Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, February 21, 2017

Tokoh-tokoh Mutahir Pendidikan Anak Prasekolah


1. Constance Kamii
            Ia percaya satu-satunya teori yang telah ada yang menerangkan perkembangan dari masa bayi sampai ke masa adolesensi adalah teori dari Jean Piaget. Ia tertarik pengaplikasian teori Piaget tentang mengajar anak-anak terutama pengajaran Matematika. Ia yakin bahwa anak-anak seharusnya mengenal tentang “benar” atau “salah” mengenai pekerjaannya tanpa tergantung pendapat orang dewasa. Kami menghendaki murid, agar si murid sendiri tahu bahwa jawaban yang dipersiapkannya itu “benar” dan berikan kekuatan kepadanya untuk mempertahankan jawabannya itu.

2. David Elkind
              Ia terfokus pada bahaya-bahaya memperkenalkan kegiatan terutama kegiatan tugas-tugas akademik kepada anak terlalu dini. Ia percaya anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan melakukan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Elkind yakin anak-anak yang bermain dalam keadaan bebas dari stres, maka mereka dibekali persiapan yang lebih baik dalam menanggulangi stres-stres kehidupan orang dewasa kelak. Di dalam buku “Miseducation:Preschoolers at Risk” ia memberi peringatan terhadap terlalu banyaknya tekanan akademik terhadap anak-anak.
3. Lilian Katz
            Ia percaya bahwa dalam mengajar guru haruslah berfikir tentang hasil (keluaran) dari pengalaman-pengalaman yang mereka bekalkan/persiapkan untuk anak. Sekolah sebagai tempat memperoleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan watak. Pengetahuan adalah fakta-fakta dan konsep-konsep yang dipelajari. Keterampilan adalah kemampuan untuk memperagakan tugas-tugas yang diberikan. Sikap dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Watak adalah kecenderungan untuk melanjutkan kegiatan dan minat. Menurut Katz kemampuan itu sebagai learned stupidity (belajar kebodohan), yaitu perasaan tidak memadai dan tidak mampu, sebagai akibat dari upaya anak mencoba kegiatan yang tidak sesuai untuknya.

4. David Weikart
            Program Weikart dijelaskan dalam buku : The Cognitively Oriented curriculum and Young Children in Action. Prinsip dasarnya mempersiapkan anak dengan pengalaman-pengalaman, dengan bahasa untuk memberi sandi kepada pengalaman-pengalaman tersebut. Metode mengajarnya disimpulkan dalam prinsip-prinsip berikut :
-          Memelihara kenyamanan dan keamanan lingkungan
-          Mendukung perilaku dan bahasa anak
-          Membantu anak membuat pilihan dan keputusan
-          Membantu anak memecahkan masalah-masalahnya sendiri dan
-          Melakukannya sendiri

5. Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa
            Pada saat penjajahan Belanda di Indonesia, guru-guru tidak dapat mengikuti kemajuan dan pembaharuan di dalam dunia pendidikan. Ki Hajar Dewantara yang diasingkan oleh Belanda karena kegiatannya politiknya, belajar untuk menjadi guru. Tahun 1914 di Den Haag ia turut menyelenggarakan pengajaran Montessori. Di samping itu dia pun mengikuti gerakan pendidikan yang dilakukan oleh Jan Ligthart.
            Setelah ia ada di Indonesia, ia menjadi guru di sekolah Adidarma yang dipimpin oleh kakaknya, R.M. Suryopranoto selama satu tahun. Pada 3 Juli 1922, ia bersama kakaknya mendirikan Sekolah Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta. Sekolah Taman Siswa yang pertama-tama dibuka dimulai dengan Kidergarten (Taman Indrya) dan Kursus Guru (Taman Guru).
            Tujuan Taman Siswa adalah mendidik manusia Indonesia yang memiliki kepribadian, yang tidak merasa asing menghadapi perkembangan kebudayaan bangsa sendiri. Dasar pendidikan Taman Siswa adalah sistim Among yaitu hubungan guru dan murid dapat disamakan dengan hubungan anak asuh dengan pengasuhnya. Pelaksanaan pendidikannya dengan Tut Wuri Handayani.
            Ki Hajar Dewantara melaksanakan pendidikannya berdasarkan teori Tri Kon yaitu :   1. konvergensi                   2. konsentris                            3. kontinuitas
Ada tiga pusat lingkungan pendidikan yang kita kenal sebagai Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam kongres Taman Siswa yang ke V tahun 1947 azas Taman Siswa yang juga program perjuangannya yaitu :
  1. kemerdekaan                           4. kebangsaan
  2. kodrat alam                             5. kemanusiaan
  3. kebudayaan
Sesuai dengan perkembangan pendidikan Taman Siswa dan berdasarkan kebutuhan, jenjang persekolahan didirikan antara lain :
  1. Taman Indrya (Kindergarten)
  2. Taman Anak (sekolah rendah 3 tahun)
  3. Taman Muda (3 tahun setelah Taman Anak)
  4. Taman Antara (sebagai persiapan Taman Dewasa)
  5. Taman Dewasa (3 tahun setelah Taman Muda)
  6. Taman Dewasa Raya (5 tahun setelah Taman Dewasa Muda)
  7. Taman Madya (3 tahun setelah Taman Dewasa)
  8. Taman Guru Indrya (Sekolah guru Taman Kanak-Kanak)
  9. Taman Guru Umum

Setelah Indonesia merdeka pendidikan anak prasekolah ditentukan oleh pemerintah, bahwa pemerintah belum dapat menanggung pendidikan prasekolah, yang dapat dilakukan ialah membantu usaha masyarakat di lapangan pendidikan prasekolah dengan jalan mendidik guru-guru yang akan bertugas. Lembaga baru ini disebut Taman Kanak-Kanak, sebagai terjemahan dari Kindergarten. Dasar utama pendidikan yang digunakannya ialah ajaran Froebel.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts