1.
Penguatan Ekonomi Maritim
a. Potensi Ekonomi Maritim Indonesia
Ekonomi kelautan (marine
economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan
lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa
lingkungan Kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi maritim (maritime
economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut,
industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian
pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Berdasarkan kedua
pengertian di atas, tentu kalian sudah mengetahui perbedaan antara ekonomi
kelautan dan ekonomi maritim. Apa kira-kira kesamaan dari dua hal tersebut?
Kesamaannya adalah keduanya sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.
Rumput laut merupakan
kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik asing
maupun lokal. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), terdapat 108
kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat
meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020. Beberapa daerah memiliki
keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot menyelam yang
wajib dikunjungi para penyelam (divers), seperti Bunaken (Sulawesi
Utara), Raja Ampat (Papua Barat), Labuan Bajo, dan Wakatobi (www.kemenkeu. go.id) .
Apakah kalian mengetahui
bahwa sekitar 75% dari total wilayah Indonesia terdiri dari wilayah
perairan/lautan? Wilayah laut Indonesia yang sangat luas merupakan potensi yang
penting dan perlu dipelihara serta ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan
uraian materi di atas, dapat kalian ketahui bahwa sumber daya alam yang besar
dan letaknya strategis (berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik)
serta posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia seharusnya menjadi
kekuatan penting yang dapat dimaksimalkan pengembangannya. Banyaknya kekayaan
yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, di dasar maupun di atas permukaan
laut merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi
perekonomian nasional. Berbagai kekayaan laut ini sebenarnya telah dieksploitasi
dan dimanfaatkan sejak dahulu hingga sekarang, baik melalui metode produksi
yang tradisional maupun berbasis teknologi.
Dengan
kekayaan laut yang sangat banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih
belum memberikan dampak positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Gambaran nyata kondisi ini sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum
digarap dengan penuh perhatian dan kemauan. Hal ini terlihat pada potret sebagian
besar nelayan Indonesia yang masih bergelut dengan kemiskinan, padahal produksi
perikanan terus meningkat. Daya saing domestik yang lemah menyebabkan kegiatan
pengangkutan (transportasi laut) maupun eksploitasi sumber daya mineral di wilayah
perairan nasional masih lebih banyak dilakukan oleh pihak asing. Kekalahan dalam
kompetisi ekonomi berbasis maritim juga terjadi di sektor industri dan jasa kelautan
mulai dari hulu maupun hilir.
b. Kondisi
Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN
Keprihatinan
terhadap sektor kelautan nasional mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk
mempercepat pengembangan keunggulan di berbagai sub-sektor kelautan.
Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan kekayaan potensi kemaritiman
sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas
terutama di sektor kemaritiman. Dengan demikian, iklim bisnis dan investasi
maritim yang baik akan berkembang. Pembangunan ekonomi maritim akan membawa
industri pada kebutuhan akan sumber daya manusia kemaritiman dan inovasi teknologi
yang berbasis pada pendidikan kemaritiman yang unggul dan modern. Jika proses
ini dapat berlangsung, maka pembangunan ekonomi maritim dipastikan akan dapat
membawa masyarakat ke arah kemakmuran. Pembangunan di bidang kelautan diarahkan
untuk mencapai empat tujuan, yakni: 1) Pertumbuhan ekonomi tinggi secara
berkelanjutan.
2) Peningkatan
kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan,
dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.
3)
Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
4)
Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.
Selanjutnya,
kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:
a) Sektor
Pelayaran
Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia, industri pelayaran merupakan infrastruktur
dan tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita,
industri pelayaran nasional saat ini dalam kondisi belum begitu baik.
Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing sumber daya
manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah.
b) Sektor
Perikanan
Potensi
sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi
negara industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor
perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan
budidaya perikanan pun masih sangat kurang.
c) Sektor
Pariwisata Bahari
Pengembangan
pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect)
yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat,
mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa).Selain itu,
pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya
jiwa dan budaya bahari yang dapat memberikan efek berganda
dalam
mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun demikian, hingga saat
ini pariwisata bahari belum berkembang dengan baik.
kawasan Asia tenggara
lebih dibatasi oleh wilayah perairan, dimana batas negaranya pun masih saling
tumpang tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya
alam yang akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dapat
dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN.
c. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di
Indonesia
Kebangkitan ekonomi
kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan nasional,
dari pembangunan berbasis daratan (land-based development) menjadi
pembangunan berbasis kelautan (ocean-based development). Hal ini akan memacu
berbagai produk kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial yang
terintegrasi menunjang pembangunan kelautan.
Melalui perubahan basis
pembangunan dari basis daratan ke lautan, maka pelabuhan, armada pelayaran
(transportasi laut) akan lebih maju dan efisien.
Semua produk dari
pertanian tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan
tambang dan mineral, dan manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya
logistik akan lebih murah dan pergerakan barang lebih cepat. Di samping itu,
memacu percepatan pengembangan infrastruktur dan ketersambungan maritim,
membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik,
industri perkapalan,
diyakini akan mengurangi inefisiensi ekonomi nasional dan meningkatkan daya
saing produk dalam negeri. Konektivitas maritim juga akan memberikan jaminan
kesatuan ekonomi dan menekan perbedaan harga serta kesenjangan ekonomi
antarwilayah.
Bentuk kebijakan lain di
bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia
menyiapkan lima pelabuhan besar.Lima pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan
Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta
pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan.
Dari 47 pelabuhan yang
akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia. Kita ingin lima
pelabuhan besar kita itu siap untuk ASEAN Connectivity, dan Indonesia
sebetulnya berkepentingan untuk proyek-proyek sea transportation ini. Investasi
pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini, khususnya
pada infrastruktur transportasi.
Selain itu, dalam
pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang
sesuai dengan semua pihak. Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda,
maka diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi
masalah sektor perikanan menjadi sebuah keharusan. Kendala kita menghadapi MEA
sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih
kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena
nelayan sebagai pelaku
utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka
produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan akan turun.
2.
Penguatan Agrikultur di Indonesia
Ekonomi agrikultur merupakan upaya peningkatan
perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian. Agrikultur merupakan
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yangdilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumberenergi, atau untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman,
bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak. Agrikultur dapat pula berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,
seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Untuk lebih memahami makna agrikultur,
kerjakan aktivitas berikut.
a. Potensi
Agrikultur di Indonesia
Indonesia
sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi
pertanian yang sangat baik. Salah satu produk pertanian Indonesia yang berpotensi
menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buahbuahan dan sayuran.
Produk lain yang turut menjadi andalan adalah rempah-rempah dan Bahan Bakar
Nabati (BBN).
Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk
produk pertanian. Di sektor pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis tanaman.
Hal ini didukung kondisi iklim tropis. Di bidang tanaman pangan, Indonesia
memiliki tanaman unggul, seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan
berbagai varietas yang lain.
Pertanian
merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di Indonesia dan
menyumbang 14.7% bagi pendapatan nasional Indonesia (BPS: 2012). Fakta tersebut
menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian
Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia merupakan kontributor
besar dalam
pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan
bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan
melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat.
Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya
bangsa dan penyeimbang ekosistem.
b. Peran
Agrikultur di Indonesia
Pembangunan agrikultur
atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain:
potensi sumber daya alam
yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,
besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang tenggantung hidupnya pada sektor ini, perannya
dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian Indonesia besar, namun pada kenyataannya sampai saat ini
sebagian besar petani kita masih banyak yang tergolong miskin.
c. Hambatan
Pengembangan Agrikultur di Indonesia
Pengembangan di
bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa hambatan,
antara lain sebagai
berikut.
1) Skala usaha
pertanian pada umumnya relatif kecil;
2) Modal terbatas;
3) Penggunaan
teknologi masih sederhana;
4) Sangat dipengaruhi
musim;
5) Pada umumnya
berusaha dengan tenaga kerja keluarga;
6) Akses terhadap
kredit, teknologi, dan pasar rendah;
7) Pasar hasil
pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar
sehingga akan
merugikan petani;
8) Alih fungsi lahan
pertanian menjadi lahan nonpertanian;
9) Kurangnya
penyediaan benih yang bermutu bagi petani.
Pembangunan pertanian di
Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya
saing tinggi, tetapi juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta
pemberdayaan masyarakat. Tantangan tersebut diharapkan mampu mendorong kita
agar lebih bekerja keras dalam mengembangkan sektor pertanian apabila menginginkan
pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa.
3.
Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia
a. Ekofarming
Strategi
ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang
ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di
Indonesia.
b. Distribusi
Pupuk Secara Merata
Petani diminta
menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama satu
tahun. Dengan cara ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama
satu tahun sehingga dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan
petani.
c. Perbaikan
Irigasi
Pemerintah
mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan
atau pengadaan irigasi yang baik.
1)
Melakukanpembangunan dan
perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian.
2)
Pembukaan lahan baru sebagai
tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.
3)
Mutu sumber daya manusia yang
mampu memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya
perlu ditingkatkan.
4)
mempersiapkan sarana dan
prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga
kerja Indonesia seperti akses Jalan, pelabuhan, dan listrik.
No comments:
Post a Comment