Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, January 27, 2023

Evaluasi Investasi

 Tujuan dilakukannya evaluasi investasi diantaranya sebagai berikut :

1. Menentukan apakah suatu rencana investasi layak untuk dilaksanakan

2. Memilih alternatif (kombinasi alternatif) investasi yang dapat memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan kendala sumber daya (permodalan) yang ada


Dasar-dasar Evaluasi Investasi

1. Cash-flow

dasar evaluasi investasi menggunakan cash flow dan bukan pendapatan, karena hanya kaslah yang daat dipakai oleh perusahaan, baik untuk investasi kembali maupun untuk membayar deviden

2. Konsep Nilai waktu dari uang

uang mempunyai nilai terhadap waktu dan besar nilai itu sangat bergantung kapan uang itu diterima. Dalam investasi, konsep ini berkaitan dengan bunga yang dianggap sebagai biaya atas sewa uang karena uang itu untuk investasi usaha

3. Berbagai Kondisi dalam Evaluasi Investasi

Secara ekonomi terdapat hubungan:

1. Independen, antar investasi tidak saling mempengaruhi

2. Depandent, satu investasi dipengaruhi oleh investasi

a. Bersifat komplemen, jika suatu investasi yang bila dilaksanakan dapat meningkatkan pendapatan dari investasi lain

b. Bersifat substitusi, jika investasi ini dilaksanakan akan dapat menurunkan hasil dari investasi lain


Beberapa pendekatan untuk menentukan umur investasi :

1. Usia pemilikan/usia pelayanan

2. Usia Akuntansi

3. Usia ekonomis

4. Usia Abadi


METODE EVALUASI INVESTASI

- Metode Payback Periode

- Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi semula

METODE PROFITABILITY INDEX (PI)

Sering disebut benefit cost ratio (BCR), yaitu rasio antara present value arus kas bersih dan investasi neto.

Metode ini menyarankan suatu investasi sebaiknya diterima apabila memiliki PI lebih besar daripada satu atau sama dengan satu

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan

kelemahan metode ini sulit dipahami, tidak seperti metode Payback. Jika NPV mengukur kenaikan kemakmuran pemilik perusahaan secara absolut sementara PI mengukur kenaikan kemakmuran secara relatif. (Murpi & Iskandar, 2011)


Wednesday, January 25, 2023

Produktivitas Pendidikan

Produktivitas pendidikan berbeda dengan hasil produksi benda dan jasa lain yang mudah dihitung atau diukur. Produktivitas pendidikan berkaitan dengan bagaimana menghasilkan keluaran atau lulusan pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Produktivitas pendidikan mencakup tiga fungsi yaitu :
1. The administrator's production function (PFI)
yaitu fungsi managerial yang berkaitan dengan berbagai pelayanan untuk kebutuhan siswa dan guru.

2. The psychological's production function (PF2)
yaitu fungsi behavioral yang keluarannya merujuk kepada fungsi pelayanan yang dapat merubah perilaku siswa dalam kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap.

3. The Economist's production function (PF3)
yaitu fungsi ekonomi yang keluarannya diidentifikasi sebagai lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga apabila bekerja dapat memperoleh penghasilan tinggi melebihi biaya pendidikan yang telah dikeluarkan selama pendidikan termasuk gaji guru.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari sudut administrasi, psikologis dan ekonomis. (Sedarmayanti, 2009:62-63)

Tuesday, January 10, 2023

Pengembangan Seni


       a.      Pengertian seni

Seni adalah hasil atau proses kerja dengan gagasn manusia yang melibatkan keterampilan , kreativitas, kepekaan indra, kepekaan hati dan piker untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan keindahan, keselarasan, bernilai seni dan lainnya. Terlibat dalam kegiatan seni membngun harga diri anak dengan memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan ( Klein,1991;Sutter,1994)

Pengembangan seni di TK diarahkan pada perolehan dan kompetensi hasil belajar yang beraspek pengetahuan, keterampilan dasar seni dan sikap yang berkaitan dengan kemampuan kepekaan rasa seni keindahan serta pengembangan kreativitas.  

         b.    Pentingnya pengembangan  Bidang Seni Di Taman Kanak- Kanak

Pada dasrnya manusia manusia merupakan mahkluk estetis, makhluk yang mempunyai perasaan dan kemampuan unyuk menghayati keindahan dengan perasaan  yang dimiliki. Demikian juga anak usia pra sekolah, mempunyai kemampuan menghayati dan merespon berbagai hal dan dialami dan dihadapi dengan perasan dengan caranya  sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya. 

Atas dasar paparan diatas itulah maka upaya pengembangan kemampuan anak sebagai  makhluk estetis harus dilakukan. Untuk itu proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan penuh kepada para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan sebagai makhluk estetis dan mengekspresikannya dalam berbagai cara dan media kreatif.

          c.    Aspek Penting dalam Pembelajaran seni di Taman Kanak-Kanak

Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek eksplorasi, ekepresi, apresiasi ( Direktoran Pembinaan TK dan SD, 2007: 5-6).

1. Eksplorasi

Pengembangan kemampuan berekplorasi dapat dilakukan dengan  tujuan sebagai berikut :

 a.    Agar anak dapat melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta  dan diri manusia.   

b.    Agar anak dapat mengeksplorasi elemen-elemen dari seni.

c.   Agar anak dapat mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu.

                 2. Ekspresi

Kemampuan berekspresi anak usia prasekolah harus dilakukan dengan tujuan :

a.Agar anak dapat mengekspresikan dan menggambar benda, ide dan pengalamnanya menggunakan jenis media seni instrument music dan gerak.

b.   Agar anak mengalami peningkatan dalam rasa percaya diri dalam mengekspresikan  kreasi mereka sendiri

3.  Apresiasi

Kemampuan  apresiasi harus dikembangkan pula dengan tujuan agar anak dapat menilai dan menghargai pengalaman  berkesenian dan berkarya seni. Kegiatan yang dapat dilakukan berkenaan dengan pencapaian tujuan  tersebut antara lain menyajikan berbagai hasil karya dan pertunjukkan kesenian kepada anak disertai dengan penjelasan-penjelasan.



3.  Pengertian dan Cakupan Membentuk

Kegiatan membentuk adalah membuat bentuk, baik bentuk terapan yang dapat dimanfaatkan  dalam kehidupan sehari-hari maupun bentuk-bentuk yang kreatif sebagai karya seni murni. Adapun ruang lingkup membentuk dibagi berdasarkan media dan tekniknya. 

     Tujuan kegiatan membentuk pada pendidikan seni rupa untuk anak usia dini adalah :

1. Melatih pengamatan

2. Melatih kecermatan dan ketelian

3. Melatih kemampuan ketepatan

4. Melatih Kreatifitas

5. Melatih kepekaan rasa indah

6. Melatih menggunakan bahan secara ekonomis dan hemat

7. Melatih mengembangkan rasa keterpaian tinggi

         8. Melatih memanfaatkan benda limbah menjadi benda baru untuk permainan, maupun kesenian dan benda-benda terapan.

4.  Barang Bekas

Barang bekas dan barang sederhana merupakan solusi  mengatasi kendala biaya dalam mengadakan media pembelajaran . Guru dituntut kreativ untuk membuat dan mengembangkan sendiri media pembelajaran yang berasal dari barang bekas dan barang sederhana. 

     Barang bekas adalah adalah barang yang sudah tidak terpakai atau tidak dibutuhkan lagi oleh pemiliknya, namun belum tentu barang itu tidak bisa digunakan lagi. 

5. Styrofoam

Styrofoam adalah bahan yang mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman di pegang. Bahan dasar Styrofoam adalah polisterin, suatu jenis plastic yang sangat ringan berwarna putih bersih , kaku, tembus cahaya, murah tetapi cepat rapuh. Styrofoam biasanya dipake untuk membungkus makanan karena mampu mencegah kebocoran, makanan yang disimpan tetapsegar dan utuh. Dengan segala kelebihan itulah Styrofoam kini menjadi pilhan utama dalam membungkus makanan. Mulai dari restoran cepat saji, pedagang jajanan di pinggir jalan, hingga dalam berbagai acara dan kegiatan.

Namun dibalik kelebiahannya Styrofoam tidak bai untuk kesehatan karena Styrofoam mengandung bahan benzene, carsinogen, dan styrene yang dapat menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, menimbulkan anemia, dan mengurangi produksi sel darah merah sehingga meningkatkan resiko kanker.


Kreativitas


Sasaran yang diarahkan pada anak usia Taman Kanak-Kanak lebih pada pengembangan berpikir dan berkreativitas anak secara optimal anak usia pra sekolah merupakan anak usia bermain , dimana bermain dapat dijadikan sebgai sarana untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor, karena bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak. Menurut Conny R Semiawan (2009:44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru.

Menurut Barron yang di kutip dari Ngalimun dkk ( 2013:44) kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif dan ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan dan arena itu perlu di pupuk sejak didni. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk dan disalurkan dengan benar maka bakat tersebut tidak akan berkembang optimal, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan.

Kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri , alam dan orang lain. Selain itu kreativitas memegang  peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak yang tidak dapat dipishkan dari aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, bahasa, emosi, dsn sebagainya. Meskipun kreativitas begitu penting bagi manusia, namun kenyataannya ada banyak permasalahan yang terjadi dalam pengembangan kreativitas tersebut. Akar permasalahan dalam perkembangan kreativitas adalah karena system pendidikan saat ini yang berorientasi kepada pendekatan “akademik” yang lebih berupaya membentuk manusia menjadi “ pintar di sekolah saja ”dan menjadi  pekerja “ bukan menjadi manusia seutuhnya yang kreatif.

Kreativitas atau berpikir  kreatif sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan (Guilford,1967). Disekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan dan penalaran(berpikir logis). Selain itu fakta menunjukkan bahwa  dalam proses pembelajaran pada umumnya terbatas pada tinkat pengenaln, pemahamn, penerapan. Sedangkan proses-proses pemikiran yang lebih tinggi. Sedangkan proses-proses pemikiran yang lebih tinggi ( analisi, sintesis, dsn evaluasi ) jarang dilatih, demikian pula kreativitas dan sasaran belajar ranah afektif kurang dikembangkan, padahal keberhasilan dalam penelitian dan dalam hidup juga sama-sama ditentukan oleh pengembangan sikap, kecerdasan emosiaonal, dan kreativitas (Munandar,2002:23)


Sunday, January 8, 2023

Tahapan Perkembangan Psikologi Erikson


Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson mengatakan bahwa manusia mengalami perkembangan dalam delapan tahapan. Ada urutan dalam tahapan perkembangan tersebut, namun  tidak ditetapkan menurut suatu jadwal kronologis tertentu. Erikson berpendapat bahwa setiap anak memiliki jadwal waktunya sendiri untuk memenuhi tahapan perkembangan tersebut.

Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang kehidupan manusia, bukan hanya dalam lima tahun pertama kehidupan, sebagaimana yang disampaikan dalam teori perkembangan psikoseksual Freud.  Tiap tahap terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan individu sebuah krisis yang harus dihadapi.

- Berdasarkan hasil pengamatan terhadap anak di lingkungan belajar menunjukkan bahwa anak cenderung aktif

- Keaktifan anak harus didorong untuk situasi yang menuntut kemandirian

- Rasa mamapu mengendalikan diri membuat anak memiliki kemauan dan bangga

- Anak mulai menampilkan diri lebih maju dan lebih seimbang secara fisik maupun kejiwaan yang memunculkan rasa ingin tahu

- Apabila anak pada masa ini mendapatkan pola asuh salah merasa bersalah dan berdiam diri, keterasingan batin timbul karena suatu perasaan bersalah dan sifat ini menetap hingga dewasa.


Perbedaan Teori Piaget dan Vygotsky

 

1. Piaget lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan seorang anak sedangkan Vygotsky memandang bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Vygotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan. Meskipun Vygotsky dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial yang disebut sebagai sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau perkembangan kogniitf individu

2. Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual sedangkan Vytgosky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak.

3. Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif dari pada Piaget. Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah.

4. Pada satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif sejalan dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa  anak-anak mampu melakukan sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky mencari pengertian bagaiman anak-anak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, tetapi masih dalam proses pematangan.


Standar kualifikasi yang harus dimiliki oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD


Untuk menjadi seorang tenaga kependidikan pada lembaga PAUD ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain, tidak semua orang bisa menjadi tenaga kependidikan. Meskipun tidak dapat dipungkiri banyak orang yang dengan mudahya menjadi seorang tenaga kependidikan dalam PAUD, khususnya di Indonesia. Padahal bila melihat dari kualifikasi akademik maupun kompetensi-kompetensi lainnya, banyak diantara mereka yang belum memenuhi persyaratan ideal yang telah ditetapkan. Oleh karenanya tidak heran jika pelaksaan PAUD selama ini belum dapat berjalan dengan maksimal. Supaya dapat maksimal, semua tenaga kependidikan dalam PAUD harus memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam kualifikasi akademik tenaga kependidikan PAUD, Sebagaimana telah diketahui bahwasanya tenaga kependidikan mempunyai peran yang cukup penting dalam PAUD. Tenaga kependidikan ini bertanggungjawab dan bertugas merencanakan, melaksanakan, mengelola administrasi, serta mengawasi pelaksanaan program. Syarat-syaratnya yaitu sebagai berikut :

1.     Pengawas atau Pemilik PAUD

Sesuai berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, bahwasannya :

a. Memiliki ijazah sarjana (S1) atau diploma (D-IV) Kependidikan yang relevan dengan sistem pendidikan anak usia dini dari Perguruan Tinggi Penyelenggaraan Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan

b. Memiliki pengalaman minimum 3 tahun sebagai guru PAUD dan minimum 2 tahun sebagai kepala satuan PAUD bagi pengawas PAUD

c. Memiliki pengalaman minimum 5 tahun sebagai pamong belajar atau guru PAUD dan kepala satuan bagi pemilik PAUD

d. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/C dan berstatus sebagai pegawai negeri sipil

e. Memiliki usia maksimal 50 tahun pada saat diangkat menjadi pengawas atau pemilik PAUD

f. Memiliki sertifikat lulus seleksi calon pengawas atau pemilik PAUD dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah

g. Memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas atau pemilik dari lembaga pemerintah yang kompeten dan diakui

Kompetensi pengawas atau pemilik PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi penelitian dan pengembangan, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi evaluasi pendidikan

2.     Kepala PAUD

Sesuai berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, bahwasannya :

a. Memiliki kualifiksi akademik sebagaimana yang dipersyaratkan pada kualifikasi guru

b. Memiliki usia maksimal 55 tahun pada saat diangkat menjadi kepala PAUD

c. Memiliki pengalaman minimum 3 tahun sebagai guru PAUD

d. Memiliki pangkat/golongan minimum Penata Muda Tingkat I, (III/b) bagi pegawai negeri sipil pada satuan atau program PAUD dan bagi non-PNS disertakan dengan golongan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga berwenang

e. Memiliki sertifikat lulus seleksi calon kepala PAUD dari lembaga kompeten dan diakui pemerintah

Kompetensi Kepala lembaga PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi supervisi

3.     Pendidik PAUD

Sesuai berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, bahwasannya :

a. Memiliki ijazah diploma (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini yang diperoleh dari program studi terakreditasi

b. Memiliki ijazah diploma (D-IV) atau sarjana (S1)kependidikan lain yang relevan atau psikologi yang diperoleh dari program studi terakreditasi dan memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAUD dari perguruan tinggi yang terakreditasi

Kompetensi guru PAUD dikembangkan secara utuh mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional

Menurut Dedi Supriyadi tenaga pendidik PAUD harus profesional, dimana memilik 3 unsur yakni :

1)     Pendidik yang memadai disiapkan secara khusus melalui pendidikan dengan klasifikasi tertentu

2)     Keahlian dalam bidangnya

3)     Komitmen dalam tugasnya

Kualifikasi tenaga pendidik/guru PAUD bukanlah hal yang mudah, ada beberapa syarat secara umum kualifikasi yang dianjurkan :

a)     Beriman dan bertaqwa

b)     Warga Negara Indonesia (WNI)

c)     Berusia minimum 18 tahun

d)     Berkepribadian riang, gembira, memiliki rasa sayang terhadap anak

e)     Sehat jasmani dan rohani

f)      Kreatif, inovatif, dan menyenangkan

Dengan adanya persyaratan dalam kualifikasi, diharapkan guru yang ideal mampu mengembangkan kreatifitas kepada siswa yang percaya diri, berani mencoba hal yang baru, memberikan contoh, menyadari keragaman karakteristik siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi dan bereksplorasi

4.     Tenaga Kependidikan PAUD

Sesuai berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, bahwasannya :

a.      Kualifikasi akademik tenaga administrasi PAUD memiliki ijazah minimum Sekolah Menengah Atas (SMA)

b.     Kompetensi tenaga administrasi satuan atau program atau program PAUD memenuhi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial

5.     Guru Pendamping PAUD

Sesuai berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, bahwasannya :

a.      Kualifikasi ijazah D-II PGTK dari program studi terakreditasi

b.     Memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/pendidikan/kursus PAUD jenjang guru pendamping dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah

c.      Kompetensi guru pendamping mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional


Penerapan Dalam Membina Tenaga Kependidikan di PAUD


Berikut ini akan dikemukakan beberapa cara atau tekhnik yang dapat dilakukan seorang kepala atau direktur PAUD untuk melakukan pembinaan terhadap staf-staf di bawahnya.

1.     Observasi pembelajaran

Observasi pembelajaran adalah pengamatan ketika proses pembelajaran maupunkegiatan lain sedang berlangsung, artinya direktur PAUD mengajak staf dibawahnya untuk bersama-sama mengamati lembaga atau staf lain yang dipandang lebih berkualitas dan lebih profesional secara langsung. Dari pengamatan tersebut, dapat diketahui di mana letak kelemahan staf yang bersangkutan dapat di minimalisisr sekaligus mengetahui letak kelebihan yang bisa diperdayakan. Model istilah seperti ini sekarang sering disebut studi banding. Dari inilah staf yang satu dengan staf yang lain dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing. Hasil dari pengamatan akan ditindak lanjuti dengan diskusi yang lebih aplikatif. Artinya, dapat direfleksikan sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan ke dalam staf masing-masing.

2.     Diskusi

Diskusi bisa dilakukan antar staf yang satu dengan yang lain atau antara staf dengan pembina secara langsung. Diskusi dalam pembinaan bukan semacam keluh kesah seorang staf maupun guru terhadap permasalahan di lapangan kemudian meminta pemimpin untuk mengatasinya. Namun, diskusi ini dilaksanakan untuk mengembangkan wawasan bagaimana caranya seorang staf dapat melakukan tugasnya dengan baik, sekaligus meningkatkan kinerjanya secara profesional.

3.     Pengamatan tumbuh kembang anak

Perhatian guru PAUD terhadap tumbuh-kembang anak hingga saat ini masih sangat minim. Hal ini dikarenakan kebanyakan guru PAUD terlalu sibuk dengan urusan pola asuh, sehingga mengesampingkan tumbuh kembang anak didik  secara spesifik. Selain itu, pengamatan guru PAUD terhadap perkembangan anak harus ditingkatkan agar pemberian stimulus dapat dilakukan secara maksimal. Disamping itu, hasil pengamatan dapat dibawa ke meja diskusi dengan guru-guru yang lain maupun dengan direktur PAUD secara langsung. Dengan demikian, pembinaan melalui pengamatan dapat berjalan secara efektif.

4.     Konferensi individual

Konferensi individual adalah kegiatan dalam menyampaikan sesuatu yang menjadi pemahaman seseorang terhadap kegiatan profesionalismenya. Dalam konferensi individual, seorang kepala atau direktur PAUD dapat memberikan umpan balik tentang kegiatan observasi maupun diskusi yang diikuti oleh anggota staf dibidangnya masing-masing yang berisi saran atau masukan sebagai bahan binaan.

5.     Workshop

Workshop hampir selalu ada dalam setiap institusi, termasuk lembaga PAUD. Pada initinya, workshop merupakan unjuk kerja profesi, baik yang berkaitan dengan konsep maupunpenerapannya dalam berbagai aktivitas. Alangkah lebih baik lagi jika workshop juga diarahkan pada topik-topik tertentusebagai bagian dari pelaksanaan tugas-tugas profesi dan mengundang narasumber yang berasal dari luar lembaga penyelenggara, sehingga banyak inormasi dari luar yang masuk.

Dengan demikian, kemampuan masing-masing staf terasah secara terus-menerus, sehingga suatu saat mereka akan menjadi staf-staf yang sangat profesional.

6.     Konsultasi

Konsultasi yang dimaksud dalam rangka pembinaan ini adalah kegiatan yang memberikan alternatif bantuan dalam memecahkan berbagai permasalahan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan tugas-tugas profesionalisme kelembagaan PAUD. Konsultasi PAUD tidak harus kepala atau direktur PAUD secara langsung. Tetapi, bisa orang lain yang telah diakui kapabilitasnya dibidang tumbuh kembang anak secara tuntas, baik secara akademis maupun teknis. Dengan demikian, seorang konsultan tidak hanya mampumemberi solusi secara teoritis, tetapi juga secara praktis.


Wednesday, January 4, 2023

Makna Model Pembelajaran

 Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan pembelajaran dan juga kesulitan belajar peserta didik.

Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : 1. Suatu tipe atau desain, 2. Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat diamati dengan langsung, 3. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu obyek atau peristiwa, 4. Suatu desain yang disederhanakan secara sistematis dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, 5. Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, dan 6. Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000: 152).

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut. Maka, model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Joyce dan Weil (2000: 13) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah :

Suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buyku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer. Sebab, model-model ini menyediakan alat-alat pembelajaran bagi para peserta didik.


                 Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model pembelajaran. Yakni model informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model pembelajaran yang telah dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok. Yaitu 1. Model pemrosesan informasi (infomation processing models), 2. Model personal (personal family), 3. Model sosial (social family), 4. Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral model of teaching).

                 Sejalan dengan teori kovergensinya, William Stern mengimplementasikan nya dalam hal pembelajaran telah menyebabkan munculnya berbagai teori-teori belajar dan model pembelajaran. 1. Model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar kontrol diri sendiri, simulasi, dan bahan belajar asertif, 2. Model pemrosesan informasi yang terdiri dari model pembelajaran inquiri, presentase kerangka dasar atau “advance organizer”, dan model pengembangan berfikir, dan 3. Model lainnya yang dapat dijadikan pendekatan yang efektif dalam pembelajaran. Tetapi, model pembelajaran dengan modul, model pembelajaran dengan kaset video, audio, komputer, dan pembelajaran berprogram pelaksanaannya dalam pembelajaran benar-benar harus sesuai dengan yang telah direncanakan dalam perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru.

                 Model pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Setiap guru atau pendidik akan alasan-alasan mengapa dia melakukan kegiatan dalam pembelajaran dengan menentukan sikap tertentu.

                 Rooijakkers (2003: 13) mengemukakan bahwa :

                 Apabila guru atau pendidik tidak mengetahui apa yang sebenarnya yang terjadi dalam pikiran peserta didiknya untuk mengerti sesuatu, berarti dia pun tidak akan dapat memberi dorongan yang tepat kepada mereka yang sedang belajar. Para peserta didik akan mudah melupakan pelajaran yang diterimanya, jika guru tidak memberi penjelasan yang benar dan menyenangkan.


            Model satuan pelajaran yang disusun dan dijabarkan oleh guru secara umum yang ada dalam kurikulum dan GBPP menjadi tujuan instruksional khusus. Model satuan pelajaran ini guru menentukan dan menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik, memilih dan merumuskan bahan ajaran, merencanakan proses pembelajaran, serta menentukan media dan alat pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini selain sederhana, juga tidak menuntut biaya yang tinggi. Karena, disusun oleh guru itu sendiri, baik mengenai isi, media yang digunakan, dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan, model pembelajaran dengan kaset video, audio, komputer, dan pembelajaran berprogram disusun oleh tim atau lembaga khusus yang terdiri dari beberapa ahli. Peran guru dalam model ini adalah sebagai pelaksana atau fasilitator belajar. Karena, semua komponen pembelajaran telah disusun secara terpadu dalam pusat teknologi pembelajaran (Sagala Syaiful, 2011: 178).

About

Popular Posts