Budaya hidup
sehat dengan olaharaga tentunya harus menjadi sebuah life
style ataupun gaya hidup bagi setiap individu dalam segala usia tidak
terkecuali usia dini. untuk menerapkan budaya hidup sehat dengan berolahraga
tentunya harus dimulai dari keluarga khususnya orang tua dengan mengajak anak
sedini mungkin untuk berolahraga sehingga anak nantinya akan terbiasa melakukan
aktivitas jasmani yang dilakukan oleh orang tuanya, karena apabila anak
mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan motoriknya akan menjadi baik
dan terhindar dari obesitas dan segala macam penyakit. Pada saat sekarang ini
terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam bidang olahraga semakin besar
ini terbukti telah banyak dibukanaya club-club olahraga atau sekolah-sekolah
sepak bola bagi anak sekolah dasar. dalam institusi pendidikan pun semakin
diperhatikan sarana dan prasarana kompetisi olahraga, bahkan sampai dengan
kompetisi olahraga usia dini tingkat nasional, keterlibatan atlit-atlit usia
dini ini juga tidak terlepas dari keterlibatan orang dewasa sebagai pelatih,
Pembina maupun orang tua atlet oleh karena itu pelatihan olahraga usia dini
harus dilakukan secara terus menerus dan terprogram agar dapat terciptanya
atlet-atlet usia dini yang potensial, olahraga juga mempunyai peran yang sangat
penting bagi anak usia dini khususnya bagi tumbuh dan kembang anak agar menjadi
optimal baik dari segi fisik, mental dan emosionalnya.
Untuk itu
tulisan ini akan membahas secara spesifik tentang peranan olahraga bagi anak
usia dini. Dari aspek fisik olahraga bagi anak usia dini merupakan hal
yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang nya secara jasmani. Aktivitas
fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal tapi itu bukan
berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang
dewasa, olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk
gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, barai gym, atau bulutangkis.
Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian itu sudah
merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi
gerak agar menjadi lebih baik. Olahraga untuk anak sarat dampak positif seperti
disebut dibawah ini.
1. Pertumbuhan dan
Perkembangan Organik
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang
bersifat irreversible(tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan perkembangan
adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Aktivitas yang bersemangat, teratur serta terus menerus sangat penting untuk
mempertebal lapisan persendian, memperkuat pengikat ke tulang, serta pengikat
tulang-tulang dalam tubuh. Sehingga kemampuan paru-paru, jantung dan saluran
darah dalam menyuplai oksigen ke jaringan-jaringan.Memperkokoh dan memperkuat
tulang serta memelihara jaringan-jaringan lemak tubuh, mengurangi
komposisi lemak tubuh serta dapat Mengendalikan obesitas karena pengeluaran
energi tubuh meningkat, selain itu juga dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel agar berkembang secara optimal dengan melakukan aktivitas
fisik tersebut.
2. Keterampilan Neomusculer /
Motorik
Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar sedangkan motorik halus adalah gerakan tubuh
dengan menggunakan otot-otot halus. Adapun pencabaran sebagai berikut :
a. Keterampilan gerak kasar
Pada usia
dini diharapkan anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik kasar seperti,
menurunkan tangga langkah demi langkah, berjalan mundur, berlari dan langsung,
melompat-lompat dengan kaki bergantian, berjinjit dengan tangan di
pinggul, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan
menggunakan dua tangan. Di samping hal ini, sebagai guru harus memperhatikan
anak dalam kegiatan yang dilakukan. Anak-anak belum menyadari seberapa besar
bahaya yang ada disekitarnya,maka dari itu sebagai guru harus memberi
peringatan dan mengawasi langsung pada saat anak bermain.
b. Motorik Halus
Motorik halus
adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus.
Gerakan ini lebih mengarah terhadap gerak koordinasi mata dan tangan dan
kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan
ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya.
3. Perkembangan intelektual
Olahraga juga
bermanfaat untuk perkembangan intelektual. Olahraga juga memberikan kesempatan
kepada anak untuk bergetrak mengekspresikan dirinya. Meneriakan suara sesuai
dengan gerakan yang dilakukan. Mengaktifkan fungsi kognitif melalui peran
simbolik, pengembangan bahasa, dan penggunaan simbol-simbol di awal usia muda,
dan mengembangkan kemampuan belajar strategis, membuat keputusan,
mengintegrasikan informasi, dan memecahkan masalah-masalah pada perkembangan
usia selanjutnya.
4. Perkembangan emosional
dan sosial
Pendidikan
jasmani berguna bagi perkembangan pribadi dan sosial yang menuntutupaya
individu dan interaksi dengan yang lain. Perolehan nilai-nilai sosial yang
diinginkan seperti kerjasama, komitmen, kepemimpinan kejujuran serta tanggung
jawab dan toleransi perlu diajarkan melalui partisipasi dalam pengajaran
berbasis aktivitas. Menyukai aktivitas fisik akan menigkatakankepercayaan
diri dan kesadaran sosial. Damon & Hart, 1982 (Peterson,
1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self image
anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di
bidang olahraga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya.
Aktivitas jasmani
juga memberikan suatu kesempatan untuk pelepasan ketegangan emosional melalui
cara-cara yang tepat. Manakala partisipasi ditunjukkan siswa yang juga
didukungpula oleh lingkungan, para siswa dapat meningkatkan perasaan
self-esteem mereka ,melepaskan ketegangan, dan mengembangkan inisiatif,
mengarahkan diri, dan berkreativitas.Hal tersebut juga seiring dengan hasil
penelitian yang dilakukanEllerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan
motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
Kesimpulan
Usia dini
adalah usia yang paling baik untuk memacu tumbuh kembang anak agar pertumbuhan
dan perkembangannya menjadi optimal. Tumbuh kembang menekankan pada 4
aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu:
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan berbahasa,
serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak
perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak
berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola
pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalamperkembangan motorik
anak. setelah anak meguasai pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat
dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan
kerjasama dan kompetisi. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah
kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa
barulah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan olahraga
usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan
diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga nasional maupun internasional.
Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan mempunyai
pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh, sedang perkembangan adalah
semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa
kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh terhadap tingkah laku saat
usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil,
gigih meraih
cita-cita,
nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja
keras. Demikian juga sebaliknya, masa anak-anak dididik dengan kemanjaan,
segalanya serba mudah dan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang
mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Menurut Eliyawati (2005:18),
karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktifitas
belajar di antaranya adalah bersifat unik, egosentris, aktif dan energik,
eksploratif dan berjiwa bertualang, ekspresi perilakunya relatif spontan, kaya
dan senang dengan fantasi/daya kayal, mudah frustasi, kurang pertimbangan, daya
perhatiannya pendek, gairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman
dan semakin menunjukkan minat terhadap teman.[6]
Usia terbaik
untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang optimal
akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat ia masih
di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6 tahun.
Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak
berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek
kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak
kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan
bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
Perkembangan
kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal.
Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut:
1. Terjadi perkembangan otot-otot
besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan
anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa
dilakukannya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar
misalnya: berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul
berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan.
Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2. Dengan berkembangnya otot-otot
besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak
laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan
kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan
secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian tubuh yang lain,
menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan
gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan
meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya
bermacam-macam ketrampilan gerak dasar.
4. Terjadi peningkatan koordinasi
gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat. Koordinasi gerak yang meningkat
dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan
anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik.
Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keleluasaan
rentangan gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan.
5. Meningkatnya kemungkinan dan
kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik bisa merangsang
perkembangan pengenalan konsepkonsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan
sebab-akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar
objek yang berada di luar dirinya.
Dengan aktif
bergerak mengikuti permainan itu kebugaran jasmani akan meningkat. Pengertian
dari memberikan pengalaman gerak yang bermacam-macam (multilateral training)
adalah anak-anak diberi kesempatan mengalami berbagai macam pengalaman gerak
yang berbeda- beda, misalnya: memanjat, merangkak, merayap, mengguling,
meluncur, melompat, menggantung, bermain di air, menarik, mendorong, berjalan
dengan tangan, dan sebagainya. Pengalaman gerak yang bermacam-macan ini dapat
menggunakan alat maupun di alam terbuka.
Contoh latihan
keseimbangan di alam terbuka adalah dengan cara melakukan gerak
berjalan/berlari di pematang sawah, berjalan di atas jembatan bambu , latihan
berjalan di ketinggian tertentu, dan sebagainya. Latihan memanjat dilakukan
dengan cara memanjat pohon mangga, memanjat pohon jambu, memanjat tangga,
memanjat tali, memanjat pagar, memanjat dinding/tebing, dan sebagainya.
Demikian juga
keterampilan gerak yang lain, seperti tersebut di atas dapat dilatih dengan
menggunakan alat maupun di alam terbuka. Penting untuk diperhatikan bagi
pendidik/orang tua jangan terlalu banyak melarang kebebasan bermain anak-anak
ini karena alasan kasih sayang atau perlindungan terhadap anak. Apabila larangan
ini sering dilakukan maka anak-anak akan mengalami kekurangan pengalaman gerak,
padahal pengalaman gerak pada masa anakanak (childhood) akan sangat besar
pengaruhnya terhadap keterampilan gerak pada masa dewasa (adulthood). Dalam
kehidupan orang dewasa kadang- kadang manusia dihadapkan pada tuntutan gerak
yang bermacam-macam dengan tingkat kesulitan yang berbeda- beda. Anak-anak yang
mempunyai pengalaman gerak yang banyak akan lebih cepat menyesuaikan diri
dengan tuntutan gerak baru yang harus dilakukan.
Aktivitas
olahraga untuk mengembangkan fungsi panca indera di antaranya adalah:
(1) indera penglihatan, dengan
permainan hijau-hitam, permainan pengemudi jenius menggunakan alat bantu
berbagai macam bendera yang berbeda-beda warna, permainan pengemudi jenius
dengan alat bantu bermacam- macam benda yang berbeda-beda bentuk, dan
sebagainya, dan setiap warna/bentuk mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
(2) indera pendengaran, dengan
permainan Si Buta mencari anak, bermain sepak bola dengan bola dapat berbunyi
dengan mata tertutup, permainan informasi bersambung/ estafet, dan sebagainya;
(3) indera penciuman, dengan
permainan Penciuman Ajaib mempergunakan alat bantu berupa berbagai macam benda
dengan aroma yang berbeda-beda, dan setiap aroma mempunyai tugas gerak
yang berbeda;
(4) indera peraba, dengan
permainan pembebasan sandera yakni dengan berbagai macam jenis sentuhan pada
bagian tubuh yang berbeda- beda, dan setiap jenis sentuhan mempunyai tugas
gerak yang berbeda pula;
(5) indera perasa, dengan permainan
Lidah Sakti, yakni dengan mempergunakan alat bantu bermacam-macam makanan yang
memiliki rasa yang berbeda-beda, dan setiap rasa mempunyai tugas gerak yang
berbeda pula.
Guru
Penjasorkes harus pandai berkreasi membuat permainan untuk tujuan mengembangkan
panca indera. Hal ini penting karena indera adalah ujung tobak seseorang dalam
menerima rangsang (stimulus), kesalahan memahami rangsangan maka akan salah
juga dalam memberi tanggapan (respon). Aktivitas olahraga untuk mengembangkan
fantasi/imajinasi, misalnya dengan lomba lari estafet membentuk gambar tertentu
dengan puzzel, menggambar dengan cara estafet, lomba lari estafet dengan
membentuk bentuk tertentu, misalnya rumah, meja, sandaran papan tulis dengan
alat bantu potongan pipa atau potongan balok, dan sebagainya.
Aktivitas
olahraga untuk mengembangkan imajinasi dapat juga berupa menirukan gerak hewan,
alam, dan benda mati lainnya misalnya: permainan menjadi patung, musang memburu
anak ayam, menjala ikan, perubahan wujud benda, permainan tanggap bencana, dan
lain-lain.
Aktivitas
olahraga dengan mengikuti irama/lagu, di antaranya adalah dengan menyanyikan
lagu “Naik-naik kepuncak gunung” siswa melakukan gerak seperti yang terdapat
dalam lirik lagu misalnya lirik ‘naik-naik’ siswa melangkah dengan angkatan
paha tinggi, guru dapat membubuhi dengan cerita di depan ada parit mari
melompat, jalan jinjit, dan sebagainya. Lagu ‘pergi ke hutan’ setelah menyebut
nama hewan tertentu misalnya kera, setelah sampai lirik “beginilah jalannya,
beginilah jalannya” maka siswa melakukan gerakan seperti gerak binatang kera,
guru dapat menambah dengan cerita untuk menambah tugas gerak yang harus
dilakukan siswa.
Untuk
pembelajaran aktivitas olahraga dengan metode ini guru dituntut untuk kaya akan
imajinasi dan pandai membuat cerita menarik agar siswa mau melakukan tugas
gerak tanpa keterpaksaan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas.
2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Marian E Borden. 2001. SMART STRART, Panduan Lengkap Memilih Pendidikan Prasekolah Balita Anda.
Kaifa:Bandung
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
Santrock, Jhon W. 2010. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Airlangga.
Umi. Kayam. 2009. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Bandung: Media Kita.
No comments:
Post a Comment