Media/Alat Mendongeng Bagi Anak Usia Dini
Media dan Alat
bercerita Berdasarkan cara penyajiannya, bercerita dapat disampaikan dengan
alat peraga maupun tanpa alat peraga (dirrect story). Sedangkan bercerita
dengan alat peraga tersebut dibedakan menjadi peraga langsung (membawa contoh
langsung:kucing dsb) maupun peraga tidak langsung (boneka, gambar, wayang dsb).
Agar bercerita lebih menarik dan tidak membosankan, pendidik disarankan untuk
lebih variatif dalam bercerita, adakalanya mendongeng secara langsung, panggung
boneka, papan flanel, slide, gambar seri, membacakan cerita dan
sebagainya.sehingga kegiatan bercerita tidak menjemukan.
Bentuk-bentuk
metode bercerita tersebut terbagi dua yaitu:
1. Bercerita tanpa alat peraga.
2. Bercerita dengan alat peraga.
Bentuk bercerita dengan alat
peragaan terbagi dua yaitu:
1. Bercerita dengan alat peragaan
langsung.
2. Bercerita dengan alat peraga
tak langsung\benda tiruan.
Praktek Mendongeng
Bercerita Tanpa Alat:
a.
Guru mengatur posisi tempat
duduk anak
b.
Guru merangsang anak agar
mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
c.
Guru mulai bercerita dengan
terlebih dahulu menyebutkan judul cerita.
d.
Setelah selesai bercerita,
guru memberi tugas pada anak – anak, untuk menceritakan kembali isi cerita
tersebut secara bergantian.
e.
Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
Bercerita dengan alat peraga
langsung:
a.
Guru menyiapkan alat peraga
yang diperlukan.
b.
Guru memberikan pendahuluan
dengan membicarakan tentang alat peraga seekor kelinci dan daun kol , misalnya
tentang warna bulu kelinci, nama , jumlah kaki, bentuk telinga, makanannya,
berjalannya bagaimana, dsb. Sambil memberi kesempatan anak untuk memegang dan
membelai kelinci tersebut.
c.
Setelah cukup memberi
penjelasan tentang alat peraga kelinci, guru lalu memasukkan kelinci ke dalam
kandang, lalu guru mulai bercerita.
d.
Guru merangsang anak untuk
mendengarkan cerita.
e.
Setelah selesai bercerita
guru memberikan pertanyaan kepada anak.
f.
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
g.
Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
Bercerita dengan gambar - gambar:
a.
Guru menyiapkan alat peraga
yang diperlukan ( gambar – gambar )
b.
Guru mengatur posisi tempat
duduk anak sesuai yang direncanakan.
c.
Guru merangsang anak agar
mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
d.
Guru bercerita dengan
memperlihatkan alat peraga satu persatu sesuai dengan bagian yang diceritakan.
e.
Guru memberikan pertanyaan
tentang isi cerita pendek tersebut kepada anak satu persatu (bertahap) kepada
anak secara bergantian.
f.
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
g.
Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
Bercerita dengan menggunakan
papan planel:
a.
Guru menyiapkan alat peraga
yang diperlukan.
b.
Guru mengatur posisi tempat
duduk anak sesuai yang direncanakan.
c.
Guru menunjukkan alat
peraga yang telah disiapkan dan kemudian menyebutkan nama –nama tokoh yang ada
dalam isi cerita yang akan disampaikan.
d.
Guru merangsang anak untuk
mendengarkan cerita.
e.
Guru menyebutkan judul
cerita.
f.
Sambil bercerita, guru
meletakkan potongan – potongan gambar pada papan planel yang sesuai dengan
adegan yang akan diceritakan.
g.
Agar tidak membingungkan
anak diusahakan supaya tidak terlalu banyak adegan yang sekaligus ditempelkan
di papan planel pada saat yang sama.
h.
Setelah selesai bercerita
guru memberikan pertanyaan kepada anak.
i.
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
b.
10.Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
Membacakan Cerita ( Story Reading
):
a.
Guru menyiapkan alat peraga
yang diperlukan.
b.
Guru mengatur posisi tempat
duduk anak sesuai yang direncanakan.
c.
Buku dipegang oleh guru di
tangan kiri dan posisi buku diatur sedemikian rupa, sehingga gambar dan tulisan
dapat dilihat dengan jelas oleh anak.
d.
Guru merangsang anak untuk
mendengarkan cerita.
e.
Sebagai pendahuluan, guru
memperlihatkan gambar yang ada pada sampul sambil menyebutkan judul cerita dan
membicarakan isi gambar.
f.
Guru membacakan cerita
setiap halaman dengan intonasi suara, irama yang menarik dan ucapan yang jelas.
g.
Setelah membacakan cerita,
guru memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita
secara bergantian.
h.
Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
Sandiwara boneka dengan panggung
boneka :
a.
Guru menyiapkan alat peraga
yang diperlukan.
b.
Guru mengatur posisi tempat
duduk anak sesuai yang direncanakan.
c.
Guru memberikan prolog /
pendahuluan.
d.
Guru melaksanakan dialog /
percakapan antar boneka. Diantara dialog/percakapan tersebut diberi pengiring.
e.
Setelah dialog yang
dilakukan sudah selesai, layar panggung ditutup apabila tidak ada layar boneka
turun ke bawah panggung baik melalui sebelah kiri maupun sebelah kanan.
f.
Guru memberikan tugas
kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita sederhana.
g.
Guru memberikan pujian
kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum
bisa.
No comments:
Post a Comment