Pengelolaan
program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan sebuah proyek atau
program tertentu. Akan tetapi, seringkali pengelolaan program pelatihan
dianggap sebagai suatu yang sederhana hingga banyak dikesampingkan. Hal ini
ditengarai dengan "tingkat keseriusan dan komitmen" berbagai pihak.
Banyak pihak lebih memperhatikan dan lebih menguntungkan "mengelola proyek
fisik" daripada "proyek pengembangan sumber daya manusia melalui
program pelatihan". Di samping itu, tercermin pula dalam "penyediaan
atau alokasi dana" yang relatif kecil untuk komponen pelatihan, baik
pelatihan bagi staf maupun pelatihan bagi kelompok sasaran. Dengan kata lain “management
training” atau “pengelolaan pelatihan”, yakni proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan.
Sebagai
suatu proses, istilah manajemen atau pengelolaan pelatihan bergamitan dengan
trisula aktivitas, yakni (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi
(Davies, 1976). Dari ketiga komponen tersebut dapat dikembangkan menjadi
beberapa langkah kegiatan bergantung pada pendekatan yang digunakan. Di antara
kita telah berpengalaman dalam mengelola "sesuatu kegiatan", baik
sebagai Pimpinan Proyek (PIMPRO) maupun sebagai salah satu staf organisasi.
Pada dasarnya Mengelola Pelatihan (Managing Training) tidak ada bedanya
dengan Mengelola Proyek yang sudah kita kenal selama ini. Pada umumnya Daur
Manajemen Pelatihan dapat dibagankan sebagai berikut.
Prosedur
pengelolaan pelatihan secara hierarkis dapat diuraikan sebagai berikut :
Langkah 1:
Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan
Melakukan analisa
kebutuhan pelatihan, baik kebutuhan pelatihan kelembagaan, kesatuan unit,
maupun individu. Di sisi lain, langkah ini disertai pula dengan identifikasi
sumber daya yang dimiliki sehingga memungkinkan permasalahan tersebut dapat
dipecahkan.
Langkah 2:
Menguji dan Analisis Jabatan dan Tugas
Menetapkan skala
prioritas, dengan menguji "bagian atau unit manakah atau siapa saja dan
posisi apa saja" yang perlu diprioritaskan dengan jalan melakukan analisis
jabatan atau analisis posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan analisis
spesifikasi tugas, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan,
keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi "standar" yang diharapkan
dalam uraian tugas yang ada.
Langkah 3:
Klasifikasi dan Menentukan dan Peserta Pelatihan
Berdasarkan hasil
analisis jabatan dan tugas, maka dapat menetapkan "siapa" atau
"calon peserta" yang potensial untuk mengikuti program pelatihan.
Langkah 4:
Rumuskan Tujuan Pelatihan
Dari
langkah-langkah tersebut, maka dapat dilakukan identifikasi “isi” atau “materi”
pelatihan yang diharapkan untuk dapat memenuhi persyaratan berdasarkan uraian
tugas dan tujuan organisasi.
Langkah 5:
Pendesainan Kurikulum dan Silabus Pelatihan
Dalam mendasain
kurikulum dan merencanakan program pelatihan, hendaknya dilakukan secara
partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pihak manajemen
untuk memperoleh komitmen lebih jauh guna "menciptakan situasi yang
mendukung dalam implementasi dan pasca pelatihan. Hal ini adalah kunci
keberhasilan program pelatihan.
Langkah 6:
Perencanaan Program Pelatihan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan program pelatihan, antara lain: (1) latar belakang
kegiatan, (2) tujuan pelatihan; (3) peserta pelatihan; (4) biaya/sumber dana;
(5) waktu dan tempat pelatihan, (6) jadwal pelatihan (waktu, materi, dan
pemateri); (7) susunan panitia pelaksana; (8) tata tertib; dan (9) nara sumber.
Langkah 7:
Penyusunan dan Pengembangan Kerangka Acuan (TOR)
Penyusunan dan
Pengembangan Kerangka Acuan mendeskripsikan tujuan dan struktur mengenai suatu
kegiatan, panitia, pertemuan, negosiasi, atau kesepakatan untuk bekerja sama
mencapai tujuan bersama.
Langkah 8: Pelaksanaan
Program Pelatihan
Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara
pelatihan yang menyangkut komunikasi, logistik, fasilitator, peserta dan
prasarana pendukung lainnya.
Langkah 9:
Evaluasi Program Pelatihan
Evaluasi pelatihan
dan tindak lanjut sangat penting untuk mengetahui berbagai kekurangan,
kelemahan, dan kelebihan, baik penyelenggaraan pelatihan maupun proses yang
terjadi. Dalam melakukan penilaian terdapat kegiatan menentukan nilai suatu
program (judgement).
Langkah 10:
Tindak Lanjut Pelatihan
Melalui evaluasi dan
tindak lanjut, pelatihan dapat diketahui manfaat dan dampaknya.
No comments:
Post a Comment