Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, April 1, 2020

Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Mendongeng



Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu tentang cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. dan emilihan cerita antara lain ditentukan oleh :
1.   Pemilihan Tema dan judul yang tepat Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia anak? Seorang pakar psikologi pendidikan bernama Charles Buhler mengatakan bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya “menari-nari”. Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia, misalnya;
a.   sampai ada usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti: Si wortel, Tomat yang Hebat, Anak ayam yang Manja, kambing Gunung dan Kambing Gibas, anak nakal tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang jahat, raksasa yang menyeramkan dan sebagainya.
b.   Pada usia 4-8 tahun, anak-anak menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti; Perjalanan ke planet Biru, Robot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya
c.   Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya
2.   Waktu Penyajian Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng menyimpulkan sebagai berikut; a. Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit b. Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit c. Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit Namun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita menjadi lebih panjang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atraktif, komunikatif dan humoris.
3.   Suasana (situasi dan kondisi) Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional, ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan profesi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi ceritanya. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi cerita yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita untuk segala suasana.
Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran di PAUD mempunyai beberapa manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan PAUD antara lain:
a.    Untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan dan dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah.
b.   Dapat memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral, dan keagamaan.
c.    Kegiatan bercerita dapat memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.
d.   Kegiatan bercerita dapat memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat menggetarkan  perasaan, membangkitkan semangat dan dan menimbulkan keasyikan tersendiri maka kegiatan bercerita memungkinkan mengembangkan dimensi perasaan anak.
e.    Untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang yang ada disekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
f.    Dapat membantu anak membangun bermacam kemungkinan propesi yang dipilih anak dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
g.   Kegiatan bercerita dalam kaitan kehidupan sosial anak dapat dipergunakan guru untuk menuturkan bermacam pekerjaan yang ada dalam masyarakat yang beraneka ragam yang dapat menimbulkan sikap pada diri anak yang dapat menghargai bermacam-macam pekerjaan.
h.   Melatih daya serap anak, artinya anak usia dini dapat dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.
i.     Melatih daya pikir anak, artinya anak dapat terlatih untuk memahami proses cerita, mempelajari hubungan sebab akibatnya termasuk hubungan-hubungan dalam cerita.
j.     Melatih daya konsentrasi anak, untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan cerita.
k.   Melatih daya imajinasi anak.
l.     Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
Menurut Tadkiroatun Musfiroh, (2005:95) ditinjau dari beberapa aspek, manfaat metode bercerita sebagai berikut:
1)      Membantu pembentukan pribadi dan moral anak,
2)      Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi,
3)      Memacu kemampuan verbal anak,
4)      Merangsang minat menulis anak,
5)      Merangsang minat baca anak,
6)      Membuka cakrawala pengetahuan anak
Sedangkan menurut Bachri (2005: 11), manfaat bercerita adalah “dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya”.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts