Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Monday, July 9, 2018

MAKALAH ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN PADA ANAK

BAB I
                                                PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
           Pendidikan merupakan faktor yang paling penting dalam kehidupan, karena  pendidikan kunci utama dari semua kesuksesan seseorang. Dijaman sekarang pendidikan semakin maju, Pendidikan anak usia dini (PAUD), dipandang sebagai salah satu pendidikan dasar yang sangat penting dikarenakan persiapan anak prasekolah dasar, dimana anak tidak hanya belajar akan tetapi anak juga bisa sambil bermain. Pendidikan usia dini (PAUD) mempersiapkan anak dengan pendidikan yang sangat mendasar dari pendidikan yang umum pendidikan kunci utama dari semua kesuksesan seseorang. Dijaman sekarang pendidikan semakin maju, Pendidikan anak usia dini (PAUD) mempersiapkan anak dengan pendidikan yang sangat mendasar dari pendidikan yang umum (latin) sampai pendidikan belajar mengaji iqro.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah peran orang tua dalam pendidikan anak?
2.      Apakah manfaat dari pendidikan usia dini?
3.      Bagaimana cara mengatasi anak supaya tidak bosan dalam belajar mengingat anak masih terlalu dini untuk belajar.
C. TUJUAN
1.      Memperkenalkan anak usia dini tetang belajar  dan bermain
2.      Memperkenalkan tentang teori-teori ilmuawan tentang bermain dan perkembangan anak usia  dini.
3.      Mendorong orang tua agar bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah PAUD
4.      Memberikan rasa nyaman kepada anak didik karena tidak hanya ditekankan untuk belajar akan tetapi juga bermain.
5.      Mengetahui tentang pola asuh anak yang baik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    TUMBUH KEMBANG ANAK
Sebagai orang tua tentau kita menginginkan anak kita tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, salih, shalihah dan matang secara sosial Selain itu, kitu bertanggung jawab dan memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak. Tidak perlu ada kursus tertentu untuk dapat membantu tumbuh kembang anak secara maksimal, hanya diperlukan kesabaran serta kebijakan orang tua untuk memberikan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
B.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
Dalam prosesnya pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda-beda, setiap anak mengalami tumbuh kembang yang unik dengan kecepatan tumbuh kembang masing-masing,misalnya ada anak yang pertumbuhannya cepat dan ada juga yang lambat.tergantung dari individu dan lingkungan.faktor lingkungan peranannya tak kalah penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki.Lingkungan prenatal(masa kehamilan) merupakan lingkungan dalam kandungan dari mulai konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil,lingkungan mekanis,zat kimia atau toksin dan hormonal.Lingkungan postnatal adalah lingkungan setelah bayi lahir juga mempengaruhi tumbuh kembang anak.Anak dalam keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak yang ekonomi keluarganya rendah.Dengan demikian jika kebutuhan pemenuhan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik maka akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangannya.
C.    POSISI ANAK DALAM KELUARGA
Secara umum pada anak pertama atau anak tunggal memiliki kemampuan intelektual yang lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa,namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasa dilakukan oleh saudara kandungnya.Sedangkan pada anak kedua atau anak tengah kecenderungan orang tua yang merasa sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah.




Bagaimana cara orang tua untuk memfasilitasi perkembangan berbahasa pada anak
Pada anak-anak yang belum dapat berjalan lakukanlah hal-hal berikut:
§  Jadilah patner berbincang-berbincang yang aktif. Melibatkan anak dalam percakapan meskipun percakapan itu hanya sepihak (monolog), ini adalah hal terpenting yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuh-kembangkan kemampuan linguistic.
§  Ingatlah untuk mendengarkan, anak-anak belia belum mampu berbicara lancer, sehingga percakapan mereka dilakukan sangat lambat dan susah payah. Orang tua sering tergoda untuk melanjutkan atau menyelesaikan kata-kata anak. Jangan lakukan itu bersabarlah dan biarkan nak mengekspresikan pikiranya, tidak peduli betapapun lambat prosesnya atau seberapa kita sedang terburu-buru.
§  Gunakan gaya bahasa yang menurut kita nyaman, tetapi pertimbangan langkah-langkah untuk memperluas keahlian bahasa anak. Contohnya kalimat yang panjang tidak harus berupa kalimat-kalimat yang sulit. Jangan takut untuk menggunakan bahasa yang tidak tepat secara gramatikal untuk meniru bentuk-bentuk baru anak dalam berbicara. Perkenalkan anak topic-topik baru dan jangan lupa bumbui dengan humaor dalam percakapan yang tidak ada unsur kebohongan dan juga biasakan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat yang mengandung do’a seperti Astagfirullah, Subhanallah dll.
D.    ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN PADA ANAK
Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua dalam melaksanakan tanggung jawabnya, terkadang orang tua menjadi bingung menyikapi keadaan anak yang berbeda-beda.
Ø  Mengarahkan perilaku anak
1)      Buat anak terbiasa melakukan kebaikan
2)      Berikan pengarahan tugas atau perintah secara bertahap
3)      Berbicara pada anak harus jelas
4)      Gunakan peristiwa-peristiwa tertentu sebagai media dalam mendidik anak
5)      Bantu anak dalam mempelajari hak dan kewajibanya
6)      Ajarkan anak bersifat amanah
7)      Ajarkan anak mengatasi rasa bosan
8)      Ajarkan anak untuk bersabar
9)      Jangan memberikan perhatian yang berlebihan pada anak
10)  Bantu anak menemukan teman yang baik

Ø  Memupuk rasa percaya diri pada anak
1)      Panggilah anak dengan panggilan julukan
2)      Buatlah anak menghargai diri sendiri dan yakin akan kemampuanya
3)      Buatlah anak merasa percaya diri dan dihormati
4)      Biarkan anak untuk memilih bajunya sendiri
5)      Berikan anak tugas yang ringan-ringan terlebih dahulu
Ø  Memperhatikan kecenderungan pada masa anak-anak
1)      Berikan kesempatan untuk bermain
2)      Bedakan antar kebutuhan dan keinginan anak
3)      Berbicara dengan anak sesuai kemampuan akal dan kecerdasanya

Ø  Menyikapi kesalahan anak
Ø  Memberikan pujian dan motivasi
Ø  Menarik hati anak
1)      Buat anak selalu merasa gembira dan senang
2)      Cintai anak dan jangan mengekangnya
3)      Bergabunglah dengan anak dalam bermain
4)      Luangkan waktu untuk bersama anak-anak

E.     PENERAPAN TEORI BERMAIN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
1. Penerapan Teori Bermain Menurut Ki Hadjar Dewantara.                       
Ki Hadjar Dewantara memberi perhatian penuh terhadap permainan anak dalam hubunganya dengan pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa permainan anak sesuai denganm jiwa anak guna memenuhi daya khayal dan dorongan bergerak, maka permainan merupakan hal yang sangat penting untuk pendidikan yang banyak diberikan di taman anak. Ki Hadjar Dewantara, berpandangan bahwa permainan bagi anak khususnya permainan tradisional, mempunyai dua manfaat, yakni manfaat jasmani atau kesehatan anak dan manfaat rohani atau kesehatan mental anak. Pertama permainan menjadikan tubuh atau badan anak menjadi sehat dan kuat serta membentuk kelenturan bagian-bagian tubuh, sehingga pertumbuhan dan perkembanganya berjalan secara optimal. Seluruh pancaindera mata, telinga, dan kaki tanganya, dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, lancar, lembut, luwes, dan cekatan. Kedua berain permainan tradisional melatih ketajaman pikiran, kehalusan rasa, serta kekuatan kemauan. Dengan kata lain permainan dapat melatih anak-anak untuk memahami dirinya sendiri, memahami orang lain, dan melakukan sikap yang bijak terhadap orang lain.
2. Penerapan Teori Bermain Menurut Maria Montessori
Maria Montessori menjelaskan gagasanya tentang bagaimana cara mendidik anak-anak berdasarkan pengamatan pada setiap perkembangan anak. Maria Montessori mengidentifikasi hasil penelitian bahwa “klarakteristik umum pada anak-anak” yang kemudian diadikan sebagai prinsip dasar dalam, metode pendidikanya. Karakteristik umum yang dimaksud adalah semua anak mempunyai “penyerap pikiran” semua anak akan melewati masa sensitive atau masa peka semua anak ingin belajar semua anak belajar dengan bermain dan semua anak ingin mandiri. Maria Montessori berpendapat bahwa semua anak mempunyai pikran yang mudah menyerap. Dia m,engatakan bahwa seorang anak pada dasarnya berbeda dengan orang dewasa pada cara belajar. Anak memiliki apa yang disebut absolute mind (pikiran yang mudah menyerap) pada suatu lingkungan bealajar tentang hal tersebut poada tingkat yang cepat.
Setiap anak akan melawati masa sensitif atau masa peka. Masa peka tersebut oleh Lesley Britton dipetakan menjadi enam periode yaitu periode keteraturan, periode kepekaan bahasa, periode kepekaan berjalan, periode kepekaan kehidupan sosial, kepekaan terhadap detail, dan kepekaan terhadap persiapan belajar.
                     Tabel masa peka anak usia dini menurut Montessori
Usia
(tahun)
Periode Kepekaan
Ciri Perkembangan Masa Peka
0-3
Kepekaan keteraturan
Masa penyerapan total: perkenalan dan pengalaman pancaindera sensorik
0-6
Kepekaan bahasa
Kemampuan memahami makna kata atau simbol bahasa lengakap dengan gramatikanya
1,2-1,5
Kepekaan berjalan
Masa penyempurnaan gerakan kaki dan berjalan dengan kokoh
3 0 6
Kepekaan terhadap kehidupan sosial
Anak menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari teman kelompoknya
2,5-6
Kepekaan terhadap detail
Penyempurnaan penggunaan pancaindera dimana anak menaruh perhataian pada objek-objek kecil
4-6
Kepekaan terhadap pelajaran
Anak telah siap menerima pelajaran dan memahaminya dengan akal sehat

Prinsip metode pendidikan Maria Montessori selanjutnya adalah keinginan anak untuk belajar, sesungguhnya semua anak mempunyai suatu “motivasi bawaan” sejak lahir untuk belajar sehingga siapapun tidak dapat melarang mereka untuk tidak melakukanya. Maotivasi bawaan untuk belajar tersebut harus diwujudkan dalam aktivitas gerakan. Esensi metode Montessori meliputi empat hal yaitu semua pendidikan adalah pendidikan diri sendiri, kebebasan, ketertiban, dan pengembangan indera.
F.      PENDEKATAN METODE DAN TEKNIK BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN BERBAGAI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
1. Pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini
a.       Karakteristik cara belajar anak
b.      Anak belajar secara bertahap
c.       Anak cara berpikirnya bersifat khas
d.      Anak-anak belajar dengan berbagai cara
e.       Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial
f.       Anak belajar melalui bermain
2. Prinsip-prinsip pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini
a.       Bermain sambil belajar seraya bermain
b.      Beramain merupakan kegiatan yang diminati anak, saat bermain melatih otot  besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih  cara mengatasi masalah.
c.       Mengelola emosi bersosialisasi mengenal matematika sains, dan lain sebagainya.
d.      Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energy, rekreasi, dan emosi, dalam keadaan nyaman semua syaraf otak dan keadaan rileks.
e.       Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang belajar.




















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
              Penulis menarik kesimpulan bahwa peran keluarga dalam pendidikan sangat berpengaruh sekali karena orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anak agar anaknya lebih maju dan sukses dibanding orang tuanya sendiri. Pendidikan untuk anak usia dini penting karena setidaknya anak sudah ada gambaran ketika akan masuk Sekolah Dasar dan sudah mulai terbiasa untuk belajar disekolah. Orang tua adalah guru pertama bagi anak. 
B. SARAN                                        
             Orang tua agar lebih membiasakan anak untuk disiplin dan belajar karena waktu belajar anak dengan guru disekolah terbatas. Anak dapat diajarkan berbagai macam keterampilan agar wawasanya lebih terbuka, biasakan anak melakukan kegiatan yang mereka inginkan, jangan dikekang biarkan anak belajar dengan sendirinya. Jangan lupa awasi anak, ajari anak dengan baik.










                                                            DAFTAR PUSTAKA
Santrock, Jhon W. (2007) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Kultsum Ummu (2014) Konsultasi Merawat Anak.  Bandung: MPP
Eman suparman, Dr.MM, dkk. (2016) Modul Guru Pembelajar Taman Kanak-Kanak. Bandung:  PPPPTK TK dan PLB

                                                                                                   


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts