Monday, March 13, 2017
Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
1.Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
2.Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan pengaruh di masyarakat.
3.Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu: 1)tidak mau berbicara dengan orang Islam, 2)tidak mau jual beli dengan orang Islam, 3)dan tidak mau menikah dengan orang Islam. Pemboikotan ini berjalan selama 3 ( tiga ) tahun lamanya, dan berhenti pemboikotan ini setelah papan pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial
Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam
persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada
orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan
orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu
satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia
anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia
anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila
terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang
kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita
bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut
bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak
mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan
mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak
antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang
menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai
ketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang
terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki,
persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut
tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan,
persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu
saja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5
sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang
berteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......” dan mereka
bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka
ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti
teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling
membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang
anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena
mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka
timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara
mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara
mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara
mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu
?”
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan,
biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling
mengenal baik baru mereka akan
menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga
terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak
hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa
berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi,
karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan
psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem
keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan
psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya
usia mereka, dari sekedar teman
bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman
berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari
mereka pindah rumah atau
melanjutkan sekolah
di kota lain.
Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini,
misalnya ;
“Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di
mana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang terbaik”
Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
- Populer atau Tidak Populer dan Apa
Akibatnya
Di dalam lingkungan
sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak
tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian
lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya
sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer
dan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan
beberapa pertanyaan kepada mereka,
seperti ;
- Dengan siapa kamu mau
pergi tamasya ?
- Dengan siapa kamu mau duduk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer
jarang atau sama sekali
tidak disebut.
Untuk lebih mengetahui
anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan
pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan pertanyaan-pertanyaan
tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak populer dan mana anak yang
tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat mengetahui serta membantu
mengatasi problem si anak pada stadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan
perkembangan anak-anak secara berurutan, seperti
;
1. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris,
artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi
negatifnya, biasanya
mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang
menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang
sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit
disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak
disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak
terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain
diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali
disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat
tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana
perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk
membandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan
sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak
kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita
sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu
memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur
merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial
anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap
dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang,
biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan
mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang
secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut
trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya
anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah
membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran,
mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling
muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan
dalam mengambil apa pun posisi peran dan
posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya
memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik.
Dengan memiliki ciri-ciri
tersebut, anak-anak populer lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi
dilingkungan yang asing.
4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat
membawa pengaruh.
Nama yang dapat
diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap
perkembangan sosial psikologi anak. karena
anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak
tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain
mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki
daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang
memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun,
sudah bisa membedakan mana anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang
kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan
orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang
menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada
anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun
yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain,
sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka
sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh
rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang
tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang karena terpengaruh
masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.
6. Perilaku
Tidak
semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang
bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak
populer, antara lain ; ramah
tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka
menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Secara umum faktor-faktor
di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat
menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak populer pada nantinya dapat menentukan status
sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga
pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik
serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang
tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua,
mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa
juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak
yang kurang dihargai seperti ;
Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok anak-anak tersebut
memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada
anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan
diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan
memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia
menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah
satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam
menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal
tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak
yang terasingkan, antara lain ;
-
secara terbuka mereka diasingkan
-
sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
-
mempunyai masalah perilaku
-
sering memperlihatkan perilaku agresif
-
mempunyai status negatif yang stabil
-
sering bermasalah di sekolah
Secara umum anak-anak yang
terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari
kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan anak-anak lainnya,
tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya
seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka
dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya
mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik
atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main
di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk
diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya ;
Pada saat anak-anak yang lain
bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut
bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang hanya sekedar untuk
mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun
anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti
bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang
lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang
dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.
Untuk anak-anak yang terasing ini
di negara-negara yang sudah maju, seperti di Belanda, para orang tua dari anak
tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka
diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah
Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen
Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan
keterampilan sosial dalam cara
menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun di lingkungan
sekolah.
Untuk
orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi
dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandiri.
Sunday, March 12, 2017
SUMBER DAYA ALAM
Apa itu SDA (Sumber Daya Alam)
?..Secara umum, Pengertian Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang
bersumber dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber Daya Alam
merupakan kekayaan alam baik itu benda mati maupun benda hidup yang berada di
alam atau bumi yang bermanfaat bagi kita semua. Yang termasuk sumber daya alam
adalah komponen biotik dan abiotik. komponen biotik seperti hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme, sedangkan komponen abiotik meliputi gas alam, tanah, jenis
logam, air, dan minyak bumi. Sumber Daya Alam sangat bermanfaat bagi
manusia tetapi dengan eksploitasi sumber daya alam semakin berkurang.
Jenis-Jenis Sumber Daya Alam (SDA)
Dibumi sendiri terdapat beragam bentuk dan jenis dari sumber
daya alam. Oleh karena itu sumber daya alam dikelompokkan/diklasifikasikan
dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut...
1. Jenis-Jenis Sumber Daya Alam (SDA) Berdasarkan
Kemungkinan Pemulihannya
Sumber Daya Alam yang Selalu Ada, adalah sumber daya yang
tidak pernah habis. karena mengalami siklus sepanjang masa, misalnya
energi sinar matahari, udara, energi pasang surut air laut, dan sumber daya
air.
Sumber Daya Alam yang dapat
Diperbaharui, adalah sumber daya yang jika habis tidak dalam waktu yang lama
dan cepat tersedia kembali baik dengan reproduksi atau pengembangbiakan.
Seperti hewan dan tumbuhan.
Sumber Daya Alam yang tidak dapat Diperbaharui, adalah
sumber daya yang sulit atau bahkan tidak bisa menyediakannya kembali karena
membutuhkan waktu yang sangat lama dan bahkan sampai jutaan tahun, seperti
barang-barang tambang.
2. Jenis-Jenis Sumber Daya Alam (SDA) Berdasarkan Jenisnya
Sumber Daya Alam Hayati/Biotik, adalah sumber aya yang
berupa makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, mikroba dan manusia
Sumber Daya Alam Nonhayati/Abiotik, adalah sumber daya alam
fisik yang berupa benda-benda mati. Seperti barang tambang, kincir aingin, air
dan tanah.
3. Jenis-Jenis Sumber Daya Alam (SDA) Berdasarkan Kegunaan
atau Penggunaannya
Sumber Daya Alam Penghasil Bahan Baku, adalah sumber daya
alam yang digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain denga nilai
guna yang tinggi.
Sumber Daya Alam Penghasil Energi, adalah sumber daya alam
sebagai penghasil energi untuk kebutuhan manusia. Salah satunya sinar matahari
yang memancarkan energi untuk manusia. begitu juga dengan arus air yang
digunakan sebagia penghasil energi dalam penggerak turbin pembangkit
listrik.
4. Jenis-Jenis Sumber Daya Alam (SDA) Berdasarkan Nilai
Kegunaannya atau Sumber Daya Ekonomis
Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi, adalah sumber daya alam
yang didapatkan dengan biaya yang besar. Seperti mineral-mineral logam mulia
contohnya intan, perak dan emas.
Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah, adalah sumber daya alam
yang didapatkan dengan biaya yang cukup murah dan tersedia dengan jumlah yang
cukup banyak. Seperti bahan-bahan bangunan. Contohnya batu, gamping dan pasir.
Sumber Daya Alam Nonekonomis, adalah sumber daya alam yang
didapatkan tanpa mengeluarkan biaya, tanpa pengorbanan yang tersedia dalam
jumlah yang tidak terbatas. Contohnya sinar matahari, suhu, udara, dan
angin.
Manfaat Sumber Daya
Alam
Di lingkungan kita terdapat
berbagai jenis sumber daya alam baik sumber daya alam hayati maupun non hayati,
walaupun mungkin kita baru tahu sebagian dari segudang SDA yang tak terhingga
jumlahnya. Di bawah ini sebagian kecil jenis Sumber Daya Alam (SDA) dan
manfaatnya.
1. Bahan pangan
·
Mentok/entog/enthok, ayam, bebek diambil atau
dimanfaatkan daging dan telurnya
·
Sapi dan kambing, diambil daging dan susunya
·
Gandum untuk membuat roti
·
Singkong untuk membuat lanting, tape, tepung
tapioka, getuk, sriping, dll
·
Rumput laut untuk membuat agar-agar
·
kedelai untuk membuat tempe, tahu. kecap
·
Kacang hijau untuk membuat roti kacang hijau,
bubur
2. Bahan sandang
·
Rambut domba untuk membuat jaket
·
Serat kapas untuk membuat kain katun
·
Serat kapuk untuk membuat kaos kaki dan sumbu
kompor
·
Serat kepompong ulat sutra untuk membuat kain
sutra
3. Bahan bangunan
·
Pasir untuk membuat batako
·
Batu kapur untuk membuat semen
·
Batu bata untuk membuat semen merah
·
Tanah liat untuk membuat batu bata dan genting
·
Kayu jati, mahoni, laban, sengon untuk membuat
kusen jendela dan pintu
4. Peralatan Rumah Tangga
·
Kayu jati untuk membuat meja, kursi, almari, dll
·
Kayu sengon untuk membuat centong
·
Kayu sawo untuk membuat parut kelapa
·
Bambu untuk membuat tempat/wadah
nasi,kukusan,dll
5. Peralatan Olahraga
·
Bulu ayam untuk membuat kok
·
Bulu ayam untuk membuat kemoceng
·
Rotan untuk membuat holahop dan bola takraw
·
Kayu randu untuk membuat meja tenis ( bola
pingpong )
·
Serabut kelapa untuk membuat matras
·
Karet ( lateks ) untuk membuat bola
6. Bahan pengemas
·
Serat rami untuk membuat karung
·
Plastik berasal dari pengolahan minyak bumi
·
Alumunium foil untuk pembungkus makanan
·
Daun jati untuk pembungkus nasi
·
Daun pisang untuk pembungkus tempe
7. Hasil Pengolahan Minyak Bumi
·
Bensin dan solar untuk bahan bakar kendaraan
bermotor
·
Kerosin (minyak tanah ) untuk bahan bakar kompor
·
Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang
·
Aspal untuk pengeras jalan
·
Paraffin untuk membuat lilin dan membatik
8. Hasil tambang
·
Emas dan perak untuk perhiasan
·
Pasir besi untuk membuat besi
·
Tembaga untuk membuat kawat dan kabel
·
Alumunium ( bauksit ) untuk peralatan dapur,
pembungkus makanan, dan badan pesawat terbang
·
Nikel untuk campuran logam dan pelapis besi agar
tidak berkarat
·
Perunggu untuk membuat patung
·
Gypsum untuk cat tembok
·
Grafit atau karbon untuk membuat pensil
·
Intan untuk perhiasan dan pemotong kaca
·
Batubara untuk bahan bakar
·
Marmer untuk membuat ubin/lantai
·
Pasir silica/kuarsa/abu soda untuk membuat kaca
·
Asbes untuk bahan atap rumah dan pakaian pemadam
kebakaran
9. Kosmetik
·
Minyak cendana dan gaharu
·
Minyak nilam
·
Lidah buaya
Dampak Industri Terhadap Aspek Kependudukan
4.1 Tingkat
Migrasi
Migrasi diartikan sebagai
perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara
(biasa disebut migrasi intern). Migrasi ini dapat juga berarti perpindahan
penduduk dari desa ke kota (biasa disebut urbanisasi).
Bersama dengan meningkatnya
kemampuan sektor non pertanian dalam menyerap kelebihan tenaga kerja, terjadi
pula peningkatan mobilitas dari desa ke kota. Faktor yang mendorong untuk
melakukan migrasi terdiri dari 2 faktor yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi.
Seseorang akan melakukan migrasi bila ada peluang yang lebih besar untuk
bekerja dan tingkat upah yang relative tinggi dengan harapan taraf hidup dapat
lebih ditingkatkan.
4.2 Laju
Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan penduduk selain
disebabkan oleh pertumbuhan alami (kelahiran dan kematian) juga disebabkan oleh
adanya migrasi dari satu daerah ke daerah lain, serta adanya daerah pedesaan
yang berubah menjadi perkotaan ata prakota. Pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat terjadi karena adanya mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah
lain, sebagai akibat adanya faktor yang pendorong dari daerah asal dan adanya
faktor penarik dari daerah tujuan. Tingginya arus mobilitas penduduk muncul
sebagai akibat makin tersedianya sarana transportasi, sehingga memungkinkan
gerak penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
Di lain pihak meningkatnya
pembangunan mengakibatkan pula perubahan pola penggunaan lahan dari pertanian
ke non pertanian. Sementara itu persediaan lahan relatif tetap, sedangkan
kebutuhan akan lahan semakin meningkat. Akibatnya man-land ratio menjadi
semakin tinggi.
2.2.4.3 Dampak
Terhadap Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan bentuk
umum dari proses sosial, dan merupakan syarat untuk terjadinya aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antar individu dalam satu kelompok, antar kelompok dan individu
dengan kelompok. Syarat untuk terjadinya interaksi adalah kontak sosial dan
komunikasi (Soekanto, 1982).
Interaksi sosial pada masyarakat
industri didasarkan pada rasionalitas sosial, yaitu suatu sistem yang
diterapkan dalam proses industrialisasi, yang kemudian mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan. Proses rasionalitas ini mengakibatkan melemahnya ikatan
tradisional, dan pola hubungan yang terbentuk cenderung menjadi bersifat
rasional, legal dan kontraktual (Koentowijoyo, 1983).
Pada masyarakat industri menurut
Dahrendrof (dalam Koentowijoyo, 1983), muncul moral baru yang lebih menekankan
pada rasionalitas ekonomi, yaitu rasionalitas yang mendorong masyarakat secara
individu maupun kelompok untuk memaksimalkan hasil melalui manajemen dan ilmu pengetahuan
yang diterapkan pada masyarakat. Kehadiran kawasan industri diperkirakan
membawa dampak terhadap perubahan pola hubungan dari tradisional ke rasional.
Alih Fungsi Lahan Untuk Pembangunan Fasilitas Industri
Alih
fungsi lahan pertanian bukan merupakan hal baru. Hal ini merupakan konsekuensi
dari pilihan pembangunan yang mementingkan pertumbuhan ekonomi. Meskipun
pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mengatur penentuan lokasi industri,
yang diantaranya sejauh mungkin dihindarkan pengurangan areal yang subur, namun
dalam kenyataannya banyak industri yang justru berdiri di lahan pertanian yang
subur. Hal ini berdampak pada perubahan struktur sosial masyarakat.
Menurut
laporan World Bank, struktur perekonomian kota-kota di indonesia mengalami
pergeseran dari pertanian ke industri. Lembaga ini memperkirakan kontribusi
sektor pertanian akan berkurang dari 20,2% (1990) menjadi 10,5% (2005),
sedangkan peran sektor industri diprediksi meningkat dari 27,3% menjadi
42,5% (Riyadi dalam Ambardi, 2002: 11).
Alih
fungsi lahan adalah sebuah mekanisme yang mempertemukan permintaan dan
penawaran terhadap lahan dan menghasilkan kelembagaan lahan baru dengan
karakteristik sistem produksi yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi dan
penduduk yang
memusat di wilayah perkotaan menuntut ruang yang lebih luas ke arah luar kota
bagi berbagai aktivitas ekonomi dan untuk pemukiman. Sebagai akibatnya, wilayah
pinggiran yang sebagian besar berupa lahan pertanian sawah beralih fungsi (konversi)
menjadi lahan non pertanian dengan tingkat peralihan
yang beragam
antar periode dan wilayah (Nugroho, 2004: 155).
Secara
garis besar, alih fungsi lahan dapat berjalan secara sistematis dan sporadis.
Peralihan secara sistematis memuat karakter perencanaan dan keinginan publik
sehingga luasan lahan hasil peralihan lebih terkendali dan terkonsolidasi
dalam kerangka
perencanaan tata ruang. Mekanisme ini terlihat dalam pembangunan kawasan
industri, pemukiman, dan sarana infrastrukturnya. Peralihan secara sporadis
memuat karakter lebih individual atau oleh sekelompok masyarakat sehingga
luasan hasil peralihan tidak dapat diprediksi dan menyebar tidak
terkonsolidasi
(Nugroho, 2004: 155).
Dampak Pembangunan Industri
Pembangunan
ekonomi di suatu negara dalam periode jangka panjang akan membawa perubahan
mendasar dalam struktur ekonomi negara tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional
yang dititikberatkan pada sektor pertanian ke ekonomi modern yang didominasi
oleh sektor industri dengan increasing returns to scale yang dinamis
(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas)
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Waiss dalam Tambunan, 2003: 15).
Soemarwoto (2003:
183) dan Kristanto (2004: 300) menjelaskan dampak dari pembangunan industri
sebagaimana pada Gambar 2.1. Diagram tersebut memperlihatkan bahwa pembangunan
industri yang berdampak langsung pada lahan terjadi pada tahap persiapan,
berupa kenaikan kepadatan penduduk, penurunan produksi pertanian, penggusuran
penduduk, dan konstruksi prasarana dan kompleks industri. Selanjutnya sebagai
akibat dari penggusuran penduduk mengakibatkan terjadinya tekanan penduduk yang
berakibat pada munculnya masalah lingkungan fisik berupa kerusakan hutan dan
masalah sosial yaitu terjadinya urbanisasi. Kenaikan tekanan penduduk mendorong
penduduk melakukan urbanisasi ke kota yang berakibat pada meningkatnya penduduk
kota. Peningkatan penduduk suatu kota berakibat pada peningkatan produksi limbah,
terutama limbah rumah tangga.
Hubungan Industrialisasi dan Perkembangan Wilayah
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta) yang dimaksud dengan
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb)
yang berkuasa atau yang berkekuatan.
Menurut
Nugroho ( 2004: 50) perkembangan ditandai oleh penggunaan sumber daya. Parr
(1999) dalam (Nugroho, 2004: 49) mengatakan istilah pertumbuhan wilayah dan perkembangan
wilayah sesungguhnya tidak bermakna sama, sekalipun keduanya merujuk pada
bertambahnya suatu ukuran wilayah tertentu. Perkembangan wilayah senantiasa
disertai dengan perubahan struktural. Proses yang terjadi dalam perkembangan
wilayah sangat kompleks, melibatkan aspek ekonomi, aspek sosial, lingkungan,
politik (pemerintah) sehingga pada hakekatnya merupakan suatu “sistem” yang
tidak bisa dipisahkan.
Berangkat
dari pengertian diatas, maka perkembangan industri dapat dimaknai sebagai
proses bertambahnya pemanfaatan sumberdaya (sumber daya manusia, sumber daya alam,
dan sumber daya modal) dalam bidang industri, yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah industri, bertambahnya lahan industri, bertambahnya sumberdaya manusia
yang bergerak di sektor industri serta outcome yang dihasilkan dari
industri).
Indikator
utama tingkat perkembangan industri adalah sumbangan keluaran (output) industri
manufaktur dalam Produk Domestik Bruto. Sejumlah ahli telah berupaya menetapkan
tingkat-tingkat perkembangan ekonomi dan industri. Rostow menetapkan 5 tingkat
pertumbuhan ekonomi, yaitu: (1) tingkat tradisional, (2) syarat untuk tinggal
landas, (3) tinggal landas, (4) dorongan menuju kematangan, dan (5) tingkat
konsumsi missal (Rostow dalam Robert H. Lauer, 1993: 411). Tingkat tradisional ditandai
oleh keterbatasan potensi produktivitas, kegiatan pertanian menonjol, tetapi
produktivitasnya rendah. Pada tingkat syarat yang diperlukan bagi
industrialisasi perubahan struktur ekonomi tertentu mulai terjadi, seperti
berdirinya bank-bank.
Pada tahap
tinggal landas terjadi pertumbuhan ekonomi yang cepat melalui teknik industri
modern di sejumlah sektor ekonomi yang masih terbatas. Pada tahap dorongan
menuju kematangan terjadi penerapan teknologi modern terhadap keseluruhan
sektor perekonomian. Pada tingkat konsumsi massal yang tinggi tersedia sejumlah
arah yang dapat ditempuh apakah memusatkan perhatian untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya atau memperluas konsumsi atau berjuang untuk
meningkatkan kekuasaan dan pengaruh di arena internasional (Robert H. Lauer, 1993:
411-413).
Berbeda
dengan Rustow, Badan PBB untuk Pembangunan Industri (UNIDO) atau Bank Dunia
menyatakan bahwa indikator dalam perkembangan pembangunan dapat dilihat dari
sejauh mana tahap industrialisasi suatu negara, terutama negara-negara
berkembang. Tahap-tahap industrialisasi ini dirasa jauh lebih berhasil
memperlihatkan proses perkembangan industri dibandingkan dengan tahap-tahap
pertumbuhan Rustow. Dalam tahapan ini yang menjadi tolak ukur adalah tambahan
nilai (VA) sektor industri baik terhadap PDB maupun terhadap sektor-sektor komoditi
(pertanian, pertambangan, industri, bangunan, listrik, gas dan air minum)
secara relatif (persentase). Tahap-tahap industrialisasi itu dapat digambarkan
melalui tabel berikut: (Esmara dalam Suseno, 1990).
Tabel 2.1
Tahap-Tahap Industrialisasi
Tahap-Tahap
|
Sumbangan VA% terhadap
|
|
PDB
|
Sektor Komoditi
|
|
1.
Non industrialisasi
|
< 10
|
< 20
|
2.
Menuju proses industrialisasi
|
10 – 20
|
20 – 40
|
3.
Semi industrialisasi
|
20 – 30
|
40 – 60
|
4.
Industrialisasi
|
> 30
|
> 60
|
Berdasarkan
standar tersebut, negara dengan hasil manufaktur sebesar 10 sampai 20% dari PDB
dianggap dalam tahap mulai menginjak industrialisasi, untuk hasil manufaktur sebesar
20 sampai 30% dianggap negara semi industri, sedangkan untuk hasil manufaktur
diatas 30% dikatakan sebagai negara industri (Thee Kian Wie, 1996: 5).
Subscribe to:
Posts (Atom)
About
Popular Posts
-
1. PENANGGUNG JAWAB / PENGARAH a. bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan wisuda b. Memberikan pengarahan/petunjut mengenai hal...
-
B. Kecap Rajekan Kecap rajekan nyaeta kecap-kecap anu diucapkeun dua kali boh sabagian tina eta kecap, boh sageumblengna k...
-
Menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Selai...