Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, April 12, 2020

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM Sejarah Pemikiran dan Gerakan






            Di dunia Islam timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan jalan demikian pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasanan kemunduran untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan.
            Sejarah Islam sebagai agama mengalami perkembangan yaitu maju-mundurnya umat Islam yang terjadi dalam sejarah. Secara garis besar sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode besar yaitu klasik, pertengahan dan modern. Periode klasik merupakan zaman kemajuan yang terbagi ke dalam dua fase yaitu fase kemajuan dan fase disintegrasi. Di masa fase kemajuan, Islam berkembang secara pesat baik secara wilayah maupun secara kebudayaan. Pada zaman inilah lahir sejumlah Imam Besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal. Pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah mulai menurun dan akhirnya Bagdad dapat dirampas dan dihancurkan.
            Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran, disintegrasi semakin meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah serta Arab dan Persia semakin kelihatan. Dunia Islam terbagi antara dunia Arab terdiri Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara dengan Mesir sebagai pusatnya serta dunia Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah dengan Iran sebagai pusat.
            Periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Di periode modern inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam.

I.            Mesir
Pembaharuan di Mesir dimulai pada saat Napoleon mulai datang ke Mesir untuk menaklukan bangsa Mesir dan menguasainya. Akan tetapi kedatangan Napoleon ke Mesir selain membawa tentara perang juga membawa kaum sipil yang terdiri ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Selain itu juga membawa alat percetakan dengan huruf latin. Ekpedisi Napoleon bukan hanya kepentingan militer tetapi juga kepentingan ilmiah yaitu dengan membentuk lembaga ilmiah yang bernama Institut d’ Egypte, yang mempunyai bagian Ilmu Pasti, Ilmu Alam, Ekonomi Politik dan Sastra Seni. Para ulama Mesir diperbolehkan berkunjung ke tempat tersebut agar terjadi akulturasi budaya antara kebudayan Mesir dengan Kebudayaan Eropa khususnya Perancis.
Selain perubahan dalam bidang kebudayaan tersebut, ada ide-ide baru yang dibawa Napoleon ke Mesir yaitu ide sistem pemerintahan yang berbentuk republik, ide egaliter (persamaan) kedudukan dan turut sertanya rakyat dalam soal pemerintahan dan ide kebangsaan yang terkandung dlaam maklumat Napoleon bahwa orang Perancis merupakan suatu bangsa (nation).
Ada beberapa tokoh yang mempengaruhi adanya pembaharuan di Mesir yaitu sebagai berikut :
a.       Muhammad Ali Pasya
b.     Al-Tahtawi
c.      Jamaludin Al-Afghani
d.     Muhammad Abduh
e.      Rasyid Rida
f.         Murid dan Pengikut Muhammad Abduh  

II.         Turki
Pembaharuan di Kerajaan Usmani abad kesembila belas, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir, juga dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir, Muhammad Ali Pasyalah Raja yang memelopori pembaharuan, di Kerajaan Usmani raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan Mahmud II. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II seperti pembaharuan di bidang militer, perubahan dalam organisasi pemerintahan, dan perubahan yang penting dan yang kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di Kerajaan Usmani adalah perubahan dlaam bidang pendidikan. Sultan Mahmud mengadakan perubahan mendasar pada kurikulum sekolah, yaitu mulai masuknya pelajaran-pelajaran umum serta dibukanya berbagai sekolah seperti sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran, dan sekolah pembedahan.
Pembaharuan yang dilakukan sebagai kelanjutan dari usaha-usaha yang dijalankan oleh Sultan Mahmud II dikenal dengan nama Tanzimat. Pemuka utama dari pembaharuan di zaman Tanzimat adalah Mustafa Rasyid Pasya. Selain itu juga ada pemuka lainnya yaitu Mehmed Sadik Rifat Pasya. Pokok-pokok pemikirannya yaitu bahwa peradaban dan kemajuan modern barat dapat diwujudkan karena adanya suasana damai dan hubungan baik dengan negara-negara Eropa.
Terdapat pula golongan yang menentang kekuasaan absolut Sultan yang dikenal Usmani Muda. Usmani muda pada asalnya merupakan perkumpulan rahasia yang didirikan di tahun 1865 dengan tujuan untuk merobah pemerintahan absolut Kerajaan Usmani. Pemikir terkemuka dari Usmani Muda adalah Namik Kemal. Namik Kemal banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Sinasi, yaitu berupa ide-ide liberal, kesadaran nasional, pemerintahan konstitusional dan lain sebagainya. Ide-ide yang dimajukan oleh Namik Kemal seperti tersebut di atas yang menjadi pedoman dalam penyusunan undang-undang dasar 1876 dari Kerajaan Usmani.
Golongan Usmani muda semakin terkikis peranannya karena kekuasaan raja semakin absolut terutama pada saat pemerintahan Abdul Hamid. Kemudian bukan hanya kalangan intelektual yang dipengaruhi pemikiran liberal, tetapi juga di golongan pegawai sipil dan juga di kalangan militer. Dalam suasanan demikian timbullah gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintahan absolut Sultan Abdul Hamid. Oposisi dari berbagai kelompok inilah yang disebut golongan Turki Muda. Ide perjuangan Turki Muda antara lain dimajukan oleh tiga pemimpin yaitu Ahmed Riza, Mehmed Murad dan Pangeran Sabahudin.
Menurut Ahmed Riza, pendidikan dan ilmu pengetahuan positif akan menyelamatkan Kerajaan Usmani dari keruntuhan. Adanya dan terlaksananya sistem pendidikan yang baik berhajat pada pemerintahan konstitusional. Pemerintahan konstitusional tidak bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam terdapat ajaran musyawarah dan musyawarah adalah dasar pemerintahan konstitusional.
Dari berbagai gerakan pembaharuan yang terjadi di kerajaan Usmani, terdapat paling tidak tiga golongan pembaharuan yaitu golongan Barat, Islam dan Nasionalis. Golongan Barat pada dasarnya ingin mengambil peradaban Barat sebagai dasar pembaharuan. Sedangkan golongan kedua ingin yang menjadi dasar adalah ajaran Islam, dan golongan ketiga yang muncul kemudian melihat bahwa bukan peradaban Barat dan bukan Islam yang harus dijadikan dasar, tetapi nasionalisme Turki.   

III.        India dan Pakistan
Ide – ide pembaharuan yang dicetuskan oleh Syah Waliyullah di abad ke delapan belas diteruskan olehanaknya Syah Abdul Aziz ke generasi selanjutnya. Menurutnya belajar Bahasa Inggris bukan boleh saja, tetapi perlu untuk kemajuan umat Islam India waktu itu. Penerus Syah Abdul Aziz yang kemudian mempengaruhi dalam gerakan melaksanakan ajaran Syah Waliyullah adalah Sayyid Ahmad Syahid.
Menurut pendapat Sayyid Ahmad, umat Islam India mundur, karena agama yang mereka anut tidak lagi Islam yang murni, tetapi Islam yang telah bercampur dengan faham dan praktek yang berasal dari Persia dan India. Umat Islam India harus dibawa kembali ke ajaran Islam yang murni yaitu kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Sayyid Ahmad juga menentang taqlid kepada pendapat ulama, termasuk di dalamnya pendapat keempat Imam Besar. Oleh karena itu berpegang pada mazhab tidak menjadi soal yang penting, sungguhpun ia sendiri adalah pengikut mazhab Abu Hanifah. Karena taqlid ditentang, maka pintu ijtihad baginya terbuka karena ijtihad diperlukan untuk memperoleh interpretasi baru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Sayyid Ahmad dengan gerakan Mujahidinnya kemudian ingin menaklukkan daerah-daerah yang dikuasai oleh pemerintahan non Islam. Akan tetapi gerakan mujahidinnya dapat dikalahkan oleh Inggris.
Setelah hancurnya gerakan mujahidin dan kerajaan Mughal sebagai akibat pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam India, yang telah kenal pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau. Di  masa pemberontakan, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Sehingga oleh pihak Inggris dianggap berjasa sehingga hubungannya dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini dipergunakan untuk kepentingan umat Islam India.
Sayyid Ahmad Khas melihat bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di Barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat penghargaan yang tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam yang percaya pada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas. Karena ia percaya pada kekuatan akal, sungguhpun mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan.
Dari peninjauan mengenai perkembangan pemikiran dan gerakan pembaharuan yang terjadi di Mesir, Turki dan India-Pakistan dapatdilihat bahwa kesadaran akan kelemahan dan kemunduran umat Islam timbul pada diri pemimpin-pemimpin setelah adanya kontak langsung dengan dunia Barat di abad kedelapan belas dan mereka dapat mengadakan perbandingan antara dunia Islam yang sedang menurun dan dunia Barat yang sedang menaik. Kesadaran bertambah besar lagi setelah beberapa negara Islam dapat ditundukkan Barat ke bawah kekuasaan mereka.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts