Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Saturday, February 25, 2017

Pengertian Berbicara


Secara leksikal atau menurut kamus, berbicara adalah “berkata, bercakap; berbahasa atau melahirkan pendpaat (dengan erkatan , tulisan dsb) atatu berunding” (Moeliono, ed, 1990:144). Dari pengertian tersebut terlihat dengan jelas bahwa hakikat berbicara bersinonim dengan berkata atau bercakap-cakap. Selain itu, secara kontekstual berbiara berarti pula sebagia bentuk ekspresi verbal dlaam mengungkapkan ksesuatu kepad aorang lain atua dirinya sendiri. Pengertian lain lebih ditekankan kepda kemampuan atau keterampilan sebagaimana dikemukaknan Djago Tarigan (1995:136) yang berependapat bahwa :”bebicara adlaah keterampilan menyampaikan epsan ealui bahsa lisan”. Pendapat yang seada dikemukakan oleh H.G. Tarigan (1981:15) yang juyga menitikberatkan pada ekamemapuan pebicara, yaitu bahwa berbicara meruakajn “ekempauan mengucapkan buy-buyi artikulasi atau kata-kata untuk mengelksperesikan, menyatkana, seta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaa,”. Selain pengertina tersebut, H.G. Tarigan (1981:15) denganmenacu pada pendapat Mulgrave mendefinisikan berbiar aberdasarkan sudut pnadnag siste  tand adna bentuk perilakuk yaitu sebagia berikut:
            Berbiara meruapakn suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audibl) dan yang kelihatan (visibe) yang emmanfaatkan sejumlah otot dna jaringan otot yang dikombinasikan. Berbicara merupkan suatu bentk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor isik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian eksptensif.

            Dari pengertian di atas jelaslah bahw aberbicara bukan sekedar mengucappkan bunyi-bunyi ujaran tanpa makna, tetapi berbicara sebagai insrumen komunikasi berbahasa, yait menyampaikan pikiran, secar abermakna denganmenggunakna bahas alisan. Karena ita iu, Mulgrave seperti dikutip H.G. arigan (1981:15) mengtaakan bahwa “berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun dna dikembangkan sesuai kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak”. Pendpaat senada dikemukakna Suhendar dan Suindah (1992:134) yang mengataan bahwa “berbicara merupakan prose komunikasi, proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa”. Lebih lanjut beliau mengtaaan  sebagia berikut:
            Berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hany mengujar, bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari ala ucap, bukan hanya mengucap yang tanpa makna, melainkan berbicara sebagai berbhasa yitu menyampaikan pikiran, dan perasaan kepad aorang lain dengan liisan (ibid, 1992:134).


            Berdaarkan uraian diatas perlu kiranya diuraikan prinsip-prinsip dasar berbicara sebagaik hakikat kterampuilan berbahasa. Konsep dasar bebicara berkaitan dengan pngertian bebicara sebagai sarana berkomunikasi. Dalam kaitan ini, Logan sebagaimana dikutip Djago Tarigan (1995:149) mengemukakan sembilan prinsip dasar berbicara, yaitu sebagai berikut:
(1)   Bebicara dna neyimak adalh dua kegiatan resiprokal, (2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi, (3) berbicara adalh ekspresi kreatif, (4) berbicara adalh tingkah laku, (5) bericara adalah tingkah laku yang dielajari, (6) berbicara dipengaruhi kekayaan pengaaman, (7) berbicara sarana mempeluas cakrawala, (8) kemampuan linguistik dan lngkungan berkaitan erat, (9) beirara adalah pancaran pribadi.



Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa berbiara merupakan keterampilan menyampaikan pesan, pikiran dan perasaan seseorang melalui bahasa lisan. Kemmapuan berbicara adalah kemmapuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkn kata-ata yang ebrmakna untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dna perasaan pembicara kepada orang lain. Pembicara menyampaikan pesan mellaui artikulasi dan pendengar menerima informais melalui rangkaian nada, rekanna dan penempatan persendian. Komunikasi antar apembicara dna penyimak berlangsung secar atatap muka yang dibantu oleh unsur paralinguiktik dna kinestik. Dalam prose skomunikasi lisan terdapat beberapa aspek yang telribat yaitu”pembicara, pembicaraan, penyimak, media, sarana penunjang dan interaksi” (Djago Tarigan, 1995:144).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts