Seperti dikatakan
sebelumnya, bahwa untuk cabang olahraga dayung khususnya nomor rowing beberda
dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini dikarenakan untuk menjadi seorang
pendayung dibutuhkan kesiapan fisik serta keterampilan khusus dalam menggunakan
alat dayung. Berkaitan dengan hal ini Keit Maybery (2002:38), menjelaskan bahwa
: “ Fase-fase dalam tehnik dasar mendayung ergometer rowing, yakni sebagai
berikut: (1) Penangkapan air (Catch) /
Posisi awalan (start), (2) Bagian pertama dari tarikan
(Drive), (3) Bagian kedua dari tarikan, (4) Akhiran (Finish), (5) Pengambilan (Recovery)”. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan menjelaskan dengan rinci
sebagai berikut :
1.
Posisi Awalan (Start)
Tehnik
ergometer rowing ini merupakan posisi awalan (start) dengan sikap. Meliputi sikap tangan di ulurkan penuh ke
depan (guna mendapatkan jangkuan) sepanjang mungkin, akan tetapi berjalan
alamiah (masing-masing tangan kanan dan kaki
memegang handel bagian
pinggir). Terdapat sentuhan antara badan dengan tungkai, bagian atas bahu
terletak di muka bangku tetapi tidak berlebihan, posisi badan bungkuk kira-kira
30 derajat. Kemudian sudut antara tungkai atas dan tungkai bawah kira-kira 40
derajat ( dengan catatn tulang kering tegak lurus dengan mesin ergometer).
2.
Bagian Pertama Pada Tarikan (Drive)
Pada teknik
ini merupakan permulaan dari sebuah tarikan yang efektif, pendayung harus
merasakan seolah-olah mengalihkan berat badannya pada tumpuan kaki denagn kata
lain memisahkan diri dari tumpuaan kaki dengan cara mendorong. Bagian tubuh
yang lain membantu aktif mengalihkan gaya dari dorongan kaki ke handle dan lengan tetap lurus. Pada fase
ini hanya sedikit ayunan dari punggung, hal ini bukan berarti gerakan itu
terabaikan akan tetapi karena tungakai dalam keadaan mendorong untuk mencapai
sebuah tolakan yang kuat seangkan punggung aktif untuk mengalihkan dorongan
dari tungkai pada hendle.
3.
Bagian Kedua Dari Tarikan
Tekanan maksimal
kira-kira 20 derajat sebelum sikap tegak lurus. Oleh karena itu tendangan atau
dorongan tungkai dan punggung adalah salah satu keharusan. Punggung kelihatan
sekali menentang dorongan tungkai, sanagat penting bagi pendayung untuk
menggunakan berat badan dengan baik dan selalu membayangkan dan merasakan
tekanan pada tumpuan kaki terus bertambah setelah penangkapan air maksimal
sebelum ortogal (sikap badan tegak lurus pada poros mesin ergometer rowing). Perpaduan punggung dan tungkai jauh lebih kuat
dari pada kedua lengan. Oleh karena itu
kedua lengan di ikut sertakan menarik apabila kedua lengan sudah berada di atas
lutut.
4.
Posisi Akhir (finish)
Pada teknik
ini sikap bahu berada di belakang bangku (tempat duduk), badan condong ke depan
kira-kira 20 derajat, pinggul tidak terlalu di jatuhkan ke belakang, punggung
lurus. Pedayung duduk tegak lurus di atas mesin ergometer dalam arti tidak
cepat jatuh dengan dagu di ketuk ke dada. Sehingga hal ini dapat menjadikan
bahu berada di belakang hendle dan bukan d atasnya. Pendayung merasa duduk
nyaman dan rilekd di atas mesin ergometer.
5.
Pengembalian (Recovery)
Pada bagian
teknik ini meliputi sikap bagian pertama dari pengembalian masa aktif dan penuh
tenaga karena terjadi suatu pembalikan arah dimana handle dan badan bergerak kea rah berlawanan dengan arah dari
tarikan. Urutan yang benar dari pengembalian adalah luruskan lengan,
bungkukukan badan, dan alirkan ke depan. Pada pendayung yang telah terlatih
teknik pengambilan akan dapat dilakukan dengan lancar sesuai dengan urutan.
Yang perlu di perhatikan selama fase pengembalian adalah kecepatan handle di pertahankan, kedua lengan
bergerak terus menerus tanpa berhenti, lengan diluruskan dengan gerakan terus
menerus. Pendayung membungkuk dengan berporos pada panggul dan bukan pada
pungung. Punggung membentuk sedikit lengkungan selam seluruh siklus dan
permulaan gelinding harus tenang dan kendor. Kecepatan gelinding tetap di
biarkan konstan. Kemudian berikutnya melalakukan rangkaian gerak yang sama
secara terus menerus.
trimakasih sudah berbagi ilmu sangat bermanfaat,,
ReplyDelete