KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN
Kecerdasan ialah istilah umum yang
digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu (Rusli, 2010 : 7).
Kecerdasan linguistic adalah kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara
terampil dan mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently) (Effendi,
2005 : 25).
Adapun tujuan dari pada usaha
meningkatkan kecerdasan bahasa atau pengembangan bahasa di taman kanak-kanak
adalah agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara tepat, mampu
berkomunikasi secara efektif dan minat untuk dapat berbahasa Indonesia
(Depdiknas, 2007 : 17).
Perkembangan bahasa salah satu
dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu : 1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks; 2) Menyebutkan kelompok
gambar yang memliki bunyi yang sama; 3) Berkomunikasi secara lisan
perbendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
menulis dan berhitung; 4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap; 5)
Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain; 6)
Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah didengarkannya.
Adapun indikator Kemampuan Bahasa,
yaitu : 1) Menerima pesan sederhana; dan menyampaikan pesan dengan runtut; 2)
Memahami aturan main; 3) Menjawab pertanyaan sederhana; 4) Melakukan percakapan
dengan teman/orang dewasa; 5) Mempunyai kekayaan Kosakata; 6) Membaca buku
cerita gambar tematik dan menceritakan; 7) Menceritakan pengalaman atau
kejadian secara runtut; 8) Berbicara dengan menggunakan kalimat yang kompleks.
Menurut Petty dan Jensen (1980)
(Hildayani, 2007 : 11) perkembangan bahasa merupakan suatu proses yang komplek,
yang dipengaruhi empat faktor, yaitu : 1) Berbedanya cara bagaimana anak
mempelajari bahasa; 2) Berbedanya jenis bahasa yang dipelajari anak; 3)
Berbedanya karakteristik kepribadian anak; 4) Berbedanya lingkungan proses
pembelajaran bahasa tersebut. Adapun secara rinci kecerdasan linguistik atau
kemampuan bahasa anak dipengaruhi dua faktor yaitu : 1) faktor internal,
terdiri dari : a) kesehatan anak, b) intelegensi dan bakat anak, c) Minat dan
motifasi anak, d) cara belajar anak. 2) Faktor Eksternal, terdiri dari : a)
Faktor keluarga : Pola komunikasi keluarga yang banyak arah, jumlah anak atau
jumlah keluarga, posisi urutan kelahiran sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan bahasa anak; b) Sekolah : Guru, yang merupakan orang tua kedua bagi
anak disekolah mempunyai tugas memberikan fasilitas serta menstimulasi dalam
mencapai seluruh kemampuan anak, salah satunya adalah kemampuan bahasa; Metode
pembelajaran menentukan atau memilih metode pembelajaran yang tepat sangat
mempengaruhi pada kemampuan bahasa anak. 3) Lingkungan, menyediakan berbagai
sumber belajar yang tidak terbatas, utamanya masyarakat sekitarnya. Biasanya
tidak sengaja dapat menjadi kegiatan pembelajaran sehingga lebih bisa
mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran anak.
Contoh Permainan
Judul
Permainan : “PERMAINAN KATA
BERANTAI”
Tujuan : Mengembangkan
kemampuan mengungkapkan kata-kata
Pada kelompok tertentu seperti nama
buah dll
Alat
dan Bahan : -
Cara
bermain :
Buatlah satu
kelompok anak dengan jumlah anggota 10 anak , lalu tunjuklah salah satu untuk
menjadi leader (pemimpin). Pemimpin lalu memerintakan pada anggota untuk
mencari kata – kata yang telah disebutnya. Contoh : Sebutkanlah macam – macam
buah, lalu dia menepuk bahu temannya, teman yang ditepuk menyebut nama buah,
lalu dia ganti menepuk teman disebelahnya, yang ditepuk harus menjawab, dan
jawaban tidak boleh sama,bila ada nak yang tidak bisa menjawab maka dia harus
keluar dari arena permainan. Nama buah buah bisa diganti yang lain disesuaikan
dengan tema saat itu.
Manfaat
Permainan :
Dengan
melakukan permainan ini anak dilatih untuk dapat mengungkapkan dan mengucapkan
kata-kata pada kelompok tertentu seperti nama buah, nama sayuran dan lain
sebagainya.
KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN
Menurut Martuti, (2009:
76)Intrapersonal yaitu kecerdasan dalammemahami diri, kesadaran terhadap diri,
dan kemampuan untuk beradaptasi.
Yang termasuk kecerdasan ini
adalah kemampuan untuk menggambarkan diri secara baik dan kesadaran terhadap
mood, tujuan, motivasi, temperamen, keinginan dan kemampuan untuk disiplin pribadi,kemampuan
bekerja mandiri, percaya diri, dan tidak tergantung orang lain.
Pendapat yang sama disampaikan
oleh West (2008: 34) intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri
sendiri. Ini merupakan dialog internal
dan dapat terjadi bahkan saat
bersama dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh, ketika anda sedang bersama
dengan dengan seseorang, apa yang anda pikirkan merupakan komunikasi intrapersonal.
Pada teoretik komunikasi intrapersonal sering kali mempelajari peran kognisi
dalam perilaku manusia. Komunikasi intrapersonal biasanya lebih sering berulang
daripada komunikasi lainnya. Konteks ini juga unik dibandingkan dengan konteks
lainnya, karena konteks ini juga mencakup saat di mana kita membayangkan, mempersepsikan,
melamun, dan menyelesaikan masalah dalam hidup kita.
Vivian (2008: 450) menyatakan
Intrapersonal apabila kita berbicara dengan diri kita sendiri untuk
mengembangkan pemikiran dan ide-ide kita sendiri.
Sehingga apa yang ada di pikiran
kita, kita kembangkan dalam tindakan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
beberapa pengertian intrapersonal yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa intrapersonal adalah kajian tentang proses komunikasi antar dua pribadi
yang berbeda dan diharapkan masing-masing
peserta komunikasi dapat menangkap
reaksi secara langsung baik verbal maupun nonverbal atau komunikasi yang
terjadi dalam diri sendiri maka tindak balas yang dilakukan ialah dalam
internal diri sendiri.
Menurut Sujiono, (2009 : 191)
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan diri kita untuk berpikir secara
reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses
pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini ialah
berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung,
membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri,
dan menulis instrospeksi.
Pendapat yang sama di sampaikan
oleh Lwin, dkk (2008: 233) kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai
diri sendiri.Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan
intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang
mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri. Mereka selalu
bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga
memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka sendirisedemikian rupa untuk
memperkaya
dan membimbing kehidupan mereka
sendiri.
Armstrong (dalam Musfiroh, 2008:
9.3) menyatakan kecerdasan intrapersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan intrapersonal
merupakan akses menuju kehidupan emosional seseorang dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan
akan kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Sedangkan Campbell (dalam
Musfiroh, 2008: 9.3) kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan dunia batin,
kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi,
merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan. Adi W. Gunawan (2003 : 238)
mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan
dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri”.
Kecerdasan ini melibatkan
kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri
(kekuatan dan kelemahan), kesadaran akan mood atau kondisi emosi dan mental
diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses berfikir dan
kemampuan melakukan disiplin diri, mengerti diri sendiri dan harga diri.
Efendi (2005 : 156) mengemukakan
bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang bergerak kedalam; acces
to one’s own feeling life (akses kepada kehidupan perasaan diri sendiri);
kecerdasan dalam membedakan perasaan-perasaan secara instan”
Berdasarkan beberapa pengertian
kecerdasan intrapersonal yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan intrapersonal adalah kesadaran yang ada dalam diri dan kemampuan
untuk beradaptasi sesuai dengan dasar dari pengetahuan tersebut. Selain itu
anak mampu untuk membuat persepsi yang
akurat tentang diri sendiri dan memahaminya, memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap nilai, tujuan dan perasaan.
Anak yang memiliki kecerdasan ini
biasanya suka bekerja sendiri, namun
tetap bisa berpartisipasi dalam
kelompok. Kemampuan memahami diri juga berarti mengetahui siapa dirinya, apa
yang dapat dan ingin dilakukan, bagaimana reaksi diri terhadap situasi tertentu
dan menyikapinya, serta mengarahkan dan mengintrospeksi diri.
Hoerr (2001: 79 – 97).Kecerdasan
intrapersonal mempunyai 3 aspek, adapun 3 aspek dalam kecerdasan intrapersonal
adalah sebagai berikut:
a. Mengenali diri sendiri
1)Kesadaran diri emosionil, yaitu
bagian dari bebas buta emosi, dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan.
2)Sikap asertif, yaitu
keterampilan emosional untuk secara bebas dan tepat mengungkapkan pikiran,
perasaan, pendapat, dan keyakinan.
3)Harga diri, yaitu karakteristik
kecerdasan emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan
sumber penting bagi rasa percaya diri.
4)Kemandirian, yaitu sebuah sifat
yang kita hubungkan dengan orang-orang
yang suka memulai sebagai ciri
dari kecerdasan emosi, kita dapat menggambarkan orang yang bebas atau tidak
bergantung.
5)Aktualisasi diri, yaitu
menganggap rendah dan membatasi diri sendiri.
b.Mengetahui apa yang diinginkan
Orang yang cerdas cenderung mengetahui
apa yang mereka inginkan dan kemana tujuan hidup mereka. Untuk itu, mereka
cenderung mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan mereka, dan kenyataannya
mereka berhasil.
c.Mengetahui apa yang penting
Kita memiliki kecenderungan yang
sama untuk menilai kembali diri kita. Tujuan yang di pertimbangkan dan
nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan urutan kepentingan sendiri.
Contoh
Permainan
a. Judul Permainan : “BERMAIN PERAN SEBAGAI DOKTER”
b. Tujuan :
Melatih anak untuk memerankan orang lain
c. Alat dan Bahan : Stetoskop, Obat-obatan
d. Cara bermain :
Buatlah 2
kelompok dengan jumlah anggota sama banyak. Satu kelompok sebagai petugas
kesehatan yang terdiri dari Dokter, perawat, dan kelompok lain sebagai pasien
yang sedang antri. Yang berperan sebagai dokter bertugas memeriksa pasien yang
datang. Yang berperan sebagai perawat ada yang bertugas memanggil pasien, ada
yang bertugas menulis resep obat, ada yang bertugas membantu dokter ketika
memeriksa pasien.
e. Manfaat Bermain :
Dengan
melakukan permainan ini maka anak akan dapat merasakan dan menilai kemampuannya
ketika menjadi orang lain dengan profesi tertentu yang ada di masyarakat.
HUBUNGAN LINGKUP PERKEMBANGAN ANAK DAN TAHAPAN USIA PERKEMBANGAN DENGAN
JENIS PERMAINAN
Pembelajaran dengan kegiatan bermain peran merupakan suatu metode yang
dilakukan dengan memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan
tujuan untuk mengembangkan daya imajiner dan penghayatan tehadap pengem-bangan
yang dilaksanakan.
Aspek fokus pengembangan peningkatan
kecerdasan intrapersonal yaitu; mengenal perasaan diri sendiri, mengenal
kemampuan dan kelemahan diri, bersikap realistis terhadap kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, berpikir reflektif, mengekspresikan perasaan dengan
tepat meningkat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas. 2005. Setiap
Anak Cerdas. (Terjemahan Lina Buntaran) Jakarta: Gramedia Pustaka.
Depdiknas. 2007. Pedoman
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Depdiknas.
Effendi, Agus. 2005. Revolusi
Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Hoerr, Thomas R,. 2007. Buku
Kerja Multiplle Intellegences. Bandung: Mizan Pustaka,
Musfiroh, T. 2008. Pengembangan
Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka.
No comments:
Post a Comment