1.
a. Pengertian Globalisasi merupakan
suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan global didalam suatu
ruang dan waktumelalui internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar
dari produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang
ditopang oleh jaringan system telekomunikasi global yang semakin canggih dan
cepat. Intinya dari proses globalisasi yaitu terciptanya suatu jaringan
kehidupan yang semakin terintegrasi.
Pengertian Standar Pendidikan
Standarisasi
dimaknai sebagai penentuan standar/kriteria minimal terhadap layak-tidaknya
unsur-unsur penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Penetapan standar
sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, setidaknya menggambarkan
optimisme Pemerintah dan DPR untuk mendongkrak mutu pendidikan nasional
sehingga tidak tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya di Asia
khususnya dan dunia pada umumnya.
b. Sejarah
Teori Globalisasi dan Standar Pendidikan
Tahun 1000 dan 1500 M para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri
negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun
jalan laut untuk berdagang perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum
muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang,
Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut
Tengah, Venesia, dan Genoa. Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia
secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda
adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya
revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. Fase
selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan
kesejahteraan dunia. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,iinflasi regional
dan lain-lain.
Kondisi pendidikan secara nasional masih sangat memprihatinkan dalam
sejumlah aspek. Katakanlah pada aspek tenaga pendidik, tidak semua daerah
memiliki kemampuan anggaran untuk merekrut tenaga pendidik sesuai kebutuhan masing-masing
satuan pendidikan. Demikian juga mutu dan kompetensi lulusan, pemerintah hanya
menilai pada hasil ujian nasional, sementara proses yang dijalani seorang siswa
selama tiga tahun sama sekali tidak dijadikan indikator yang menentukan
keberhasilannya.
Tidak berarti standardisasi tidak diperlukan, tetapi memerlukan waktu
dan pengkajian mendalam mengenai dampak yang timbul, diperlukan juga pemerataan
pembangunan di semua daerah sebelum standardisasi diberlakukan. Banyak kalangan
menilai bahwa Indonesia cenderung mengadopsi sistem pendidikan dari
negara-negara Barat yang telah mapan dan berkembang dengan cepat.
c. Aspek-aspek
globalisasi dan standar pendidikan
Aspek-aspek
globalisasi terdiri dari :
A. Globalisasi
Informasi dan Komunikasi
Informasi dan
komunikasi yang didukung tekhnologi canggih semakin efisien dan efektif.
Contoh : Telepon, Radio, Televisi, Internet dapat mengatasi jarak jauh menjadi
dekat, dapat digunakan berkomunikasi antar warga suatu negara dengan warga
negara lain yang saling berjauhan. Barang yang ditawarkan lewat televisi dan
koran lebih mudah dikenal konsumen. Industri wisata suatu negara
ditawarkan lewat media massa sehingga meningkatkan arus wisatawan, pernyataan
seseorang dengan cepat dapat disiarkan lewat radio, TV , koran dan internet.
B. Globalisasi
Ekonomi
Globalisasi
ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam
sistem ekonomi global baik yang menyangkut pasokan, permintaan transportasi,
tenaga kerja, bahan mentah, distribusi serta pemasaran. Globalisasi
ekonomi menghendaki persaingan bebas melalui mekanisme pasar sehingga
mekainisme pasar itulah yang menentukan apakah produk dari sebuah negara dapat
bersaing atau tidak. Pola ekonomi global inilah yang memunculkan neoliberalisme.
Pasar dikuasai negara maju dan negara miskin semakin terpinggirkan sehingga
menimbulkan kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu globalisasi
ekonomi jauh dari keadilan sosial, serta jauh dari kesejahteraan rakyat
baik secara nasional maupun internasional.
C. Globalisasi
Hukum
Globalisasi
adalah mengaburkan batas-batas kenegaraan dibidang hukum sehingga tidak
ada lagi negara yang dapat mengklaim bahwa ia menganut sistem hukum nasional
secara absolut. Kini telah terjadi saling mempengaruhi antar sistem
hukum, termasuk Indonesia. Contoh: Adanya aspirasi masyarakat yang
menghendaki adanya perubahan dan keadilan.
D. Globalisasi
Politik
Globalisasi
politik menyangkut isu demokratisasi dan hak asasi manusia. Kesadaran
warganegara diberbagai belahan dunia untuk berartisipasi dibidang politik
semakin meningkat, demikian halnya dengan HAM yaitu kemampuan dan kesadaran
untuk menghargai HAM dan menegakkannya semakin tumbuh dimana-mana.
E. Globalisasi
Ilmu Pengetahuan
Masa depan
adalah peradaban yang didominasi ilmu pengetahuan. IPTEK menjadi sumber
kekuatan untuk mewujudkan kemakmuran. Globalisasi IPTEK memunculkan
kesadaran pentingnya pemamfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk mengolah
potensi alam untuk kemaslahatan hidup orang banyak. Seperti rekayasa genetika,
kloning, perkembangan komputer, dll.
F. Globalisasi
Budaya
Globalisasi
budaya melalui TV, film, musik dll menyebabkan pertemuannya budaya-budaya dari
berbagai negara yang dapat menyebabkan fusi atau peleburan menjadi budaya
baru yang produktif. Globalisasi dapat membantu menegakkan kembali asal usul
etnis, membangkitkan tradisi dan landasan-landasan religius. Tetapi
globalisasi budaya juga dapat menimbulkan berbagai gaya hidup yang tidak peduli
pada nilai moral dan etika.
G. Globalisasi
Agama
Globalisasi
dapat menyentuh agama-agama, terutama yang berkaitan dengan norma, nilai, dan
makna agama. Disatu sisi dengan kemajuan informasi dan telekomunikasi dapat
berakibat positif bagi agama-agama, misalnya, penyiaran nilai-nilai agama dan
sebaliknya menyiarkan jauh dari nilai keagamaan serta dapat menimbulkan
singkritisme atau mencari alternatif kepercayaan lainnya yang mereka yakini.
Aspek-aspek
standar pendidikan terdiri dari :
i.
Standar kompetensi lulusan
adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
ii.
Standar isi adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu;
iii.
Standar proses adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan;
iv.
Standar pendidik dan tenaga
kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun
mental, serta pendidikan dalam jabatan;
v.
Standar sarana dan
prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi,
vi.
Standar pengelolaan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan;
vii.
Standar pembiayaan adalah
standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
yang berlaku selama satu tahun.
viii.
Standar penilaian
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
d. Dampak
globalisasi dan standar Pendidikan
Globalisasi tersebut maka akan berpengaruh, implikasi ataupun dampaknya,
khususnya terhadap Negara-negara berkembang seperti Indonesia, terutama dalam
ranah pendidikan, nilai-nilai moral, sosial, politik budaya dan kemanusiaan,
baik yang bersifat positif maupun negatif akan sangat besar efek yang
ditimbulkan. Ini semua merupakan tantangan khususnya bagi generasi muda sebagai
penerus bangsa, bagaimana mengemas globalisasi ini sebaik mungkin mengambil
nilai positifnya dan menghindari sisi negatifnya.
Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia pendidikan di Indonesia
yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus globalisasi, dimana
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki menejemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam mencetak SDM yang berkualitas dan
bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi,
menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit jumlahnya bagi masyarakat, paling
tidak ada tiga dampak negatif yang akan terjadi dalam dunia pendidikan
Indonesia, yaitu:
Pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dan komersil
seiring dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme yang melanda dunia.
Paradigma dalam dunia komersil adalah usaha mencari pasar baru dan memperluas
bentuk-bentuk usaha secara terus menerus. Globalisasi mampu memaksa
liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi komoditas dalam
pasar yang baru. Tidak heran apabila sekolah masih membebani orang tua murid
dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang sumbangan pembangunan
institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS).
Kedua, mulai melemahnya kekuatan kontrol pendidikan oleh Negara. Tuntutan
untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti International Monetary
Fund (IMF) dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat
kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang
telah diamandemenkan, UU Sisdiknas, dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma
pendidikan dari corak sentralistis menjadi disentralistis.
Ketiga, globalisasi akan mendorong delokasi dan perubahan teknologi dan
orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan
internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam dunia
pendidikan yang tradisional. Pemanfaatan multimedia yang portable dan menarik
sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran didunia sekolah
Indonesia. Disinilah bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas kebangsaan yang
tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk dilakukan seoptimal mungkin.
Selain dampak negatif,
pengaruh globalisasi juga membawa dampak yang positif. Sebagian pakar telah
melihat betapa besar impact/ imbas yang disebabkan oleh pengaruh global ini
sebagai suatu global revolution. Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup baru
yang tampak dengan jelas dalam mempengaruhi kehidupan. Ada berbagai dampak yang
ditimbulkan oleh globalisasi terhadap dunia pendidikan, yaitu:
1. Dampak
Positif globalisasi Pendidikan
a. Akan semakin mudahnya akses informasi.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang
professional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesiabisa bersaing
dengan Negara-negarara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan
mampu bersaing
e. Adanya perubahan struktur dan system pendidikan yang
meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. Dampak negatif
globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi pendidikan tidak selamanya
membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, melainkan globalisasi memiliki
dampak negatif yang perlu diantisipasi, dampaknya antara lain:
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik
modal.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang
berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam
dunia pendidikan.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya
dari luar.
e. Upaya-upaya
yang penting dilakukan agar dapat meminimalisasi pengaruh dan dampak
globalisasi
Telah kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif dalam
melakukan perubahan yang lebih baik, namun disisi lain mempunyai dampak negatif
yang dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Hal
itu semua akan tergantung bagaimana elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam
pendidikan mampu bersikap responsive dalam menghadapi arus globalisasi yang
tidak bisa kita hindari, artinya dalam menghadapi arus globalisasi ini kita
tidak akan pernah menemukan suatu penyelesaian dengancara menghindari dan
berpura-pura tidak tahu apa-apa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
semua elemen diatas tadi dalam menghadapi arus globlisasi dalam dunia
pendidikan.
1. Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan
bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari
keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu meningkatkan martabat
serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikn
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis
dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh
globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia
pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan
etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun jika yang
dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru
dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus
membina para murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai
angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan
dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar
dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran
mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter murid.
Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang guru karena
keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.
Disamping itu,dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan
profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus siap menghadapi
kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi, efisiensi, dan
kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus sangat
diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya.[3]
Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa
mengembangun tiga intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar
terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga
menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan seluruh potensi diri
siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti
ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui
belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi
informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga
dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal
mungkin.
2. Peserta didik (Siswa)
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus
mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik itu
pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak dari
pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negatif dan
menghancurkan dirinya jika tidak segera ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat
terlihat jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal
itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu
ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan
bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.
Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi
siswa jika digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya
yang tidak sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses interet
digunakan oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan
sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan terasa sempit melaui dunia maya.
Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga
tidak jarang yang menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi
siswa. Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional,
dan moral sangat penting untuk mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi
dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi
emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan
perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era
globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
3. Orang tua (Keluarga)
Orang tua atau
keluarga dianggap sebagai pendidikanpertama bagi anak sebelum mereka dikenalkan
dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan
seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka
juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap
atau satu rumah.
Peran orang tua
untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya sangat
penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak pada
kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak terkontrol. Orang tua
terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan
potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah
terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tahu
segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan setiap
waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti dengan
memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain, menanyakan keadaan
anak kepada guru-guru nya di sekolah,dan lain sebagainya. Hal seperti ini
sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya
masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.
4. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada perilaku dan
kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya dapat mengalahkan
pengaruh guru maupun orang tua.
Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan yang sudah
diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti tingkah laku dan
menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena pengaruh kebiasaan
orang-orang yang ada disekitar kita.
Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam menghadapi arus
globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban kita
adalah bagaimana berinteraksi dengan nya secara positif. Toh, realitas
(globalisasi) ini tidak semuanya buruk, dan tidak pula semuanya baik. Karena
itu kita harus menyikapinya lewat berbagai bentuk artikulasi yang kritis namun
proporsional.
Pangkal dari arus globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang mampu membawa kepada perubahan-perubahan dalam
bidang pendidikan baik perubahan positif maupun perubahan negative.
2.
Identifikasi karakteristik,
ciri, model, tuntutan, tantangan, peluang dan hambatan masyarakat Indonesia di
era globalisasi
Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal ini terbukti di
Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang masing-masing mempunyai struktur
budaya yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari bahasa, adat
istiadat, religi, tipe kesenian, dan lain-lain. Pada dasarnya suatu masyarakat
dikatakan multicultural jika dalam masyarakat tersebut memiliki keanekaragaman
dan perbedaan.
Keragaman dan perbedaan yang dimaksud antara lain, keragaman struktur
budaya yang berakar pada perbedaan standar nilai yang berbeda-beda, keragaman
ras, suku, dan agama, keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut,
raut muka, postur tubuh, dan lain-lain, serta keragaman kelompok sosial dalam
masyarakat.
Globalisasi tidak bisa ditolak atau dihindari, dia hadir seiring
perkembangan peradaban manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan seksama, turut
serta memainkan peran dalam setiap tantangan dan peluang yang tersedia.
Tantangan yang
dihadapai oleh masyarakat Indonesia dalam era globalisasi adalah menyangkut
ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan salah satu faktor kunci
dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang
selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting
menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
1). Ketimpangan
antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
2). Tingkat
pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Tantangan
pendidikan menghadapi era global diantaranya :
Pertama,
tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana meningkatkan
produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai
upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan (continuing
development ).
Kedua,
tantangan untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era
reformasi dan transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat tradisional-agraris
ke masyarakat modern-industrial dan informasi-komunikasi, serta bagaimana
implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan kualitas kehidupan SDM.
Ketiga,
tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu meningkatkan daya
saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai
hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Keempat,
tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di bidang Iptek, yang
menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan ekonomi.
Peluang
Globalisasi
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
transportasi dan telekomunikasi telah membuat
dunia terasa seolah tanpa batas dan sekat.
kemajuan teknologi telekomunikasi telah membuat hubungan
komunikasi penduduk antar negara di berbagai belahan dunia menjadi
semakin terbuka dan mudah. Seolah dunia ini kecil,
orang dapat berkomunikasi setiap saat walaupun
berada di belahan dunia dalam jarak yang
amat jauh secara fisik, namun dengan
kecanggihan alat komunikasi semuanya terasa dekat dan seolah tidak
terpisahkan oleh tempat dan jarak yang berjauhan. Globalisasi di
bidang ekonomi telah mendorong munculnya perdagangan
bebas lintas negara. Perdagangan bebas adalah suatu situasi di mana arus
lalu-lintas barang, jasa, dan manusia dari dan ke suatu negara di dunia
ini tidak mengalami hambatan yang berarti. Keadaan seperti itu, akan
menimbulkan peluang dan ancaman bagi bangsa Indonesia. Peluang itu
berupa makin mudahnya barang dan jasa
produksi Indonesia untuk memasuki pasaran luar
negeri. Hambatan non-tarif (kuota, dan
sebagainya) bagi produk Indonesia ke negara lain akan semakin hilang atau
tidak berarti lagi. Demikian pula
halnya dengan tenaga kerja Indonesia, mereka
akan dapat bekerja dengan mudah di
negeri asing tanpa hambatan peraturan imigrasi
yang berarti. Namun di sisi lain,
keadaan itu juga dapat menimbulkan ancaman bagi Indonesia:
barang, jasa, dan tenaga kerja asing boleh masuk ke Indonesia dengan tanpa
hambatan yang berarti. Akan terjadi persaingan kualitas
barang, jasa, dan tenaga kerja dalam
negeri dan luar negeri guna merebut pasar dalam negeri.
Tantangan
Globalisasi
Globalisasi
dapat pula dipandang sebagai suatu
tantangan. Dalam konteks globalisasi sebagai
tantangan merupakan cara pandang yang optimistis,
dimana memandang globalisasi sebagai suatu
yang menantang. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa sesuatu tersebut
harus disikapi dan dihadapi dengan berbagai upaya dan strategi.
Perdagangan atau pasar bebas, dapat
dikatakan sebagai tantangan. Tantangan yang terkandung pada sistem
pasar bebas adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan
sebaik-baiknya setiap peluang untuk mengembangkan
industri dan menghasilkan produk-produk yang
dapat bersaing dan diserap pasar internasional. Guna
menghadapi tantangan tersebut, maka sumber daya manusia
yang berkualitas (masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan
inovatif) sangat diperlukan untuk dapat memainkan peran sebagai pelaku
aktif yang dapat bersaing atau bahkan
keluar sebagai pemenang dalam persaingan global. Sumber daya
manusia yang berkualitas juga sudah menjadi tuntutan dan
keharusan untuk dapat menghadapi persaingan yang
sangat ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan
yang semakin sempit. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas, mampu bersaing dengan semua bangsa di dunia, maka semua komponen
masyarakat terutama dunia pendidikan di tuntut
perannya untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran. Globalisasi tidak bisa ditolak atau dihindari, dia
hadir seiring perkembangan peradaban manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan
seksama, turut serta memainkan peran dalam setiap tantangan dan peluang yang
tersedia.
Salah
satu faktor yang menentukan dalam daya
saing suatu produk adalah mutu produk. Mutu merupakan bagian isu
kritis yang menantang dalam persaingan global. Tantangan
lainnya dalam menghadapi pasar dan persaingan
bebas adalah bagaimana menciptakan sektor
pertanian dan industri yang efisien, efektif,
dinamis dan berkelanjutan, penyebarluasan teknologi
dan inovasi yang terkait dengan sistem
produksi, packaging, serta pemasaran.
3.
Standarisasi pendidikan
dalam mengelola pendidikan dibutuhkan karena
Profil
pendidikan Indonesia itu ternyata sangat kompleks. Berbeda dengan pendidikan di
negara yang kurang lebih homogen, maka profil pendidikan Indonesia menunjukkan
suatu profil yang sangat beragam oleh karena perbedaan yang mencolok antar
daerah. Oleh sebab itu berbicara mengenai standar pendidikan nasional merupakan
suatu yang niscaya.
Dalam teori
perencanaan pendidikan ada tiga komponen yang menentukan standar pendidikan,
yaitu:
1. Komponen
standar kurikulum atau dikenal pula sebagai standar isi.
2. Standarisasi
performance ( unjuk rasa )
3. Kesempatan
belajar ( opportunity to learn- OTL )
Dalam konteks
pendidikan nasional Indonesia, diperlukan standar yang perlu dicapai dalam
waktu tertentu dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Diperlukan perumusan
yang jelas, terarah dan fisible mengenai tujuan pendidikan. Rumusan tujuan
dapat berupa tujuan ideal, tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan
rencana strategis yang terlihat dengan keadaan dan waktu tertentu. Kualitas
pendidikan nasional semakin meningkat , pertanyaan mengenai perlunya standarisasi
pendidikan nasional dalam arti:
1. Standarisasi
pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan politik.
2. Standarisasi
pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan globalisasi.
3. Standarisasi
pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan dari kemajuan.
Terdapat tiga
alasan mengapa standar nasional pendidikan diperlukan:
1. Indonesia
sebagai Negara berkembang. Sebagai suatu negara berkembang Indonesia tergolong
negara yang masih miskin. Oleh sebab itu pula tidak mengherankan apabila
tingkat pendidikannya belum mencapai sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat modern. Hal ini dapat dilihat pula dalam alokasi dana pendidikan
nasional maupun daerah. Dana yang tersedia ataupun komitmen pemerintah dan
masyarakat untuk meningkatkan pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkan negara
demokratis dapat dikatakan minim.
2. Sebagai
Negara Kesatuan kita memerlukan suatu penilaian kinerja sistem pendidikan
nasional. Undang – Undang dasar kita mengatakan bahwa pemerintah menyusun dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang dewasa ini telah
dirumuskan di dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003. Adanya suatu sistem
pendidikan nasional termasuk di dalam evaluasinya merupakan salah satu sarana
untuk meningkatkan kohesi sosial. Tanpa adanya suatu sistem lebih – lebih dalam
negara Indonesia yang bhinneka, maka tujuan untuk mempersatukan bangsa
Indonesia akan menemui kesulitan. Misalnya kebutuhan untuk memiliki, menjaga,
mengembangkan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
nasional.
3. Anggota
masyarakat global. Sebagai anggota masyarakat global, Negara Indonasia berada
dalam pergaulan antar-bangsa lebih – lebih dalam kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi saat ini. Dalam pergaulan global terbuka itu dapat saja terjadi
arus pertukaran manusia, arus sumber daya manusia yang tinggi yang dapat
bersaing dengan bangsa – bangsa lain. Selain daripada itu untuk dapat survive
dalam dunia yang terbuka itu kualitas bangsa Indonesia harus dapat bersaing
sehingga tidak menjadi budak dari bangsa lain. Kualitas pendidikan merupakan
indikator mutlak dalam persaingan internasional.
4. Fungsi
standar nasional pendidikan. Adalah untuk pengukuran kualitas pendidikan.
Standar tersebut tentunya bukan merupakan ukuran yang statis, tetapi semakin
lama semakin ditingkatkan. Standar nasional pendidikan adalah standar yang
bergerak maju.
5. Fungsi
standar adalah pemetaan masalah pendidikan. Standar seakan – akan telah menjadi
milik monopoli dari birokrasi pendidikan sehingga peserta didik semata – mata
menjadi objek dari kekuasaan birokrasi. Akibatnya sangat jauh oleh karena
proses dapat terarah hanya kepada mempersiapkan ujian yang telah ditentukan
oleh birokrasi pendidikan dan bukan merupakan suatu proses belajar yang
berkesinambungan yang diadakan secara berkala oleh guru di depan kelas.
6. Fungsi standar
nasional pendidikan adalah penyusunan strategi dan rencana pengembangan sesudah
diperoleh data – data dari evaluasi balajar secara nasional seperti Ujian
Nasional.
No comments:
Post a Comment