BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor yang
paling penting dalam kehidupan, karena
pendidikan kunci utama dari semua kesuksesan seseorang. Dijaman sekarang
pendidikan semakin maju, Pendidikan anak usia dini (PAUD), dipandang sebagai
salah satu pendidikan dasar yang sangat penting dikarenakan persiapan anak
prasekolah dasar, dimana anak tidak hanya belajar akan tetapi anak juga bisa
sambil bermain. Pendidikan usia dini (PAUD) mempersiapkan anak dengan
pendidikan yang sangat mendasar dari pendidikan yang umum pendidikan kunci
utama dari semua kesuksesan seseorang. Dijaman sekarang pendidikan semakin
maju, Pendidikan anak usia dini (PAUD) mempersiapkan anak dengan pendidikan
yang sangat mendasar dari pendidikan yang umum (latin) sampai pendidikan
belajar mengaji iqro.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah peran
orang tua dalam pendidikan anak?
2.
Apakah manfaat
dari pendidikan usia dini?
3.
Bagaimana cara
mengatasi anak supaya tidak bosan dalam belajar mengingat anak masih terlalu
dini untuk belajar.
C. TUJUAN
1.
Memperkenalkan
anak usia dini tetang belajar dan
bermain
2.
Memperkenalkan
tentang teori-teori ilmuawan tentang bermain dan perkembangan anak usia dini.
3.
Mendorong orang
tua agar bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah PAUD
4.
Memberikan rasa
nyaman kepada anak didik karena tidak hanya ditekankan untuk belajar akan
tetapi juga bermain.
5.
Mengetahui
tentang pola asuh anak yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TUMBUH KEMBANG
ANAK
Sebagai orang tua tentau kita menginginkan anak kita tumbuh menjadi
pribadi yang sehat, bahagia, salih, shalihah dan matang secara sosial Selain
itu, kitu bertanggung jawab dan memegang peranan penting terhadap proses
pembelajaran dan tumbuh kembang anak. Tidak perlu ada kursus tertentu untuk
dapat membantu tumbuh kembang anak secara maksimal, hanya diperlukan kesabaran
serta kebijakan orang tua untuk memberikan pertimbangan yang baik dalam
mengambil keputusan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
B.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
Dalam prosesnya pertumbuhan dan perkembangan setiap anak
berbeda-beda, setiap anak mengalami tumbuh kembang yang unik dengan kecepatan
tumbuh kembang masing-masing,misalnya ada anak yang pertumbuhannya cepat dan
ada juga yang lambat.tergantung dari individu dan lingkungan.faktor lingkungan
peranannya tak kalah penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi
yang sudah dimiliki.Lingkungan prenatal(masa kehamilan) merupakan lingkungan
dalam kandungan dari mulai konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu
ibu hamil,lingkungan mekanis,zat kimia atau toksin dan hormonal.Lingkungan
postnatal adalah lingkungan setelah bayi lahir juga mempengaruhi tumbuh kembang
anak.Anak dalam keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan
kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak yang ekonomi keluarganya
rendah.Dengan demikian jika kebutuhan pemenuhan gizi anak tidak terpenuhi
dengan baik maka akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangannya.
C.
POSISI ANAK
DALAM KELUARGA
Secara umum pada anak pertama atau anak tunggal memiliki kemampuan
intelektual yang lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi
dengan orang dewasa,namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat
karena tidak ada stimulasi yang biasa dilakukan oleh saudara
kandungnya.Sedangkan pada anak kedua atau anak tengah kecenderungan orang tua
yang merasa sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga
kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah.
Bagaimana
cara orang tua untuk memfasilitasi perkembangan berbahasa pada anak
Pada
anak-anak yang belum dapat berjalan lakukanlah hal-hal berikut:
§ Jadilah patner berbincang-berbincang yang aktif. Melibatkan anak
dalam percakapan meskipun percakapan itu hanya sepihak (monolog), ini adalah
hal terpenting yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuh-kembangkan
kemampuan linguistic.
§ Ingatlah untuk mendengarkan, anak-anak belia belum mampu berbicara
lancer, sehingga percakapan mereka dilakukan sangat lambat dan susah payah.
Orang tua sering tergoda untuk melanjutkan atau menyelesaikan kata-kata anak.
Jangan lakukan itu bersabarlah dan biarkan nak mengekspresikan pikiranya, tidak
peduli betapapun lambat prosesnya atau seberapa kita sedang terburu-buru.
§ Gunakan gaya bahasa yang menurut kita nyaman, tetapi pertimbangan
langkah-langkah untuk memperluas keahlian bahasa anak. Contohnya kalimat yang
panjang tidak harus berupa kalimat-kalimat yang sulit. Jangan takut untuk
menggunakan bahasa yang tidak tepat secara gramatikal untuk meniru
bentuk-bentuk baru anak dalam berbicara. Perkenalkan anak topic-topik baru dan
jangan lupa bumbui dengan humaor dalam percakapan yang tidak ada unsur
kebohongan dan juga biasakan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat yang
mengandung do’a seperti Astagfirullah, Subhanallah dll.
D.
ORANG TUA DALAM
MEMBERIKAN PENDIDIKAN PADA ANAK
Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, terkadang orang tua menjadi bingung menyikapi keadaan anak
yang berbeda-beda.
Ø Mengarahkan perilaku anak
1)
Buat anak
terbiasa melakukan kebaikan
2)
Berikan
pengarahan tugas atau perintah secara bertahap
3)
Berbicara pada
anak harus jelas
4)
Gunakan
peristiwa-peristiwa tertentu sebagai media dalam mendidik anak
5)
Bantu anak
dalam mempelajari hak dan kewajibanya
6)
Ajarkan anak
bersifat amanah
7)
Ajarkan anak
mengatasi rasa bosan
8)
Ajarkan anak
untuk bersabar
9)
Jangan
memberikan perhatian yang berlebihan pada anak
10) Bantu anak menemukan teman yang baik
Ø Memupuk rasa percaya diri pada anak
1)
Panggilah anak
dengan panggilan julukan
2)
Buatlah anak
menghargai diri sendiri dan yakin akan kemampuanya
3)
Buatlah anak
merasa percaya diri dan dihormati
4)
Biarkan anak
untuk memilih bajunya sendiri
5)
Berikan anak
tugas yang ringan-ringan terlebih dahulu
Ø Memperhatikan kecenderungan pada masa anak-anak
1)
Berikan
kesempatan untuk bermain
2)
Bedakan antar
kebutuhan dan keinginan anak
3)
Berbicara
dengan anak sesuai kemampuan akal dan kecerdasanya
Ø Menyikapi kesalahan anak
Ø Memberikan pujian dan motivasi
Ø Menarik hati anak
1)
Buat anak
selalu merasa gembira dan senang
2)
Cintai anak dan
jangan mengekangnya
3)
Bergabunglah
dengan anak dalam bermain
4)
Luangkan waktu
untuk bersama anak-anak
E.
PENERAPAN TEORI
BERMAIN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
1. Penerapan Teori Bermain Menurut Ki Hadjar Dewantara.
Ki
Hadjar Dewantara memberi perhatian penuh terhadap permainan anak dalam
hubunganya dengan pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa
permainan anak sesuai denganm jiwa anak guna memenuhi daya khayal dan dorongan
bergerak, maka permainan merupakan hal yang sangat penting untuk pendidikan
yang banyak diberikan di taman anak. Ki Hadjar Dewantara, berpandangan bahwa
permainan bagi anak khususnya permainan tradisional, mempunyai dua manfaat,
yakni manfaat jasmani atau kesehatan anak dan manfaat rohani atau kesehatan
mental anak. Pertama permainan menjadikan tubuh atau badan anak menjadi sehat
dan kuat serta membentuk kelenturan bagian-bagian tubuh, sehingga pertumbuhan
dan perkembanganya berjalan secara optimal. Seluruh pancaindera mata, telinga,
dan kaki tanganya, dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, lancar, lembut,
luwes, dan cekatan. Kedua berain permainan tradisional melatih ketajaman
pikiran, kehalusan rasa, serta kekuatan kemauan. Dengan kata lain permainan
dapat melatih anak-anak untuk memahami dirinya sendiri, memahami orang lain,
dan melakukan sikap yang bijak terhadap orang lain.
2. Penerapan
Teori Bermain Menurut Maria Montessori
Maria
Montessori menjelaskan gagasanya tentang bagaimana cara mendidik anak-anak
berdasarkan pengamatan pada setiap perkembangan anak. Maria Montessori
mengidentifikasi hasil penelitian bahwa “klarakteristik umum pada anak-anak”
yang kemudian diadikan sebagai prinsip dasar dalam, metode pendidikanya. Karakteristik
umum yang dimaksud adalah semua anak mempunyai “penyerap pikiran” semua anak
akan melewati masa sensitive atau masa peka semua anak ingin belajar semua anak
belajar dengan bermain dan semua anak ingin mandiri. Maria Montessori
berpendapat bahwa semua anak mempunyai pikran yang mudah menyerap. Dia
m,engatakan bahwa seorang anak pada dasarnya berbeda dengan orang dewasa pada
cara belajar. Anak memiliki apa yang disebut absolute mind (pikiran yang mudah
menyerap) pada suatu lingkungan bealajar tentang hal tersebut poada tingkat
yang cepat.
Setiap anak
akan melawati masa sensitif atau masa peka. Masa peka tersebut oleh Lesley
Britton dipetakan menjadi enam periode yaitu periode keteraturan, periode
kepekaan bahasa, periode kepekaan berjalan, periode kepekaan kehidupan sosial,
kepekaan terhadap detail, dan kepekaan terhadap persiapan belajar.
Tabel masa peka anak usia
dini menurut Montessori
Usia
(tahun)
|
Periode
Kepekaan
|
Ciri
Perkembangan Masa Peka
|
0-3
|
Kepekaan
keteraturan
|
Masa
penyerapan total: perkenalan dan pengalaman pancaindera sensorik
|
0-6
|
Kepekaan
bahasa
|
Kemampuan
memahami makna kata atau simbol bahasa lengakap dengan gramatikanya
|
1,2-1,5
|
Kepekaan
berjalan
|
Masa
penyempurnaan gerakan kaki dan berjalan dengan kokoh
|
3
0 6
|
Kepekaan
terhadap kehidupan sosial
|
Anak
menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari teman kelompoknya
|
2,5-6
|
Kepekaan
terhadap detail
|
Penyempurnaan
penggunaan pancaindera dimana anak menaruh perhataian pada objek-objek kecil
|
4-6
|
Kepekaan
terhadap pelajaran
|
Anak
telah siap menerima pelajaran dan memahaminya dengan akal sehat
|
Prinsip metode
pendidikan Maria Montessori selanjutnya adalah keinginan anak untuk belajar,
sesungguhnya semua anak mempunyai suatu “motivasi bawaan” sejak lahir untuk
belajar sehingga siapapun tidak dapat melarang mereka untuk tidak melakukanya.
Maotivasi bawaan untuk belajar tersebut harus diwujudkan dalam aktivitas
gerakan. Esensi metode Montessori meliputi empat hal yaitu semua pendidikan
adalah pendidikan diri sendiri, kebebasan, ketertiban, dan pengembangan indera.
F.
PENDEKATAN
METODE DAN TEKNIK BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN BERBAGAI PERKEMBANGAN ANAK USIA
DINI
1. Pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini
a.
Karakteristik
cara belajar anak
b.
Anak belajar
secara bertahap
c.
Anak cara
berpikirnya bersifat khas
d.
Anak-anak
belajar dengan berbagai cara
e.
Anak belajar
satu sama lain dalam lingkungan sosial
f.
Anak belajar
melalui bermain
2. Prinsip-prinsip pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini
a.
Bermain sambil
belajar seraya bermain
b.
Beramain
merupakan kegiatan yang diminati anak, saat bermain melatih otot besar dan kecil, melatih keterampilan
berbahasa, menambah pengetahuan, melatih
cara mengatasi masalah.
c.
Mengelola emosi
bersosialisasi mengenal matematika sains, dan lain sebagainya.
d.
Bermain bagi
anak juga sebagai pelepasan energy, rekreasi, dan emosi, dalam keadaan nyaman
semua syaraf otak dan keadaan rileks.
e.
Kegiatan
pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang
belajar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penulis menarik
kesimpulan bahwa peran keluarga dalam pendidikan sangat berpengaruh sekali
karena orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anak agar anaknya lebih
maju dan sukses dibanding orang tuanya sendiri. Pendidikan untuk anak usia dini
penting karena setidaknya anak sudah ada gambaran ketika akan masuk Sekolah
Dasar dan sudah mulai terbiasa untuk belajar disekolah. Orang tua adalah guru
pertama bagi anak.
B. SARAN
Orang tua agar lebih membiasakan anak untuk
disiplin dan belajar karena waktu belajar anak dengan guru disekolah terbatas.
Anak dapat diajarkan berbagai macam keterampilan agar wawasanya lebih terbuka,
biasakan anak melakukan kegiatan yang mereka inginkan, jangan dikekang biarkan
anak belajar dengan sendirinya. Jangan lupa awasi anak, ajari anak dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Santrock, Jhon W. (2007) Perkembangan Anak. Jakarta:
Erlangga
Kultsum Ummu (2014) Konsultasi Merawat Anak. Bandung: MPP
Eman suparman, Dr.MM, dkk. (2016) Modul Guru Pembelajar Taman
Kanak-Kanak. Bandung: PPPPTK
TK dan PLB
No comments:
Post a Comment