Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Tuesday, March 31, 2020

JAWABAN MATA KULIAH PEMEROLEHAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI



1.       Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
2.       Teori Behaviorisme
Menurut Watson dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus – respons Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan.
Teori Nativisme
Teori Nativisme mengatakan bahwasannya hanya manusialah satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan komunikasi lewat bahasa verbal. Selain itu bahasa juga sangat kompleks oleh sebab itu tidak mungkin manusia belajar bahasa dari makhluk Tuhan yang lain
Teori Kognitivisme
Dalam teori kognitivisme terdapat Pola Tahapan Proses Belajar Bahasa  yang disesuaikan dengan tingkat usia (Sesuai Umur). Adapun pola yang ada sebagai berikut : a) Asimilasi: proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif. b)Akomodasi: proses penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru c) Disquilibrasi: proses penerimaan pengetahuan baru yang tidak sama dengan yang telah diketahuinya. d) Equilibrasi: proses penyeimbang mental setelah terjadi proses asimilasi.
Teori Konstruktivisme
Siswa dapat benar-benar memahami konsep ilmiah dan sains karena telah mengalaminya. Dalam kerjanya, ahli konstruktif  menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dengan melibatkan guru dan pelajar untuk memikirkan dan mengoreksi pembelajaran. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua.  

Teori Humanistik
Teori humanisme menurut Coombs bahwa Pengajaran disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya. Pengajaran disusun untuk memperoleh keterampilan dasar (akademik, pribadi, antar pribadi, komunikasi, dan ekonomi). Memilih dan memutuskan aktivitas pengajaran secara individual dan mampu. Mengenal pentingnya perasaan manusia, nilai, dan persepsi. suasana belajar yang menantang dan bisa dimengerti. Mengembangkan tanggung jawab siswa, mengembangkan sikap tulus, respek, dan menghargai orang lain, dan terampil dalam menyelesaikan konflik.
3.       Pemerolehan bahasa merupakan hasil dari suatu proses belajar. Dengan kegiatan belajar akan terdapat kegiatan dalam rangka pemerolehan bahasa baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan proses belajar akan terjadi kegiatan seperti menyimak, berbicara, menulis dan membaca.   
4.       Pada usia 3-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata sederhana, mengetahui lawan kata. Mereka dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada masa akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
5.       Untuk membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan berkomunikasi maka orang tua dan guru Taman Kanak-kanak seyogianya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau peluang kepada anak dengan sebaik-baiknya. Berbagai peluang itu diantaranya sebagai berikut:
a.      Bertutur kata yang baik dengan anak
b.     Mau mendengarkan pembicaraan anak
c.      Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya)
d.     Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara kebersihan rumah, sekolah, dan memelihara kesehatan diri.
e.      Di Taman Kanak-kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan keinginannya, menghafal, dan melantunkan lagu dan puisi.



No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts