Gangguan Akibat Kekurang Yodium
(GAKI) adalah gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan yodium
secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. GAKI merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar
terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia.
Pada ibu hamil penderita GAKI
berat untuk kurun waktu lama (kronik), dampak buruk GAKI mulai terjadi pada
kehamilan trimester kedua tetapi masih dapat diperbaiki apabila segera mendapat
suplemen zat yodium. Apabila GAKI terjadi pada kehamilan tua (lebih dari
trimester kedua), dampak buruknya tidak dapat diperbaiki, artinya kelainan
fisik dan mental yang terjadi pada janin akan menjadi permanen sampai dewasa.
Dampak buruk pada janin dan bayi dapat berupa keguguran, lahir mati, lahir
cacat, kretin/cebol, kelainan psikomotor dan kematian bayi. Pada anak usia
sekolah dan orang dewasa GAKI dapat berakibat pembesaran kelenjar gondok, cacat
mental dan fisik.
Selama ini perhatian para pakar
terpusat pada GAKI tingkat berat, dan tingkat sedang, baru sekitar sepuluh
tahun belakang ini tertarik mengamati apa yang terjadi pada GAKI tingkat ringan
yang jumlahnya jauh lebih besar. Dampak buruk GAKI tingkat ringan ternyata
lebih mengejutkan. Pada tingkat ringan sudah terjadi kelainan perkembangan
sel-sel syaraf yang mempengaruhi kemampuan belajar anak yang ditunjukkan dengan
rendahnya IQ anak penderita GAKI. Perkembangan sel otak terjadi dengan pesat
pada janin dan anak sampai usia dua tahun, karena itu ibu hamil penderita GAKI
tingkat ringan dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan syaraf motorik
dan kognitif janin yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan anak.
Untuk mengetahui masalah kurang
yodium, pemantauan besaran masalah dilakukan survei nasional. Pada tahun 1980
prevalensi GAKI pada anak usia sekolah adalah 27,7%,prevalensi ini menurun
menjadi 9,8% pada tahun 1988. Walaupun terjadi perubahan yang berarti, GAKI
masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensi
masih di atas 5%. Tahun 2003 dilakukan lagi survei nasional, yang dibiayai
melalui Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI), untuk mengetahui
dampak dari intervensi program penanggulangan GAKI.
Upaya pencegahan dan
penanggulangan GAKI, dapat dilakukan dengan menggunakan garam beryodium dalam
hidangan sehari-hari. Agar yodium yang terkandung di dalam garam tidak hilang
saat pemasakan, dianjurkan penambahan dilakukan saat masakan sudah matang dan
dalam keadaan dingin.
Upaya pencegahan dan
penanggulangan dilakukan dengan: Monitoring garam setiap Februari dan Agustus
di tingkat masyarakat; Penyuluhan kesehatan terutama mengenai GAKI, garam
beryodium, bahan makanan yang banyak mengandung zat yodium yang diperoleh dari
makanan berasal dari laut dan bahan makanan goitrogenik (penghambat penyerapan
yodium) seperti kol, singkong, jagung, rebung dan ubi jalar; Pemberian kapsul
minyak yodium untuk setiap kasus yng ditemukan, ibu hamil dan Wanita Usia
Subur; Pemetaan GAKI sebagai upaya pelacakan kasus GAKI di tingkat masyarakat.
Sebagai upaya dari kegiatan
tindak lanjut penanggulangan dan pencegahan GAKI adalah dengan meningkatkan
kerja sama dari berbagai sektor terkait, dalam melakukan pemantauan mutu garam
beryodium. Setiap upaya yahg ditujukan untuk kepentingan masyarakat, akan lebih
berhasil jika masyarakat secara aktif turut berperan serta.
Oleh karena itu, peran serta
masyarakat sangat diperlukan terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
Dari hasil survei ini diketahui
secara umum bahwa Total Goitre Rate (TGR) angka prevalensi gondok yang dihitung
berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba maupun
yang terlihat pada anak sekolah berkisar 11,1%.
No comments:
Post a Comment