A.
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin. Manajemen merupakan
kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan karena dia menjabat sebagai
manajer untuk mengolah input menjadi output melalui proses manajemen.
Kegiatan peranan yang harus dilakukan seorang manajer akan selalu dan
harus ada disetiap jenjang manajemen dalam struktur organisasi baik di posisi
manajer puncak, madya, dan lini. Perbedaan nya hanyalah terletak pada wewenang
dalam mengambil keputusan di mana semakin ke atas seseorang dalam kedudukan nya
pada posisi organisasi maka semakin besar kewenangannya dalam mengambil
keputusan.
Organisasi adalah suatu hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat luas,
sebab hampir di setiap lapisan masyarakat memiliki organisasi untuk menjalankan
suatu tujuan yang ingin dicapai. Setiap orang memiliki dasar untuk memimpin
yang juga merupakan bagian dari organisasi, paling tidak setiap masing-masing
orang memimpin dirinya sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini juga organisasi semakin berkembang, karena organisasi sangat
di perlukan dalam pembagian tugas baik secara individual ,maupun sosial
(bersama-sama). Maka dari itu penting bagi kita, mempunyai pengetahuan tentang
manajemen dan organisasi agar dapat mengembangkan potensi diri sebaik mungkin,
terutama dalam keorganisasian.
Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
organisasi merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik.
Contohnya jika kita bekerja pada sebuah perusahaan, kita kan melakukan suatu
organisasi. Oleh sebab itu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dari
organisasi, fungsinya dan apa manfaatnya.
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan
semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi.
Resaouces tersebut dapat tergolongakan menjadi dua bagian besar, yaitu: human
resource dan non human resaouces. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga
pendidikan islam yang termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari
berbagai unsure atau sumber, dan manusia lah merupakan unsure terpenting. Untuk
itudapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinya untuk
menubuhkan iklim kerja sama dengan mudah an dapat menggerakan sumber-sumber
daya yang ada sehingga dapat mendaya gunakanya dan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
Dengan demikian kehidupan suatu
organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang
efektif adalah kepemimpinan yang Mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha
kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi.
Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan
orientasi tugas dengan orientasi
hubungan manusia.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Manajemen
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno ménagement,
yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.
Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara
beragam, diantaranya menurut Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1)
mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Menurut Stoner yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Gulick dalam Wijayanti (2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu
bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Schein (2008: 2) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya
manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara
profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan
berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka
karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional
harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan
cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.
Berdasarkan pengertian pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen
merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang
melakukannya disebut manajer.
2.
Pengertian
Organisasi
Organisasi
dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna
itu organisasi
dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama dalam
usahanya untuk mencapai tujuan. Di kegiatan itu orang-orang harus jelas tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya.
Pengertian yang
demikian disebut organisasi yang “statis”, karena sekedar hanya melihat dari
strukturnya. Di samping itu terdapat pengertian organisasi yang bersifat
“Dinamis". Pengertian ini organisasi dilihat dari pada sudut dinamikanya,
aktivitas atau tindakan dari pada tata hubungan yang terjadi di dalam
organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun informal.
Waldo
yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya “Studi tentang Ilmu Administrasi
Konsep, Teori, dan Dimensi” (2003:124) menyatakan definisi organisasi adalah:
“Organisasi adalah struktur hubungan-hubungan di antara orang-orang berdasarkan
wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi”.
Sedangkan
pengertian organisasi menurut Thoha yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya
“Studi tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi” (2003:124)
mengemukakan bahwa:
“Organisasi
merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur yang menunjukkan wewenang,
tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.
Hubungan yang berstruktur ini disebut hirarki dan konsekuensi dari hirarki
ialah adanya kategori kelompok superior dengan kelompok subordinasi.”
Adapun pengertian
Organisasi menurut Weber yang dikutip oleh Thoha dalam bukunya “Perilaku
Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya” (2014:113) bahwa :
“Organisasi
merupakan suatu batasan-batasan tertentu (boundaries), dengan demikian
seseorang yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan
sendiri. Mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.”
Sejalan dengan
definisi-definisi di atas menurut Handayaningrat (1981:43), menyatakan ciri-ciri
organisasi sebagai berikut :
1)
Adanya suatu
kelompok orang yang dapat dikenal.
2)
Adanya kegiatan
yang berbeda-beda tapi satu sama lain saling berkaitan.
3)
Tiap-tiap
anggota memberikan sumbangan usahanya ataupun tenaganya.
4)
Adanya
kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
5)
Adanya suatu
tujuan.
3.
Unsur
Organisasi
Menurut Kontz sebagaimana dikutip oleh
Triyo, organisasi adalah pembinaan hubungan, wewenang, dan dimaksudkan untuk
mencapai koordinasi yang struktur, baik secara vertikal maupun secara
horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur organisasi tersebut meliputi:
a) Manusia,
unsur yang bekerjasama; ada pimpinan dan ada yang dipimpin
b) Sasaran,
yakni tujuan yang hendak dicapai
c) Tempat,
kedudukuan dimana manusia memainkan peran, wewenang dan tugasnya
d) Pekerjaan
dan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya
e) Teknologi,
yaitu berupa hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga
tercipta organisasi
f)
Lingkungan,
yakni adanya lingkungan yang saling mempengaruhi. (Marno dkk, 2008: 19).
4.
Perilaku
Organisasi
Perilaku
Organisasi sangatlah penting dalam suatu kegiatan organisasi karena setiap
orang memiliki perilaku yang tidak sama, maka dari itu dalam mempelajari
perilaku organisasi menurut Davis yang dikutip oleh Dharma (1993: 5) yaitu:
1) Orang-orang
Membentuk sistem sosial intern organisasi, mereka
terdiri dari orang-orang dan kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok
kecil, Selain itu ada kelompok yang lebih resmi dan formal.
2) Struktur
Menentukan hubungan resmi orang-orang dalam
organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua
aktivitas organisasi, ada manajer dan pegawai.
3) Teknologi
Menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang
untuk bekerja dan sumber daya itu memoengaruhi tugas yang mereka dapat
menghasilkan banyak hal dengan tangan kosong. Jadi, mereka mendirikan bangunan,
merancang, mesin mencipatakan proses kerja dan merakit sumber daya.
4) Lingkungan
Semua organisasi beroperasi didalam lingkungan luar,
organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari sistem yang lebih
besar yang banyak memuat unsur lain, seperti pemerintah, keluarga dan
organisasi lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu sistem yang
rumit yang menjadi corak hidup sekelompok orang.
Adapun
indikator perilaku organisasi antara lain menurut Thoha (2014:36) yaitu:
1) Manusia
berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama Prinsip dasar kemampuan ini
amat penting diketahui untuk memahami mengapa seseorang berbuat dan berperilaku
berbeda dengan yang lain. Karena sejak lahir manusia ditakdirkan tidak sama
kemampuannya. Adapula yang beranggapan bukan disebabkan sejak lahir, melainkan karena
perbedaan menyerap informasi dari suatu gejala, dan ada pula yang beranggapan
kemampuan disebabkan oleh kombinasi keduanya. Oleh karenanya kecerdasan
merupakan salah satu perwujudan dari kemampuan seseorang.
2) Manusia
mempunyai kebutuhan yang berbeda Ahli-ahli ilmu perilaku umumnya membicarakan
bahwa manusia ini berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan.
Dengan kebutuhan ini dimaksudkan adalah beberapa pernyataan didalam seseorang
yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapai suatu obyek atau
hasil.Kebutuhan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain. Seseorang
karyawan yang didorong untuk mendapatkan tambahan gaji, tingkah perilakunya
jelas akan berbeda dengan karyawan yang didorong oleh keinginan memperoleh
kedudukan agar mendapatkan harga diri di dalam masyarakat.
3) Orang
berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak Kebutuhan-kebutuhan
manusia dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing didalam banyak hal,
seseorang dihadapkan dengan sejumlah kenbutuhan yang potensial harus dipenuhi
lewat perilaku yang dipilihnya. Misalnya: seseorang diberikan pilihan pada dua
hal dan harus dapat memutuskan salah satu dari kedua keputusan tersebut dan harus
dapat menerima resiko yang diambil.
4) Seseorang
memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan
kebutuhannya Memahami lingkungan adalah suatu proses aktif, dimana seseorang berusaha
membuat lingkungan menjadi berarti baginya proses aktif ini melibatkan
seseorang individu untuk mengakui secara selektif aspek-aspek yang berada dari
lingkungan, menilai apa yang dilihat dari lingkunganya menilai dari apa yang
dilihat dari hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan mengevaluasi dengan
apa yang dialaminya dan kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
nilai-nilai.
5) Seseorang
itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang Orang-orang jarang-jarang
bertindak netral mengenai tentang sesuatu hal yang mereka ketahui atau alami.
Dan mereka cenderung mengevaluasi terhadap seseuatu yang dialami dengan cara
senang atau tidak senang. Selanjutnya evaluasi ini merupakan faktor yang
teramat sulit didalam mempengaruhinya perilaku dimana yang akan datang.
6) Banyak
faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang Telah disinggung diatas
beberapa yang mempengaruhi bagaimana seseorang itu terangsang utnuk
berperilaku, dan telah ditekankan pula bahwa kemampuan seseorang adalah suatu
pengaruh yang amat penting didalam pelaksanaan pekerjaan. Organisasi biasanya
bisa mempengaruhi perilaku seseorang dengan memngubah satu atau lebih faktor-faktor
penentu dari perilaku individu, hanya mudah diubah.
5.
Teori Organisasi
Masalah
yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah organisasi
yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih memahami
efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah
berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam
teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi birokrasi,
teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses,
teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi
pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun, Perkembangan
teori-teori organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun pertama abad
kedua puluh secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar
teori yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.
a.
Teori Organisasi
Klasik.
Teori
ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik yakni, scientific
manajement, administrative manajement, the bureaucratic model of organization
(Beach, 1980: 133).
b. Teori
Human Relations.
Teori
ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan
antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations
theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori klasik dan
teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada
“pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun
kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan
tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain
merasa puas.
c.
Teori Organisasi
Perilaku.
Teori
ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota
organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
d. Teori
Birokrasi.
Pada
dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
1)
Pembagian dan
penugasan pekerjaan secara khusus.
2)
Prinsip hierarki
atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
3)
Promosi
didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
4)
Setiap pekerjaan
dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial,
tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
5)
Tiap-tiap tugas
dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas.
e.
Teori Organisasi
Proses
Teori ini merupakan
suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok
orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang
organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat
pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
f.
Teori Organisasi
Kepemimpinan
Teori ini
beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung
sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga
mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori
organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
Teori Otokratis, Teori Demokrasi, Teori Kebebasan (Teory laissez fairre), Teori
Petnernalisme, Teori Personal atau Pribadi, Teori Non-Personal
g. Teori
Organisai Fungsi
Fungsi adalah
sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan
organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating),
pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
h. Teori
Pengambilan Keputusan
Teori ini
berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat
disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan
pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat
program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di
tingkat bawah.
i.
Teori
Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini
berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan
baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan
situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis
sendiri.
Dari
semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi.
Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan
dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
6.
Fungsi
Manajemen dalam Organisasi
Aktivitas
manajemen mencakup hal yang sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana
menentukan arah organisasi di masa depan, sampai mengawasi kegiatan untuk
mencapai tujuan. Maka dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, adapun fungsi-fungsi manajemen dalam
organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan
merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi.
Karena itu perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja suatu
organisasi dengan organisasi lain dalam melaksanaan rencana untuk mencapai tujuan.
Mondy & Premeaux seperti yang dikutip Syafaruddin menjelaskan bahwa
perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan
bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti dalam perencanaan akan
ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan cara-cara melakukan
rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para manajer di setiap level
manajemen (Syafarudin, 2005: 61)
Pendapat
di atas menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatan perencanaan
yaitu: 1) pengumpulan data, 2) analisis fakta dan, 3) penyusunan rencana yang
kongkrit. Dalam perencanaan ada tujuan khusus. Tujuan tersebut secara khusus
sungguh-sungguh dituliskan dan dapat diperoleh semua anggota organisasi. Dan
perencanaan mencakup tahun tertentu.
b. Pengorganisasian
Penempatan
fungsi pengorganisasian setelah fungsi perencanaan merupakan hal yang logis
karena tindakan pengorganisasian menjembatani kegiatan perencanaan dengan
pelaksanaannya. Suatu rencana yang telah tersusun secara matang dan ditetapkan
berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, tentunya tidak dengan sendirinya
mendekatkan organisasi pada tujuan yang hendak dicapainya. Ia memerlukan pengaturan-pengaturan
yang tidak saja menyangkut wadah dimana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan,
namun juga aturan main yang harus ditaati oleh setiap orang dalam
organisasi.(Marno dkk, 2005: 16).
Dengan
kata lain, tanpa pengorganisasian mustahil suatu rencana dapat mencapai tujuan,
tanpa pengorganisasian para pelaksana tidak memiliki pedoman yang jelas dan
tegas sehingga pemborosan dan tumpang tindih akan mewarnai pelaksanaan suatu
rencana yang akibatnya adalah kegagalan dalam mencapai tujuan. Setelah mendapat
kepastian tentang tujuan, sumber daya dan teknik/ metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut, lebih lanjut manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana
tersebut dapat dikerjakan oleh orang ahlinya secara sukses.
c.
Penggerakan
Penggerakan
pada dasarnya merupakan fungsi manajemen yang komplek dan ruang lingkupnya
cukup luas serta berhubungan erat dengan sumber daya manusia. Penggerakan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen. Pentingnya pelaksanaan
penggerakan didasarkan pada alasan bahwa, usaha-usaha perencanaan dan
pengorganisasian bersifat vital tapi tidak akan ada out put kongkrit yang
dihasilkan tanpa adanya implementasi aktivitas yang diusahakan dan diorganisasikan
dalam suatu tindakan atau usaha yang menimbulkan tindakan. Sehingga banyak ahli
yang berpendapat penggerakan merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen.
d.
Pengawasan
Setiap organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasinya
memerlukan manajemen. Di dalam memfungsikan manajemen diperlukan proses pengawasan,
atau kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui pengawasan dapat dinamakan sebagai
proses manajemen. Mengawasi institusi pendidikan adalah membuat institusi
berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan
secara efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai
supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi harus dilakukan
upaya mengembalikan pada arah semula. Dari hasil evaluasi dapat dijadikan
informasi yang harus menjamin bahwa aktivitas yang menyimpang tidak terulang
kembali.
Pengawasan
merupakan suatu unsur manajemen untuk melihat apakah segala kegiatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang digariskan dan disamping itu
merupakan hal yang penting pula untuk menentukan rencana kerja yang akan
datang. Oleh karena itu, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan oleh setiap pelaksana terutama yang memegang jabatan pimpinan. Tanpa
pengawasan, pimpinan tidak dapat melihat adanya penyimpangan-penyimpangan dari
rencana yang telah digariskan dan juga tidak akan dapat menyusun rencana kerja
yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman yang lalu. (Marno, dkk, 2005:
20).
7.
Pentingnya
Organisasi di Lembaga
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan
yakni dalam penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja
sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam
kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing agar tersusun
suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.
Dengan kata lain organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja,
menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran
perintah dan tanggung jawab kepada para pelaksana.
Dapat diketahui, unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah
kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di mana kepala sekolah adalah
jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah
dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai organisasi
yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Organisasi
sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara
merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah
ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui
apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan
sekolah.
Melalui struktur tersebut juga akan terlihat apakah di suatu sekolah
dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan dan lain-lain.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang
menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter), suasana kerja dapat lebih
berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang
bertanggung jawab.
C.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
dapat disusun beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk
menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen
merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang
melakukannya disebut manajer
2.
Organisasi
dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna itu organisasi
dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama dalam
usahanya untuk mencapai tujuan. Di kegiatan itu orang-orang harus jelas tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya
3.
Sifat dasar
manajemen adalah sangat beragam, karena mencakup banyak dimensi aktivitas dan
lembaga. Manajemen berhubungan dengan semua aktivitas organisasi dan
dilaksanakan pada semua level organisasi. Karena itu manajemen bukan merupakan
sesuatu yang terpisah atau pengurangan fungsi suatu organisasi tidak hanya
memiliki mengelola satu bidang tetapi juga sangat luas sebagai contoh bidang
produksi, pemasaran, keuangan atau personil. Dalam hal ini manajemen suatu
proses umum terhadap semua fungsi lain yang dilaksanakan dalam organisasi.
Tegasnya manajemen adalah suatu perpaduan aktivitas.
4.
Unsur dalam
sebua organisasi terdir dari unsur Manusia, tujuan yang hendak dicapai,
kedudukuan dimana manusia memainkan peran, wewenang dan tugasnya, pekerjaan dan
wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya, teknologi, yaitu berupa hubungan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga tercipta organisasi, dan lingkungan
yang saling mempengaruhi.
5.
Ada beragam
teori dalam organisasi, yaitu teori organisasi klasik, teori human relations.
teori organisasi perilaku, teori birokrasi, teori organisasi proses, teori
organisasi kepemimpinan, teori organisai fungsi, teori pengambilan keputusan,
dan teori kontingensi (teori kepentingan).
DAFTAR
PUSTAKA
Amirullah dan
Haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu – Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2009, Manajemen Pendidikan. Yogyakarta
: Aditya Media.
Daryanto, H.M. 2005, Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
E Mulyasa,
2003, Manajemen Berbasis Madrasah, Konsep Strategi dan Implementasi,
Bandung: Rosdakarya.
Marno & Trio Supriyanto, 2005, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan Islam, (Bandung: P.T Refika Aditama,
Pidarta, Made. 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta:Rineka Cipta.
Sukirman, Hartati 2000, Manajemen
Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
Sutopo, Hendyat. 1999, Manajemen Dan Organisasi Sekolah.
Malang: IKIP Malang.
Syafaruddin & Nurmawati, 2011, Pengelolaan Pendidikan
Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif Medan:
Perdana Publishing
Syafaruddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
No comments:
Post a Comment