Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, April 12, 2020

BAHASA DAERAH UNTUK ANAK USIA DINI





Saat ini, bahasa Sunda yang merupakan bahasa ibu daerah Jawa Barat mulai terpinggirkan. Hal tersebut terlihat dari jarangnya penggunaan bahasa Sunda dalam pergaulan sehari-hari. Terutama terjadi di daerah perkotaan. Anak cenderung dikenalkan bahasa pertamanya yaitu bahasa Indonesia.
Penyebabnya, tidak selalu karena gempuran bahasa asing atau kata – kata gaul di kalangan remaja, tapi karena faktor pendidikan di lingkungan keluarga yang tidak memperkenalkan bahasa Sunda pada anak sejak dini.
Menurut Rosidi dalam Haerudin (2006:20) mengemukakan bahwa,
 …bahasa sunda sekarang dalam proses kematiannya, karena kita saksikan orang Sunda secara perlahan-lahan sedang melakukan pembunuhan terhadap bahasa Sunda yang tidak mau bercakap–cakap dengan menggunakan bahasa Sunda. Walaupun dengan sesama orang sunda.     
Banyak orang tua yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu untuk anak mereka. Mereka berdalih bahwa bahasa Sunda memiliki tata krama bahasa yang rumit, sehingga mereka takut salah memperkenalkan dan menerapkannya pada anak mereka. Ada pula yang berpandangan bahwa status sosial bahasa Sunda lebih rendah dibanding bahasa Indonesia.
Selain itu, bahasa Sunda juga kurang mendapatkan perhatian dari beberapa guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terbukti dengan penggunaan bahasa pengantar kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh bahasa Indonesia. Di PAUD juga sangat jarang terdapat pembelajaran kosakata bahasa Sunda secara khusus. Dengan kata lain, pengembangan kemampuan berbahasa Sunda di PAUD kurang optimal.  
Sebagai akibatnya sangat jarang anak–anak pada zaman sekarang yang mengerti dan mampu menggunakan bahasa Sunda. Jika hal tersebut dibiarkan berkelanjutan, maka kepunahan bahasa Sunda bukanlah hal yang mustahil. Padahal didalam Undang-Undang Dasar Pasal 32 ayat 2 telah jelas tertulis bahwa : “(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”.
Bahasa Sunda merupakan aset budaya Indonesia yang wajib dijaga dan dilestarikan. Sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat mewujudkan hal tersebut dengan memperkenalkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa Sunda kepada siswa di PAUD.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 didefinisikan sebagai berikut :
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan   kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut.
Pada hakekatnya PAUD diselenggarakan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Salah satunya perkembangan bahasa anak. PAUD merupakan wadah yang tepat untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak, termasuk bahasa Sunda.
Keberhasilan mengembangkan kemampuan bahasa anak tidak lepas dari peran seorang guru. Seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak tanpa mengurangi isi dari materi pembelajaran. Caranya yakni dengan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan usia anak didik. Selain itu dalam mengembangkan bahasa anak seorang guru harus memperhatikan dan memahami tahapan perkembangan bahasa anak.




No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts