1.
Empat keterampilan
berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan
menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan
mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan
atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat
(reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat
dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan
pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan
keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
2.
Teori Behaviorisme
Menurut Watson dengan tegas menolak pengaruh naluri
(instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat
dipelajari menurut hubungan stimulus – respons Menurut teori ini, semua
perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan
(stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun
dapat diprediksikan.
Teori Nativisme
Teori Nativisme mengatakan bahwasannya hanya
manusialah satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan komunikasi lewat
bahasa verbal. Selain itu bahasa juga sangat kompleks oleh sebab itu tidak
mungkin manusia belajar bahasa dari makhluk Tuhan yang lain
Teori Kognitivisme
Dalam teori kognitivisme terdapat Pola Tahapan Proses
Belajar Bahasa yang disesuaikan dengan tingkat usia (Sesuai Umur). Adapun
pola yang ada sebagai berikut : a) Asimilasi: proses penyesuaian pengetahuan
baru dengan struktur kognitif. b)Akomodasi: proses penyesuaian struktur
kognitif dengan pengetahuan baru c) Disquilibrasi: proses penerimaan
pengetahuan baru yang tidak sama dengan yang telah diketahuinya. d)
Equilibrasi: proses penyeimbang mental setelah terjadi proses asimilasi.
Teori Konstruktivisme
Siswa dapat benar-benar memahami konsep ilmiah dan
sains karena telah mengalaminya. Dalam kerjanya, ahli konstruktif
menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dengan melibatkan guru dan
pelajar untuk memikirkan dan mengoreksi pembelajaran. Ahli kontruktivisme
menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan,
mereka menggandakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu
untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua.
Teori Humanistik
Teori humanisme menurut Coombs bahwa Pengajaran
disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya untuk menumbuhkan kepercayaan
dirinya. Pengajaran disusun untuk memperoleh keterampilan dasar (akademik,
pribadi, antar pribadi, komunikasi, dan ekonomi). Memilih dan memutuskan
aktivitas pengajaran secara individual dan mampu. Mengenal pentingnya perasaan
manusia, nilai, dan persepsi. suasana belajar yang menantang dan bisa
dimengerti. Mengembangkan tanggung jawab siswa, mengembangkan sikap tulus,
respek, dan menghargai orang lain, dan terampil dalam menyelesaikan konflik.
3.
Pemerolehan bahasa
merupakan hasil dari suatu proses belajar. Dengan kegiatan belajar akan
terdapat kegiatan dalam rangka pemerolehan bahasa baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan proses belajar akan terjadi kegiatan seperti menyimak,
berbicara, menulis dan membaca.
4.
Pada usia 3-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang
sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga
timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Antara usia
4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Antara 5
dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka
juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata sederhana, mengetahui lawan kata.
Mereka dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang. Pada
masa akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu berkata-kata sederhana,
cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata
bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
5.
Untuk membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan
berkomunikasi maka orang tua dan guru Taman Kanak-kanak seyogianya
memfasilitasi, memberi kemudahan, atau peluang kepada anak dengan
sebaik-baiknya. Berbagai peluang itu diantaranya sebagai berikut:
a. Bertutur
kata yang baik dengan anak
b. Mau
mendengarkan pembicaraan anak
c. Menjawab
pertanyaan anak (jangan meremehkannya)
d. Mengajak
berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara kebersihan rumah,
sekolah, dan memelihara kesehatan diri.
e. Di
Taman Kanak-kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan
keinginannya, menghafal, dan melantunkan lagu dan puisi.
No comments:
Post a Comment