Proses pembentukan prasangka sosial
menurut Mar’at (1981) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
1. Pengaruh Kepribadian
Dalam perkembangan kepribadian seseorang
akan terlihat pula pembentukan prasangka sosial. Kepribadian otoriter
mengarahkan seseorang membentuk suatu konsep prasangka sosial, karena ada
kecenderungan orang tersebut selalu merasa curiga, berfikir dogmatis dan
berpola pada diri sendiri.
2. Pendidikan dan Status
Semakin tinggi pendidikan seseorang dan
semakin tinggi status yang dimilikinya akan mempengaruhi cara berfikirnya dan
akan meredusir prasangka sosial.
3. Pengaruh Pendidikan
Anak oleh Orangtua
Dalam hal ini orangtua memiliki
nilai-nilai tradisional yang dapat dikatakan berperan sebagai famili ideologi
yang akan mempengaruhi prasangka sosial.
4. Pengaruh Kelompok
Kelompok memiliki norma dan nilai
tersendiri dan akan mempengaruhi pembentukan prasangka sosial pada kelompok
tersebut. Oleh karenanya norma kelompok yang memiliki fungsi otonom dan akan
banyak memberikan informasi secara realistis atau secara emosional yang
mempengaruhi sistem sikap individu.
5. Pengaruh Politik dan
Ekonomi
Politik dan ekonomi sering mendominir
pembentukan prasangka sosial. Pengaruh politik dan ekonomi telah banyak
memicu terjadinya prasangka sosial terhadap kelompok lain misalnya kelompok
minoritas.
6. Pengaruh Komunikasi
Komunikasi juga memiliki peranan penting
dalam memberikan informasi yang baik dan komponen sikap akan banyak dipengaruhi
oleh media massa seperti radio, televisi, yang kesemuanya hal ini akan
mempengaruhi pembentukan prasangka sosial dalam diri seseorang.
7. Pengaruh Hubungan
Sosial
Hubungan sosial merupakan suatu media
dalam mengurangi atau mempertinggi pembentukan prasangka sosial.
Sehubungan dengan proses belajar sebagai
sebab yang menimbulkan terjadinya prasangka sosial pada orang lain. maka dalam
hal ini orang tua dianggap sebagai guru utama karena pengaruh mereka paling
besar pada tahap modeling pada usia anak-anak sekaligus menanamkan perilaku
prasangka sosial kepada kelompok lain. Modeling sebagai proses meniru
perilaku orang lain pada usia anak-anak, maka orang tua dianggap memainkan
peranan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ashmore dan DelBoka, yang menunjukkan bahwa orang tua memiliki peranan yang
penting dalam pembentukan prasangka sosial dalam diri anak. Jadi, terdapat
korelasi antara sikap etnis dan rasial orang tua dengan sikap etnis dan rasial
pada diri anak.
Prasangka sosial terjadi disebabkan
adanya perasaan berbeda dengan orang lain atau kelompok lain. Selain itu
prasangka sosial disebabkan oleh adanya proses belajar, juga timbul disebabkan
oleh adanya perasaan membenci antar individu atau kelompok misalnya antara
kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.
Rose, (dalam Gerungan, 2010) menguraikan
bahwa faktor yang mempengaruhi prasangka sosial adalah faktor kepentingan
perseorangan atau kelompok tertentu, yang akan memperoleh keuntungan atau rezekinya
apabila mereka memupuk prasangka sosial. Prasangka sosial yang demikian
digunakan untuk mengeksploitasi golongan-golongan lainnya demi kemajuan
perseorangan atau golongan sendiri.
Prasangka sosial pada diri seseorang menurut Kossen, (1986) dipengaruhi
oleh ketidaktahuan dan ketiadaan tentang obyek atau subyek yang
diprasangkainya. Seseorang sering sekali menghukum atau memberi penilaian yang
salah terhadap obyek atau subyek tertentu sebelum memeriksa kebenarannya,
sehingga orang tersebut memberi penilaian tanpa mengetahui permasalahannya
dengan jelas, atau dengan kata lain penilaian tersebut tidak didasarkan pada
fakta-fakta yang cukup. Selanjutnya Gerungan, (2010) menguraikan bahwa
prasangka sosial dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan pengertian akan
fakta-fakta kehidupan yang sebenarnya dari golongan-golongan orang yang
diprasangkainya
No comments:
Post a Comment