Permainan erat hubungan dengan
kata bermain. Bermain kegiatan yang menekankan kepada proses, permainan
menekankan kepada alat atau sarana. Kedua kata bermain dan permainan
mengandung kata kerja, karena ada kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
hewan.
Dari beberapa buah teori tentang
bermain, dapat disimpulkan bahwa bermain adalah “kegiatan/aktivitas khususnya
yang dilakukan manusia”. “Permainan” adalah proses bermain yang di”bendakan”
(mainan).
1.
Permainan Fungsi
Permainan tanpa rangsangan dari luar maupun
menggunakan mainan.
Contoh : hanya menggerakkan tangan dan kaki si bayi mendapatkan nilai
bagi perkembangannya.
2.
Permainan Gerak
Awal permainan dilakukan si bayi seorang diri, setelah berumur + 3
tahun membutuhkan teman untuk bermain, suka bercanda, berlari-lari, melompat,
memanjat dan sebagainya. Permainan gerak umumnya membutuhkan irama/musik dan
anak akan suka sekali menerimanya.
3.
Permainan Membentuk (Kontrusktif)
Kegiatan membentuk pada tahun pertama hanya
bersifat “merusak”, merobek, menarik-putuskan, dan sebagainya. Pada usia 2
tahun anak dengan tidak sengaja mengalami bahwa ia sanggup membuat “sesuatu”.
4.
Permainan Ilusi (Pernyataan Fantasi Anak)
Contoh : sepotong tongkat merupakan kuda, kursi merupakan mobil, atau
kadang-kadang bajaj atau kereta api.
5.
Permainan Menerima (Reseptif)
Permainan yang didorong oleh perasaan keingin-tahuan dan rasa kagum. Pada
anak usia + 5 tahun anak suka melihat gambar, mendengar cerita, melihat
sesuatu, sepintas sikapnya pasif dan jiwanya yang aktif.
6.
Permainan Prestasi
Semacam permainan fungsi, karena tujuannya melatih
fungsi yang bersangkutan. Pendapat Frobel dan Montessori berbeda terutama dalam
permainan fungsi. Montessori lebih menghargai permainan fungsi dan gerak.
Permainan ilusi merugikan karena tidak membawanya kepada kenyataan. Frobel
sebaliknya yang penting adalah kegembiraan serta fantasinya yang dengan bebas
menyatakan diri dalam permainan.
Pada Montessori semua permainan merupakan latihan fungsi. Akibat perbedaan
pendapat maka menurut “Frobel” anak-anak boleh bermain sekehendak hatinya
dengan alat-alat pelajarannya, sedangkan menurut “Montessori” anak-anak hanya
boleh bermain menurut cara yang sudah ditetapkan masing-masing alat.
7.
Permainan Peran
Permainan ini merupakan permainan fantasi, seperti : bermain
sekolah-sekolahan, pasar-pasaran, ibu-ibuan, dan sebagainya. Permainan ini baginya adalah kenyataan, keadaan
sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment