IDEOLOGI
A. Pengertian Ideologi
Ideologi
muncul di akhir abad 19 ketika asal ide-ide menjadi subjek kajian filosofis.
Orang yang pertama kali menggunakan istilah ideologi adalah Antoine Destutt,
seorang filosof Perancis yang hidup pada masa revolusi Perancis. Secara
etimologis, “ideologi” dibentuk dari kata idea dan logos. Idea berarti
pemikiran, konsep atau gagasan, sedangkan logos atau logoi berarti pengetahuan.
Dengan demikian, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide, tentang
keyakinan atau tentang gagasan. Dalam hubungan dengan pengertian ini, maka
ideologi bisa berarti ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini
kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
A Destult de
Tracy (1836) menjelaskan bahwa ideologi berasal dari kata idein yang berarti
melihat dan logia yang berarti kata atau ajaran. Pengertian ini untuk menyebut
suatu cabang filsafat, yaitu science de idees sebagai ilmu yang mendasari
ilmu-ilmu lain, seperti paedagogi, etika, politik. Atas dasar itu, menurutnya,
ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan atau buah pikiran.
Sesungguhnya
istilah ideologi sendiri bersifat netral, tidak memihak ke mana pun. Ia dapat
digunakan oleh siapa saja; apakah oleh kaum kapitalis, nasionalis atau komunis,
bahkan oleh yang lainnya. Ideologi pada dasarnya menggambarkan tentang suatu
tatanan kehidupan politik yang diyakininya sebagai yang paling ideal disertai
dengan cara-cara, program, dan strategi untuk mewujudkan dan memperjuangkannya.
Carl J.
Friedrich mendefinisikan ediologi sebagai suatu system pemikiran yang dikaitkan
dengan tindakan. Ideologi secara khas mengandung suatu program dan strategi
untuk mewujudkan ajarannya. Fungsi utamanya adalah untuk mempersatukan
organisasi-organisasi yang dibangun berdasarkannya.
B. Beberapa Unsur Ideologi
Ada beberapa unsur
yang sangat prinsipil dalam sebuah ideologi. Menurut Sastra Pratedja
unsur-unsur tersebut adalah:
1.
Adanya suatu penafsiran
terhadap kenyataan
2.
Setiap ideology memuat
seperangkat nilai atau suatu preskripsi (ketentuan) moral
3.
ideologi memuat suatu
orientasi dan tindakan. Ideology merupakan suatu pedoman kegiatan untuk
mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya.
Unsur pokok
dalam ideologi adalah :
1.
adanya suatu realitas hidup
yang diyakini sepenuhnya.
2.
Adanya tujuan hidup yang
dicita-citakan.
C. Hubungan Agama dan Ideologi
Dalam
kerangka teori, hubungan antara agama dan politik terletak dalam hubungan
antara ideologi dan lembaga agama. Dengan demikian agama sudah menjadi ideologi
ketika berhubungan dengan masalah-masalah politik.
Dalam
konteks politik yang mungkin dimainkan oleh agama, George Balandier
mereflesikannya pada dua fungsi :
1.
Agama bisa menjadi
instrument kekuasaan, suatu jaminan atas legitimasinya, sesuatu yang harus
digunakan dalam perjuangan politik, khususnya karena gama-agama juga selalu
dijadikan ideologi-ideologi politik.
2.
Agama dapat pula berfungsi
sebagai instrument untuk menentang kekuasaan sebagaimana telah dilakukan dan
terjadi di Iran.
Dalam keadaan
tertentu agama berfungsi sebagai ideologi dengan jalan menyediakan sistem
simbolis sebagai perangkat masyarakat untuk memahami sejarahnya.
Ideologi-ideologi tidak turun dari langit maupun mewakili entitas-entitas
otonomi. Ia juga merefleksikan robot yang tidak memiliki “kekuatan imajiner”
independen sebagai sarana untuk menentukan sejarah.
D. Pancasila Sebagai Ideologi
Sudah tidak
bisa diragukan lagi, Pancasila merupakan warisan sejarah bangsa Indonesia
melalui proses yang sangat panjang. Ia merupakan falsafah dan ideologi bangsa
Indonesia. Sebagai sebuah ideologi, tidak akan terlepas dari proses pertumbuhan
dan pemantapan.
Dimensi khas
dari Pancasila yaitu dimensi teleologis,
etis dan integral-integratif. Dimensi teleologis menunjukkan bahwa pembangunan
mempunyai tujuan mewujudkan cita-cita proklamasi 1945. Hidup bukan ditentukan
oleh nasib tetapi tergantung rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan usaha manusia.
Dimensi etis
menunjukkan bahwa dalam Pancasila, manusia dan martabatnya mempunyai kedudukan
yang sentral. Sedangkan dimensi integral-integratif yaitu menempatkan manusia
tidak secara individualistis melainkan dalam konteks strukturnya. Sebagai
sebuat ideologi nasional bangsa Indonesia, Pancasila memuat gambaran suatu
masyarakat dan nilai-nilai yang dicita-citakan. Pancasila tidak memberikan
suatu sistem atau teori tertentu.
E. Beberapa Jenis Ideologi Besar
1. Liberalisme
Tokoh
dari aliran ini adalah Jefferson, Bentham, James Mill, Thomas Hobbes, John
Locke, Jean J. Rousseau, dan sebagainya. “Liberalisme” berasal dari bahasa
latin liber, artinya bebas, merdeka. Secara terminologis liberalism adalah
suatu paham yang ditegakkannya kebebasan bagi setiap individu serta memandang
setiap individu pada posisi yang sederajat dalam hal kemerdekaan dan hak-hak
dasarnya. Liberalisme menempatkan individu sebagai makhluk yang bebas dan
merdeka di atas segala doktrin dan politik. Individu yang menyandang hak-hak
asasi ini tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun dan pihak manapun juga.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam liberalism :
a.
Penjaminan akan hak milik
perseorangan
b.
Mementingkan diri sendiri
c.
Pemberian kebebasan penuh
d.
Persaingan bebas
2. Sosialisme
Robert Owen
merupakan seorang kapitalis kaya yang dianggap pendiri sosialisme Inggris dan
sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah sosialisme. Dalam
pemikirannya pertalian antara demokrasi dan sosialisme adalah unsur
satu-satunya yang paling penting dalam pemikiran dan politik sosialis. Agenda
kaum sosialis adalah
a.
Menciptakan kesempatan yang
lebih banyak bagi kelas-kelas yang berkedudukan rendah
b.
Mengakhiri ketidaksamaan
yang didasarkan atas kelahiran dan tidak atas jasa
c.
Membuka lapangan pendidikan
bagi semua rakyat
d.
Menghapuskan
praktik-praktik diskriminatif yang didasarkan atas jenis kelamin, agama, suku
bangsa atau kelas sosial
e.
Mengatur dan mereorganisasi
ekonomi untuk kepentingan seluruh masyarakat
3. Marxisme-Leninisme
Ideologi
Marxisme-Leninisme termasuk salah satu varian dalam rumpun ideologi sosialisme.
Ideologi Marxisme-Leninisme berasal dari ajaran Henrich Karl Marx seorang tokoh
yang berasal dari keluarga Yahudi yang sudah berganti agama menjadi seorang
Kristen Protestan. Ajaran Marxisme-Leninisme dibangun atas dasar pemikiran Karl
Marx dan Friederich Engels yang dikembangkan lebih jauh oleh W.E. Lenin.
Unsur-unsur
ajaran Marxisme adalah:
a.
Filsafat dialektika, yaitu
filsafat yang diambil dari ajaran Hegel (1770-1831) kemudian diubahnya menjadi
dialektika materialism, kemudian menjadi historis materialism
b.
Historis Materialisme,
yaitu paham materialism yang digunakan untuk memahami sejarah
Teori tentang Negara dan revolusi, ajaran ini memberikan petunjuk
tentang mengorganisir dan menggerakkan rakyat yang lapar, terhina, dan
tertindas, disertai beberapa petunjuk aksi-aksi politik.
No comments:
Post a Comment