Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, February 23, 2017

Metode Inquiry


Metode inquiry dalam penelitian ini adalah siswa diharapkan menjadi pemecah masalah jadi siswa bebas untuk mencari apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.  Dalam  proses pembelajaran inkuiri siswa diberikan kebebasan untuk berpikir, mencoba, dan akhirnya menemukan jawaban terhadap suatu masalah yang diberikan oleh guru.
1.    Pengertian Metode Inquiry
Metode inquiry atau penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Sumantri, 2001: 164).
Inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inquiry sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Janetta, 2005).
Kendatipun metode pembelajaran ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Sa’ud (2011:169) menerangkan:
Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sebuah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dan proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukanlah untuk mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara sistematis, akan tetapi perkembangan diarahkan pada intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh.

Berdasarkan penerangan di atas, jadi model inkuiri adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan tujuan melatih intelektual siswa dalam pembelajarannya yang didasari dengan rasa ingin tahu mereka.
2.    Tujuan Metode Inquiry
Metode inquiry terdapat berbagai macam tujuan di samping mengantarkan siswa pada tujuan intruksional, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect). Hal ini pun diungkapkan oleh Trianto :
a)    Memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan).
b)   Lebih berkembangnya daya kreativitas anak.
c)    Belajar secara mandiri
d)   Lebih memahami hal-hal yang mendua
e)    Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Trianto, 2007:101).


Apabila dilihat dari pendapat di atas mengenai tujuan dari metode Inquiry yakni diharapkan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiry ini dapat memperoleh banyak pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu pengamatan yang nantinya mereka temukan di berbagai mata pelajaran yang lain selain itu siswa akan lebih mandiri dalam mengerjakan suatu soal misalnya tidak tergantung pada orang tua atau bantuan guru karena mereka telah terbiasa mencari jawabannya sendiri dan oleh karena itu siswa akan lebih mandiri, pengetahuannya pun akan selalu bertambah karena mereka ingin selalu mencari dan mencari informasi yang belum mereka ketahui.
3.    Kondisi Pembelajaran Menggunakan Metode Inquiry
Dalam pembelajaran inquiry guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan.  Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa adalah sebagai berikut:
a)    Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
b)   Inquiry berfokus pada hipotesis
c)    Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta) (Trianto, 2007:135).
Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:
a)    Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir
b)   Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
c)    Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
d)   Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas
e)    Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang   diharapkan
f)    Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
g)   Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa  (Trianto, 2007:136).

Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menggunakan metode inquiry, peranan guru sangat diperlukan. Peranan guru tersebut antara lain, sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder.  Peranan-peranan tersebut diharapkan dimiliki oleh setiap guru agar metode Inquiry dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta. Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, dan teman yang kritis.  Peranan ini sangat sulit dan sensitif, karena esensi inquiry adalah aktivitas siswa.
Pengajaran inquiry dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya.  Dalam inquiry, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses inquiry.  Hal senada pun dikemukakan oleh Hamalik adalah sebagai berikut:
a)    Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami
b)   Merumuskan masalah-masalah
c)    Merumuskan hipotesis-hipotesis
d)   Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen
e)    Melaksanakan eksperimen
f)    Mensintesiskan pengetahuan
g)   Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab (Hamalik, 2001:219).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
4.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry
Sebagai suatu metode pembelajaran, inquiry merupakan metode yang tergolong baru di dunia pendidikan khususnya di Indonesia.  Oleh karena itu metode pembelajaran inquiry memiliki beberapa keunggulan dan juga memiliki kelemahan. Seorang guru yang ingin menggunakan metode pembelajaran inquiry harus mengetahui dengan jelas keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran ini. Sadirman (2012:45) mengemukakan mengenai kelebihan dan kekurangan metode inquiry sebagai berikut :
a.    Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
b.    Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
c.    Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
d.   Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
e.    Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
f.       Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya tahan lama dalam ingatan menjadi lebih baik.
Di samping memilki keunggulan, metode pembelajaran inquiry mempunyai kelemahan, antara lain:
a.    Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
b.    Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
c.    Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
d.   Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
Apabila dilihat dari pemaparan di atas terdapat berbagai keunggulan dan kelemahan metode inquiry, mungkin hal ini sudah sering terjadi dan setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. Itu semua tergantung bagaimana kita menggunakan model tersebut dalam proses pembelajaran.  Agar model inquiry ini berhasil diterapkan dalam proses pembelajaran, itu semua tergantung pada guru itu sendiri bagaimana cara penerapannya sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran model inquiry itu dapat tercapai.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts