Allport, (dalam Zanden, 1984) menguraikan
bahwa prasangka sosial merupakan suatu sikap yang membenci kelompok lain tanpa
adanya alasan yang obyektif untuk membenci kelompok tersebut. Selanjutnya
Kossen, (1986) menguraikan bahwa prasangka sosial merupakan gejala yang interen
yang meminta tindakan prahukum, atau membuat keputusan-keputusan
berdasarkan bukti yang tidak cukup. Dengan demikian bila seseorang berupaya
memahami orang lain dengan baik maka tindakan prasangka sosial tidak perlu
terjadi.
Menurut Sears (1985) prasangka sosial
adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang terutama
didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangka sosial
ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau
kelompoknya. Prasangka sosial memiliki kwalitas suka dan tidak suka pada obyek
yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku
seseorang yang berprasangka tersebut. Selanjutnya Kartono, (1981) menguraikan
bahwa prasangka merupakan penilaian yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan
generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi
tindakan yang menyederhanakan suatu realitas.
Prasangka sosial menurut Papalia dan
Sally adalah sikap negatif yang
ditujukan pada orang lain yang berbeda dengan kelompoknya tanpa adanya alasan
yang mendasar pada pribadi orang tersebut. Lebih lanjut diuraikan bahwa
prasangka sosial berasal dari adanya persaingan yang secara berlebihan antar
individu atau kelompok. Selain itu proses belajar juga berperan dalam
pembentukan prasangka sosial dan kesemuanya ini akan terintegrasi dalam
kepribadian seseorang.
Berbicara mengenai prasangka sosial sebenarnya tidak
dapat dipisahkan dari sikap. Sebagaimana diuraikan oleh Sherif dan Cantril,
(dalam Mar’at, 1981) bahwa problematik prasangka itu sebenarnya merupakan
masalah sikap secara khusus, sehingga dalam membahas prasangka sosial tidak
terlepas dari masalah sikap.
Sikap ialah suatu hal yang menentukan
sifat dan hakekat perbuatan seseorang, baik perbuatan saat ini maupun dimasa
yang akan datang. Menurut Newcomb sikap
merupakan suatu kesatuan kognisi yang mempunyai daya tarik psikologis (valensi)
dan akhirnya terintegrasi dalam pola yang lebih luas. Selanjutnya Gerungan, (2010)
menguraikan sikap sebagai perasaan terhadap obyek tertentu yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap tersebut.
Sikap memiliki tiga macam aspek yakni;
aspek kognitif, aspek affektif, aspek konatif clan ketiga aspek ini saling
berkaitan satu sama lain, (Mar’at, 1981).
1. Aspek kognitif
Sikap yang berhubungan dengan gejala
mengenai pikiran. Aspek ini senantiasa dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang
berdiri sendiri dan sikap interdependensi. Dalam hubungan ini kejadian-kejadian
yang kongkrit dan determinant mewarnai kejadian tertentu berdasarkan dimensi kognitif.
2. Aspek Affektif
Aspek ini berwujud proses yang
menyangkut perasaan- perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati,
antipati dan sebagainya yang ditujukan pada obyek tertentu. Ada tiga faktor
yang menjadikan seseorang berprasangka dalam hal ini yakni; perasaan, tindakan
dan analisa. Dalam sikap afektif ini, ego seseorang selalu berperan dan selalu
mempengaruhi ketiga faktor tersebut, sehingga terbentuklah prasangka berdimensi
afektif.
3. Aspek konatif
Aspek konatif ini berwujud
kecenderungan untuk berbuat sesuatu misalnya kecenderungan memberi,
kecenderungan menjauhkan dan sebagainya. Komponen ini merupakan ekspresi dari
komponen kognitif dan affektif. Tindakan seseorang akan
dipengaruhi penalaran dan perasaannya, demikian halnya dengan prasangka sosial.
Dari uraian tersebut di atas dapat
disarikan bahwa prasangka sosial merupakan sikap yang ataupun perasaan-perasaan
negatif yang ditujukan kepada orang lain atau kelompok orang lain yang menjadi
obyek prasangka tersebut. Prasangka sosial akan mempengaruhi tindakan seseorang
dalam berbagai hal dan prasangka sosial biasanya merupakan penilaian yang tidak
obyektif, dengan kata lain didasarkan pada penilaian yang tergesa-gesa.
Prasangka sosial berkaitan erat dengan
komponen-komponen sikap yakni komponen kognitif, afektif, konatif. Prasangka
sosial erat kaitannya dengan perasaan subyektif seseorang yang ditujukan pada
orang lain atau kelompok tertentu.
No comments:
Post a Comment