Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, April 12, 2020

KECERDASAN LINGUISTIK DAN INTRAPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN

KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu (Rusli, 2010 : 7). Kecerdasan linguistic adalah kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently) (Effendi, 2005 : 25).
Adapun tujuan dari pada usaha meningkatkan kecerdasan bahasa atau pengembangan bahasa di taman kanak-kanak adalah agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan minat untuk dapat berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2007 : 17).
Perkembangan bahasa salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks; 2) Menyebutkan kelompok gambar yang memliki bunyi yang sama; 3) Berkomunikasi secara lisan perbendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca menulis dan berhitung; 4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap; 5) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain; 6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah didengarkannya.
Adapun indikator Kemampuan Bahasa, yaitu : 1) Menerima pesan sederhana; dan menyampaikan pesan dengan runtut; 2) Memahami aturan main; 3) Menjawab pertanyaan sederhana; 4) Melakukan percakapan dengan teman/orang dewasa; 5) Mempunyai kekayaan Kosakata; 6) Membaca buku cerita gambar tematik dan menceritakan; 7) Menceritakan pengalaman atau kejadian secara runtut; 8) Berbicara dengan menggunakan kalimat yang kompleks.
Menurut Petty dan Jensen (1980) (Hildayani, 2007 : 11) perkembangan bahasa merupakan suatu proses yang komplek, yang dipengaruhi empat faktor, yaitu : 1) Berbedanya cara bagaimana anak mempelajari bahasa; 2) Berbedanya jenis bahasa yang dipelajari anak; 3) Berbedanya karakteristik kepribadian anak; 4) Berbedanya lingkungan proses pembelajaran bahasa tersebut. Adapun secara rinci kecerdasan linguistik atau kemampuan bahasa anak dipengaruhi dua faktor yaitu : 1) faktor internal, terdiri dari : a) kesehatan anak, b) intelegensi dan bakat anak, c) Minat dan motifasi anak, d) cara belajar anak. 2) Faktor Eksternal, terdiri dari : a) Faktor keluarga : Pola komunikasi keluarga yang banyak arah, jumlah anak atau jumlah keluarga, posisi urutan kelahiran sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan bahasa anak; b) Sekolah : Guru, yang merupakan orang tua kedua bagi anak disekolah mempunyai tugas memberikan fasilitas serta menstimulasi dalam mencapai seluruh kemampuan anak, salah satunya adalah kemampuan bahasa; Metode pembelajaran menentukan atau memilih metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi pada kemampuan bahasa anak. 3) Lingkungan, menyediakan berbagai sumber belajar yang tidak terbatas, utamanya masyarakat sekitarnya. Biasanya tidak sengaja dapat menjadi kegiatan pembelajaran sehingga lebih bisa mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran anak.

Contoh Permainan
Judul Permainan         : “PERMAINAN KATA BERANTAI”
Tujuan                                     : Mengembangkan kemampuan mengungkapkan kata-kata
Pada kelompok tertentu seperti nama buah dll
Alat dan Bahan           : -
Cara bermain              :
Buatlah satu kelompok anak dengan jumlah anggota 10 anak , lalu tunjuklah salah satu untuk menjadi leader (pemimpin). Pemimpin lalu memerintakan pada anggota untuk mencari kata – kata yang telah disebutnya. Contoh : Sebutkanlah macam – macam buah, lalu dia menepuk bahu temannya, teman yang ditepuk menyebut nama buah, lalu dia ganti menepuk teman disebelahnya, yang ditepuk harus menjawab, dan jawaban tidak boleh sama,bila ada nak yang tidak bisa menjawab maka dia harus keluar dari arena permainan. Nama buah buah bisa diganti yang lain disesuaikan dengan tema saat itu.


Manfaat Permainan    :
Dengan melakukan permainan ini anak dilatih untuk dapat mengungkapkan dan mengucapkan kata-kata pada kelompok tertentu seperti nama buah, nama sayuran dan lain sebagainya.


KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN
Menurut Martuti, (2009: 76)Intrapersonal yaitu kecerdasan dalammemahami diri, kesadaran terhadap diri, dan kemampuan untuk beradaptasi.
Yang termasuk kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menggambarkan diri secara baik dan kesadaran terhadap mood, tujuan, motivasi, temperamen, keinginan dan kemampuan untuk disiplin pribadi,kemampuan bekerja mandiri, percaya diri, dan tidak tergantung orang lain.
Pendapat yang sama disampaikan oleh West (2008: 34) intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri. Ini merupakan dialog internal
dan dapat terjadi bahkan saat bersama dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh, ketika anda sedang bersama dengan dengan seseorang, apa yang anda pikirkan merupakan komunikasi intrapersonal. Pada teoretik komunikasi intrapersonal sering kali mempelajari peran kognisi dalam perilaku manusia. Komunikasi intrapersonal biasanya lebih sering berulang daripada komunikasi lainnya. Konteks ini juga unik dibandingkan dengan konteks lainnya, karena konteks ini juga mencakup saat di mana kita membayangkan, mempersepsikan, melamun, dan menyelesaikan masalah dalam hidup kita.
Vivian (2008: 450) menyatakan Intrapersonal apabila kita berbicara dengan diri kita sendiri untuk mengembangkan pemikiran dan ide-ide kita sendiri.
Sehingga apa yang ada di pikiran kita, kita kembangkan dalam tindakan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa pengertian intrapersonal yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa intrapersonal adalah kajian tentang proses komunikasi antar dua pribadi yang berbeda dan diharapkan masing-masing
peserta komunikasi dapat menangkap reaksi secara langsung baik verbal maupun nonverbal atau komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri maka tindak balas yang dilakukan ialah dalam internal diri sendiri.
Menurut Sujiono, (2009 : 191) Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan diri kita untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini ialah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, dan menulis instrospeksi.
Pendapat yang sama di sampaikan oleh Lwin, dkk (2008: 233) kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri.Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri. Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka sendirisedemikian rupa untuk memperkaya
dan membimbing kehidupan mereka sendiri.
Armstrong (dalam Musfiroh, 2008: 9.3) menyatakan kecerdasan intrapersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan intrapersonal merupakan akses menuju kehidupan emosional seseorang  dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan akan kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Sedangkan Campbell (dalam Musfiroh, 2008: 9.3) kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan dunia batin, kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan. Adi W. Gunawan (2003 : 238) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri”.
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan), kesadaran akan mood atau kondisi emosi dan mental diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses berfikir dan kemampuan melakukan disiplin diri, mengerti diri sendiri dan harga diri.
Efendi (2005 : 156) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang bergerak kedalam; acces to one’s own feeling life (akses kepada kehidupan perasaan diri sendiri); kecerdasan dalam membedakan perasaan-perasaan secara instan”
Berdasarkan beberapa pengertian kecerdasan intrapersonal yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kesadaran yang ada dalam diri dan kemampuan untuk beradaptasi sesuai dengan dasar dari pengetahuan tersebut. Selain itu anak mampu  untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan memahaminya, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap nilai, tujuan dan perasaan.
Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya suka bekerja sendiri, namun
tetap bisa berpartisipasi dalam kelompok. Kemampuan memahami diri juga berarti mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dan ingin dilakukan, bagaimana reaksi diri terhadap situasi tertentu dan menyikapinya, serta mengarahkan dan mengintrospeksi diri.
Hoerr (2001: 79 – 97).Kecerdasan intrapersonal mempunyai 3 aspek, adapun 3 aspek dalam kecerdasan intrapersonal adalah sebagai berikut:
a. Mengenali diri sendiri
1)Kesadaran diri emosionil, yaitu bagian dari bebas buta emosi, dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan.
2)Sikap asertif, yaitu keterampilan emosional untuk secara bebas dan tepat mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan.
3)Harga diri, yaitu karakteristik kecerdasan emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan sumber penting bagi rasa percaya diri.
4)Kemandirian, yaitu sebuah sifat yang kita hubungkan dengan orang-orang
yang suka memulai sebagai ciri dari kecerdasan emosi, kita dapat menggambarkan orang yang bebas atau tidak bergantung.
5)Aktualisasi diri, yaitu menganggap rendah dan membatasi diri sendiri.
 b.Mengetahui apa yang diinginkan
Orang yang cerdas cenderung mengetahui apa yang mereka inginkan dan kemana tujuan hidup mereka. Untuk itu, mereka cenderung mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan mereka, dan kenyataannya mereka berhasil.
c.Mengetahui apa yang penting
Kita memiliki kecenderungan yang sama untuk menilai kembali diri kita. Tujuan yang di pertimbangkan dan nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan urutan kepentingan sendiri.
Contoh Permainan
a.      Judul Permainan         : “BERMAIN PERAN SEBAGAI DOKTER
b.     Tujuan                         : Melatih anak untuk memerankan orang lain
c.      Alat dan Bahan           : Stetoskop, Obat-obatan
d.     Cara bermain              :
Buatlah 2 kelompok dengan jumlah anggota sama banyak. Satu kelompok sebagai petugas kesehatan yang terdiri dari Dokter, perawat, dan kelompok lain sebagai pasien yang sedang antri. Yang berperan sebagai dokter bertugas memeriksa pasien yang datang. Yang berperan sebagai perawat ada yang bertugas memanggil pasien, ada yang bertugas menulis resep obat, ada yang bertugas membantu dokter ketika memeriksa pasien.

e.      Manfaat Bermain :
Dengan melakukan permainan ini maka anak akan dapat merasakan dan menilai kemampuannya ketika menjadi orang lain dengan profesi tertentu yang ada di masyarakat.

HUBUNGAN LINGKUP PERKEMBANGAN ANAK DAN TAHAPAN USIA PERKEMBANGAN DENGAN JENIS PERMAINAN
Pembelajaran dengan kegiatan bermain peran merupakan suatu metode yang dilakukan dengan memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya imajiner dan penghayatan tehadap pengem-bangan yang dilaksanakan.
Aspek fokus pengembangan peningkatan kecerdasan intrapersonal yaitu; mengenal perasaan diri sendiri, mengenal kemampuan dan kelemahan diri, bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahan diri sendiri, berpikir reflektif, mengekspresikan perasaan dengan tepat meningkat.
.


DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas. 2005. Setiap Anak Cerdas. (Terjemahan Lina Buntaran) Jakarta: Gramedia Pustaka.

Depdiknas. 2007. Pedoman Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Effendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Hoerr, Thomas R,. 2007. Buku Kerja Multiplle Intellegences. Bandung: Mizan Pustaka,

Musfiroh, T. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts