BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat dibutuhkan
oleh setiap individu, terlepas dari faktor usia, jenis kelamin, status sosial,
dan faktor lainnya, setiap individu membutuhkan pendidikan. Dewasa, anak-anak,
laki-laki atau perempuan, semuanya membutuhkan pendidikan. Berkaitan dengan
faktor diatas, pendidikan yang hadir juga turut disesuaikan dengan keadaan yang
ada, melihata kebutuhan siapa yang akan menggunakan hasil pendidikannya, dan
juga atas dasar apa tujuan tersebut dihadirkan.
Seperti yang kita ketahui, jika dilihat dari level
pendidikan yang disesuaikan dengan usia peserta pendidikan itu sendiri, kita
akan mendengar “pendidikan untuk anak” dan “pendidikan untuk orang dewasa”.
Pendidikan untuk anak biasa disebut dengan pedagogi, dan pendidikan untuk orang
dewasa disebut andragogi.
Sebagai suatu bentuk pendidikan, andragogi merupakan bentuk
pendidikan yang telah lama ada, dari sejak ia hadir sebagai wadah mendidik
orang dewasa, hingga saat ini tentunya banyak peranan dan tahapan yang telah
dilewati sebagai tahap perbaikan bagi pendidikan andragogi itu sendiri. Maka
dari akan selalu ada pandangan-pandangan yang berbeda dalam setiap perkembangan
andragogi dari satu waktu ke waktu selanjutnya.
Yang akan dibahas dalam makalah ini, lebih terfokus pada
bahasan mengenai pendidikan untuk orang dewasa, atau yang disebut
andragogi. Banyak sekali materi termasuk kedalam andragogi, disini penulis akan
membahas bagaimana perspektif baru andragogi, dan masa depannya. Sejauh mana
andragogi dipandang oleh masyarakat pendidikan saat ini, keadaan nyata
dilapangan mengenai bentuk implementasi pendidikan jenis ini, hingga kelanjutan
dari bentuk pendidikan untuk orang dewasa ini di masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan andragogi?
2. Apa yang dimaksud dengan perspektif baru andragogi
?
3. Bagaimana pendidikan andargogi saat ini?
4. Bagaiamana hasil dari pendidikan andragogi?
5. Bagaimana peran andragogi untuk pembangunan saat
ini?
6. Bagaimana masa daepan dari pendidikan andragogi
saat ini ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian andragogi.
2. Memahami perspektif baru andragogi.
3. Mengetahui keadaan penyelenggaraan pendidikan
andragogi saat ini.
4. Mengetahui hasil dari pendidikan andragogi.
5. Memahami peran andragogi untuk pembangunan saat
ini.
6. Megetahui masa depan dari pendidikan andragogi.
D. SistematikaPenulisan
Pada Bab I Pendahuluan,
menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan sistematika
penulisan dari isi makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan,
menguraikan mengenai apa yang dimaksud dengan andragogi, apa perspektif baru
pendidikan andragogi, bagaimana keadaan andragogi saat ini, apa hasil dari
pendidikan andragogi, bagaimana peran andragogi untuk pembangunan, dan masa
depan pendidikan andragogi
Pada Bab III Penutup,
menguraikan mengenai kesimpulan dan saran untuk melengkapi makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Istilah Andragogi
Andragogi adalah seni dan ilmu
mengajar orang dewasa (Knowles, 1980). Sebagai seni atau kiat, andragogi adalah
krativitas yang merupakan kecakapan kreatif dan keahlian seseorang yang terkait
dengan rasa estetika, terikat dengan kepribadian, karakter atau watak di
pendidik. Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno”aner” dengan akar kata andr
yang berarti “orang dewasa” dan agogos yang berarti “memimpin atau membimbing”,
maka andragogi secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar
orang dewasa. Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik
yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi
pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran.
Istilah
andragogi seringkali dijumpai
dalam proses pembelajaran
orang dewasa (adult learning),
baik dalam proses pendidikan
nonformal (pendidikan luar
sekolah) maupun dalam
proses pembelajaran
pendidikan formal. Pada proses
pembelajaran pada
berbagai satuan, bentuk
dan tingkatan (level)
penyelenggaraan
pendidikan nonformal.
Pada pendidikan formal
andragogi seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau
level pendidikan menengah ke atas. Namun demikian dalam menerapkan
konsep, prinsip andragogi pada proses
pembelajaran sebenarnya tidak
secara mutlak harus berdasar
pada bentuk, satuan tingkat atau level pendidikan, akan tetapi yang paling
utama adalah berdasar pada kesiapan peserta didik untuk belajar. Kondisi itu
terjadi karena kita menganggap bahwa semua murid, peserta
didik (warga belajar) itu adalah sebagai orang
dewasa yang
diasumsikan memiliki
kemampuan yang
aktif dalam merencanakan
arah belajar, memiliki bahan,
memikirkan cara terbaik
untuk belajar, menganlisis dan
menyimpulkan serta
mampu mengambil manfaat dari
belajar atau dari sebuah
proses pendidikan. Fungsi guru
dalam hal ini hanya pendidikan
nonformal teori dan prinsip
andragogi digunakan sebagai landasan
sebagai fasilitator, bukan menggurui, sehingga relasi antara guru dan peserta
didik (murid, warga belajar)
lebih bersifat multicomunication.
(Knowles, 1970). Oleh karena itu andragogi adalah suatu
bentuk pembelajaran yang mampu melahirkan sasaran
pembelajaran (lulusan)
yang dapat mengarahkan dirinya
sendiri dan mampu menjadi guru
bagi dirinya sendiri.
B. Perspektif Baru Andragogi
Setelah diuraikan mengenai pengertian dari istilah
andragogi, maka pada bagian ini kita tinjau mengenai pendidikan andragogi.
Secara alamiah, orang dewasa memiliki kemampuan menetapkan
tujuan belajar, mengalokasi sumber belajar, merancang strategi belajar dan
mengevaluasi kemajuan terhadap
pencapain tujuan belajar secara
mandiri. Lebih jauh Tough menyatakan bahwa:
Peserta didik dewasa lebih dimungkinkan terlibat dalam self
initiated education atau self
directed education, ketimbang
dalam self directed learning.
Proses dan aktivitasnya
dideskripsikan sebagai self directed
learning atau self directed education atau self teaching, learning projects or
major learning efforts (Brookfield, 1986:47)
Dari perspektif
waktu dan orientasi belajar, orang dewasa memandang belajar itu sebagai
suatu proses pemahaman dan penemuan masalah serta pemecahan masalah (problem
finding and problem solving), baik berhubungan
dengan masalah
kekinian maupun
masalah kehidupan di
masa depan. Orang dewasa
lebih mengacu pada
tugas atau masalah
kehidupan (task or problem oriented).
Sehingga orang
dewasa akan belajar
mengorganisir pengalaman
hidupnya. (Knowless, 1977, Unesco, 1988, Kamil, 2001, Saraka,
2001).
1. Pandangan
Baru Pendidikan
Pada umumnya kita masih memandang bahwa fungsi pendidikan adalah memindahkan
atau mentransformasikan semua pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata
lain, mentransformasikan dari generasi tua ke generasi muda. Sekarang ada
pandangan baru bahwa fungsi tersebut sudah tidak tepat lagi. Bila fungsi
pendidikan hanya mentrasformasikan kebudayaan kepada generasi muda, fungsi itu
baru mengenaai sasarannya bila memenuhi persyaratan berikut :
a. Kualitas ilmu pengetahuan yang akan
ditransfer lebih kecil atau terbatas jumlahnya sehingga sistem pendidikan mampu
mewadahinya.
b. Tingkat perubahan yang terjadi pada
masyarakat relatif lambat ataau kecil, sehingga memungkinkan bagi sistem
peendidikan untuk melaksanakan transformasi sebelum terjadi perubahan baru
lagi.
Dengan kata lain, transformasi dapat dilakukan karena jarak antara akumulasi
ilmu pengetahuan dengan proses transformasi cukup besar. Dalam kenyatannya
dewasa ini tidaklah demikian. Sekarang kita hidup dalam abad perubahan. Segala
sesuatu bergerak dengan cepat; seperti halnya yang trjadi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan daan sosial, khususnya dibidang teknologi dan pendidikan.
Proses percepatan perubahan inilah yang menimbulkan kesangsian atas
manfaat teori transformasi. fungsi pendidikan tidak hanya mentrasformasikan
kebudayaan dari generasi tua ke generasi muda. Pendidikan harusmenstimulasi
generasi penerus agar mampu menemukan dan mendapatkan kebutuhannya sendiri,
yaitu kebutuhan yang sesuai dengan kehidupannya kelak.
Apabila asumsi tersebut memang benar maka akan ada dua kecenderungan dalam
pendidikan sebagai berikut :
a. Pendidikan bukan hanya milik dunia
anak-anak
b. Tanggung jawab pendidikan bukan
semata-mata tanggung jawab guru, tetapi tanggung jawab bersama antara guru dan
murid/siswa atau antara pelatih dan peserta. Artinya peserta/siswaberhak
ikut serta menentukan, baik tujuan maupun bahan/materi pendidikan.
Bila hal tersebut diakui kebenarannya, maka pendidikan benar-benar merupakan
proses belajar sepanjang hayat. Pendidikan merupakan proses penemuan dan
pengembangan terus menerus atas kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan
manusia. Pandangan inilah yang menimbulkan perubahan fungsi pendidikan,
termasuk pendidikan orang dewasa.
2.
Pandangan Baru Andragogi
Menurut pandangan baru, orang dewasa
memiliki ciri-ciri tersendiri proses pengembangannya. Oleh karena itu,
memerlukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan yang dilakukan terhadap
anak-anak. Pendidikan ini dikenal sebagai pendekaatan orang dewasa, atau lebih
dikenal dengan istilah andragogi.
Pemikiraan tentang pendidikan orang dewasa muncul sekitar tahun 1920 dan 1948
dalam suatu artikel pada The Journal of Adult Education yang
diterbitkan oleh American Association for Adult Education (Malcom S
Knowles, 1980). Artikel itu membicarakan tentang usaha beberapa pengajar yang
memperlakukan pesertanya sebagaai orang dewasa pada suatu kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan ini berbeda dari kegiataan belajaar mengajar tradisionaal
yang memperlakukan peserta sebagai anak-anak.
Pada
awalnya mereka melakukan kegiatan itu hanya berdasarkan kebutuhan, belum
didukung suaat teori. Karena dasar berpijaknya masih pada pengalaman dan belum
berdasarkan teori pendidikan, maka pemikiran mereka kurang mendapat tanggapan
dari para ahli pendidikan. Mereka bekerja hanya didasarkan atas pemikiran yang
praktis dan sekadar mengikuti intuisi.
Pada tahun 1950 terbit sejumlah buku yang menganslisis laporan para pengajar
tersebut. Semua buku ini menguraikan prinsip-prinsip umum pendidikan orang
dewasa. salah satu buku yang terbit tahun 19510 berjudul Informaal Adult
Education.
Tahu 1960 mulai dilaksanakan kegiatan penelitiaan yaang difokuskan pada proses
belajar-mengajar bagi orang dewasa. Cyril O. houle mengawali gerakan
penelitian melalui tulisannya “The Inquiring Mind” yang diterbitkan
oleh The University of Wisconsin Press tahun 1961. Tulisan ini merupakan
hasil wawancara dengan 22 orang peserta kursus lanjutan. Dalam wawancara itu,
Houle memperoleh tiga temuan mengenai peserta kursus sebagai berikut.
a. Peserta yang berorientasi pada tujuan,
yaitu kelompok yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mencaapai tujuan
dengan sesingkat-singkaatnya dan jelas.
b. Peserta yang berorientasi pada kegiatan
sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka berpendapat bahwa sebenarnya dan
kenyatannya tidak ada hubungan antara tujuan, isi program, dan kegiatan
progaram.
c. Peserta yang berorientasi pada belajar,
yaitu merekaa yang menggunakan pendidikan hanya untuk kepentingan ilmu itu
sendiri atau belajar untuk mencari ilmu.
Hasil
penelitian Houle dilanjutkan oleh anak didiknya yan berkedudukan sebagai
pengajar pada Ontario Institute for Studies in Education. Hasil temuannya yang
pertama dimuat dalam dua laporan, yaitu Learning Without a Teacher
(1967) dan The adult Learning Project (1971). Sekitar tahun 1960
terkumpul sebagai sumbangan pikiran dari berbagai disiplin ilmu tentang belajar
orang dewasa. Mereka mencari nama yang tepat untuk menyebut model teorinya agar
dapat disejajarkan dengan pedagogi. Mereka memberi label “andragogi” untuk
teorinya itu. Sejak itulah pendidikan orang dewasa dikenal dengan nama
andragogi.
Dilihat dari isi atau materi dan tujuan pokok dari
pendidikan andragogi ini, perspektif atau pandangan baru andragogi ini terletak
pada subjek yang menjadi peserta dalam pendidikan andragogi, subjek dari
pendidikan andragogi ini merupakan orang dewasa, yang secara pribadi telah
matang untuk mengikuti proses pendidikan. Selain itu, pendidikan andragogi ini
lebih berpusat pada peserta pendidikan, bukan lagi pada pendidik sebagai
satu-satunya sumber dalam belajar seperti halnya pendidikan untuk anak-anak
(pedagogi).
Andragogi dalam
pandangan yang baru, bukan hanya sebagai pendidikan untuk orang dewasa, lebih
dari itu, bahwa fungsi dan peran dari pendidikan itu sendiri menjadi alasan
pokok, mengapa seseorang mengikuti pendidikan ini. Pandangan baru andragogi,
bukan hanya berpusat pada pemenuhan kebutuhan akan pendidikan bagi orang dewasa
yang mengkutinya, tapi sampai kepada berbagai kebutuhan lain yang dapat
dipenuhi melalui pendidikan andragogi ini. Misalnya seseorang mengikuti
pendidikan untuk orang dewasa, dari hasil yang ia dapatkan nantinya, selain
ilmu yang didapat dari pendidikan, ia juga mendapatkan pengharagaan atau nilai
dari hasil pendidikan yang telah ia peroleh. Banyak alasan dari diri individu
secara pribadi, salah satunya penaikan status sosial yang diperoleh melalui
pendidikan ini.
Hal-hal seperti
demikian yang kemudian merubah cara pandang masyarakat bahwa pendidikan
andragogi saat ini lebih dari sekedar keinginan pemenuhan kebutuhan individu,
melainkan mencakup pada peran andragogi bagi dirinya sebagai individu, peran
andragogi secara luas dalam masyarakat sebagai media yang nantinya akan
mencetak orang-orang dewasa berpendidikan yang akan berperan dalam membangun
masyarakat.
C. Penyelenggaraan Pendidikan Andragogi
Saat Ini
Penyelenggaraan pendidikan
orang dewasa pada saat ini banyak dijabarkan dalam program-progam yang
memfasilitasi pendidikan jenis ini. Program secara umum diartikan suatu
kegiatan belajar (kurikulum) yang dirancang oleh suatu lembaga (institusi) yang
digunakan bagi pesrta didik untuk mengikuti program untuk memasuki kegiatan
belajar sesuai dengan tujuan pendidikan (pembelajaran) yang ditetapkan.
Misalnya program kursus
menjahit bagi para peserta sesudah selesai mengikuti program untuk memasuki
dunia kerja di industri konveksi atau mendirikan usaha sendiri seperti butik
atau penjahitan.
Institusi yang menyusun program pendidikan orang dewasa saat
ini, antara lain:
1. Lembaga Kursus
2. Pusat Pendidikan & Pelatihan (Balai
Latihan Tenaga Kerja atau BLK)
3. Pusat Kegiatan Belajar (SKB)
4. BPKB (Badan Pengembangan Kegiatan
Belajar)
5. BPPNFI (Badan Pengembangan Pendidikan
Non Formal - Informal)
6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM)
7. Perguruan Tinggi (Program Pendidikan
Ekstension)
8. Pendidikan dan Pelatihan di Perusahaan
atau Perkantoran
Selain dari mengetahui melalui media apa pendidikan andragogi disampaikan, kita
juga sebaiknya mengetahui tugas-tugas yang dilakuakan dalam penyelenggaraan
pendidikan orang dewasa, diantaranya :
1. Tugas sebagai guru (fasilitator)
2. Tugas sebagai pengembang program
(program developer)
3. Tugas sebagai pengelola
(administration)
4. Tugas sebagai konselor (conselor)
Dibawah ini juga terdapat bebrapa jenis pendidikan orang
dewasa :
1. Pendidikan Berkelanjutan
(Continuing Education)
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan
berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan untuk meperbaiki dan meningkatkan
kemampuan pengetahuan, dan keterampilan serta profesi, sehingga dapat dijadikan
fasilitas dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja. Misalnya
Pelatihan-pelatihan, Penataran, dan Lokakarya.
2. Pendidikan Perbaikan
(Corrective Education)
Kesempatan belajar yang disajikan bagi orang dewasa yang
mulai memasuki usia tua dengan tujuan agar mereka dapat mengisi kekurangan
pendidikannya yang tidak sempat diperoleh pada usia muda. Misalnya :
Kursus-kursus pengetahuan dasar termasuk pemberantasan tuna aksara, latihan
berorganisasi, dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan usaha.
3. Pendidikan Populer (Popular
Education)
Kesempatan belajar yang disediakan bagi orang dewasa dan
orang tua dengan tujan agar mereka dapat mengenal perubahan dan variasi dalam
kehhidupan sehari-hari. Misalnya pergaulan dengan orang lain, rekreasi, dan
pendidikan yang berkaitan dengan kepuasan hidup.
4. Pendidikan Kader
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada umumnya oleh
lembaga, organisasi atau perkumpulan yang giat dibidang politik, ekonomi, kepemudaan,
kesehatan, dll. Tujuannya untuk membina dan meningkatkan kemampuan kelompok
tertentu yaitu kader, demi kepentingan, misi lembaga yang bersangkutan di
masyarakat.
5. Pendidikan Kehidupan
Keluarga (Family Life Education)
Suatu cabang pendidikan orang dewasa yang kegiatannya
berkaitan secara khusus dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan kegiatan
kehidupan keluarga. Tujuannya ialah memperluas dan memperkaya pengalaman
anggota keluarga untuk berpartisipasi dengan terampil dalam kehidupan keluarga sebagai
satu kesatuan kelompok. Misalnya : Hubungan dalam keluarga; pemeliharaan anak;
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat; dan pendidikan sekolah.
D. Hasil Pendidikan Andragogi
Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan
kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memcahkan masalah peserta
didik, pada temapt mereka masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan
tersebut tidak dapt diberlakuakn secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau
prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja.
Hasil pembelajaran andragogi sekarang, mungkin sudah tidak
dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama sua atau tiga tahun
mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan
diaman saja, tetapi harus diaplikasikan ditempat peserta sendiri karena hasil
pembelajaran tersebut diproses dari pengalaman-pegalaman yang dimiliki oleh
peserta. Hal ini sesuai dengan prinsip lokalitas.
Dapat dikatakan bahwa, hasil dari pendidikan andragogi dapat
dimanfaatkan sesuai dengan waktunya. Lewat dari waktunya, kebermanfaatan dari
hasil pendidikan ini bagi pesertanya harus melakukan penyesuaian dengan keadaan
dimana masalah yang sama muncul di waktu yang akan datang, karena ada faktor
lain yang mungkin alternatif penyelesaiannya tidak akan selesai dengan
pemecahan masalah di waktu sebelumnya.
Walaupun demikian, hasil dari pendidikan andragogi ini tetap
dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan pendidikannnya masing-masing. Hasil
dari pendidikan andragogi dapat terlihat dengan banyaknya orang dewasa yang
menggunakan keterampilan yang ia peroleh dari pendidikan ini, untuk mencukupi
kebutuhan kesehariannya. Selain dapat memperoleh ilmu pengetahuan, tentunya
dengan ilmu yang didapatkan ia juga dapat memperoleh penghasilan yang jauh
lebih baik dari orang yang tidak mengkuti pendidikan jenis ini.
E. Peran Andragogi untuk
Pembangunan Masyarakat
Seperti yang kita ketahui bahwa
andragogi bertujuan untuk memberikan pelatihan untuk orang dewasa, dan
menghasilkan tenaga orang-orang terdidik. Tenaga-tenaga terdidik ini tentunya
memiliki kemampuan-kemampuan yang akan ia gunakan dalam kehidupan
kesehariannya. Dengan banyaknya tenaga terdidik yang menggunakan
keterampilannya, maka pembangunan dalam bidang yang di kerjakan akan meningkat.
Peningkatan keterampilan dari masyarakat terdidik ini akan berpengaruh besar
pada lingkungan disekitarnya, contohnya, sekelompok masyarakat pedesaan yang
diberikan pendidikan berupa penyuluhan mengenai pembuatan kerajinan dengan
bahan dasar rotan, karena di wilayah tersebut merupakan daerah penghasil rotan,
sehingga banyak dari mereka yang bermatapencaharian sebagai penghasil rotan,
dengan pendidikan dari cara membuat, hingga memasarkan produk tersebut ke pasar
yang pas, mereka dapat memperoleh keuntungan secara finansial yang memadai, dan
dari perolehan tersebut sumber penghasilan dari daerah itu akan meningkat.
Pembangunan masyarakat didaerah tersebut yang meningkat, merupakan salah satu
akibat dari pendidikan andragogi yang tentunya merupakan dampak positif yang
dibawa dari pendidikan andragogi ini.
F. Masa Depan Pendidikan
Andragogi
Semakin berkembangnya zaman,
pendidikan andragogi ini semakin menjadi sorotan publik. Saat ini banyak upaya
pemerintah maupun pihak lain yang bersangkutan mengupayakan pendidikan jenis
ini. Banyak ditemukan lembaga pelatihan maupun badan pelatihan yang didirikan
untuk memfasilitasi masyarakat dewasa yang ingin melanjutkan pendidikannya.
Hal ini tentunya menunjukan tanda
bahwa pendidikan bagi orang dewasa semakin diperlukan karena tuntutan dari
perkembangan zaman saat ini. Hal ini menunjukan adanya masa depan yang cerah
bagi pendidikan andragogi di Indonesia khusunya dan diseluruh dunia. Tingkat
kebutuhan masyarakat, disesuaikan dengan tuntutan zaman dan tantangan yang ada,
mendorong semakin banyaknya masyarakat dewasa yang mengikuti pendidikan
andragogi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno”aner” dengan akar kata andr yang
berarti “orang dewasa” dan agogos yang berarti “memimpin atau membimbing”, maka
andragogi secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang
dewasa.
Andragogi dalam pandangan yang baru, bukan hanya sebagai pendidikan untuk orang
dewasa, lebih dari itu, bahwa fungsi dan peran dari pendidikan itu sendiri
menjadi alasan pokok, mengapa seseorang mengikuti pendidikan ini. Pandangan
baru andragogi, bukan hanya berpusat pada pemenuhan kebutuhan akan pendidikan
bagi orang dewasa yang mengkutinya, tapi sampai kepada berbagai kebutuhan lain
yang dapat dipenuhi melalui pendidikan andragogi ini.
Pendidikan bagi orang dewasa semakin diperlukan karena tuntutan dari
perkembangan zaman saat ini. Hal ini menunjukan adanya masa depan yang cerah
bagi pendidikan andragogi di Indonesia khusunya dan diseluruh dunia. Tingkat
kebutuhan masyarakat, disesuaikan dengan tuntutan zaman dan tantangan yang ada,
mendorong semakin banyaknya masyarakat dewasa yang mengikuti pendidikan
andragogi.
B. Saran
Sebagai calon pendidik, kita
hendaknya mengetahui bagaimana kelanjutan dan masa depan dari pendidikan
andragogi. Karena dalam praktek mendidik nanti kita tidak hanya berhubungan
dengan anak didik, tapi juga akan berhubungan orang dewasa yakni orangtua dari
peserta didik, dan tidak menutup kemungkinan bahwa kita memiliki kesempatan
untuk menjadi pendidik bagi para orang dewasa di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, Mohammad. 2014. Makalah Andragogi atau Pendidikan
Orang Dewasa. [Online]. Tersedia:
http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/makalah-andragogi-atau-pendidikan-orang.html?m=1.
[Diakses pada 17 Oktober 2014].
Sarbini, Moh. 2013. Contoh Makalah Andragogi. [Online].
Tersedia: http://sarbini-moh.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-andragogi.html.
[Diakses pada 17 Oktober 2014].
----------, 2011. Andragogi. [Online]. Tersedia:
http://ayiolim .wordpresst.com/2011/03/09/andragogi/. [Diakses pada 13 Oktober
2014].
----------. 2010. Modul 1 Pembelajaran Orang Dewasa. [Online].
Tersedia: http://insafe.org/id/training/tot/501_adult_learning.html.
[Diakses pada 17 Oktober 2014].
No comments:
Post a Comment