Kata
Maintenance berasal dari bahasa latin
yang terdiri dari dua susunan kata yaitu manus
dan tenere. Manus yang berarti
tangan dan tenere yang berarti
memegang. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa
maintenance itu adalah “ensuring that
physical assets continue to fulfill their intended functions and its associated
desired standar performance” dengan tujuan untuk menjaga availability dan
realibility dengan biaya yang serendah mungkin.
Untuk
menjaga life cycle suatu mesin maka
diperlukan sekali adanya perawatan terhadap mesin tersebut guna menjaga
performa mesin agar tetap stabil dan sama dikala pada saat pertama kali
comissioning. Perawatan merupakan suatu konsepsi dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap
dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan
proses produksi, aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan kepada kondisi
terjaga, dan aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian
peralatan, bahan, pekerjaan, cara penanganan, dll.
Tujuan umum perawatan adalah
untuk menjamin ketersediaan, keandalan pasilitas (mesin dan peralatan secara
ekonomis dan teknis sehingga dalam penggunaannya dapat dilaksanakan seoptimal
mungkin). Selain itu dengan adanya perawatan maka akan memperpanjang usia
kegunaan fasilitas tersebut. Dilain pihak keuntungan yang dapat diperoleh dengan
adanya perawatan ini adalah menjamin kesiapan operasional seluruh pasilitas
yang diperlukan dalam keadaan darurat dan menjamin keselamatan kerja dan
keamanan dalam penggunaannya.
Dalam kenyatannya dilapangan,
maintenance/perawatan itu dibagi menjadi dua bagian yaitu yang disebut dengan Planned maintenance dan unplanned maintenance. Pada schedule planned maintenance dibagi
lagi menjadi preventive maintenance
dengan corrective maintenance dimana
untuk pekerjaan tersebut bisa dikerjakan untuk unit yang dalam kondisi running maintenance, shut down maintenance
dan break down maintenance. Sementara
untuk unplanned maintenance hanya
dilakukan pada unit yang dianggap emergency
maintenance.
Menurut Rajagukguk, Rafael., (www.migas-indonesia.com) Preventive maintenance adalah tindakan
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan anjuran pada instruction manual atau pengalaman si crew maintenance terhadap equipment yang
bersangkutan. Misalnya, penggantian oli yang dilakukan setiap 6 bulan atau
penggantian grease setiap 8000 running hours, penggantian bucket gas turbine setiap 2000 running
hours, dsb.
Namun menurut Ilham B Santoso, (www.migas-indonesia.com) Preventive Maintenance itu adalah
tindakan pemeliharaan yang menggunakan metoda strategi schedule inspection (rusak maupun tidak rusak) dalam
melakukan corrective/maintenance
mesin atau equipment harus berhenti.
Biasanya program tersebut di upload
ke dalam CMMS system baik itu SAP,MIMS,dll, sehingga akan di issued secara berkala, konsekuensinya
adalah work schedule tinggi,
memerlukan sumber yang banyak, breakdown
masih tinggi, potensi adanya kerusakan baru karena prosedur yang tidak benar,
memerlukan waktu yang lebih lama dalam menemukan root cause.
Menurut Rajagukguk, Rafael., (www.migas-indonesia.com) Predictive maintenance adalah salah satu
metoda pemeliharaan yang didasarkan pada kondisi equipment yang sedang dicheck.
Predictive maintenance membutuhkan
bantuan alat-alat presisi seperti vibration
analyzer, oil analysis, ulttrasonic, dll. Dengan memakai vibration analyzer kita misalnya bisa
mengetahui gejala kerusakan pada bearing,
looseness, unbalance pada kondisi yang paling dini, sehingga kita bisa
melakukan persiapan untuk shutdown
dengan lebih terencana. Pembelian atau pembuatan spare part, tenaga kerja, peralatan dapat dipersiapakan lebih awal
sehingga kalaupun kita melakukan shutdown
akan membutuhkan waktu dan biaya yang lebih sedikit.
Namun menurut Ilham B Santoso, (www.migas-indonesia.com) Predictive Maintenance itu merupakan
tindakan pemeliharaan yang menggunakan strategi base on condition sebelum melakukan tindakan corrective maintenance. Untuk strategi ini memanfaatkan vibration monitoring, oil analysis,
preformance monitoring, infra-red,dll tanpa harus memberhentikan
peralatan/mesin. Equipment yang
dilakukan monitoring ini tetap berjalan normal, namun konsekuensinya adalah work schedule berkurang, mempercepat
penyelesaian kerusakan, breakdown
dapat diturunkan, investasi untuk teknologi cukup besar, mencegah secondary failure, manage source lebih baik.
Perawatan merupakan semua
kegiatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan suatu mesin atau peralatan dalam
kondisi yang dikehendaki dan siap untuk beroperasi, atau jika terjadi kerusakan
diupayakan mesin atau peralatan dikembalikan pada kondisi yang baik.
Menurut [Hadi, 1991] pada
umumnya kegiatan perawatan dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu :
1.
Tindakan Perawatan
Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan adalah
kegiatan perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan, atau kegiatan
perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang timbul secara tidak terduga pada saat sistem atau mesin
sedang beroperasi. Tujuan perawatan jenis ini adalah untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang tak terduga dan untuk menemukan kondisi yang dapat menyebabkan
system mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Permasalahan yang biasa timbul pada perawatan preventive adalah penentuan interval waktu pemeriksaan atau
penggantian periodik sehingga tercapai kondisi optimal yang meminimasi ongkos
perawatan yang harus dikeluarkan dan memaksimasi tingkat ketersediaan (availability). Pada umumnya tindakan
perawatan preventive diselenggarakan secara terjadwal, meliputi penggantian
komponen, penggantian cairan pelumas, maupun penyetelan suatu sub system.
Perawatan pencegahan dilaksanakan pada tingkat perawatan ringan, sedang dan
berat.
2.
Tindakan Perawatan Perbaikan
(corrective replacement)
Kegiatan perbaikan adalah
kegiatan perawatan yang dilakukan
setelah terjadinya kerusakan atau sistem tidak dapat berfungsi dengan baik.
Tindakan yang dapat diambil adalah berupa penggantian komponen (corrective replacement), perbaikan
kecil (repair), dan perbaikan
besar (overhaul). Kegiatan
pemeliharaan ini merupakan perbaikan dan
dilakukan setelah mesin atau system mengalami kerusakan atau tidak dapat
berfungsi dengan baik. Perawatan ini disebut juga dengan reparasi (repair
maintenance) yang biasanya terjadi karena perawatan pencegahan tidak
dilakukan atau perawatan pencegahan sudah dilakukan tetapi pada suatu saat
tertentu mesin atau system tersebut tetap rusak. Perawatan perbaikan ini lebih
cenderung suatu tindakan yang tidak terjadwal.
Berdasarkan horison waktu
perencanaan, tindakan perawatan pencegahan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
- Perawatan
pencegahan untuk horison waktu yang terbatas (finite time interval). Disebut juga non-stationary preventive
maintenance.
2. Perawatan pencegahan untuk horison waktu yang tidak
terbatas (infinite time interval).
Disebut juga stasionary preventive maintenance.
No comments:
Post a Comment