Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, April 12, 2020

BAHASA ARAB UNTUK ANAK USIA DINI





Bahasa arab (al-lughah al-‘arobiyah) adalah lambang bunyi yang digunakan di 25 negara di semenanjung Arab dan yang menunjukkan bangsa, tutur kata, tabiat dan sifat orang di semenanjung Arab. Bahasa Arab (al-lughah al-‘arobiyyah) juga merupakan bahasa peribadatan pemeluk agama islam, karena bahasa arab merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-qur’an atau bahasa Al-Qur’an (lughatul qur’an).[5] Bahasa Arab juga telah memberi banyak pengaruh terhadap kosakata kepada bahasa lain dari dunia islam. Seperti peranan bahsa latin kepada kebanyakan bahasa Eropa.
Pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan Bahasa Arab atau suatu proses atau cara yang digunakan untuk menjadikan orang tahu akan Bahasa Arab. Bahasa Arab berbeda dengan bahasa ibu, oleh karena itu pembelajarannya harus berbeda. Untuk pembelajaran Bahasa Arab, seorang guru harus mempunyai empat bidang kemampuan dalam penguasaannya, diantaranya yaitu:
a.    Kemampuan menyimak (Mahaarah al-istima’)
b.    Kemampuan berbicara (Mahaarah at-takallum)
c.    Kemampuan membaca (Mahaarah al-qira’ah)
d.   Kemampuan menulis (Mahaarah al-kitabah)[6]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, seorang guru harus bisa memperioritaskan materi-materi yang sesuai dalam pembelajarannya atau metode-metode yang sesuai dengan kemampuan peserta didiknya. Pada awal pembelajaran, seorang guru harus mengutamakan mendengarkan atau berbicara sebelum menulis atau menggunakan kata-kata yang sering mereka gunakan sehari-hari. Karena perkembangan bahasa manusia itu sesuai dengan apa yang telah mereka alami. Kemudian pada awal pembelajaran, seorang guru Bahasa Arab juga harus mengajarkan dan mengenalkan huruf-huruf arab serta pelafalannya. Setelah itu pengenalan kosakata yang mudah diketahui dari lingkungan mereka. Apabila pengenalan kosakata dianggap sudah cukup, dilanjutkan dengan pembuatan kalimat dan pengenalan kaidah-kaidah nahwu atau sharf. Dalam memperkenalkan kaidah-kaidah tersebut, seorang guru juga harus dapat mempertimbangkan kaidah yang sesuai dengan percakapan sehari-hari yang biasa mereka gunakan.  
Setelah itu, guru harus mengajarkan cara-cara mengartikan Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab atau sebaliknya sesuai dengan kosakata yang telah mereka ketahui. Kemudian penerapan pengucapan sesuai dengan bahasa sehari-hari. Pada saat mengajar, seorang guru Bahasa Arab haruslah mempunyai prinsip koreksitas atau dapat mengevaluasi proses pembelajarannya. Pada prinsip ini, seorang guru tidak boleh hanya menyalahkan siswanya, tetapi harus mampu membetulkan dan membiasakan siswa untuk kritis pada saat proses belajar dan mengajar.
Sesungguhnya suatu pengajaran atau pembelajaran sangatlah membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan agar dapat mencapai suatu yang diinginkan. Sesuai dengan kata Ibnu Khaldun: sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan kecermatan. Karena, ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan profesional.
Maka suatu pengajaran atau pembelajaran haruslah didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan yang sesuai, agar menjadi suatu pembelajaran yang cakap dan profesional, karena biasanya suatu metode yang kurang sesuai akan menjadi hambatan dalam proses belajar dan mengajar. Secara sederhana, pembelajaran Bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Metode qowaid dan tarjamah (tariiqatu al-qowaid wa al-tarjamah) dan Metode langsung (tariiqatul mubasyaroh).
Dalam penerapan metode qowaid dan tarjamah (tariiqatu al-qowaid wa al-tarjamah) ini lebih ditekankan kepada kebudayaan, kemudian dalam pembelajarannya ditekankan pada kaidah-kaidah nahwu dan sharf agar lebih mudah dalam memahami teks-teks Bahasa Arab. Dalam metode ini juga ditekankan pada pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dalam berbagai bidang ilmu pada masa lalu, berupa sya’ir, naskah (prosa), kata mutiara (al-hikam) dan kiasan-kiasan (amtsal). Kemudian peserta didik juga disuruh memberikan perhatian dan menganalisa terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, misalnya bentuk kata kiasan dan sinonim sesuai dengan kaidah gramatikal yang sudah diajarkan.
Kemudian dalam metode langsung (tariiqatul mubasyaroh) yang ditekankan adalah latihan percakapan terus-menerus antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa yang lain dengan menggunakan Bahasa Arab dan menekankan pada penuturan yang benar (al-nutqu al-shahiih).
Pada tahap awal penerapan metode ini, seorang guru harus menekankan pada lisan. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan kosakata sederhana, setelah itu pembuatan kalimat. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa diperbolehkan untuk menanyakan pelajaran yang dianggap sulit mengenai kosakata atau pembuatan kalimat. Untuk kaidah-kaidah nahwu dan sharf diberikan di sela-sela pelajaran berlangsung, tetapi tidak secara mendetail seperti yang diterapkan pada metode qowaid dan tarjamah (tariiqotu al-qawaid wa al-tarjamah). Dalam metode pembelajaran ini juga diterapkan materi membaca (qira’ah) yang disertai dengan diskusi untuk membahas arti-arti yang terkandung di dalamnya atau jabatan setiap kata dalam kalimat.
Masa anak-anak adalah pada usia prasekolah sampai umur 12 tahun, pada masa tersebut merupakan masa kritis pada perkembangan kemampuan kognitif, kemandirian, koordinasi motorik, kretivitas, dan juga sikap positif terhadap kehidupan.[8] Mendidik anak memang sulit karena untuk mengukur pembelajaran dan keberhasilan anak harus ada rutinitas harian mengajarkan kemandirian, kemampuan verbal, koordinasi motorik, dan yang terpenting rasa percaya diri dan kasih saying dari orang tua.
Majid seorang dosen pada program Higher Diplom di Universitas Riyadh mengungkapkan bahwa sebetulnya anak usia 4-12 adalah tahun perkenalan dengan bahasa asing, kemudian antara usia 12-17 tahun belajar lebih intensif. Anak-anak yang sudah mengenal bahasa asing sejak kecil akan mampu menguasai dan menghayati bahasa asing dibandingkan dengan yang berusia lewat dari 17 tahun.
Pembelajaran bahasa arab pada anak-anak terlihat lebih berhasil karena dari segi sistem fonologi bahasa arab, dan  mereka juga mampu menirukan aksen bunyi seperti penutur asli. Oleh karena itu, anak-anak terlihat lebih berhasil daripada orang dewasa dalam belajar bahasa arab, akan tetapi orang dewasa lebih cepattanggap dalam sistem morfologi dan sintaksis. Anak-anak juga terlihat lebih siap dalam belajar bahasa asing atau bahasa arab dalam situasi alamiah dan komunikatif.
Metode pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak hendaklah memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut ini:
a.       Prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak sama saja dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa asing secara umum.
b.      Pembelajaran bahasa arab untuk anak-anak harus disesuaikan dengan perkembangan anak baik bidang psikologis, intelektual, dan aspek lainnya.
c.       Hendaknya pembelajaran bahasa arab untuk anak-anak dilakukan secara alamiyah, komunikatif dan menggunakan al-Wassail as- Sam’iyyah al-Bashoriyah (Audio Visual Aids)
d.      Buku yanag digunakan harus disusun sesuai dengan perkembangan jiwa, pikiran, dan pertumbuhan bahasa anak. Buku pegangan selayaknya dihiasi dengan berbagai gambar-gambar yang menarik;
e.        Bahasa komunikatif seperti ucapan selamat dan muhadatsah yaumiyyah (percakapan sehari-hari) perlu mendapatkan perhatian sejak permulaan.
Unsur-unsur diatas harus diperhatikan dengan baik, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan psikologis anak-anak. Dengan mengunakan metode audio visual aids, anak-anak akan lebih senang, karena anak-anak mempunyai karakteristik seperti berikut: masih belajar dan senang berbicara tentang tentang lingkungan mereka, senang bermain, senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui atau dipelajari, suka bertanya, suka mendapatkan penghargaan dan mau melakukan sesuatu karena dorongan dari luar.
Pemilihan strategi pembelajaran bahasa arab juga harus disesuaikan dengan karakteristik anak-anak, salah satunya adalahpengetahuan mereka masih sangat terbatas pada lingkungan hidup mereka sehari-hari. Oleh karena itu materi pembelajaran harus dibuat dari hal-hal yang sering mereka temui, seperti diri sendiri, orang tua, keluarga, lingkungan sekitar rumah, lingkungan sekolah, mainan, binatang peliharaan dan lain-lain.
Dengan memperhatikan karakteristik diatas, maka seorang guru harus peka dengankeadan peserta didiknya. Oleh karena itu metode yang paling tepat adalah bermain, contohnya dengan bernyanyi. Dengan bernyanyi anak akan belajar sekaligus bermain melalui lagu-lagu yang mereka dengarkan. Bernyanyi merujuk kepada aktivitas membunyikan suara dalam berbentuk tertentu yang bertujuan menghasilkan nada dan melodi yang disenangi.
Apabila anak dari kecil dibiasakan dengan metode audio visual aids, alamiah, komunikatif dan bermain dalam pembelajaran bahasa arab, maka mereka akan menerima dengan cepat, karena disesuaikan dengan usia, lingkungan, dan keadaan psikolgis mereka.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts