Masa kanak-kanak merupakan masa
pembentukan struktur dan fungsi dasar kepribadian manusia. Pada masa inilah
diletakkan dan dilatihkan fungsi-fungsi motorik, sensorik afeksi, kemampuan
berbahasa, kemampuan kognitif dan sebagainya. Berdasarkan pengembangan
kemampuan-kemampuan tersebut muncullah teori-teori tentang bermain yang
menopang dan memperkuat argumentasi, bahwa bermain bagi anak merupakan
kebutuhan yang mutlak.
Beberapa pakar psikologi perkembangan dan pendidikan beserta
teori-teorinya antara lain :
1.
Teori Kohnstamm
Berpendapat ciri yang pokok pada bermain ialah selalu terdapat suasana
bermain. Dorongan untuk bermain adalah keinginan akan suasana itu bukan untuk
mencapai prestasi. Pada setiap permainan terdapat upaya untuk mengatasi
rintangan dan untuk mengembangkan keaktifan motorik maupun rohani. Jadi bermain
menurut Kohnstamm : Bermain adalah perilaku dalam sebuah suasana yang dicari.
2.
Teori Rekreasi
Schaller dan Lazarus dua orang ilmuwan Jerman berpendapat bahwa “ Bermain
adalah untuk melepaskan lelah (rekreasi).” Kelelahan perlu pemulihan tenaga,
secara “aktif” dengan jalan bermain, “pasif” dengan cara berisitirahat.
3.
Teori Atavisme atau disebut juga teori Rekapitulasi
“Stanley Hall” seorang ahli Psikologi Amerika berpendapat bahwa “didalam
perkembangannya anak melalui seluruh taraf kehidupan umat manusia yang
diwariskan turun temurun. Anak selalu mengulangi apa yang dilakukan nenek
moyangnya sejak dari masa dahulu sampai sekarang seperti : berburu, menangkap
ikan, berperang dan sebagainya.
4.
Teori Hukun Biogenetis
Hukum Biogenetis adalah anak-anak selalu mengulangi apa yang dikerjakan
nenek moyangnya. Teori Atavisme pernah disebut teori “Katarsis” karena dengan
bermain dapat menyalurkan perasaan atau keinginan yang tidak sesuai dengan
moral yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian melalui bermain jiwa menjadi
bersih.
5.
Teori Kelebihan Tenaga
Berasal dari “Herbert Spencer” berpendapat bahwa energi yang berlebih
yang tidak digunakan, dikeluarkan melalui kegiatan bermain. Bermain itu semacam
klep pengaman bagi tenaga yang berlebihan.
6.
Teori Latihan Persiapan
“Karl Groos” berasal dari Jerman merumuskan bermain sebagai latihan.
Fungsi-fungsi yang sangat penting bagi anak sebagai persiapan untuk hidup di
masa dewasa kelak.
“Maria Montessori” adalah penganut teori ini. Masa kanak-kanak atau masa
muda merupakan masa yang sangat penting untuk perkembangan. Bila tidak ada
kemungkinan untuk perkembangan maka tidak diperlukan masa muda atau masa
kanak-kanak.
Makin tinggi derajat kehidupan suatu makhluk makin tinggi peradabannya
dan makin lama atau panjang masa mudanya.
“Montessori” mengatakan bahwa bermain itu adalah melatih fungsi-fungsi
melalui bermain anak selalu merasa senang dan bebas. Itulah sebabnya Montessori
membelajarkan seluruh aspek kehidupan kepada anak-anak melalui kegiatan
bermain.
7.
Teori Psikologi Dalam (Sigmund Freud dan Adler)
“Freud” berpendapat bahwa bermain adalah manifestasi dari nafsu-nafsu
yang ada di dalam bawah sadar dan bersumber dari dorongan nafsu “seksual”.
Kegiatan bermain adalah bentuk pemuasan dari dorongan tersebut. Menurut “Adler”
bermain merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang ada di bawah sadar, tetapi
sumbernya adalah dorongan nafsu “berkuasa”, maka ia berpendapat bermain adalah
bentuk upaya untuk menutup-nutupi perasaan harga diri kurang
(minderwaardigheid).
Dilihat
dari sudut pandang yang hampir sama, maka “bermain” merupakan kegiatan yang
sangat penting dan mutlak bagi perkembangan hidup anak.
Fungsi bermain :
1.
Melatih otot-otot dan pancaindera
Anak
dapat melompat dan menjaga keseimbangan badannya, mengkoordinasikan aspek
motoriknya dengan gerak dan pancaindera bahkan dengan pikirannya. Pendek kata
anak melatih fungsi-fungsi fisiknya.
2.
Pengenalan lingkungan dan dunianya
Ia harus mengenal tempat dimana permainan
dilakukan, apakah tempat itu sawah atau ladang atau disitu penuh dengan
bangunan rumah.
3.
Melatih kemampuan eksplorasi dan eksperimentasi
Eksplorasi
yaitu pengenalan dan interaksi dengan lingkungan hidup. Si anak mencari tahu
ada apa saja di tempat itu, berbahayakah atau menyenangkankah ? Bagaimana
berperilaku ?
Anak memiliki keingintahuan yang sangat besar terhadap sesuatu yang baru ditemuinya.
4.
Menghayati berbagai emosi pada waktu bermain
Suasana bermain membimbing anak untuk mengenal dan memahami
suasana tersebut. Ia merasakan kesenangan, kekhawatiran, keamanan, keterikatan
alam dirinya tercermin dalam perilakunya.
Manfaat bermain
antara lain :
1.
Memperoleh kegembiraan, kesenangan dan kepuasan
2.
Mampu mengenal kekuatan sendiri
3.
Menebalkan kepercayaan diri sendiri
4.
Memperkuat kemauan dan motivasi
5.
Menambah rasa kejujuran dan keadilan
6.
Menguatkan perhatian
7.
Menumbuhkan kreativitas
8.
Menghidupkan fantasi dan imajinasi
9.
Memberi kesempatan kepada anak yang cakap untuk
memimpin.
No comments:
Post a Comment