Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, July 13, 2018

Perspektif Baru Andragogi & Masa Depannya


Setelah diuraikan mengenai pengertian dari istilah andragogi, maka pada bagian ini kita tinjau mengenai pendidikan andragogi. Secara alamiah,    orang dewasa memiliki kemampuan menetapkan tujuan belajar, mengalokasi sumber belajar, merancang strategi belajar dan mengevaluasi kemajuan terhadap pencapain tujuan belajar secara mandiri.
        Dari perspektif waktu dan orientasi belajar,  orang dewasa memandang belajar itu sebagai suatu proses pemahaman dan penemuan masalah serta pemecahan masalah (problem finding and problem solving),   baik   berhubungan dengan     masalah    kekinian    maupun     masalah     kehidupan    di  masa    depan.
1.   Pandangan Baru Pendidikan
       Pada umumnya kita masih memandang bahwa fungsi pendidikan adalah memindahkan atau mentransformasikan semua pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, mentransformasikan dari generasi tua ke generasi muda. Sekarang ada pandangan baru bahwa fungsi tersebut sudah tidak tepat lagi. Bila fungsi pendidikan hanya mentrasformasikan kebudayaan kepada generasi muda, fungsi itu baru mengenaai sasarannya bila memenuhi persyaratan berikut :
a.    Kualitas ilmu pengetahuan yang akan ditransfer lebih kecil atau terbatas jumlahnya sehingga sistem pendidikan mampu mewadahinya.
b.    Tingkat perubahan yang terjadi pada masyarakat relatif lambat ataau kecil, sehingga memungkinkan bagi sistem peendidikan untuk melaksanakan transformasi sebelum terjadi perubahan baru lagi.
       Dengan kata lain, transformasi dapat dilakukan karena jarak antara akumulasi ilmu pengetahuan dengan proses transformasi cukup besar. Dalam kenyatannya dewasa ini tidaklah demikian. Sekarang kita hidup dalam abad perubahan. Segala sesuatu bergerak dengan cepat; seperti halnya yang trjadi dalam perkembangan ilmu pengetahuan daan sosial, khususnya dibidang teknologi dan pendidikan.
       Proses percepatan perubahan inilah yang menimbulkan kesangsian atas manfaat teori transformasi. fungsi pendidikan tidak hanya mentrasformasikan kebudayaan dari generasi tua ke generasi muda. Pendidikan harusmenstimulasi generasi penerus agar mampu menemukan dan mendapatkan kebutuhannya sendiri, yaitu kebutuhan yang sesuai dengan kehidupannya kelak.
        Apabila asumsi tersebut memang benar maka akan ada dua kecenderungan dalam pendidikan sebagai berikut :
a.   Pendidikan bukan hanya milik dunia anak-anak
b.   Tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata tanggung jawab guru, tetapi tanggung jawab bersama antara guru dan murid/siswa  atau antara pelatih dan peserta. Artinya peserta/siswa berhak ikut serta menentukan, baik tujuan maupun bahan/materi pendidikan.
      Bila hal tersebut diakui kebenarannya, maka pendidikan benar-benar merupakan proses belajar sepanjang hayat. Pendidikan merupakan proses penemuan dan pengembangan terus menerus atas kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Pandangan inilah yang menimbulkan perubahan fungsi pendidikan, termasuk pendidikan orang dewasa.
2. Pandangan Baru Andragogi
       Menurut pandangan baru, orang dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri proses pengembangannya. Oleh karena itu, memerlukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan yang dilakukan terhadap anak-anak. Pendidikan ini dikenal sebagai pendekaatan orang dewasa, atau lebih dikenal dengan istilah andragogi.
       Pemikiraan tentang pendidikan orang dewasa muncul sekitar tahun 1920 dan 1948 dalam suatu artikel pada The Journal of Adult Education yang diterbitkan oleh American Association for Adult Education (Malcom S Knowles, 1980). Artikel itu membicarakan tentang usaha beberapa pengajar yang memperlakukan pesertanya sebagaai orang dewasa pada suatu kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini berbeda dari kegiataan belajaar mengajar tradisionaal yang memperlakukan peserta sebagai anak-anak.
       Pada awalnya mereka melakukan kegiatan itu hanya berdasarkan kebutuhan, belum didukung suaat teori. Karena dasar berpijaknya masih pada pengalaman dan belum berdasarkan teori pendidikan, maka pemikiran mereka kurang mendapat tanggapan dari para ahli pendidikan. Mereka bekerja hanya didasarkan atas pemikiran yang praktis dan sekadar mengikuti intuisi.
Pada tahun 1960 mulai dilaksanakan kegiatan penelitiaan yaang difokuskan pada proses belajar-mengajar bagi orang dewasa. Cyril O. houle mengawali gerakan penelitian melalui tulisannya “The Inquiring Mind” yang diterbitkan oleh The University of Wisconsin Press tahun 1961. Tulisan ini merupakan hasil wawancara dengan 22 orang peserta kursus lanjutan. Dalam wawancara itu, Houle memperoleh tiga temuan mengenai peserta kursus sebagai berikut.
a.    Peserta yang berorientasi pada tujuan, yaitu kelompok yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mencaapai tujuan dengan sesingkat-singkaatnya dan jelas.
b.    Peserta yang berorientasi pada kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka berpendapat bahwa sebenarnya dan kenyatannya tidak ada hubungan antara tujuan, isi program, dan kegiatan progaram.
c.    Peserta yang berorientasi pada belajar, yaitu merekaa yang menggunakan pendidikan hanya untuk kepentingan ilmu itu sendiri atau belajar untuk mencari ilmu.
            Dilihat dari isi atau materi dan tujuan pokok dari pendidikan andragogi ini, perspektif atau pandangan baru andragogi ini terletak pada subjek yang menjadi peserta dalam pendidikan andragogi, subjek dari pendidikan andragogi ini merupakan orang dewasa, yang secara pribadi telah matang untuk mengikuti proses pendidikan. Selain itu, pendidikan andragogi ini lebih berpusat pada peserta pendidikan, bukan lagi pada pendidik sebagai satu-satunya sumber dalam belajar seperti halnya pendidikan untuk anak-anak (pedagogi).
       Andragogi dalam pandangan yang baru, bukan hanya sebagai pendidikan untuk orang dewasa, lebih dari itu, bahwa fungsi dan peran dari pendidikan itu sendiri menjadi alasan pokok, mengapa seseorang mengikuti pendidikan ini. Pandangan baru andragogi, bukan hanya berpusat pada pemenuhan kebutuhan akan pendidikan bagi orang dewasa yang mengkutinya, tapi sampai kepada berbagai kebutuhan lain yang dapat dipenuhi melalui pendidikan andragogi ini. Misalnya seseorang mengikuti pendidikan untuk orang dewasa, dari hasil yang ia dapatkan nantinya, selain ilmu yang didapat dari pendidikan, ia juga mendapatkan pengharagaan atau nilai dari hasil pendidikan yang telah ia peroleh. Banyak alasan dari diri individu secara pribadi, salah satunya penaikan status sosial yang diperoleh melalui pendidikan ini.
C.    Penyelenggaraan Pendidikan Andragogi Saat Ini
      Penyelenggaraan pendidikan orang dewasa pada saat ini banyak dijabarkan dalam program-progam yang memfasilitasi pendidikan jenis ini. Program secara umum diartikan suatu kegiatan belajar (kurikulum) yang dirancang oleh suatu lembaga (institusi) yang digunakan  bagi pesrta didik untuk mengikuti program untuk memasuki kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan (pembelajaran) yang ditetapkan.
      Misalnya program kursus menjahit bagi para peserta sesudah selesai mengikuti program untuk memasuki dunia kerja di industri konveksi atau mendirikan usaha sendiri seperti butik atau penjahitan.
Institusi yang menyusun program pendidikan orang dewasa saat ini, antara lain:
1.    Lembaga Kursus
2.    Pusat Pendidikan & Pelatihan (Balai Latihan Tenaga Kerja atau BLK)
3.    Pusat Kegiatan Belajar (SKB)
4.    BPKB (Badan Pengembangan Kegiatan Belajar)
5.    BPPNFI (Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal - Informal)
6.    Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
7.    Perguruan Tinggi (Program Pendidikan Ekstension)
8.    Pendidikan dan Pelatihan di Perusahaan atau Perkantoran
            Selain dari mengetahui melalui media apa pendidikan andragogi disampaikan, kita juga sebaiknya mengetahui tugas-tugas yang dilakuakan dalam penyelenggaraan pendidikan orang dewasa, diantaranya :
1.    Tugas sebagai guru (fasilitator)
2.    Tugas sebagai pengembang program (program developer)
3.    Tugas sebagai pengelola (administration)
4.    Tugas sebagai konselor (conselor)
Dibawah ini juga terdapat bebrapa jenis pendidikan orang dewasa :
1.      Pendidikan Berkelanjutan (Continuing Education)
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan untuk meperbaiki dan meningkatkan kemampuan pengetahuan, dan keterampilan serta profesi, sehingga dapat dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja. Misalnya Pelatihan-pelatihan, Penataran, dan Lokakarya.
2.      Pendidikan Perbaikan (Corrective Education)
Kesempatan belajar yang disajikan bagi orang dewasa yang mulai memasuki usia tua dengan tujuan agar mereka dapat mengisi kekurangan pendidikannya yang tidak sempat diperoleh pada usia muda. Misalnya : Kursus-kursus pengetahuan dasar termasuk pemberantasan tuna aksara, latihan berorganisasi, dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan usaha.
3.      Pendidikan Populer (Popular Education)
Kesempatan belajar yang disediakan bagi orang dewasa dan orang tua dengan tujan agar mereka dapat mengenal perubahan dan variasi dalam kehhidupan sehari-hari. Misalnya pergaulan dengan orang lain, rekreasi, dan pendidikan yang berkaitan dengan kepuasan hidup.
4.      Pendidikan Kader
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan pada umumnya oleh lembaga, organisasi atau perkumpulan yang giat dibidang politik, ekonomi, kepemudaan, kesehatan, dll. Tujuannya untuk membina dan meningkatkan kemampuan kelompok tertentu yaitu kader, demi kepentingan, misi lembaga yang bersangkutan di masyarakat.

5.      Pendidikan Kehidupan Keluarga (Family Life Education)
Suatu cabang pendidikan orang dewasa yang kegiatannya berkaitan secara khusus dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan kegiatan kehidupan keluarga. Tujuannya ialah memperluas dan memperkaya pengalaman anggota keluarga untuk berpartisipasi dengan terampil dalam kehidupan keluarga sebagai satu kesatuan kelompok. Misalnya : Hubungan dalam keluarga; pemeliharaan anak; kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat; dan pendidikan sekolah.

D.       Masa Depan Pendidikan Andragogi
     Semakin berkembangnya zaman, pendidikan andragogi ini semakin menjadi sorotan publik. Saat ini banyak upaya pemerintah maupun pihak lain yang bersangkutan mengupayakan pendidikan jenis ini. Banyak ditemukan lembaga pelatihan maupun badan pelatihan yang didirikan untuk memfasilitasi masyarakat dewasa yang ingin melanjutkan pendidikannya.
     Hal ini tentunya menunjukan tanda bahwa pendidikan bagi orang dewasa semakin diperlukan karena tuntutan dari perkembangan zaman saat ini. Hal ini menunjukan adanya masa depan yang cerah bagi pendidikan andragogi di Indonesia khusunya dan diseluruh dunia. Tingkat kebutuhan masyarakat, disesuaikan dengan tuntutan zaman dan tantangan yang ada, mendorong semakin banyaknya masyarakat dewasa yang mengikuti pendidikan andragogi.



DAFTAR PUSTAKA

Rosyid, Mohammad. 2014. Makalah Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa.  [Online]. Tersedia: http://pgsdberbagi.blogspot.com / 2014 / 01 / makalah-andragogi-atau-pendidikan-orang.html?m=1.  [Diakses pada 17 Mei 2017].
Sarbini, Moh. 2013. Contoh Makalah Andragogi. [Online]. Tersedia: http://sarbini-moh.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-andragogi.html. [Diakses pada 17 Mei 2017].
----------, 2011. Andragogi. [Online]. Tersedia: http://ayiolim. wordpresst.com/2011/03/09/andragogi/. [Diakses pada 16 Mei 2017].

----------. 2010. Modul 1 Pembelajaran Orang Dewasa. [Online]. Tersedia: http://insafe.org/id/training/tot/501_adult_learning.html.  [Diakses pada 16 Mei 2017].

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts