Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, April 1, 2020

OLAHRAGA UNTUK ANAK USIA DINI





Budaya hidup sehat dengan olaharaga tentunya harus menjadi sebuah life style ataupun gaya hidup bagi setiap individu dalam segala usia tidak terkecuali usia dini. untuk menerapkan budaya hidup sehat dengan berolahraga tentunya harus dimulai dari keluarga khususnya orang tua dengan mengajak anak sedini mungkin untuk berolahraga sehingga anak nantinya akan terbiasa melakukan aktivitas jasmani yang dilakukan oleh orang tuanya, karena apabila anak mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan motoriknya akan menjadi baik dan terhindar dari obesitas dan segala macam penyakit. Pada saat sekarang ini terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam bidang olahraga semakin besar ini terbukti telah banyak dibukanaya club-club olahraga atau sekolah-sekolah sepak bola bagi anak sekolah dasar. dalam institusi pendidikan pun semakin diperhatikan sarana dan prasarana kompetisi olahraga, bahkan sampai dengan kompetisi olahraga usia dini tingkat nasional, keterlibatan atlit-atlit usia dini ini juga tidak terlepas dari keterlibatan orang dewasa sebagai pelatih, Pembina maupun orang tua atlet oleh karena itu pelatihan olahraga usia dini harus dilakukan secara terus menerus dan terprogram agar dapat terciptanya atlet-atlet usia dini yang potensial, olahraga juga mempunyai peran yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya bagi tumbuh dan kembang anak agar menjadi optimal baik dari segi fisik, mental dan emosionalnya.
Untuk itu tulisan ini akan membahas secara spesifik tentang peranan olahraga bagi anak usia dini. Dari aspek fisik olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang nya secara jasmani. Aktivitas fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal tapi itu bukan berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa, olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, barai gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian itu sudah merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi lebih baik. Olahraga untuk anak sarat dampak positif seperti disebut dibawah ini.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Organik
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible(tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Aktivitas yang bersemangat, teratur serta terus menerus sangat penting untuk mempertebal lapisan persendian, memperkuat pengikat ke tulang, serta pengikat tulang-tulang dalam tubuh. Sehingga kemampuan paru-paru, jantung dan saluran darah dalam menyuplai oksigen ke jaringan-jaringan.Memperkokoh dan memperkuat tulang serta memelihara jaringan-jaringan lemak tubuh, mengurangi komposisi lemak tubuh serta dapat Mengendalikan obesitas karena pengeluaran energi tubuh meningkat, selain itu juga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel agar berkembang secara optimal dengan melakukan aktivitas fisik tersebut.
2. Keterampilan Neomusculer / Motorik
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar sedangkan motorik halus adalah gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot halus. Adapun pencabaran sebagai berikut :
a. Keterampilan gerak kasar
Pada usia dini diharapkan anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik kasar seperti, menurunkan tangga langkah demi langkah, berjalan mundur, berlari dan langsung, melompat-lompat dengan kaki bergantian, berjinjit dengan tangan di pinggul, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan menggunakan dua tangan. Di samping hal ini, sebagai guru harus memperhatikan anak dalam kegiatan yang dilakukan. Anak-anak belum menyadari seberapa besar bahaya yang ada disekitarnya,maka dari itu sebagai guru harus memberi peringatan dan mengawasi langsung pada saat anak bermain.
b. Motorik Halus
Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus. Gerakan ini lebih mengarah terhadap gerak koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya.

3. Perkembangan intelektual
Olahraga juga bermanfaat untuk perkembangan intelektual. Olahraga juga memberikan kesempatan kepada anak untuk bergetrak mengekspresikan dirinya. Meneriakan suara sesuai dengan gerakan yang dilakukan. Mengaktifkan fungsi kognitif melalui peran simbolik, pengembangan bahasa, dan penggunaan simbol-simbol di awal usia muda, dan mengembangkan kemampuan belajar strategis, membuat keputusan, mengintegrasikan informasi, dan memecahkan masalah-masalah pada perkembangan usia selanjutnya.
4. Perkembangan emosional dan sosial
Pendidikan jasmani berguna bagi perkembangan pribadi dan sosial yang menuntutupaya individu dan interaksi dengan yang lain. Perolehan nilai-nilai sosial yang diinginkan seperti kerjasama, komitmen, kepemimpinan kejujuran serta tanggung jawab dan toleransi perlu diajarkan melalui partisipasi dalam pengajaran berbasis aktivitas. Menyukai aktivitas fisik akan menigkatakankepercayaan diri dan kesadaran sosial. Damon & Hart, 1982 (Peterson, 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olahraga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya.
Aktivitas jasmani juga memberikan suatu kesempatan untuk pelepasan ketegangan emosional melalui cara-cara yang tepat. Manakala partisipasi ditunjukkan siswa yang juga didukungpula oleh lingkungan, para siswa dapat meningkatkan perasaan self-esteem mereka ,melepaskan ketegangan, dan mengembangkan inisiatif, mengarahkan diri, dan berkreativitas.Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukanEllerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
Kesimpulan
Usia dini adalah usia yang paling baik untuk memacu tumbuh kembang anak agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalamperkembangan motorik anak. setelah anak meguasai pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa barulah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga nasional maupun internasional.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan mempunyai pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh, sedang perkembangan adalah semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh terhadap tingkah laku saat usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil, gigih meraih
cita-cita, nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja keras. Demikian juga sebaliknya, masa anak-anak dididik dengan kemanjaan, segalanya serba mudah dan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Menurut Eliyawati (2005:18), karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktifitas belajar di antaranya adalah bersifat unik, egosentris, aktif dan energik, eksploratif dan berjiwa bertualang, ekspresi perilakunya relatif spontan, kaya dan senang dengan fantasi/daya kayal, mudah frustasi, kurang pertimbangan, daya perhatiannya pendek, gairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman dan semakin menunjukkan minat terhadap teman.[6]
Usia terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang optimal akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat ia masih di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6 tahun. Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut:
1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar.
4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keleluasaan rentangan gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan.
5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsepkonsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab-akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya.

Dengan aktif bergerak mengikuti permainan itu kebugaran jasmani akan meningkat. Pengertian dari memberikan pengalaman gerak yang bermacam-macam (multilateral training) adalah anak-anak diberi kesempatan mengalami berbagai macam pengalaman gerak yang berbeda- beda, misalnya: memanjat, merangkak, merayap, mengguling, meluncur, melompat, menggantung, bermain di air, menarik, mendorong, berjalan dengan tangan, dan sebagainya. Pengalaman gerak yang bermacam-macan ini dapat menggunakan alat maupun di alam terbuka.
Contoh latihan keseimbangan di alam terbuka adalah dengan cara melakukan gerak berjalan/berlari di pematang sawah, berjalan di atas jembatan bambu , latihan berjalan di ketinggian tertentu, dan sebagainya. Latihan memanjat dilakukan dengan cara memanjat pohon mangga, memanjat pohon jambu, memanjat tangga, memanjat tali, memanjat pagar, memanjat dinding/tebing, dan sebagainya.
Demikian juga keterampilan gerak yang lain, seperti tersebut di atas dapat dilatih dengan menggunakan alat maupun di alam terbuka. Penting untuk diperhatikan bagi pendidik/orang tua jangan terlalu banyak melarang kebebasan bermain anak-anak ini karena alasan kasih sayang atau perlindungan terhadap anak. Apabila larangan ini sering dilakukan maka anak-anak akan mengalami kekurangan pengalaman gerak, padahal pengalaman gerak pada masa anakanak (childhood) akan sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan gerak pada masa dewasa (adulthood). Dalam kehidupan orang dewasa kadang- kadang manusia dihadapkan pada tuntutan gerak yang bermacam-macam dengan tingkat kesulitan yang berbeda- beda. Anak-anak yang mempunyai pengalaman gerak yang banyak akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan gerak baru yang harus dilakukan.
Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fungsi panca indera di antaranya adalah:
(1) indera penglihatan, dengan permainan hijau-hitam, permainan pengemudi jenius menggunakan alat bantu berbagai macam bendera yang berbeda-beda warna, permainan pengemudi jenius dengan alat bantu bermacam- macam benda yang berbeda-beda bentuk, dan sebagainya, dan setiap warna/bentuk mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
(2) indera pendengaran, dengan permainan Si Buta mencari anak, bermain sepak bola dengan bola dapat berbunyi dengan mata tertutup, permainan informasi bersambung/ estafet, dan sebagainya;
(3) indera penciuman, dengan permainan Penciuman Ajaib mempergunakan alat bantu berupa berbagai macam benda dengan aroma yang berbeda-beda, dan setiap aroma mempunyai tugas gerak
yang berbeda;
(4) indera peraba, dengan permainan pembebasan sandera yakni dengan berbagai macam jenis sentuhan pada bagian tubuh yang berbeda- beda, dan setiap jenis sentuhan mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
(5) indera perasa, dengan permainan Lidah Sakti, yakni dengan mempergunakan alat bantu bermacam-macam makanan yang memiliki rasa yang berbeda-beda, dan setiap rasa mempunyai tugas gerak yang berbeda pula.
Guru Penjasorkes harus pandai berkreasi membuat permainan untuk tujuan mengembangkan panca indera. Hal ini penting karena indera adalah ujung tobak seseorang dalam menerima rangsang (stimulus), kesalahan memahami rangsangan maka akan salah juga dalam memberi tanggapan (respon). Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fantasi/imajinasi, misalnya dengan lomba lari estafet membentuk gambar tertentu dengan puzzel, menggambar dengan cara estafet, lomba lari estafet dengan membentuk bentuk tertentu, misalnya rumah, meja, sandaran papan tulis dengan alat bantu potongan pipa atau potongan balok, dan sebagainya.
Aktivitas olahraga untuk mengembangkan imajinasi dapat juga berupa menirukan gerak hewan, alam, dan benda mati lainnya misalnya: permainan menjadi patung, musang memburu anak ayam, menjala ikan, perubahan wujud benda, permainan tanggap bencana, dan lain-lain.
Aktivitas olahraga dengan mengikuti irama/lagu, di antaranya adalah dengan menyanyikan lagu “Naik-naik kepuncak gunung” siswa melakukan gerak seperti yang terdapat dalam lirik lagu misalnya lirik ‘naik-naik’ siswa melangkah dengan angkatan paha tinggi, guru dapat membubuhi dengan cerita di depan ada parit mari melompat, jalan jinjit, dan sebagainya. Lagu ‘pergi ke hutan’ setelah menyebut nama hewan tertentu misalnya kera, setelah sampai lirik “beginilah jalannya, beginilah jalannya” maka siswa melakukan gerakan seperti gerak binatang kera, guru dapat menambah dengan cerita untuk menambah tugas gerak yang harus dilakukan siswa.
Untuk pembelajaran aktivitas olahraga dengan metode ini guru dituntut untuk kaya akan imajinasi dan pandai membuat cerita menarik agar siswa mau melakukan tugas gerak tanpa keterpaksaan.




DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Marian E Borden. 2001. SMART STRART, Panduan Lengkap Memilih Pendidikan Prasekolah Balita Anda. Kaifa:Bandung

M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung

M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.

Santrock, Jhon W. 2010. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Airlangga.

Umi. Kayam. 2009. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Bandung: Media Kita.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts