Salah satu penyebab anak takut ke kelompok bermain adalah
masalah kemandirian. Di rumah anak selalu mendapatkan apa yang
diinginkan dari orangtuanya dan segala kebutuhannya selalu dilayani oleh
orangtuanya, sedangkan di kelompok bermain, anak diajarkan untuk mandiri dan
melakukan segala sesuatunya sendiri dengan sedikit bantuan dari pendidik. Hal
ini dapat membuat anak menjadi tidak nyaman di kelompok bermain,karena ia
tidak begitu nyaman apabila mengerjakan pekerjaannya sendiri.
Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja
ataupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa
adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan
yang disesuaikan dengan tugas perkembangan. Adapun tugas-tugas
perkembangan untuk anak usia dini adalah belajar berjalan, belajar makan,
berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan,
pembentukan pengertian, dan belajar moral. Apabila seorang anak usia dini telah
mampu melakukan tugas perkambangan, ia telah memenuhi syarat
kemandirian. Tetapi, untuk membentuk kemandirian anak usia dini itu
gampang-gampang susah. Hal ini tergantung dari orang tua anak dalam
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Tentu saja ini
merupakan tugas orangtua untuk selalu mendampingi anaknya, sebab orangtua
adalah lingkungan yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan
anak. Peran orangtua atau lingkungan terhadap tumbuhnya kemandirian pada
anak sejak usia dini merupakan suatu hal yang penting. Hal ini mengingat bahwa
kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu
dukungan, seperti sikap positif dari orangtua dan latihan-latihan ketrampilan
menuju kemandiriannya.
Dalam menanamkan kemandirian pada anak, hindarilah perintah
dan ultimatum Karena dapat membuat anak selalu merasa berada di bawah
orangtua dan tidak mempunyai otoritas pribadi. Disiplin dan rasa
hormat tetap bisa dilatih tanpa Anda menjadi galak pada anak.
Mengarahkan, mengajar serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada
memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan yang jelas. Lama
kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan Anda dalam melakukan
segala sesuatu. Senantiasa katakan dan tunjukkan cinta, kasih sayang serta
dukungan pada balita secara konsisten, hal ini akan meningkatkan rasa percaya
dirinya. Dengan demikian dia akan lebih yakin pada dirinya, serta tidak ragu
untuk mencoba hal-hal yang baru.
Orangtua juga harus bersikap positif
pada anak, seperti: memuji, memberi semangat atau memberi pelukan hangat
sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak. Adanya
penghargaan atas usaha anak untuk menjadi pribadi mandiri, terlepas dari apakah
pada saat itu ia berhasil atau tidak. Dengan tumbuhnya perasaan berharga, anak
akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh
kembang selanjutnya. Betapapun kotornya anak pada saat ia mencoba makan
sendiri, betapapun tidak rapinya anak pada saat ia mencoba mandi sendiri,
betapapun lamanya waktu yang dibutuhkan anak untuk memakai kaus kaki dan
memilih sepatu atau baju yang tepat, hendaknya orangtua tetap sabar untuk tidak
bereaksi negatif terhadap anak, seperti mencela atau meremehkan anak. Apabila
orangtua/lingkungan bereaksi negatif atau tidak menghargai usaha anak untuk
mandiri, maka hal ini akan berdampak negatif pada diri anak, seperti anak bisa
tumbuh menjadi seorang yang penakut, tidak berani memikul tanggung jawab, tidak
termotivasi untuk mandiri dan cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Selain itu, untuk menjadi pribadi
mandiri, seorang anak juga perlu mendapat kesempatan berlatih secara konsisten
mengerjakan sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas
yang sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua atau lingkungan tidak perlu bersikap terlalu cemas,
terlalu melindungi, terlalu membantu atau bahkan selalu mengambil alih
tugas-tugas yang seharusnya dilakukan anak, karena hal ini dapat menghambat
proses pencapaian kemandirian anak. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat
diberikan orangtua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan
pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya. Namun demikian peran
orangtua atau lingkungan dalam mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi
contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap berada dalam kondisi
atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya. Bagi anak-anak usia dini,
latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam
kegiatan praktis sehari-hari di rumah, seperti melatih anak mengambil air
minumnya sendiri, melatih anak untuk membersihkan kamar tidurnya sendiri,
melatih anak buang air kecil sendiri, melatih anak menyuap makanannya sendiri,
melatih anak untuk naik dan turun tangga sendiri, dan sebagainya.
Selain bersikap positif dan selalu mendukung anak, praktek
kemandirian juga perlu diajarkan kepada anak melalui materi ketrampilan
hidup dengan konsep-konsep sederhana. Seperti contoh: si anak diajarkan untuk
mengerti bahwa semua barang miliknya (sepatu, mainan, boneka, buku
cerita dll) diperoleh karena orangtua bekerja untuk mndapatkan
penghasilan supaya mampu membeli semua yang dia butuhkan. Karena itu,
perlu adanya sikap tegas terhadap anak bahwa tidak semua yang dia inginkan
harus dipenuhi pada saat itu juga. Perlu ada waktu menunggu atau
mengajarkan si anak untuk menabung terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu.
Dengan konsep seperti itu, dalam diri anak akan tertanam nilai untuk menghargai
jerih payah orang tua sekaligus belajar menjadi pribadi mandiri. Materi yang
bersifat akademis bisa dikatakan sebagai salah satu dari sekian banyak mata
pelajaran yang harus dipelajari anak. Yang utama adalah ketrampilan anak untuk
menjadi seorang yang mandiri. Banyak manfaatnya jika pelajaran mengenai
kemandirian diberikan pada anak usia dini. Tidak hanya teori, melainkan
mengajak anak untuk mempraktekannya dengan konsep-konsep sederhana tanpa harus
menunggu lulus SMA atau lulus Perguruan Tinggi. Tentu hasilnya akan lebih
efektif dan maksimal jika hal itu diajarkan pada usia dini.
Semakin dini usia anak untuk berlatih
mandiri dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, diharapkan nilai-nilai
serta ketrampilan mandiri akan lebih mudah dikuasai dan dapat tertanam kuat
dalam diri anak. Untuk menjadi pribadi mandiri, memang diperlukan suatu proses
atau usaha yang dimulai dari melakukan tugas-tugas yang sederhana sampai
akhirnya dapat menguasai ketrampilan-ketrampilan yang lebih kompleks atau lebih
menantang, yang membutuhkan tingkat penguasaan motorik dan mental yang lebih
tinggi. Dalam proses untuk membantu anak menjadi pribadi mandiri itulah
diperlukan sikap bijaksana orangtua atau lingkungan agar anak dapat terus
termotivasi dalam meningkatkan kemandiriannya.
No comments:
Post a Comment