Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Saturday, July 14, 2018

Rangkuman Materi Geografi (PENDEKATAN GEOGRAFI)

PENDEKATAN GEOGRAFI


Standar Kompetensi    : Memahami konsep, pendekatan dan aspek Geografi
Kompetensi Dasar       : Menjelaskan pendekatan Geografi
Tujuan Pembelajaran             :
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar ini diharapkan siswa mampu :
  • Menjelaskan konsep esensial geografi
  • Menjelaskan perbedaan metode pendekatan geografi
  • Mendeskripsikan obyek study geografi
  • Memberi contoh gejala-gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari

1.        Konsep Esensial Geografi
Konsep adalah pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian – pengertian untuk mengungkapkan atau menggambarkan corak abstrak fenomena esensial dari obyek material dari kajian suatu ilmu.
Selama ini di Indonesia mengenal sepuluh konsep dasar geografi yang dipakai dalam melakukan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu. Sepuluh konsep esensial geografi itu dijelaskan sebagai berikut :
A.     Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama (sejak awal pertumbuhan geografi) yang telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Lokasi menjawab pertanyaan pertama yaitu di mana (where). Lokasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Lokasi absolut menunjukkan letak yang tetap terhadap grid (jaring) atau sistem koordinat.  Lokasi absolut sering dikenal dengan sebutan letak astronomis.
2.      Lokasi relatif adalah lokasi yang dipengaruhi daerah sekitarnya. Lokasi relatif sering dikenal dengan sebutan letak geografi.

B.      Konsep Jarak
Konsep jarak merupakan konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, dan pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, meskipun arti pentingnya bersifat relatif, sejalan dengan kemajuan kehidupan, dan teknologi. Jarak terbagi atas :
1.      Jarak Absolut adalah jarak sesungguhnya, yang ditarik lurus antar dua titik.
2.      Jarak relatif adalah jarak yang didasarkan atas pertimbangan waktu, kemudahan transportasi dan sebagainya.

C.      Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan (accesibility) merupakan konsep yang berkaitan dengan kemudahan atau ketersediaan sarana dan prasarana. Aksesibilitas dapat pula dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat. Faktor adat istiadat dan sikap masyarakat setempat yang sulit untuk menerima pengaruh dari luar, akan dapat menyebabkan suatu tempat menjadi sulit dijangkau. Contoh: transportasi, komunikasi, dan sebagainya.

D.     Konsep Pola
Konsep pola (dalam kajian geografi) dititikberatkan pada pola keruangan, baik fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan) maupun fenomena sosial budaya (permukiman, persebaran penduduk, mata pencaharian, dan jenis rumah tinggal).

E.      Konsep Morfologi
Konsep morfologi merupakan konsep yang menjelaskan bentuk-bentuk rupa bumi atau lahan yang ada kaitannya dengan proses pengikisan, pengendapan, pengangkatan dan penurunan lapisan muka bumi. Hal ini menyebabkan perubahan bentuk-bentuk rupa bumi seperti muka bumi yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang memiliki pegunungan dengan lereng-lereng yang tererosi, lembah-lembah dan daratan aluvialnya.

F.       Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi adalah konsep yang berusaha mengungkap kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok pada suatu tempat (pemusatan penduduk). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang menguntungkan atau homogeny seperti penyediaan sarana pendidikan (sekolah), sarana kesehatan (rumah sakit) atau sarana ekonomi (pasar). Aglomerasi dapat menimbulkan efisiensi tinggi dalam pemasaran atau pelayanan umum.
Definisi aglomerasi yang lain :
·         Gabungan, kumpulan dua atau lebih pusat kegiatan; tempat pengelompokkan berbagai macam kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan tertentu. Kawasan ini dapat berupa kawasan industri, permukiman, pedagangan, dan lain-lain (yang dapat saja tumbuh melewati batas administrasi kawasan masing-masing, sehingga membentuk wilayah baru yang tidak terencana secara sempurna).
·         Perkembangan beberapa kawasan permukiman di wilayah perbatasan kota-kota besar dalam beberapa tahun terakhir menjelang dan sesudah tahun 2000, yang akan tumbuh dan berkembang menjadi wilayah aglomerasi kawasan pemukiman.
·         Percampuran penduduk dengan latar belakang yang berbeda.
·         Kawasan perumahan pada umumnya menjadi pusat aglomerasi penduduk dengan latar belakang yang berbeda.

G.     Konsep Nilai Kegunaan
Nilai suatu tempat mempunyai nilai guna yang berbeda dilihat dari fungsinya. Jadi, nilai kegunaan bersifat relatif. Contoh Daerah dataran banjir, sebagai lokasi permukiman, memiliki nilai kegunaan yang rendah, tapi mempunyai nilai kegunaan yang tinggi bagi petani. Hal ini disebabkan karena daerah banjir memiki tingkat kesuburan yang relatif lebih tinggi untuk persawahan. Pantai dengan gelombang laut yang besar, memiliki nilai negatif bagi nelayan, karena tidak dapat digunakan untuk berlabuh atau menjala ikan. Sebaliknya pantai tersebut memiliki nilai kegunaan positif bagi wisatawan yang memiliki hobi berselancar.

H.     Konsep Interaksi dan interdepedensi
Konsep yang berkaitan dengan hubungan saling ketergantungan antar dua tempat. Contoh desa dengan kota.

I.        Konsep Deferensiasi area
Konsep yang mengintegrasikan fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak tersendiri sebagai region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain (diferensiasi area). Di setiap wilayah atau tempat, terwujud hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan, baik bersifat alam maupun kehidupan. Pembentukan karakteristik wilayah juga dipengaruhi oleh aspek waktu.

J.        Konsep Keterkaitan Keruangan
Konsep yang menunjukkan derajat keterkaitan antarwilayah, alam maupun sosial. Alang-alang (rumput liar) berada di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari dan tidak ditanami tumbuhan. Sebaliknya lumut akan tumbuh di daerah yang kurang mendapat sinar matahari (teduh) dan mempunyai tingkat kelembaban tinggi. Contoh fauna yang hidup di wilayah beriklim dingin, misalnya beruang kutub memiliki bulu yang tebal.

2.        Obyek Study Geografi
Menurut IGI obyek study geografi adalah obyek material dan obyek formal.
A.     Obyek Material Geografi
Obyek material geografi hal-hal yang dikaji dalam study geografi. Sedangkan study geografi adalah mengenal lapisan-lapisan bumi dan fenomena geosfer yang meliputi :
1.      Atmosfera
Yaitu lapisan udara, cuaca, iklim yang dikaji dalam klimatologi, meteorologi dll.
2.      Litosfera
Yaitu lapisan batuan yang dikaji dalam geologi, geomorfologi, dll.
3.      Hidrosfera
Yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut.
4.      Biosfera
Yaitu lapisan yang meliputi flora dan fauna yang dikaji dalam biogeografi, biologi, dll.
5.      Antroposfera
Yaitu lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara lapisan lain. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajian.








B.      Obyek Formal Geografi
Obyek formal geografi adalah sudut pandang atau cara pandang dan cara berfikir mengenai obyek material. Di dalam obyek formal geografi melihat fenomena-fenomena yang terjadi di permukaan bumi dari sudut pandang keruangan.

3.        Pendekatan Geografi
Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan permasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi dan regional komplek.
a.      Pendekatan keruangan
Pendekatan keruangan dalam geografi merupakan ciri khas yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan keruangan terdiri atas pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan tersebut dapat dipisahkan, tetapi dalam kenyataannya akan saling berhubungan.
1)      Pendekatan Topik
Guna mempelajari masalah geografi di suatu wilayah dapat dimulai dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama seperti contoh di atas, yaitu tentang kelaparan. Kelaparan di daerah yang bersangkutan dapat diungkapkan jenisnya, sebabnya, persebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala-gejala lain di sekitarnya sehingga diperoleh deskripsi tentang kelaparan itu.
Selama melakukan pendekatan topik tidak boleh melepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi tempat gejala. Misalnya faktor manusia dengan keadaan fisik alamnya tidak boleh diabaikan.
2)      Pendekatan aktivitas manusia
Pendekatan aktivitas manusia digunakan untuk mendeskripsikan beberapai kegiatan manusia atau kegiatan penduduk. Pengungkapan aktivitas penduduk ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berkenaan dengan segala aktivitas.
Ditinjau dari persebarannya, misalnya dibedakan berdasarkan mata pencaharian penduduk. Contohnya aktivitas penduduk ada yang berlangsung di daerah pegunungan, dataran rendah dekat sungai, jauh dari sungai dan di pantai.
3)      Pendekatan regional
Region dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas. Karena memiliki karakteristik yang khas sebuah region dapat dibedakan dengan region-region lainnya.
Unsur-unsur yang selalu berhubungan dengan pendekatan dan analisa keruangan adalah jarak, pola, site, dan situasi, aksesibilitas serta keterkaitan.
a)      Unsur jarak, baik jarak absolut maupun jarak relatif (sosial) yang dapat berpengaruh terhadap keakraban, keseganan, rasa asing dan kesenjangan sosial.
b)      Unsur pola, misalnya struktur geologi yang dapat mempengaruhi pola permukiman dan peragihan sumber air yang berpengaruh terhadap pola tata guna lahan.
c)      Unsur tempat (site) dan situasi, erat hubungannya dengan sifat dan fungsi suatu wilayah, misalnya desa dan kota.
d)      Unsur aksesibilitas, erat hubungannya dengan topografi dan teknologi wilayah tertentu. Suatu wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi akan mempunyai tingkat kemajuan yang lebih pesat dibandingkan dengan wilayah yang aksesibilitasnya rendah.
e)      Unsur keterkaitan, banyak menentukan kualitas dan kuantitas hubungan fungsional antartempat.

b.      Pendekatan Ekologi
Geografi berkenaan dengan interaksi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan internali antara manusia dan lingkungannya yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.

c.       Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah menelaah gejala atau fenomena dengan menggunakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisis ekologi. Di dalam pendekatan itu suatu wilayah dikaji dengan pengertian areal differentiation. Areal differentiation adalah anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena adanya perbedaan. Selain itu diperhatikan pula persebarannya (analisis keruangan) dan interaksi manusia dengan lingkungannya (analisis ekologi).
Sebelum suatu daerah dibuka untuk dijadikan lokasi transmigrasi, langkah awal yang perlu dilakukan antara lain berikut ini.
1)      Mengadakan studi kelayakan tentang kondisi fisik lahan, misalnya air tanah, morfologi, kesuburan tanah dan drainase.
2)      Mengaji kesiapan masyarakat sekitar dalam mendukung terlaksananya program transmigrasi.
3)      Melakukan analisis regional untuk menentukan daerah-daerah yang akan dijadikan lokasi permukiman, lokasi garapan, serta lokasi fasilitas sosial misalnya pasar dan tempat ibadah. Nodal region (wilayah nodus) adalah wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan, misalnya jalan-jalan. Antar pusat kegiatan pada wilayah nodus terdapat hubungan fungsional sehingga disebut juga wilayah fungsional (functional region).

4.        Ilmu-ilmu Penunjang Geografi
No
Ilmu
Kajian
1.
Geomorfologi
Bentuk-bentuk permukaan bumi dan penafsirannya tentang proses terbentuknya
2.
Meteorologi
Atmosfer, antara lain ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin dan per-awanan
3.
Klimatologi
Iklim, meliputi ciri, sebab terjadi, dan pengaruhnya terhadap bentuk fisik dan kehidupan pada suatu wilayah
4.
Biogeografi
Persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi, dan menentukan pola persebarannya.
5.
Antropogeografi
Persebaran manusia di permukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi
6.
Hidrologi
Air bumi, meliputi terjadinya, sirkulasinya, distribusinya, bentuknya, serta sifat fisik dan kimia
7.
Oseanografi
Lautan, antara lain sifat air laut, gerakan air laut, dan pasang surut air laut
8.
Kartografi
Peta, meliputi pembuatan, jenis hingga pemanfaatannya
9.
Demografi
Kependudukan, antara lain jumlah dan pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, serta migrasi penduduk
10.
Pedologi
Tanah, antara lain proses pembentukan dan jenis-jenisnya


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts