinergi pengelolaan wilayah garapan menyangkut wilayah andalan yaitu yang mempunyai potensi sumber kekayaan alam non-hayati seperti migas dan sumber daya mineral dasar laut juga tidak terlepas dari batas wilayah garapan/wilayah kerja, namun karena sifat keberadaan potensi non-hayati ini statis maka dapat secara tegas dipetakan batas-batasnya pada peta wilayah kerja. Namun demikian, dalam kegiatan pengelolaan sumber kekayaan alam di laut ini harus senantiasa memelihara pelestarian lingkungan laut. Wilayah konservasi yang merupakan wilayah garapan yang terlarang untuk dimanfaatkan dan wilayah pengelolaan tradisional yang dikelola oleh penduduk setempat secara tradisional, diharapkan mempunyai kebijaksanaan tersendiri karena pemanfaatannya terbatas pada kebutuhan hidup sehari-hari sehingga harus mendapat prioritas tersendiri.

Dengan demikian, sinergi pengelolaan sumber kekayaan alam di laut ini,  diharapkan akan menghasilkan luaran yang signifikan terutama memberikan peran yang lebih leluasa kepada Pemerintah Daerah dan Stakeholder dalam memanfaatkan SKA di laut namun dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam hal ini, nuansa konsepsi sinergi antar pengelola SKA di laut ini lebih ditekankan pada peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator untuk memprakarsai peningkatan berbagai kerjasama antar berbagai komponen pengelola SKA di laut terutama antar pemerintah Pusat dan Daerah, lembaga-lembaga yang kompeten, Stakeholder, dan masyarakat kelautan. Tentu saja dalam implementasinya diperlukan berbagai regulasi sebagai payung hukum sehingga sinergi dapat dilaksanakan tanpa hambatan legitimasi.

Penutup

Sebagai intisari bahasan tentang sinergi pengelolaan SKA di Laut, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, diantaranya:

Pertama, Potensi sumber daya kelautan baik hayati maupun non-hayati ini jika dikelola secara sinergi (terpadu), proporsional, terencana dan terkendali akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Daerah secara signifikan dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan Pembangunan Daerah. Keberhasilan Pembangunan Daerah termasuk kontribusi sektor kelautan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dalam memberikan kesejahteraan dan keamanan rakyat sehingga mampu memelihara Ketahanan Daerah yang merupakan tumpuan kekuatan dalam memelihara mantapnya integritas NKRI.

Kedua, Perlu melaksanakan penguatan kelembagaan koordinasi kelautan yang kompeten, lebih operasional dan lebih berorientasi pada pemanfaatan SKA di laut yang berwawasan lingkungan dengan cara membangun kemitraan dan kerjasama seluruh komponen pengelola sumber kekayaan alam di laut melalui penataan kembali lembaga koordinasi lembaga non formal dan independen. Selain itu, diperlukan konsepsi kebijakan kelautan (ocean policy) tingkat nasional yang akan menjadi acuan bagi masing-masing sektor dalam melaksanakan konsep pembangunan berkelanjutan dengan cara mengikutsertakan seluruh komponen pembangunan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, sektor pembangunan, dan Stakehoder sebagai pelaku pengelolaan sumber kekayaan alam, melalui penataan kembali forum-forum masyarakat kelautan Indonesia.

Ketiga, Peningkatan sinergi antar Pemerintah Pusat dan Daerah yang berbasis kesetaraan membawa konsekuensi penting yaitu Daerah dituntut kemampuannya untuk mengidentifikasi potensi dan nilai ekonomi sumber daya kelautan, dan Daerah juga dituntut secara cepat mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dengan demikian, tantangan sinergi pengelolaan SKA di laut adalah meningkatkan daya saing pengelolaan sumber kekayaan laut dari ”comparative advantages” menjadi ”competitive advantages”  melalui cara yang elegan.

Keempat, Pembangunan kelautan di Daerah merupakan bagian dari Pembangunan Nasional dengan desentralisasi sebagai bagian integralnya. Hal ini akan membangkitkan partisipasi mayarakat di daerah yang secara langsung akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kepercayaan masyarakat merupakan pengungkit dalam membangkitkan partisipasi yang lazimnya direalisasikan dalam bentuk dukungan atau support terhadap kegiatan Pembangunan Nasional. Dengan bertumpu pada partisipasi masyarakat ini maka upaya untuk membangun kewaspadaan nasional akan meningkat terutama dalam menangkal segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG).


Daftar Pustaka

Doctoroff, Michael. 1977.  Synergistic Management. AMACOM Press., New York.

Halbach, P., 2003. Cruise Report: Bandamin II, Submarine Hydrothermalism in the Southern Banda / Flores Sea. Freie Universitat,  Berlin.

Lili Sarmili. 2002. Kandungan Emas dan Perak dalam Mineralisasi Hidrotermal di  Perairan Komba dan Sekitarnya, Laut Flores-Wetar, Kawasan Timur Indonesia. Bulletin Marine Geological Institute, Vol. 2, April 2002, Bandung.

Purnomo Yusgiantoro, 2004. Wawancara Prospek Migas. Harian Metro, Tgl 14 Juni 2004, Jakarta.

Qilun, Yang,. 1995. Preliminary Study of Unstability of East China Floor. The 14th Inqua Congress Berlin. Qingdao Ocean Univ. Press.

Salusu, J., 2004. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Senge, M. P. 1996. Disiplin kelima: Seni dan Praktek dari Organisasi Pembelajaran. Ed. Lyndon Saputra. Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta. 

Sirower, Mark, L. , 1998. The Synergy Trap. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Subaktian Lubis, 2002. Sejarah Penyelidikan Geologi Kelautan di Kawasan Indonesia Timur Indonesia Sebagai ”The Last Frontier”. Forum Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral. Balitbang ESDM, Jakarta.

Toto Pandoyo, 1994. Wawasan Nusantara dan Implementasinya dalam UUD 1945 serta Pembangunan Nasional. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.


Sumber : Puslitbang Geologi Kelautan

Friday, December 10, 2021

Definisi dan Unsur-unsur Cerpen



1    Pengertian Cerpen

Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).

Pengertian Cerpen Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa :

Cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Untuk menentukan panjang cerpen memang sulit untuk ukuran yang umum, cerpen selesai dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Jika cerpennya lebih panjang mungkin sampai 1½ atau 2 jam. Yang jelas tidak ada cerpen yang panjang 100 halaman (Surana, 1987:58).


Pengertian Cerpen/Cerita pendek adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Cerpen, banyak orang mengartikan cerpen hanya sebatas cerita pendek. Pengertian cerita mungkin semua orang sudah mengetahui, tetapi untuk pengertian pendek dalam “cerita pendek” sering terjadi kesimpangsiuran. Pendek dalam cerita pendek bukan semata-mata ditujukan pada banyak sedikitnya kata, kalimat, atau halaman yang digunakan untuk mengisahkan cerita. Pendek di sini mengacu pada ruang lingkup permasalahan yang disampaikan oleh jenis karya sastra ini. Oleh karena itu sangat memungkinkan sebuah cerita yang pendek tidak bisa dikategorikan dalam jenis cerpen dan sebuah cerpen memiliki cerita yang panjang.

Permasalahan yang diangkat dalam sebuah cerita umumnya adalah kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Banyak sekali aspek kehidupan yang bisa terjadi dalam diri manusia dari dilahirkan sampai masuk dalam liang kubur.

Dengan banyaknya aspek kehidupan tersebut cerita yang bisa dikembangkan pun sangat beragam pula dan cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan kehidupan manusia memiliki cakupan tersendiri yaitu hanya menceritakan sebagian kecil saja kehidupan tokoh yang paling menarik. Dengan adanya batasan yaitu bagian kecil dari kehidupan tokoh/manusia maka cerpen memiliki keterpusatan perhatian/cerita pada tokoh utama dan permasalahan yang paling menonjol yang menjadi pokok cerita cerpen tersebut. Terpusat di sini berarti tidak melebar terhadap permasalahan dan atau tokoh lain yang tidak terlalu mendukung cerita/tidak bersangkutan dengan cerita. Sebuah cerpen tidak mengenal degresi karena setiap bagian cerpen adalah pokok cerita yang jika dihilangkan maka cerita akan menjadi timpang dan kacau.

Dari pemahaman tersebut dapat kita simpulkan bahwa cerpen merupakan cerita yang mengisahkan sebagian kecil aspek dalam kehidupan manusia yang diceritakan secara terpusat pada tokoh dan kejadian yang menjadi pokok cerita.

Dari pengertian tersebut maka tidak menutup kemungkinan sebuah cerpen memiliki jumlah kalimat atau halaman yang banyak seperti karya sastra jenis novel. Sebagai contoh jenis cerita pendek yang panjang misalnya, Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam.

Cerita pendek memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1) alur lebih sederhana, (2) tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang, (3) latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan yang relatif terbatas, (4) tema dan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan relatif sederhana.

Fungsi sastra dalam hal ini cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :

1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.

2. Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.

 3. Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.

4. Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.

5. Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.

2    Unsur-Unsur Sastra

Sebuah karya sastra ( cerpen, Novel, drama dan puisi) adalah hasil rekaan. Atau ciptaan pengarang. Suatu ciptaan tententu dibangun atas unsur-unsur. Unsur-unsur sastra dibedakan atas dua macam, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik atau unsur dalam adalah unsur sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra atau mempengaruhi terciptanya karya sastra atau  yang membangun  karya sastra itu dari  dalam. Yang termasuk  unsur  intrinsik, yaitu tokoh, penokohan, tema, alur (plot), latar, gaya bahasa, dan amanat.

Unsur ekstrinsik atau unsur luar adalah unsur-unsur dari luar yang mempengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari luar. Yang termasuk unsur ekstrinsik, yaitu latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, agama,  situasi sosial budaya yang melatari lahirnya karya sastra.

Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra bahkan diakui sebagai perekam kondisi sosial-budaya pada saat karya sastra itu lahir. Dengan membaca karya sastra tertentu, kita bisa memporleh gambaran tentang situasi sosial-budaya pada saat karya itu lahir. Unsur intrinsik dan ekstrinsik tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang menbangun sebuah karya sastra.

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik atau unsur dalam adalah unsur sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra atau mempengaruhi terciptanya karya sastra atau  yang membangun karya sastra itu dari  dalam. Yang termasuk unsur intrinsik, yaitu tokoh, penokohan, tema, alur (plot), latar, gaya bahasa, dan amanat.

Dalam unsur intrinsik karya sastra ada unsur-unsur yang selalu ada dalam cerita pendek, novel, drama dan puisi yaitu diantaranya adalah :

(1).      Tokoh dan penokohan/ perwatakan

Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau yang berkelakuan yang di dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990:79).

Dalam karsya sastra tokoh juga dibedakan menjadi empat  yaitu tokoh utama (protagonis), tokoh yang berlawanan dengan pemeran utama (antagonis), tokoh pelerai (tritagonis), tokoh bawahan. Tokoh utama protagonis adalah  tokoh yang memegang peran utama dalam cerita. Tokoh utama terlibat dalam semua  bagian cerita, yang bersifat sentral. Tokoh antagonis adalah tokoh yang jahat yang suka menentang, tokoh ini berperan untuk mempertajam masalah dan membuat cerita menjadi hidup dan menarik. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peran utama dalam cerita, tokoh ini biasanya tidak terlibat dalam semua bagian cerita. Tokoh bawahan disebut juga tokoh figuran yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang/mendukung tokoh utama.

Penokohan  atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Yang diangkat pengarang dalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya. Penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting.  Melalui penokohan, cerita menjadi lebih nyata dalam anagan pembaca.

Ada tiga cara untuk  melukiskan atau menggambarkan watak para tokoh dalam cerita.

a.       Cara analitik

Pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung.

b.      Cara dramatik

Pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada cara analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara (1) melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh. (2) menampilkan dialog antartokoh dan  dari dialog-dialog itu tampak watak para tokoh cerita. (3) menceritakan tingkah laku, perbuatan atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.

c.       Cara gabungan analitik dan dramatik

Pengarang menggunakan kedua cara tersebut di atas secara bersamaan dengan anggapan bahwa keduanya bersifat saling melengkapi.

(2).Tema

Semua bentuk karangan, baik narasi, ekposisi, argumentasi, persuasi dan deskripsi memiliki tema. Cerpen, novel atau roman  berbentuk karangan narasi, sehingga memiliki tema. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema adalah pokok pikiran atau pokok pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalinan cerita.

Pada cerpen yang baik, tema justru tersamar dalam elemen. Pengarang menggunakan teknik antartokoh untuk menjalankan pikiran, perasaan, kejadian-kejadian, dan setting cerita untuk mempertegas tema. Mencari makna sebuah cerpen pada dasarnya ialah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Makin banyak implikasi persoalan yang dikandung sebuah cerpen, mekin baik karena cerpen itu akan penafsirannya. Cerpen semacam ini biasanya tidak menjemukan pembaca karena mengajak berfikir pembacanya.

(3). Plot atau alur

Plot atau alur jalan cerita adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Dengan kata lain, plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab-akibat (kausalitas).

Berdasarkan hubungan tersebut, setiap cerita mempunyai pola plot sebagai berikut :

1.    Perkenalan keadaan;

2.    Pertikaian/konflik mulai terjadi;

3.    Konflik berkembang menjadi semakin rumit;

4.    Klimaks;

5.    Peleraian/solusi/penyelesaian.

Berdasrkan akhir cerita, plot dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1.    Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan);

2.    Plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan/tidak mengejutkan);

3.    Plot lembut-meledak (campuran).

Berdasarkan rangkaian peristiwa, plot dibedakan menjadi tiga jenis :

1.    Plot maju (linier).

2.    Plot mundur (flashback);

3.    Plot gabungan.

Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga yaitu :

1.        Plot terbuka

Akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita;

2.      Plot tertutup

Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Lebih dititikberatkan pada permasalahan dasar;

3.        Plot campuran (terbuka dan tertutupa)

Kita dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.

(4). Latar (setting)

Latar atau setting adalah penggambaran mengenai waktu, tempat, dan suasana yang terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita hidup pada tempat dan waktu (masa) tertentu. Karena itu,  peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh-tokoh cerita terjadi pada tempat dan waktu (masa) tertentu pula. Dimana peristiwa itu terjadi dan kapan waktu terjadinya, itulah yang disebut latar atau setting.

Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana.

1.    Latar waktu adalah (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi.

2.    Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisik  lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.

3.    Latar suasana adalah salah satu unsur intrinisik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya yang bersamaan degan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya saja, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersamaan pelukis tokoh utama.

(5). Gaya Bahasa

              Yang dimaksud dengan gaya bahassa adalah cara khas seorang pengarang dalam mengungkapkan ide atau gagasan melalui cerita. Dengan kata lain, gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasan melalui bahasa yang digunakan pengarannya. Pengarang memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kalimat dengan menggunakan gaya tertentu sesuai dengan ciri khas kepribadiannya.

(6). Sudut Pandang (point of view)

              Sudut pandang atau point of view disebut juga pusat pengisahan. Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam menyampaikan ceritanya. Dengan kata lain, sudut pandang menyangkut cara pengarang menempatkan diri atau mengambil posisi dalam menentukan cerita.

              Sudut pandang pencerita ada empat macam, yaitu sudut pandang mahakuasa, sudut pandang orang pertama, sudut pandang peninjau, dan sudut pandang objektif.

a.       Sudut pandang mahakuasa

                     Pengarang menentukan seluruh ceritanya seakan-akan dia tahu segalanya. Pengarang menceritakan semua tingkah laku tokoh-tokohnya baik yang dikerjakan, dipikirkan, maupun yang dirasakan para tokoh cerita.

b.      Sudut pandang orang pertama

               Pengarang menentukan seorang tokoh saja yang mengetahui seluruh cerita. Dalam cara ini tokoh pencerita hanya menceritaakan apa yang diketahuinya saja. Dalam hal ini, biasanya pengarang menggunakan gaya penulisan “aku”.

c.      Sudut pandang penijau

                     Pengarang memilih salah satu tokoh untuk diikuti ceritanya. Dalam hal ini, pengarang tidak  terkait dengan cara memandang  seluruh cerita  lewat watak tertentu tokoh aku lagi, tetpai lebih bebas.

d.      Sudut pandang objektif

                     Sudut pandang objektif hampir sama dengan sudut pandang mahakuasa, hanya pengarang tidak sampai melukiskan keadaan batin tokoh-tokoh cerita. Dalam hal ini pengarang hanya pengarang hanya menceritakan atau melukiskan apa yang dilakukan dan dialami tokoh-tokoh cerita.

(7). Amanat/pesan

            Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton/pendengar.  Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu:

a.    Secara eksplisit, pengarang mengemukakan pesan secara lansung (tertera dalam cerita).

b.    Secara implisit, pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung. Jadi pembaca sendiri yang harus mencarinya (tersirat).

b. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik atau unsur luar adalah unsur-unsur dari luar yang mempengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari luar. Yang termasuk unsur ekstrinsik, yaitu latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, situasi sosial budaya yang melatari lahirnya karya sastra

Dalam unsur ekstrinsik karya sastra ada unsur yang selalu ada dalam cerita pendek, novel, drama dan puisi yaitu.

1.      Latar belakang pengarang;

2.      Aspek-aspek sosial politik;

3.      Kondisi sosial dan budaya;

4.      Agama;

5.      Moral;

6.      Filsafat.


Monday, December 6, 2021

KAMUS BASA SUNDA



Aa = panggilan buat kakak, atau biasa juga digunakan pada anak-anak/pada lelaki yang lebih tua usianya/ dipakai juga sebagai panggilan perempuan pada lelaki sebaya/ panggilan sayang

Abah = ayah/ panggilan untuk orang yang pantas disebut ayah

Abdi = saya (bahasa halus dari kuring)

Abéh/ ambéh = supaya, agar

Aber, aber-aberan/ ngaber = bepergian atau bermain-main ke tempat yang jauh

Abir, peso abir = pisau tipis untuk mengiris bawang dsb. Pisau dapur

Ablag/ ngablag = terbuka lebar (pintu dsb.) ublug-ablag = luas

Abong, abong-abong = mentang-mentang. Missal: abong-abong geus beunghar, papanggih ge teu daek nanya (mentang-mentang sudah kaya, bertemu pun tak mau menyapa)

Abot = berat (bahasa halus dari beurat).

Abreg/ ambreg, ngambreg = datang bersamaan waktunya. Ambreg-ambregan = berdatangan dengan jumlah yang banyak

Abret, ngabret, abret-abretan = lari sambil melompat-lompat seperti lari kuda/ anak-anak yang bersuka ria

Abring, ngabring = serombongan orang yang berjalan bersama-sama. Abring-abringan = berjalan bersama-sama ke sana ke mari, tanpa tujuan yang pasti.

Abrug, abrug-abrugan = tidak mau diam meronta-ronta

Abrul, ngabrul = keluar/ pergi bersama-sama. Abrul-abrulan = berjalan bersama-sama tak tentu arah dan tujuan

Abur, diabur = dibiarkan mencari makanan sendiri (binatang ternak). Abur-aburan = pergi jauh sambil berpindah-pindah, buron

Abus = masuk, misalnya ke dalam rumah

Acay = iler. Ngacay = ngiler

Acak, ngacak = mengerjakan sesuatu tidak menuruti aturan, akibatnya kacau. Acak-acakan = kacau balau, acak-acakan

Acan = belum (dalam arti menunjukkan keadaan belum terjadi); kuring acan mandi ti kamari= saya belum mandi dari kemarin. Acan (sebagai kata penegas): kuring mah teu wawuh-wawuh acan ka manehna teh= saya sih kenal pun tidak sama dia.

Aced, ngaced = asal lemas menjadi keras. Ucad-aced = berjalan seperti orang yang memakai kain ketat

Acer, ngacer = memancar seperti air kencing

Aceuk = panggilan untuk kakak wanita atau wanita yang lebih tua usianya, perubahan dari kata lanceuk

Acir, ngacir = mengacung (ekor, telunjuk/ benda, barang kecil). Berarti juga: Lari terbirit-birit karena ketakutan

Aclék, ngaclék = tertinggal, ketinggalan (di belakang)

Acleng, ngacleng = terpelanting. Atau: meloncat (binatang kecil, mis: belalang)

Aclog, ngaclog = meloncat seperti kodok

Aco, ngaco = berkata-kata tidak karuan, mengigau. Atau: tidak benar jalannya (jam tangan, dsb)

Acos, ucas-acos = tidak masuk-masuk ujung sesuatu yang akan dimasukkan ke dalam lubang, misalnya: memasukkan ujung benang ke lubang jarum

Acuk = baju (perubahan dari raksukan, bahasa halus untuk baju)

Acreug, acreug-acreugan = meloncat-loncat tapi tak terlalu tinggi, seperti anak-anak yang kegirangan

Adab = hormat, sopan

Aday = air liur yang meleleh dari bibir

Adeg = rupa, postur tubuh. Atau: sikap ketika akan mulai menari. Adegan = bangunan, rakaat sembahyang, bagian dari babak dalam drama, film, dsb. Ngadeg = berdiri (bahasa halus dari nangtung). Pamadegan = pendirian.

Adek = menempel, rapat

Adep, madep = menghadap

Adi = adik. Atau: panggilan untuk orang yang usianya lebih muda

Adigung = takabur, mempunyai perasaan lebih tinggi, dsb. dari yang lain. Adigung adiguna = takabur sekali, sangat sombong

Adol, atah adol = kurang ajar

Adon, ngadon = melakukan sesuatu di tempat orang lain

Ador, ngador/ udar-ador = bepergian ke tempat jauh tanpa tujuan yang pasti

Adu, ngadu = maén (Ngadu kaléci: main kelereng. Ngadu langlayangan: main layang-layang); atau: menyabung, ngadu hayam, menyabung ayam. Adu hareupan = bertemu muka. Adu manis = dipadukan supaya harmonis atau serasi Adu regeng = mengerahkan seluruh tenaga, sekuat tenaga. Adu rényom = bertengkar, berselisih. Mengadu = mengadu. Aduan = orang yang suka mengadukan perbuatan orang lain, orang yang suka bertengkar. Ngadu-ngadu raja wisuna = mengadu domba. Ngadu-ngadu = mengusahakan agar berjodoh

Adug, adug-adugan = meronta-ronta

Adug lajer/ adug songkol = meronta-ronta sekuat tenaga karena merasa sakit

Aduy = hampir hancur, sangat lembek, misalnya buah yang terlalu matang

Aeb = aib, hina noda

Aeh = kata antar sandirasa, kalau lupa, kaget, atau merasa heran. Ngaeh= merengek-rengek terus sebelum diberi/ dilaksanakan permintaannya. Diuah-aeh = diterima dengan ramah

Aeuk, aeuk-aeukan = menangis, dengan suara keras dan lama, seperti dilagukan

Agag, agag-agagan = ragu-ragu melakukannya.

Ageh, agehan = sisihkan sebagian untuk orang lain. Diageh-ageh = disisihkan untuk yang datang belakangan. Ngagehan = menyisihkan untuk orang lain

Agem = dikatakan pada suara yang besar; berwibawa. Ngagem = menganut. Ageman = yang dianut. Piagem = piagam

Ager = agar-agar (semacam rumput laut). Ager-ageran = tertawa riuh-rendah. Diager-ager = ditertawakan orang banyak.

Ageung = besar (bahasa halus dari kata gede)

Agul = suka membangga-banggakan kepandaian, kekayaan atau kedudukn

Agung = besar, mulya, luhur. Pangagung = petinggi, pejabat tinggi, orang yang berpangkat tinggi. Kumagungan = selalu ingin dihormat-hormat

Agreng = besar dan bagus serta teratur ( rumah, dsb.)

Aheng = aneh, ajaib, mengherankan

Aing = saya, bahasa kasar sekali dari kuring. Ieu aing = takabur, sombong, angkuh. Aing-aingan = berjalan sendiri-sendiri, lu-lu, gue-gue

Ais, ngais = menggendong dari samping; mengambin. Pangais = ambin. Ais pangampih = famili yang membantu-bantu di rumah tangga. Pangais bungsu = kakaknya si bungsu.

Ajag = ajak, anjing hutan. Ngajag = bepergian kesana kemari, seperti ajak.

Ajak, ngajak = mengajak. Ajak jawa = mengajak hanya di bibir saja, tidak sungguh-sungguh

Ajam, ngajam = bermaksud, berniat.

Ajang = untuk, bagi, buat. Diajangkeun = disediakan. Misal: eta duit teh diajangkeun keur nyieun imah (uang itu disediakan untuk membuat rumah).

Ajar, ngajar = mengajar. Ajaran = 1. coba. 2. masih belajar, masih dilatih. Ngajaran = mencoba. Malajar = melatih binatang (kuda, dsb.).

Ajén = nilai, harga. Ngajenan = menghargai, menghormati. Misal: urang teh kudu ngajenan ka guru (kita harus menghormati guru). Pangajen = penilaian, penilai (juri).

Ajengan = panggilan untuk kiyai atau ulama yang tinggi ilmunya, biasanya mempunyai pesantren sendiri.

Ajeg = 1. tegap; 2. tidak roboh; 3. tetap pendiriannya.

Ajir = sepotong kayu dsb. yang ditancapkan di tanah untuk tanda, merambatkan tanaman, dsb.

Ajlé, Ajlé-ajléan = melompat-lompat dengan sebelah kaki.

Ajleng, ngajleng = loncat, meloncat.

Ajol, ngajol = melompat atau meloncat secara tiba-tiba.

Ajrag, ajrag-ajragan = melonjak-lonjak karena kegirangan.

B

Baal = 1. tidak merasa sakit karena sangat dingin/ setelah disuntik kebal, misalnya sebelum dicabut gigi. 2. arti kiasan dipergunakan untuk rasa hati, misalnya baru terkena musibah: heunteu sedih sotèh baal kènèh baè meureun (tak bersedih itu barangkali masih kebal).

Baan = bawa

Babacakan = makan-makan

Babad = 1. dongeng yang mengandung sejarah, umpamanya: Babad Galuh, Babad Cikundul. 2. sesama, sebanding. 3 membabat rumput/ tanaman. Babad pacing = membabat musuh dengan pedang/ golok

Babadong = perlengkapan wayang yang berfungsi sebagai sayap, umpamanya dipakai oleh Gatotkaca.

Babahak/ kukubahak = ujung busur kiri-kanan tempat mengaitkan/ mengikatkan talinya

Babak = 1. babak, ronde. 2. lècèt-lècèt

Babakan = kampung baru. Ngababakan = membuat kampung baru/ membuka daerah baru

Babakaur = kalajengking

Babaladon = petak kecil (sawah) di pinggir petak-petak besar.

Babalèn = pergi untuk berdagang

Babancik = tangga rumah

Babancong = bangunan kecil agak tinggi di pinggir alun-alun, yang berfungsi sebagai panggung kehormatan (jaman dahulu)

Babang = tak mau datang lagi karena sudah disakiti, dipermalukan, atau merasa punya kesalahan

Babantar = bagian sungai yang rata serta dangkal

Babar = 1. melahirkan, bahasa halus dari ngajuru. 2. banyak, merekah, mengembang. 3. meninggal dunia pada saat itu juga

Babaran = 1. uraian. 2. beberan. 3. bagian jala ikan paling bawah.

Babari = mudah, tidak sukar, gampang. Babarian = cèngèng.

Babatok = kepala, bahasa kasar sekali dari sirah.

Babaung = 1. salak anjing/ serigala yang melengking dan membuat bulu kuduk berdiri. 2. menangis, bahasa kasar sekali dari ceurik.

Babay, kababayan = buang air besar mencret-mencret tak tertahankan bukan pada tempatnya, misalkan di celana.

Babèt = banting, lempar. Ngababètkeun = membantingkan sesuatu. Lanjang babèt = kata ejekan untuk gadis yang sepantasnya sudah berkeluarga, tapi belum juga menikah.

Babit = 1. bubat-babit = gerak ke kiri dan kanan. 2. mubat-mabit = memukul atau membacok ke kiri dank e kanan.

Bablas = 1. sampai usai, sampai selesai. 2. terang jelas.

Babon = 1. bibit. 2. ikatan padi yang disediakan untuk upah menuai padi. 3. sumber dasar. Hayam babon = ayam betina yang sudah bertelur. Carita babon = cerita yang menjadi sumber dasar cerita lainnya, misalkan Ramayanan dan Mahabharata dalam cerita pewayangan. Wèt babon = undang-undang dasar.

Babu = pengasuh, pembantu rumah tangga (wanita)

Babuk = pukul. Ngababuk = memukul dengan barang yang panjang, seperti ikat pinggang.

Baca, maca = 1. membaca. 2. mengucapkan sesuatu yang sudah hafal di luar kepala: maca doa (membaca doa). Babacaan = membaca macam-macam doa dan ayat suci al-Qur’an yang sudah hafal di luar kepala.

Bacacar = berjauhan letaknya serta tidak teratur.

Bacèo = 1. berkata tak henti-henti, namun tidak jelas ujung pangkalnya, biasanya anak-anak yang belajar bicara. 2. berbicara seperti orang yang sedang berbicara tak henti-henti, misalnya burung bèo, cucakrawa, dsb.

Bacin, bau bacin = bau bangkai

Bacokak, ngabacokak = berkata jorok

Bacot = mulut, bahasa kasar sekali dari sungut. Ngabacot = berkata, berbicara, bahasa kasar sekali dari ngomong.

Bacreuk = berbagai makanan di pesta uang hanya berfungsi sebagai hiasan. Ngabacreuk = banyak, bertimbun.

Bada = setelah, selepas. Bada magrib (selepas magrib)

Badag = 1. besar. 2. tidak halus, besar-besar. Raga badag = jasad, tubuh, jasmani.

Badami = berunding, berembuk, musyawarah.

C

Caah = banjir. Caah dèngdèng = banjir banding. Cacaahan = banjir terus-menerus

Caang = 1. terang. 2. bersih dari pepohonan yang tadinya menghalangi sinar matahari. Caang pikir = arti kiasan: pandai, berotak èncèr

Cabak = 1. sentuh, pegang. 2. kerja, tingkah, kelakuan. Nyabak = menyentuh. Samar cabak = salah tingkah. Pacabakan = pekerjaan, mata pencaharian

Cabar = hilang dayanya, tidak manjur lagi (guna-guna, dsb.)

Cabok, nyabok = menempeleng, manabok

Cabol = pendek, katai (orang)

Cabut, nyabut = mencabut

Cacad = cacat. Nyacad = menghina, mencela

Cacadan = kayu lurus penarik bajak

Cacah = 1. rakyat kebanyakan, rakyat biasa. 2. hitungan. Cacah jiwa = hitungan banyaknya rakyat, sensus penduduk

Cacak, cacakan = walaupun

Cacampah, nyacampah = merendahkan kepandaian atau derajat orang lain.

Cacap = 1. habis, misal: nyacapkeun kapanasaran, menghabiskan rasa penasaran. 2. jujur. 3. sangat, amat.

Cacar = penyakit cacar. Nyacar = menyiangi.

Cacarakan = abjad Sunda: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, ja, ya, nya, ma, ba, ta, nga. Cacarakan kènèh = baru belajar, belum benar-benar bisa.

Cacarèkan = nadar, kaul

Cadèl = pelat; kurang sempurna mengucapkan huruf R (er)

Cadok = dagu yang menyodor ke depan

Cadu = 1. tabu, pantang. 2. tidak akan, tidak pernah, misal: cadu mundur: pantang mundur, tidak akan mundur; cadu mandi: tidak pernah mandi.

Cag = kata antar untuk menyimpan atau menunda garapan

Cagak = cabang dua

Cagap, nyagap = menyentuh, meraba

Cager, dicageranan = dibatasi, tidak boleh mengambil makanan sesuka hati.

Cageur, sehat, sembuh.

Cahara, kehormatan.

Caheum, 1. tulang rahang bawah; 2. mulut, bahasa kasar sekali dari sungut.

Cai, air.

Cai caracak, atau cikaracak, air yang menetes dari mata air.

Cai leuncang atau cileuncang, air hujan yang tertahan di atas tanah.

Cai nyusu atau cinyusu, mata air.

Cai atah atau ciatah, air mentah.

Cai asak atau ciasak, air matang, air masak.

Cai herang atau ciherang, air bening.

Cai peureu atau cipeureu, air tanah yang mengandung zat seperti karat.

Cai mulang atau cai malik, sebagian air sungai yang berbalik ke hulu karena tertahan sesuatu.

Cai gurat, ungkapan; plin-plan, suka mengingkari janji.

Lemah cai, tanah air.

Cakah-cikih, bekerja sibuk sambil hilir mudik ke sana ke mari; atau pura-pura sibuk agar mendapat pujian.

Cakakak, kata antar untuk tertawa terbahak-bahak.

Cakar, 1. nyakar, mencakar; 2. tapak atau bekas kaki ayam, dsb.

Cakcak, cecak.

Cakcak bodas, 1. cecak putih; 2. arti kiasan: amta-mata musuh; orang yang suka menceritakan perkataan atau perbuatan kita pada pihak lain.

Cakclak, nyakcalak, ngeclak, menetes; menitik.

Cakep, cakap.

Caket, dekat; bahasa halus dari deukeut.

Cakeutreuk, hitam dan agak kotor.

Hideung cakeutreuk, hitam menjijikan.

Cakueum, agak gelap dan membuat tidak kerasan; menyeramkan (penerangan).

Cakung, katak pohon.

Calacah, abu rokok.

Cala-culu, 1. bicara tidak karuan seperti anak kecil; 2. kurang ajar, tidak tahu adapt.

Caladi, burung pelatuk.

Calakan, cerdas, pintar.

Calakatak, kata antar untuk tertawa nikmat.

Calana, celana.

Calangap, membuka mulut seperti mau menyuap makanan.

Calawak, menganga, membuka mulut lebar-lebar.

Caletot, kacaletot, tidak sengaja menceritakan rahasia atau perkataan yang tidak pantas diucapkan.

Caletre, agak kotor, tidak terlalu bersih.

Caleuhak, cacaleuhakan, makan dengan senang dengantidak menghiraukan sopan santun.

Caleuy, lesu, seperti tidak bergairah.

Calik, duduk; bahasa halus dari diuk.

Calikong, nyalikong, korupsi; menggunakan uang atau barang ttitipan untuk kepentingan pribadi.

Calimba, cumalimba, berlinang airmata, tapi tidak jatuh (menggenang).

Calimud, suka mencuri, panjang tangan.

Caluntang atau calutak, lancang; tidak tahu adapt.

Camani, cemani; hitam legam.

Camara, cemara.

Cambal, berkurang kekuatannya (kesaktian, guna-guna, dsb)

Cambewek, camewek, sangat dingin, dingin sekali.

Cambepem, camepem, tembem (pipi).

Camberok, camerok, memakai bedak terlalu tebal dan tidak beraturan, sehingga tidak pantas.

Camberut, camerut, cemberut.

Cambling, ngacambling, berkata tidak karuan seperrti orang mengigau.

Cambutrak, atau camutrak, basah serta berbusa.

Cameot, duduk menyendiri di tempat tersembunyi, seperti sengaja menjauhkan diri dari keramaina karena malu, dsb.

Cameubleu, 1. diam, tidak mengalir (air); 2. berdiam diri, tidak bekerja, bahkan tidak mau berkata sepatah pun; mematung.

Cameuh, bibibr bawah menjulur ke depan melebihi bibir atas.

Camihmil, pipinya agak tembem karena gemuk.

D

Da, sebab, lantara.

Dada, dada.

Kadada, bisa (mampu) melaksanakannya.

Dadag, tinggi besar.

Dadak, ngadadak, ngadakngadak, dumadak, dakdumadak, dadak sakala, tiba-tiba, sekonyong-konyong.

Dadakan, hasil seketika.

Duduk-dadak, tidak direncanakan sebelumnya, mendadak.

Dadali, alap-alap:elang pemakan burung kecil.

Dadampar, alas, dasar (untuk menaruh barang agar tidak kotor).

Dadar, 1. beber; 2. urai.

Ngadadarkeun, menguraikan.

Pedaran, uaraian.

Dadas, 1. habis sama sekali, sampai kelihatan dasarnya, 2. baret; rusak kulitnya sampai tampak dagingnya atau tulangnya; 3. jelas sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.

Dadung, tambang besar (untuk menambat kerbau, lembu, dsb)

Daek, mau.

Daekan, rajin, suka bekerja.

Dagang, jual-beli, niaga.

Dagdagan, mencoba-coba, apa boleh buat (walaupn belum tentu berhasil).

Dagdegdog, tergesa-gesa.

Dage, makanan yang dibuat dari sisa atau buangan biji karet, kulit singkong, dsb) yang diperagikan.

Daging, daging.

Kadagingan, diurus makanan dan pakaiannya oleh orang yang tidak punya kewajiban mengurusnya.

Dagleg, ngadagleg, menempel agak tebal.

Dagor, ngadagorkeun, membenturkan kepala (orang lain) pada benda keras yang kokoh, seperti tiang, tembok, dsb).

Tidagor, terbentur.

Dago, ngadagoan, menanti; menunggu.

Dahar, makan.

Kadaharan, makanan.

Padaharan, perut.

Dahdal, didahdalan, dibukai jahitannya karena terlalu ketat atau mau dirombak (pakaian, dsb).

Dahdir, iler: ludah yang keluar pada waktu tidur.

Dahuan, kaka ipar.

Dahup, ngadahup, kawin, menikah.

Dahut, dadahut, siap sedia, persiapan.

Dakar, lkemaluan laki-laki.

Dakep, sidakep, berdekap tangan di dada.

Daki, kotorran sisa debu bercampur keringat yang melekat pada tubuh.

Dakom, ngadakom, tengkurap (binaatang).

Daksa, tanpadaksa, cacat tubuh.

Daku, dadaku, pura-pura, berdusta; alasan yang dibuat-buat.

Dalah, 1. walaupun, biarpun; 2. mau apa lagi.

Dalang, 1. orang yang memainkan wayang; 2. pemimpin pertunjukan calung atau reog; 3. arti kiasan; orang yang mengatur suatu gerakan secara sembunyi-sembunyi.

Dalapan, delapan.

Dalem, sebutan untuk bupati jaman dahulu.

Dalima, delima.

Dalinding, ngadalinding, tercium harum terbawa angina (bunga,dsb).

Dalit, menyatu.

Sobat dalit, sahabat karib, teman intim.

Dalon, kadalon-dalon, lupa waktu karena ada yang disukai.

Dalu, 1. matang sekali; 2. malam: siang dalu, siang malam.

Daluang, kertas yang dibuat dari kulit, kulit pohon, dsb.

Dalugdag-daligdeg, berjalan sempoyongan.

Dalung, dulang atau dandang yang terbuat dari tembaga.

Dama, didama-dama, dipelihara dan dijaga baik-baik.

Damang;sehat, bahasa halus dari kata cageur dan sehat.

Dammar, lampu, pelita.

Damel, kerja; bahasa halus dari gawe.

Ngadamel, membuat; bahasa halus dari nyieun.

Dami, ukuran bernafas; ambekan sadami, satu kali tarikan nafas.

Damis, pipi; bahasa halus untuk kata pipi.

Dampal, 1. kaki; bahasa halus dari suku; 2. telapak; dampal leungeun, telapak tangan; dampal suku, telapak kaki.

Ngadampal, meninjak; bahasa halus dari nincak.

Danas atau ganas, nenas.

Danawa, raksasa.

Dangah, menengadah, mendongak,

Dangdan, berdandan, bersolek.

Dangdeur, 1, nama semacam pohon randu di hutan; 2,#. Singkong (bahasa dialek).

Dandos, berdandan; bahasa halus dari dangdan.

Didangdosan, diperbaiki; bahasa halus dari diomean.

Danget, saat, waktu; bahasa halus dari waktu : dina danget ieu sim kuring bade medar perkawis basa sunda, pada saat ini saya akan menerangkan tentang bahasa sunda.

Dangheuak, ngadangheuak, duduk ssambil melentingkan punggung condong ke belakang.

Dangka, tempo, kesempatan.

Dangkak, ngadangkak, tidur terlentang sambil membuka kaki lebar-lebar.

Dangkal, 1. matang namun keras (buah-buah); 2. ngadangkal, sengaja, (datang, dsb).

Dangong, sikap.

Ngadangomg, berdiri dengan kepala agak tengadah.

Dangu, ngadangu, mendengar; bahasa halus dari mgadenge.

Dano, danau, telaga.

Danten, binatang betina yang mulai birahi.

Dapang, ngadapang, telungkup dengan dada diangkat disangga dengan sikut.

Dapon atau darapon, asal-asalan; tidak bersungguh-sungguh.

Dapur, 1. dapur; 2. rumpun ( bamboo, dsb): awi sadapur, bamboo serumpun.dar, dar-dor, kata antar untuk suara petir, tembakan, dsb, yang bersahut-sahutan.

Dara, 1. ngajuru dara; baru pertama kali melahirkan; 2. ayam betina yang baru pertama kali bertelur.

Daradad, kata antar untuk bercerita panjang lebar.

Daragem, merah kehitam-hitaman (warna bulu kuda),

Darajat, derajat.

Daray, ngadaraykeun, menyimpan barang dengan tidak menumpuknya, umpamanya agar terjemur semua.

Didarau-daray, arti kiasan; dipertontonkan (hal yang semestinya ditutupi seperti aurat).darehdeh, ramah; baik budi bahasanya.

Dareuda atau dumareuda, berbicara tersendat-sendat karena menahan tangis.

Daria, serius; sungguh-sungguh.

Daring, padaringan, tempat menyimpan beras.

Dawam, biasa; terbiasa (karena dibiasakan).

Daweung, sikap; daweung ludeung taya kasieun, sikap seorang pemberani

Ngadaweung, duduk termenung dengan pandangan menerawang.

Dawuan, tempat membelokkan air sungai keperumahan atau pesawahan.

Dawuk, abu-abu (warna bulu kuda).

Dayadag, ngadayadag, 1. duduk dengan badan tersandar ke belakang serta melonjorkan kaki ; 2. akan jatuh terlentang.

Dayeuh, ibukota (kabupaten, Negara, dsb).

Dayeuh maneuh, tempat tinggal.

Deang, sideang, berdiang; menghangatkan tubuh dekat api.

Dideangkeun, dikeringkan dengan cara didekatkan dengan api.

Deet, dangkal.

Degdeg, ngadegdeg, menggigil.

Dehe, ketiak. Bahasa halus dari kelek.

Dehem, ngadehem, berdeham.

Dekol, perkakas yang bisa digunakan untuk menetak atau membacok seperti kapak, dan jika dibalikkan bisa digunakan untuk memukul seperti palu.

Delan, terasi.

Dempet, berhimpit, berdampingan rapat.

Dengdek, miring, condong, tidak tegak.

Dengdeng, dendeng.

Caah dengdeng, banjir bandang.

Didengdeng, 1, diratakan pinggirnya, misalnya rumput yang ditanam di pekarangan. 2. dibacok sedikit-sedikit agar rata ujungnya.

Denge, ngadenge, mendengar, tidak tuli.

Ngadengekeun, mendengarkan; menyimak.

Dedenge tara atau dedenge tarak, mendengarkan selintas sehingga tidak tahu alurnya.

Dengkak, ngadengkak, merenggangkan kaki, membuka selangkangan.

Soal PAT Bahasa Indonesia Kelas 5


I. Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat!

1.         Cerita pendek yang menceritakan satu atau beberapa tokoh dalam satu situasi, disebut . . . .

a.       Roman                                b. cerpen                             c. novel                                d. puisi

2.         Berikut ini merupakan unsur-unsur intrinsik cerpen, kecuali . . . .

a.       Judul                                    b. tema                                 c. latar                  d. alur

3.         Tema terbagi menjadi  . . . . kelompok

a.       2                                            b. 3                                         c. 4                         d. 5

4.         Yang termasuk tema khusus adalah . . . .

a.       Kemanusiaan                   b. ketuhanan                     c. sosial                d. budaya gotong royong

5.         Ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi cerita disebut . . . .

a.       Latar                                    b. judul                                 c. tokoh               d. tema

6.         Contoh peristiwa faktual adalah . . . .

a.       Asal mula Gunung Tangkuban Perahu

b.       Kera yang dihukum pak tani karena mencuri

c.       Wabah flu burung dan demam berdarah yang banyak memakan korban

d.       Siti mengantar ibu pergi ke pasar

7.         Membaca memindai adalah membaca secara . . . .

a.       Singkat                               b.  teliti                                 c. perlahan         d. sekilas

8.         Membaca sekilas memiliki  . . . . tujuan

a.       2                                            b. 3                                         c. 4                         d. 5

9.         Berikut ini adalah tujuan dari membaca sekilas, kecuali . . . .

a.       Untuk mencari judul

b.       Untuk mencari nama pengarang

c.       Untuk memahami buku secara mendalam

d.       Untuk mendapatkan kesan umum

Bacalah buku telepon di bawah ini dengan cara membaca memindai!

A

Alis……………………………70801456

Ambulans………………….118

Aris…………………………...70671234

C

CV Thursina………………7567912

D

Dea…………………………..2507090

Deri………………………….6031552    

10.     Nomor telepon Aris adalah . . . .

a.       70801456                         b. 70671234                      c. 70807014                      d.  70676773

11.     6031552 adalah nomor telepon . . . .

a.       Dea                                       b.  Deri                                 c. Dede                                 d. Dewi

12.     Nomor telepon CV Thursina adalah …..

a.       70801456                         b. 7567912                         c. 6031552                         d.  70676773

13.     Bacalah daftar menu di bawah ini!

Ayam rica-rica                                        Rp. 10.000

Ayam panggang                                      Rp.   5.000

Ayam crispy                                            Rp.   4.000

Pernyataan yang benar adalah ….

a.       Harga ayam rica-rica lebih murah disbanding harga ayam panggang dan ayam crispy

b.       Harga ayam crispy lebih murah dari harga ayam panggang dan ayam rica-rica

c.        Harga ayam rica-rica paling murang diantara ketiga menu di atas

d.       Harga ayam panggang paling murah di antara ketiga menu di atas

14.     Irama atau tinggi rendah dalam berbicara disebut . . . .

a.       Lafal                    b. artikulasi                        c. intonasi                           d. ekspresi

15.     Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan ketika kita mengomentari persoalan, kecuali . . . .

a.       Pilihlah kata-kata yang lugas dan tepat

b.       Gunakan kata-kata yang sopan dan sesuai dengan situasi serta kondisi

c.       Gunakan kata-kata yang puitis sehingga orang akan tercengang

d.       Berikan alasan yang disertai bukti yang mendukung

16.     Contoh komentar yang baik dan benar adalah . . . .

a.       Seharusnya, pemerintah jangan hanya korupsi, tapi pikirkan juga nasib rakyat. Jika terus saja, saya sumpahin mereka tidak akan selamat

b.       Seharusnya, pemerintah lebih serius dalam memerangi korupsi sehingga harta Negara tidak habis diambil oleh para koruptor

c.       Pemerintah saat ini memang bodoh dan tolol. Menangkap koruptor saja tidak becus

d.       Saya mah, tidak mau tahu. Mau ada yang korupsi, mau tidak itu bukan urusan saya.

17.     Kata pendahuluan sebagai pengantar sebuah lakon disebut  . . . .

a.       Prolog                                 b. dialog                               c. monolog                         d. epilog

18.     Bawang Putih          : “Maafkan saya, Kak! Saya tidak sengaja menghanyutkan baju itu.”

Bawang Merah        : “Dasar anak tidak becus bekerja, segitu saja kamu membuat kesalahan. Saya tidak mau

                                         tahu, kamu harus menggantinya!”

Dialog yang diperankan oleh tokoh Bawang Merah diucapkan dengan ekspresi ….

a.       Memelas                            b. takut                                c. marah                              d. gelisah

19.     Dalam cuplikan drama pada soal nomor 18, Bawang Merah merupakan tokoh . . . .

a.       Protagonis                        b. antagonis                       c. tetragonis                       d. pentagonis

20.     Awalan ter- pada kata terbawa memiliki makna . . . .

a.       Kejadian tiba-tiba          b. paling                               c. tidak disengaja             d. dapat dikerjakan

21.     Berikut ini merupakan contoh cerita rakyat Indonesia, kecuali . . . .

a.       Malin Kundang                b. Timun Mas                    c. Putri salju                      d. Sangkuriang

22.     Daerah yang terkenal sebagai penghasil beras adalah . . . .

a.       Bandung                            b. Cianjur                            c. Jakarta                             d. Bogor

23.     Sinonim kata gersang adalah . . . .

a.       Subur                                  b. basah                               c. kering                              d. gembur

24.     Ketika wawancara, gunakanlah bahasa yang . . . .

a.       Gaul                                     b. puitis                                c. fasih                                  d. santun

25.     Kata mengapa digunakan untuk menanyakan . . . .

a.       Benda                                  b. orang                               c. keadaan                          d. sebab

26.     Sinonim kata mata pencaharian adalah . . . .

a.       Tempat tinggal               b. pekerjaan                       c. matahari                         d. mata air

27.     Membaca . . . . adalah membaca secara cepat untuk mencari informasi

a.       Cepat                                   b. perlahan                         c. sekilas                              d. santai

28.     Aris bercanda dengan temannya.

Kata yang dicetak miring memiliki makna . . . .

a.       Saling                                  b. mempunyai                  c. melakukan pekerjaan               d. menghasilkan

29.     Ciri khas drama adalah menggunakan . . . .

a.       Judul                                    b. dialog                               c. alur                                   d. tema

30.     Irama atau tinggi rendah dalam berbicara disebut . . . .

a.       Lafal                                    b. artikulasi                        c. intonasi                           d. ekspresi

31.     Berikut ini adalah hal-hal yang terdapat dalam laporan pengamatan, kecuali . . . .

a.       Setting                                b. peserta                            c. alur                                   d. tujuan

32.     Aris, cepat ke sini (…..)

Tanda baca yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah . . . .

a.       Tanda seru (!)                 b. tanda titik (.)                c. tanda titik dua (:)                       d. tanda Tanya (?)

33.     Preposisi disebut juga kata . . . .

a.       Benda                                  b. kerja                                 c. depan                               d. sifat

34.     Kotor, menyeramkan, menyedihkan merupakan contoh dari latar . . . .

a.       Fisik                                     b. suasana                           c. waktu                              d. tempat

35.     Berikut ini adalah contoh kesenian dari Jawa Barat, kecuali . . . .

a.       Jaipong                               b. Sisingaan                        c. tari pendet                     d. kuda renggong

36.     Seharusnya generasi muda menjadi tokoh sentral dalam melestarikan kesenian tradisional.

Sinonim kata sentral adalah . . . .

a.       Pendukung                       b. kedua                               c. utama                              d. pendamping

37.     Kalimat majemuk setara pemilihan dihubungkan dengan kata . . . .

a.       Atau                                     b. dan                                    c. dengan                             d. lalu

38.     Di bawah ini merupakan hasil kemajuan teknologi, kecuali . . . .

a.       komputer                          b. televisi                            c. lemari                              d. radio

39.     Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis disebut . . . .

a.       Tema                                   b. judul                                 c. amanat                            d. latar

40.     Makna ter- pada kata terbalik adalah . . . .

a.       Kejadian tiba-tiba                                          c. dapat dikerjakan

b.       Paling                                                                  d. tidak disengaja


II. Isilah dengan jawaban yang benar!

1.         Makna awalan ber- pada kata berpakaian adalah . . . .

2.         Reboisasi artinya . . . .

3.         Makna awalan ter- pada kata terkejut adalah . . . .

4.         Kakaknya rajin  . . . . adiknya malas

5.         Tanda baca yang digunakan untuk menggambarkan emosi yang kuat adalah . . . .

6.         Preposisi yang menyatakan waktu adalah  . . . . dan  . . . .

7.         Ludruk berasal dari daerah . . . .

8.         Sinonim kata gotong royong adalah . . . .

9.         TPA kepanjangan dari . . . .

10.     Tokoh protagonis adalah tokoh yang ……

11.     Merokok itu sangat berbahaya.

Arti awalan ber- pada kata berbahaya adalah . . . .

12.     Ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi disebut . . . .

13.     Bahasa yang digunakan dalam laporan harus . . . .

14.     Orang tua harus . . . . kesenian tradisional kepada anak-anaknya sejak dini

15.     Kesenian tradisional harus menjadi . . . . di negeri sendiri

16.     Erosi adalah pengikisan . . . . yang disebabkan oleh air

17.     Alat untuk melihat benda-benda kecil adalah . . . .

18.     Makna awal ber- pada kata bersembunyi adalah . . . .

19.     Sebagian besar masyarakat pantai bekerja sebagai . . . .

20.     Tokoh baik dalam suatu cerita disebut tokoh . . . .


III. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1.         Apa yang dimaksud dengan membaca memindai ?

2.         Tuliskan 5 makna awalan ber- beserta contohnya ?

3.         Tuliskan 5 jenis kesenian tradisional dan daerah asalnya !

4.         Tuliskan 5 jenis hasil kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi !

5.         Bagaimana cara menanggulangi kemacetan di Kota Bandung ?

6.         Tuliskan tujuan membaca sekilas!

7.         Apa yang dimaksud dengan diksi? Berikan 5 buah contoh diksi dalam puisi!

8.         Jelaskan macam-macam tokoh berdasarkan karakternya

9.         Tuliskan nama 10 orang pahlawan Indonesia beserta asal daerahnya!

10.     Buatlah lima buah pertanyaan beserta jawabannya yang berhubungan dengan musibah banjir dan longsor dengan menggunakan kata tanya apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan dan berapa!

About

Popular Posts