Metode inquiry dalam penelitian ini adalah
siswa diharapkan menjadi pemecah masalah jadi siswa bebas untuk mencari apa
yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran inkuiri siswa diberikan
kebebasan untuk berpikir, mencoba, dan akhirnya menemukan jawaban terhadap
suatu masalah yang diberikan oleh guru.
1. Pengertian
Metode Inquiry
Metode inquiry atau penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru
(Sumantri, 2001: 164).
Inquiry adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan
atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inquiry sebenarnya merupakan prosedur
yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi
tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan
menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Janetta, 2005).
Kendatipun
metode pembelajaran ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap
memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru
berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala
guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar,
dan saran kepada peserta didik.
Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang
kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
bervariasi.
Sa’ud (2011:169) menerangkan:
Asas
inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sebuah fakta
hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dan proses menemukan sendiri. Tindakan
guru bukanlah untuk mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan
tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri materi
yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang yang tidak
terjadi secara sistematis, akan tetapi perkembangan diarahkan pada intelektual,
mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh.
Berdasarkan penerangan
di atas, jadi model inkuiri adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan tujuan melatih
intelektual siswa dalam pembelajarannya yang didasari dengan rasa ingin tahu
mereka.
2. Tujuan
Metode Inquiry
Metode inquiry terdapat berbagai macam tujuan di samping mengantarkan
siswa pada tujuan intruksional, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect). Hal ini pun
diungkapkan oleh Trianto :
a)
Memperoleh
keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan
mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji
hipotesis, serta mengambil kesimpulan).
b)
Lebih
berkembangnya daya kreativitas anak.
c)
Belajar
secara mandiri
d)
Lebih
memahami hal-hal yang mendua
e)
Perolehan
sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Trianto,
2007:101).
Apabila dilihat dari pendapat di atas mengenai
tujuan dari metode Inquiry yakni
diharapkan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Inquiry ini dapat memperoleh
banyak pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu pengamatan yang
nantinya mereka temukan di berbagai mata pelajaran yang lain selain itu siswa
akan lebih mandiri dalam mengerjakan suatu soal misalnya tidak tergantung pada
orang tua atau bantuan guru karena mereka telah terbiasa mencari jawabannya
sendiri dan oleh karena itu siswa akan lebih mandiri, pengetahuannya pun akan
selalu bertambah karena mereka ingin selalu mencari dan mencari informasi yang
belum mereka ketahui.
3. Kondisi
Pembelajaran Menggunakan Metode Inquiry
Dalam pembelajaran inquiry guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan
siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan. Kondisi umum yang merupakan
syarat timbulnya kegiatan inquiry
bagi siswa adalah sebagai berikut:
a)
Aspek sosial di kelas dan suasana
terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
b)
Inquiry
berfokus pada hipotesis
c)
Penggunaan fakta sebagai evidensi
(informasi, fakta) (Trianto, 2007:135).
Untuk menciptakan
kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:
a)
Motivator, memberi rangsangan
agar siswa aktif dan bergairah berpikir
b)
Fasilitator, menunjukkan jalan
keluar jika siswa mengalami kesulitan
c)
Penanya, menyadarkan siswa dari
kekeliruan yang mereka buat
d)
Administrator, bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan kelas
e)
Pengarah, memimpin kegiatan siswa
untuk mencapai tujuan yang diharapkan
f)
Manajer, mengelola sumber
belajar, waktu, dan organisasi kelas
g)
Rewarder, memberi penghargaan
pada prestasi yang dicapai siswa (Trianto,
2007:136).
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang menggunakan metode inquiry,
peranan guru sangat diperlukan. Peranan guru tersebut antara lain, sebagai
motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder. Peranan-peranan tersebut diharapkan dimiliki
oleh setiap guru agar metode Inquiry
dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta. Supaya guru dapat
melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat
diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya. Guru
dalam mengembangkan sikap inquiry
mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, dan teman yang kritis. Peranan ini sangat sulit dan sensitif, karena
esensi inquiry adalah aktivitas
siswa.
Pengajaran inquiry dibentuk atas dasar discovery,
sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan
lainnya. Dalam inquiry, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan
eksperimen, dan mampu melakukan proses inquiry. Hal senada pun dikemukakan oleh Hamalik
adalah sebagai berikut:
a)
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami
b)
Merumuskan
masalah-masalah
c)
Merumuskan
hipotesis-hipotesis
d)
Merancang
pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen
e)
Melaksanakan
eksperimen
f)
Mensintesiskan
pengetahuan
g) Memiliki sikap
ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan
menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab (Hamalik, 2001:219).
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa metode inquiry adalah
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
4. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Inquiry
Sebagai suatu metode pembelajaran, inquiry merupakan metode yang tergolong
baru di dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Oleh karena itu metode pembelajaran inquiry memiliki beberapa keunggulan dan
juga memiliki kelemahan. Seorang guru yang ingin menggunakan metode
pembelajaran inquiry harus mengetahui
dengan jelas keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran ini. Sadirman (2012:45) mengemukakan mengenai kelebihan dan kekurangan metode inquiry sebagai
berikut :
a.
Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat
penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik
tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan
kepada proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah
sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
b.
Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih
baik.
c.
Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam
rangka transfer kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
d.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri.
e.
Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
satu-satunya sumber belajar.
f.
Metode ini
dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya
tahan lama dalam ingatan menjadi lebih baik.
Di samping memilki keunggulan, metode
pembelajaran inquiry mempunyai
kelemahan, antara lain:
a.
Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri
dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah
kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah
bertahun-tahun dilakukan.
b.
Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa
dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa
belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
c.
Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam
belajar, tetapi tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh
aktivitas, dan terarah.
d.
Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan
guru yang lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru
terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
Apabila dilihat dari pemaparan di atas terdapat
berbagai keunggulan dan kelemahan metode inquiry,
mungkin hal ini sudah sering terjadi dan setiap metode pembelajaran pasti
memiliki keunggulan dan kelemahan. Itu semua tergantung bagaimana kita
menggunakan model tersebut dalam proses pembelajaran. Agar model inquiry ini berhasil diterapkan dalam proses pembelajaran, itu
semua tergantung pada guru itu sendiri bagaimana cara penerapannya sehingga
sesuai dengan tujuan pembelajaran model inquiry
itu dapat tercapai.
No comments:
Post a Comment