Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, March 12, 2020

BERMAIN, BERCERITA DAN BERNYANYI




Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat peka untuk menerima berbagai rangsangan dari lingkungan. Keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan yang optimal pada masa ini akan menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut serta menentukan keberhasilan anak didik dalam mengikuti pendidikannnya di kemudian hari. Tanpa dirangsang atau digunakan, otak manusia tidak akan berkembang karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, dengan demikian rangsangan otak pada usia dini ini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru (Solehudin, 2000:3).
Mengingat pentingnya pendidikan pada masa kanak-kanak, maka nyatalah dibutuhkannya pengelolaan yang profesional terhadap program pendidikan khususnya pendidikan pra sekolah. Salah satu pola penerapan yang saat ini dirasakan cukup dominan dalam pelaksanaan pendidikannya adalah penerapan bermain, bercerita dan bernyanyi. Mengapa bermain, bercerita dan bernyanyi menempati posisi penting dalam pembelajaran? Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa masa kanak-kanak merupakan masa bermain. Bahkan kata taman dalam taman kanak-kanak pun menunjukan pada suatu konsep yang menyenangkan, indah, penuh kegembiraan dan sebagainya. Dengan kata lain, bermain (termasuk bercerita dan bernyanyi) dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar dan perkembangan anak.

1. Bermain
Mengingat betapa krusialnya pendidikan bagi anak usia dini serta betapa penting dan fundamentalnya rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki maka bermain menjadi kegiatan yang sangat penting dan merupakan central dari segala kegiatan karena aktivitas bermain merupakan keutuhan bagi anak dan appropriate dengan perkembangan yang dimiliki oleh anak. Namun bagaimana implementasi bermain dalam pembelajaran di pendidikan anak usia dini masih harus senantiasa diperbaiki dan ditingkatkan artinya di lapangan memungkinkan sekali terjadi miss implementasi dengan konsep bermain yang sebenarnya dikehendaki dalam pendidikan anak usia dini.
Rangsangan yang diberikan kepada anak usia dini tentunya harus sesuai dengan perkembangan mereka, dimana tahap perkembangan ini dapat ditijau dari berbagai aspek seperti kognitif, bahasa, emosi, sosial, fisik, dsb. Proses penyampaiannya pun harus sesuai dengan dunia anak, seperti bermain merupakan belajarnya bagi anak-anak. Bermain merupakan proses mempersiapkan diri untuk memasuki dunia selanjutnya. Bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu. Bermain akan menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi, melatih pertumbuhan fisik serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan teman lainnya, mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah kata-kata, serta membuat belajar yang dilakukan sebagai belajar yang saat Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik sebelum bersekolah.
Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses daripada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Dengan demikian anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat berikutnya.
Oleh karena itu dalam memberikan kegiatan belajar pada anak didik harus diperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, alat bermain atau alat bantu, metode yang digunakan, waktu dan tempat serta teman bermain (Depdikbud 1995: 8)

BERNYANYI
Aktivitas bernyanyi pada berbagai jenjang pendidikan terutama pendidikan pra sekolah atau taman-taman pendidikan telah memegang peranan yang sangat penting. Bernyanyi dapat mengembangkan bakat seni dan apresiasi anak terhadap musik. Pada kenyataannya di lapangan aktivitas bernyanyi dapat merupakan suatu metoda pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan, bahkan dengan bernyanyi anak akan lebih mudah ingat terhadap suatu materi. Tentunya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh anak adalah lagu-lagu yang sesuai dengan perkembangan anak serta tetap berada dalam koridor nilai-nilai keagamanan. Satu hal yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah bahwa aktivitas bernyanyi yang dilakukan oleh anak bukan bermaksud menjadikan anak tersebut sebagai penyanyi tetapi agar anak dapat belajar dengan penuh kegembiraan dan menyenangkan sehingga dapat membantu proses perkembangannya terutama yang berkenaan dengan apresiasi dan bakat serta pengembangan kepercayaan diri anak.
Berikut ini beberapa lagu yang dapat diberikan kepada anak;
1. Tambur Berbunyi
Tambur berbunyi baris di lapangan
Bersiap kaki rapat, pegang pundak teman
Tangan ke atas ke bahu direntang
Meniru burung terbang di udara
Satu, dua, satu, dua, terbang di udara 2x
2. Mari Mengaji
Ayolah hai kawan mengaji bersama
Siapkanlah iqromu segera
A, ba, ta, tsa, ja, ha, kho, da, dza, ro,
za, sa, sya, sho, do, tho, dho, ‘a, gho,
fa, qo, ka, la, ma, na, wa, Ha, ya.
Teruskan-teruskanlah
hingga kau bisa baca
kemudian mengaji bersama.
Ingatlah hai kawan tanda-tanda bacanya
janganlah sampai lupa makhrojnya.

BERCERITA
Dulu, ketika anak-anak akan tidur orang tua kerap kali menghantarkan tidur mereka dengan cara bercerita atau mendengarkan dongeng. Dongeng yang diceritakannya pun bermacam-macam, ada cerita sedih, lucu, menegangkan dan menyeramkan. Diakui atau tidak kegiatan ini mampu mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak serta mampu menanamkan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Bercerita pun mampu memberikan pendidikan moral bagi anak-anak dalam mengatasi masalah-masalah krusial yang sering terjadi, misalnya ; konflik dengan orang tua, teman, dengan saudara dan sebagainya.
Menurut Lawrence Kutner dalam Intisari, Kumpulan Artikel Psikologi Anak 2 (1999:2) bahwa dongeng penting bagi anak agar dapat memasuki perjalanan hidupnya tanpa resiko. Anak bisa mengatasi masalahnya dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh cerita. Dalam Al-Qur’an pun kita banyak menemukan cerita/kisah tentang nabi-nabi terdahulu, kejadian-kejadian yang telah dan akan datang dan lain-lain. Rasulullah SAW pun tak segan-segan bercerita, baik kepada sahabatnya maupun kepada cucu-cucunya, sebab dengan bercerita otaknya akan lebih terangsang dan tergugah perasaaannnya. Yang paling utama adalah bahwa dibalik kisah/cerita itu terdapat berjuta-juta hikmah/ibroh yang dapat diambil sehingga membuat anak-anak merasa belajar sesuatu, tetapi tak merasa digurui serta melakukannnya dengan senang hati tanpa ada paksaan.
Bercerita adalah proses kreatif, sehingga diperlukan kreativitas dan keterampilan dari orang- orang yang akan bercerita sehingga dia mampu menghayati cerita yang akan disampaikannya. Berikut ini kiat-kiat agar dapat menjadi pendongeng/pencerita yang baik:
1. Sebelum bercerita yakinkan dulu bahwa anda menyayangi anak-anak. Lakukan dengan senang hati, buat mereka tertarik untuk mendengarkan cerita kita.
2. Pilih cerita yang anda sukai. Cerita ini dapat kita peroleh dari buku-buku atau kita buat sendiri.
3. Hapalkan garis besar ceritanya atau buat ringkasan cerita di atas secarik kertas. Hayati pesan utamanya serta jangan lupa lakukan improvisasi.
4. Susun urutan cerita dan alat peraga/alat bantu yang akan digunakan.
5. Cobalah mengahayati dan meresapi cerita dengan sungguh-sungguh dengan melibatkan perasaan kita. (sedih, tertawa, kesal, ngambek, dan lain-lain)
6. Konsentrasi dan tenang dalam menyampaikan cerita.
7. Buatlah pendahuluan yang menarik (misalkan, pada zaman dahulu kala ….)
8. Jangan lupa untuk memperhatikan jumlah anak, intonasi suara, pakaian, mimik muka, tempat, dan lain-lain)
9. Kembangkan “Sense of Humor” sehingga cerita menjadi lebih menarik.
10. Dan yang tidak kalah penting adalah bahwa kita harus berani mencoba, jangan putus asa ketika cerita kita tidak didengarkan oleh anak-anak tetapi teruslah berusaha untuk memperbaiki dan melatih diri, sebab TIDAK ADA GURU YANG TIDAK BISA
BERCERITA, TETAPI ADA JUGA GURU YANG TIDAK PERNAH MENCOBA UNTUK
BISA BERCERITA.


Dengan demikian bermain, bernyanyi dan bercerita dapat menjadi media pembelajaran bagi dunia pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak. Tentunya aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya digunakan untuk bersenang-senang saja tanpa tujuan yang jelas tetapi merupakan alat untuk mengimplementasikan tema yang akan dipelajari menjadi sesuatu yang dapat memberikan kemudahan bagi anak. Yang penting untuk digaris bawahi adalah bahwa hendaknya bermain, bernyanyi dan bercerita memuat isi dan kualitas yang dapat mendidik anak.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts