Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, April 5, 2020

Aspek Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


  
1.     Pengertian Motorik Halus
Sebagian besar anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan yang sama sepanjang masa hidup mereka. Marilah kita mengeksplorasi aktivitas ini dalam kehidupan anak-anak. Menurut John W. Santrock (2012 : 242) keterampilan motorik halus di usia 3 tahun, kadang-kadang anak-anak sudah mampu memungut obyek-obyek yang paling kecil dengan menggunakan ibu jari dan telunjuknya, meskipun masih canggung. Seseorang anak yang berusia 3 tahun secara tidak disangka dapat membangun menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok. Anak meletakkan setiap balok itu dengan penuh konsentrasi namun sering kali tidak sepenuhnya lurus. Ketika seorang anak 3 tahun bermain dengan puzzle sederhana, ia masih meletakkan potongan-potongan itu dengan agak kasar. Bahkan ketika mereka mengenali lubang yang cocok untuk potongan tertentu, mereka belum mampu meletakkannya secara tepat. Mereka sering kali mencoba memaksakan meletakkan potongan itu ke dalam lubang atau mencocokkannya dengan penuh semangat.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah memperlihatkan kemajuan yang bersifat substansial dan ia juga menjadi lebih cermat. Kadangkala anak-anak usia 4 tahun mengalami kesulitan dalam membangun menara yang tinggi dengan menggunakan balok-balok karena ketika mereka ingin meletakkan setiap balok dengan sempurna, mereka terganggu dengan balok-balok yang telah tersusun sebelumnya. Ketika menginjak usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi. Tangan, lengan, dan tubuh, semuanya bergerak bersama di bawah komando mata.
Menurut (Mursid (2015 : 11-12) Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuhnya. Untuk itu anak dapat belajar dari orang tua atau guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Motorik halus yakni gerakan-gerakan yang merupakan hasil koordinasi otot-otot yang menuntut adanya kemampuan mengontrol gerakan-gerakan halus, sedangkan motorik kasar hanya mengandalkan kekuatan untuk mengordinasikan gerakan.
a.   Motorik Halus
Gerakan motorik halus pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian, anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi satu bangunan.
Pada usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada saat ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar (Mursid,  2015:11).

b.   Motorik Kasar
Melatih gerakan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh pada anak, seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat bergantung, melempar, dan menangkap serta menjaga keseimbangan.
Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya: seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi. (Mursid, 2015:12).
Sejalan dengan itu, Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik dan lain-lain.
Lebih lanjut, Zulaeha Hidayati (2010:62) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot kecil atau hanya sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih, kemampuan menulis, menggunting dan menyusun balok.
Magill Richard A. (1989:11) menambahkan keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot-otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum, keterampilan ini meliputi koordinasi mata-tangan. Keterampilan ini membutuhkan derajat tinggi dari kecermatan gerak untuk menampilkan suatu keterampilan khusus di level tinggi dalam kecepatan. Contohnya yaitu menulis, melukis, menjahit dan mengancingkan baju.
Dari beberapa pendapat teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktifitas yang melibatkan otot-otot halus atau kecil seperti jemari tangan, pergelangan tangan, serta membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat, sehingga gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga misalnya dalam kegiatan menganyam.
2.     Tujuan Pengembangan Motorik
Dirjen Pendidikan TK dan SD (2007:2), menyatakan bahwa tujuan pengembangan keterampilan motorik halus di TK adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus, meningkatkan koordinasi mata dan tangan.
Sumantri (2005: 146) menambahkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:
a.      Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangannya.
b.     Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari-jemari, seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda.
c.      Anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
Sejalan dengan pendapatnya Sumantri tujuan pengembangan motorik halus menurut Yudha M Saputra (2005: 115) ialah:
a.      Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b.     Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata.
c.      Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus ialah untuk memfungsikan otot-otot kecil, misalnya gerakan jari tangan, mengkoordinasikan indera, serta mampu mengendalikan emosi dalam beraktifitas motorik halus. Dalam penelitian ini, anak mampu menggerakkan jari tangannya, mengkoordinasi mata, serta mengendalikan emosi saat melakukan kegiatan menganyam.
3.   Langkah-langkah Menstimulus Motorik Halus
a.   Menstimulus Perkembangan Motorik Halus
Menurut Beaty (2013 : 236) perkembangan motorik halus melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki. Terkait dengan anak kecil, anda sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada control, koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Meskipun perkembangan ini berlangsung serentak dengan perkembangan motorik kasar, otot-otot dekat dengan batang tubuh matang sebelum otot-otot kaki dan tangan, yang mengendalikan pergelangan dan tangan.
Jadi, penting bagi anak kecil untuk berlatih menggunakan otot-otot besar saat terlibat dalam kegiatan motorik halus. Penundaan pengembangan koordinasi motorik kasar mungkin berdampak negatif pada perkembangan motorik halus. Tetapi begitu anak-anak bisa melakukan gerakan motorik halus, guru prasekolah sebaiknya mendorong mereka terlibat dalam semua jenis kegiatan manipulatif sehingga mereka bisa belajar dan lalu menerapkan kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan tangan dan jemari dengan kontrol dan tangkas.
b.   Menstimulus Refleks Kemampuan Motorik Halus Anak
Tentu bayi dan balita menggunakan tangan dan jemari mereka tanpa banyak pengalaman sebelumnya, demikian temuan anda. Tetapi mengapa anak usia 3, 4 dan 5 tahun berbeda? Perbedaan itu penting, perbedaan tersebut melibatkan gerakan sadar dan tanpa sadar. Bayi menggerakkan lengan, tangan dan jemari mereka lewat gerakan refleks, bukan gerakan sadar. Sistem saraf menyesuaikan gerakan tanpa sadar saat sistem ini matang, memungkinkan anak-anak mengendalikan gerakan mereka dengan sadar. Saat gerakan reflex awal ini memudar, anak-anak harus benar-benar belajar menggunakan dan mengendalikan tangan dan jemari mereka sebagai gantinya.
Elliot dalam Beaty, (2013: 236-237) sejumlah besar gerakan refleks dilakukan bayi. Gerakan tersebut meliputi Moro, atau gerakan refleks terkejut, di mana bayi mengayunkan lengannya sembarang arah dan menangis; gerakan refleks terpaku di mana bayi memutar kepalanya dan membuka mulutnya saat disentuh; gerakan refleks mengisap, dimana bayi mengisap jika bibir atau mulutnya disentuh; gerakan refleks berjalan, dimana bayi membuat gerakan melangkah saat diposisikan tegak lurus di permukaan; gerakan refleks berjalan; dimana bayi membuat gerakan berenang saat diposisikan di air dengan kepala ditegakkan. Masih banyak lagi gerakan refleks lain.
Gerakan refleks paling terkait dengan kemampuan tangan motorik halus adalah gerakan refleks menggenggam atau refleks genggaman (palmar gras) di mana bayi merapatkan jemarinya melingkupi sesuatu di telapaknya. Genggaman ini begitu kuat awalnya sehingga bisa menopang tubuh bayi dan digunakan untuk mengangkat tubuh bayi sepenuhnya saat sedang berbaring. Padahal, sebenarnya melepaskan genggaman merupakan hal yang sulit bagi bayi. Anda mungkin harus menguraikan jemarinya.
Respons tanpa sadar seperti ini berasal dari batang otak bawah dan batang spinal dan akhirnya dikendalikan oleh pusat otak lebih tinggi di sistem saraf saat anak dewasa. Bagian otak lebih tinggi ini menghambat gerakan refleks awal ini setelah gerakan refleks tersebut punya tugas membantu bayi tak berdaya bertahan hidup, pusat otak lebih tinggi lalu memungkinkan gerakan sadar yang menggantikan gerakan refleks itu.
Gerakan refleks menggenggam berlangsung hingga sekitar usia 9 bulan. Bayi tidak bisa mulai mengontrol tindakan tangan dan jemarinya dengan sadar sebelum usia ini. Bayi mungkin menjangkau benda-benda tetapi tidak begitu akurat-sebelum usia 6 bulan; melepas genggaman adalah masalah utama bayi. Bahkan anak usia setahun mungkin berusaha keras melepaskan sebuah benda dengan sadar, dan beberapa tidak bisa mengontrol “melepaskan” sebelum usia 1,5 tahun. Ini disebut “prehensi”, kemampuan menggenggam benda dan melepaskan. Anak-anak di program anda akan menggunakan prehensi untuk menangani peralatan melukis dan menulis serta benda manipulatif kecil (Beaty, 2013 : 236-237).     
c.   Menstimulus Waktu (timing) Motorik Halus Anak
Kita mengerti bahwa, seperti kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus sadar tidak terjadi begitu saja; itu harus dipelajari secara alami dan lalu dilatih oleh anak kecil. Apa ada periode waktu tertentu yang kemampuan tertentu bisa paling baik dipelajari? Kapan sistem neuromuskuler cukup matang baginya untuk mengendalikan gerakannya dan melakukan tindakan tertentu? Haruskah kita menunggu hingga ia siap? Jawabannya : tidak juga. Seperti kemampuan motorik kasar, kita sebaiknya mendorong anak-anak menggunakan otot-otot kecil mereka setelah mereka bisa. Karena perkembangan anak itu berbeda, periode waktu ini mungkin berbeda dengan berbagai anak.
Setiap diri kita memiliki jam biologi. Bagi sebagian kita, perkembangan motorik halus berlangsung yang diprediksi, seperti diagram bagi pertumbuhan fisik rata-rata. Bagi anak lain, perkembangan ini terjadi sedikit lebih telat atau lebih cepat dari diagram itu. Perkembangan individual yang berbeda-beda ini akan tampak pada anak-anak di program anda. Tiap anak punya jam biologis masing-masing. Dan kecuali secara umum, baik anda maupun anak tidak mengetahui “jam” berapa saat ini. Hal ini dikarenakan perkembangan tiap anak terjadi dalam urutan tertentu, yang terbaik kita bisa lakukan adalah menilai perkembangan anak lewat pengamatan dan memberinya kegiatan, material dan dorongan yang sesuai.
Apa ada “momen kritis” saat kemampuan motorik halus harus dipelajari atau akan terlambat? Sekali lagi, tidak jelas, kecuali secara umum saja. Waktu terbaik mempelajari sebuah kemampuan motorik halus sepertinya saat kemampuan saat kemampuan itu berubah paling pesat. Tetapi karena tidak mudah menentukan, paling baik adalah menawarkan berbagai kegiatan bagi semua anak anda dan membantu mereka terlibat dengan kegiatan yang menawarkan keberhasilan dan tantangan.
Dengan kata lain, semua anak anda “siap” mulai mengembangkan kemampuan motorik halus mereka saat terdaftar dalam program anda. Anda tidak perlu menunggu. Pertanyaannya bukan apa mereka “siap”, karena mereka memang siap, tetapi apa Anda siap membantu mereka di wilayah perkembangan penting ini. Agar sukses menjalankannya, Anda pertama-tama harus tahu dimana posis tiap anak dalam perkembangan motorik halus, sehingga Anda bisa membantu mereka meneruskan pertumbuhan dan pembelajaran mereka.
Anda mungkin ingin memilih mereka menggunakan delapan butir Daftar Centang Motorik Halus. Butir ini merupakan perilaku teramati yang menampilkan kemampuan motorik halus terkenal dari anak kecil di wilayah rotasi, manipulasi, dan ketangkasan serta dominasi penggunaan tangan (Beaty, 2013: 237-238).   
d.   Ketangkasan dan Dominasi Penggunaan Tangan (Handedness)
Ketangkasan merupakan gerakan cepat dan tepat dan jemari. Anak-anak usia empat dan 5 tahun pasti tangkas mengatur kancing dan resleting kecil dan menuliskan huruf dan angka terbaca. Anak usia 3 tahun mungkin belum matang di level ini. Itu semua tertuang proses neurologi, dengan kemampuan tertentu ditempatkan di belahan otak kiri dan kanan. Dominasi penggunaan tangan merupakan pengecualian dari proses ini tetapi mungkin tidak sepenuhnya dominan hingga usia 6, 7, dan 8 tahun (Puckett & Black, 2005: 238).
Puccket dan Black selanjutnya menjelaskan pada kita bawah baik dominasi penggunaan tangan kiri maupun kanan memfasilitasi penggunaan kegiatan motorik halus mendorong pada koordinasi dan ketangkasan lebih baik lagi. Mereka menyatakan ‘beberapa anak usia 4 dan 5 tahun yang dominasi penggunaannya belum jelas terbentuk menggunakan kedua tangan dengan cakap, beberapa anak menggunakan satu tangan untuk makan, dan tangan lain untuk kegiatan lain seperti melempar atau menangkap. Tidak ada alasan menekankan penggunaan satu tangan atas tangan lain, karena proses ini diatur oleh koneksi neurologi rumit di otak.
Saran terbaik saat ini, sepertinya adalah mendukung membantu anak-anak mengembangkan ketangkasan motorik halus, terlepas dari preferensi tangan mereka. Anak-anak harus berhasil. Preferensi tangan yang kuat mungkin membantu mereka menjalankan tugas motorik halus dengan tangkas. Jika anda tahu seperti apa preferensi itu bagi anak-anak anda, anda bisa bantu mereka mengembangkannya lebih lanjut dengan latihan dan umpan balik positif Janice J. Beaty, (2013: 238).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts