Latihan daya tahan akan
mengembangakan konsumsi oksigen. Willmore dan Costill (1994: 155) mengatakan
bahwa subyek yang belum terlatih VO2 maksimal menunjukkan peningkatan sebesar
20% atau lebih setelah mengikuti program latihan selama 6 bulan. Nilai VO2
maksimal yang tinggi dapat meningkatkan unjuk kerja pada aktivitas daya tahan,
yaitu meningkatkan kemampuan rata-rata kerja lebih besar atau lebih cepat.
Berdasarkan study yang
dilakukan oleh Gregory (dalam Rushall dan Pyke, 1990: 202-208) dikatakan bahwa
perbandingan latihan kontinyu lambat memperbaiki daya aerobic dan ambang batas
asam laktat. Ambang batas anaerobik dalam teori paling baik ditingkatkan dengan
latihan intensitas tinggi, meskipun pada praktik pelaksanaannya lebih efektif
dan efisien dengan latihan kontinyu panjang pada intensitas sekitar 1-2 % di bawah
ambang batas asam laktat yang ada.
Meningkatnya intensitas
kerja sampai batas VO2 maksimal akan menyebabkan terjadinya salah satu dalam
konsumsi oksigen, yaitu terjadi keadaan stabil (plateu) atau sedikit
menurun dalam hal denyut nadi (Willmore dan Costill, 1994: 158 ). Terjadinya plateu
tersebut menunjukkan bahwa akhir aktivitas semakin dekat karena suplai
oksigen tidak dapat memenuhi kebutuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
VO2 maksimal membatasi rata-rata kerja atau kecepatan kerja yang dapat
dilakukan. Jika aktivitas dilanjutkan sampai beberapa waktu setelah mencapai
VO2 maksimal, sumber energi aerobik akan habis dan harus segera disuplai dari
sumber energi anaerobik dengan kapasitas sedikit, sehingga tidak dapat
berlangsung dalam waktu lama.
Untuk orang awan, atlet
maupun seorang pelatih yang ingin meningkatkan daya tahan (endurance)
harus mengetahui bahwa yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan daya tahan
sistem kardiovaskuler. Dengan sistem kardiovaskuler yang baik, maka kebutuhan
biologis tubuh pada waktu kerja akan lancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan
apabila alat-alat peredaran darah yang mengalirkan darah sebagai media penghantar
untuk memberikan zat-zat makanan dan oksigen yang diperlukan jaringan tubuh,
dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna.
Pengertian endurance adalah
kemampuan seseorang melaksanakan gerak dengan seluruh tubuhnya dalam waktu yang
cukup lama dan dengan tempo sedang sampai cepat, tanpa mengalami rasa sakit dan
kelelahan berat (M. Sajoto, 1995:121). Endurance menyatakan keadaan yang
menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik.
Jadi dapat berlaku bagi seluruh tubuh, suatu sistem dalam tubuh, daerah
tertentu dan sebagainya (Dangsina Moeloek,1984:3).
Maximal Aerobik
Power dapat dikatakan penentu yang
penting pada olahraga ketahanan (endurance). Hasil beberapa penelitian menunjukkan
bahwa olahragawan yang sukses dalam nomor endurance secara tetap menunjukkan
nilai VO2 Max yang tinggi. Nilai VO2 Max tertinggi dicapai pada olahraga yang
memerlukan penggunaan energi yang relatif sangat besar dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian lain telah mengamati hubungan yang erat antar VO2 Max dan prestasi olahraga
nomor endurance seperti lari jarak jauh, renang dan bersepeda.
(Costill,1967 dikutip Pate, Rotella, Mc. Clenaghan,1993: 257).
No comments:
Post a Comment