Sejarah Jerman sebagai suatu negara-bangsa dimulai semenjak
terbentuknya Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori
oleh Kerajaan Prusia. Namun demikian, penghunian wilayah tepian
timur Sungai Rhein, yang sekarang menjadi lokasi sebagian besar negara
Jerman, telah berlangsung sejak masa prasejarah, jauh hingga ke Zaman
Batu Tua(Paleolitikum).
Di tempat-tempat dekat aliran beberapa sungai besar yang berbukit-bukit
(misalnya Rhein dan Sungai
Neckar)
sejak ratusan ribu tahun sudah menjadi tempat bermukim beraneka ragam
masyarakat. Fosil Homo
heidelbergensis danHomo
neanderthalensis ditemukan
di tempat semacam ini. Pada periode yang lebih modern ditemukan peninggalan
darimanusia
Cro-Magnon dari Zaman Es terakhir. Peninggalan-peninggalan peradaban
Zaman Batu Baru (Neolitikum) dan Zaman Perundagian (baik Zaman Perunggu dan
Zaman Besi) juga ditemukan di banyak tempat.
Karena wilayahnya yang subur, berbagai suku pendatang
menghuni wilayah ini. Peninggalan peradaban pertama berasal dari
masyarakat Kelt dari masa milenium terakhir sebelum era modern
(Masehi) yang datang dari timur. Orang-orang Slavia juga menghuni bagian timur
(sekitar Sungai Elba). Kemudian datang kaum Germanik dari utara yang
menghuni wilayah yang sama dan perlahan-lahan mendesak kaum Kelt ke arah barat
menuju Perancis dan Inggris meskipun perkawinan campur di antara kedua kelompok
berbeda bahasa ini diperkirakan luas terjadi. Ketika orang Romawi mulai
berekspansi ke utara pada abad terakhir sebelum Masehi muncullah
catatan-catatan tertulis mengenai wilayah ini.
Catatan tertulis mengenai wilayah yang sekarang
disebut Jerman (era protosejarah) dimulai sejak adanya laporan-laporan
tertulis Romawi dan Yunani mengenai kaum "Barbar"
(berarti "biadab") yang mendiami bagian utara Pegunungan Alpen.
Periode ini biasa disebut oleh sejarawan sebagai Periode Antik. Pada masa
menjelang ekspansi Romawi, wilayah Jerman dihuni oleh berbagai puak
Germanik yang
saling bersaing satu sama lain. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh orang Romawi
untuk menaklukkan wilayah timur Sungai Rhein dan mendirikan provinsi Germania
Magna.
Pada abad pertama Masehi, pasukan Romawi kembali dapat didesak mundur hingga ke
tepi barat Rhein dan selatan Sungai Main dan Sungai Donau.
Perlahan-lahan, suku-suku Germanik ini mulai
memperluas wilayahnya ke arah barat setelah kekuatan Romawi memudar. Walaupun
Romawi secara politis sudah tidak kuat, namun secara budaya suku-suku Germanik
sangat terpengaruh oleh budaya Romawi. Secara bergantian bermunculan puak-puak
yang mendominasi dan mulai membentuk dinasti/wangsa berkuasa, seperti wangsa
Meroving dan wangsa
Salia.
Proses kristenisasi dan kultur feodalisme juga mulai terbentuk pada periode ini.
Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, umum dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa, dengan
ditemukannya dokumen-dokumen berbahasa
Jerman Kuna, bahasa Latinyang ditulis oleh penduduk setempat sendiri, atau
bahasa-bahasa lainnya.
Pada abad ke-8 muncul satu suku Jerman yang mencuat
dan mendirikan imperium, mengikuti contoh yang pernah ditunjukkan oleh orang
Romawi sebelumnya, yaitu Franka, dengan penguasa pertama Karl
Martel (Charles
Martel) dari Wangsa
Meroving.
Ia mendirikan Kerajaan Franka, yang mendominasi Eropa barat dan tengah hingga
beberapa abad sesudahnya. Puncak kejayaan kerajaan ini terjadi di masa
pemerintahan Karl Yang Agung (Charlemagne; memerintah 800-843) sekaligus
mendirikan Wangsa Karoling. Di akhir pemerintahannya, ia membagi
wilayah luasnya menjadi tiga, sesuai dengan tiga cucu lelakinya, yang dikenal
sebagai Perjanjian Verdun. Wilayah barat diperuntukan bagi Karl (Charles) yang
kelak menjadi Kerajaan Perancis, wilayah tengah diperintah oleh Lothar, dan
wilayah timur diperuntukkan bagi Ludwig (Louis).
Selanjutnya, panggung sejarah didominasi oleh suatu
federasi longgar berbagai dinastifeodal yang dikenal sebagai Kekaisaran
Romawi Suci sebagai
hasil penyatuan kembali wilayah Kerajaan Franka bagian timur dan tengah, serta
takluknya Italia bagian utara di tangan puak Jerman, yang membentang selama 8,5
atau hampir 10 abad tergantung dari mana orang menghitungnya, dari abad ke-9
atau ke-10 sampai tahun 1806, dan dipimpin oleh seorang kaisar. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini
mencakup wilayah modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia, Perancis timur, Swiss, dan Italia utara. Periode yang panjang ini
mengalami berbagai gejolak seperti Persaingan Investiturat,Kelaparan Besar 1315-1317, Wabah Hitam (The Black Death) 1347-1351, dan disepakatinyaPiagam Emas 1356 (Die Goldene Bulle)
sebagai konstitusi pertama kekaisaran ini.
Pada abad ke-16, ketika telah kehilangan banyak teritori bangsa
non-Jerman, kekaisaran ini sempat disebut sebagai "Kekaisaran Romawi Suci
Bangsa Jerman". Abad ini menyaksikan pula dimulainya Reformasi Protestan, yang dimulai oleh Martin Luther pada tahun 1517 di Wittenberg, sekarang terletak di Sachsen-Anhalt.
Akibat dianutnya aliran baru kekristenan ini oleh berbagai raja anggota
Kekaisaran terjadilah ketegangan internal dalam Kekaisaran, yang memuncak
dengan terjadinya Perang
Tiga Puluh Tahun (1618–1648).
Rangkaian peperangan ini berakhir dengan disepakatinya Perdamaian Westfalia. Perang tersebut selanjutnya merombak
tatanan politik Kekaisaran karena beberapa waktu kemudian menandai era
persaingan di antara dua kekuatan politik, yaitu Wangsa Habsburg dariKerajaan
Austria yang
menganut Katolik sebagai kekuatan tradisional dan Wangsa
Hohenzollern cabang
Utara penguasa Kerajaan Prusia yang menganut Kristen Protestan yang
berangsur-angsur semakin menguat.
Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme
menjadi negara militeristik, dengan terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866. Karena peran
negara yang represif, munculnya gerakan liberalisme di Eropa, sertaRevolusi
Februari 1848 di Perancis, sempat terjadirevolusi pada tahun
1848 yang
dimotori oleh mahasiswa dan kaum buruh. Walaupun dapat diredam, revolusi ini
menghasilkan
parlemen pertama di Jerman, yaitu Parlemen Frankfurt, matangnya simbol-simbol kebangsaan (bendera dan bakal lagu kebangsaan), dan menjadi pendorong terbentuknyaKekaisaran Jerman tahun 1871–1918 seusai perang Perancis-Prusia (1870-1871). Sejak saat ini Jerman mengadopsi sistem parlementer dengan kanselir sebagai kepala pemerintahan. Kanselir pertama adalah Otto von Bismarck.
parlemen pertama di Jerman, yaitu Parlemen Frankfurt, matangnya simbol-simbol kebangsaan (bendera dan bakal lagu kebangsaan), dan menjadi pendorong terbentuknyaKekaisaran Jerman tahun 1871–1918 seusai perang Perancis-Prusia (1870-1871). Sejak saat ini Jerman mengadopsi sistem parlementer dengan kanselir sebagai kepala pemerintahan. Kanselir pertama adalah Otto von Bismarck.
Perang Dunia I berakhir dengan runtuhnya Kekaisaran Jerman (dan
juga Kekaisaran
Austria-Hungaria,
saingannya) sekaligus menandai era republik dengan berdirinya Republik Weimar tahun 1919. Jerman kehilangan
wilayah Alsace-Lorraine (yang dicaploknya pada tahun 1871) dan sebagian
wilayahnya di Polandia, terutama kota pelabuhan Danzig. Periode demokrasi ini berlangsung
relatif singkat dan berakhir 1933.
Setelah pemerintahan otoriter Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa kehancuran bangsa
ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik
Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik
Demokratik Jerman (Jerman
Timur) sebagai simbolPerang Dingin sejak 1949. Kekalahan dalam Perang Dunia II
telah membuat Jerman kehilangan wilayah
timur yang
jatuh ke tangan Polandia dan Rusia. Terjadi pula aksi balas dendam di
Polandia dan Cekoslowakia berupa pengusiran paksa orang-orang Jerman dari wilayah mereka (Zwangsvertreibung).
Di Rusia, orang-orang keturunan Jerman banyak yang dibuang ke
wilayah timur (Siberia).
Era dwi-pemerintahan ini ditandai dengan berpindahnya
ibukota Jerman Barat ke Bonn(1949) dan dibangunnya tembok Berlin (1963). Keadaan ini berlangsung
hingga terjadinya Revolusi Rusia 1988 yang berakibat melemahnya Blok Timur.
Pada tahun 1989 Hungaria(anggota Blok Timur) membuka perbatasannya dengan
Austria (anggota Blok Barat) yang berakibat mengalirnya ribuan pengungsi Jerman
Timur ke kedutaan besar Jerman di Winadan gelombang demonstrasi di Jerman
Timur. Krisis ini memaksa pemerintah Jerman Timur meletakkan kekuasaannya dan
menyetujui penyatuan dengan Republik Federal Jerman,
yang secara resmi ditandatangani tanggal 3 Oktober 1990 (sekarang menjadi Hari
Persatuan Jerman, Tag
der Deutschen Einheit).
Ibukota kemudian disepakati pindah ke Berlin lagi pada
tahun 1993, dan terlaksana pada tahun 1999. Tahun itu ditandai pula dengan
mulai digunakannya mata uang bersama Euro, menggantikan Mark Jerman.
No comments:
Post a Comment