Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, July 20, 2018

HARTA DALAM PERSPEKTIF ISLAM



A. HARTA DAN RIZKI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

            Harta dipandang amat positif oleh Islam. Manusia disuruh mencari rizki bukan sekadar untuk mencukupi kebutuhannya, tetapi lebih dari itu mencari keuntyungan yang berlipat ganda. Harta dinilai sebagai “qiyaman” yaitu sarana pokok kehidupan. Dalam hal harta, Al-Qur’an mengatakan “Telah menjadi naluri manusia kecintaan kepada lawan jenis, anak-anak, serta harta yang banyak berupa emas, perak, kuda piaraan, binatang ternak, sawah, dan ladang” (Q.S 3:14).
            Al-Ghazali memberi ilustrasi para pemilik harta yang tertipu dengan hartanya sendiri.
1.      Mereka yang besar semangatnya untuk membangun mesjid atau banguanan apa saja yang berhubungan dengan keagamaan yang tampak jelas di mata publik, dengan tujauan ingin agar namanya dikenang, kedermawanannya disebut-sebut, popularitasnya dalam beramal tersiar kemana-mana. Tidak hanya samapai di situ saja bahkan disertai dengankeyakinan bahwa dengan berbuat demikian pahala dan ampunan Allah SWT akan mereka peroleh.
2.       Mereka yang menafkahkan hartanya kepada fakir miskin dan anak yatim berupa uang, makanan, pakaian dan sebagainya tetapi diminta nya untuk berkumpul di rumahnya, di gedung mewah, mesjid dan sebagainya. Apa yang diinginkan oleh orang kaya ini ? Ucapan terima kasih secara beramai-ramai daari fakir miskin dan anak yatim ini disirakan dan dipublikasikan oleh media massa elektronik maupun cetak. Mereka enggan memberikan sedekah secara diam-diam atau rahasia. Tidak ada ucapan terima kasih dianggapnya sebagai menutupi kenikmatan yang dilimpahkannya.
3.      Golongan hartawan yang teruis bekerja untuk memperbanyak kekayaannya dan menyimpannya bertumpuk-tumpuk dalam rekening tabungan, deposito, rumah-rumah mewah, hamparan tanah dan sebagainya tetapi mereka kikir. Lantas untuk menutupi kekikirannya mereka melakukan ibadah yang tidak memerlukan pengeluaran harta seperti puasa, memperbanyak shalat sunat, dan sebagainya.
4.      Orang kaya yang tertipu dedngan hartanya sendiri adlah meereka yang suka memberi, menolong, dan menmbantu orang lain tetapi menuntut pamrih, imbalan dan timbal balik.
B. MISKIN DAN KAYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
            “Dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa tingkat, agar mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain” (Q.S. 43:32). Realitas kehidupan manusia menunjukkan bahwa mereka terstratifikasikan ke dalam lapisan dan strata sosial yang berbeda-beda. Ada kaum yang terpelajar dan awam, ada yang miskin dan kaya dan sebagainya.
            Kata miskin berasal dari bahasa Arab yang akar katanya “sakana” artinya diam, tidak bergerak, atau tenang. Dari akar kata inilah diperoleh kesan bahwa faktor penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidk mau bergerak dan berusaha. Kesan ini lebih jelas lagi bila diperhatikan bawa jaminan rizki yang dijanjikan Allah SWT ditujukn kepada makhluk yang dinamainya dabbah yang arti harfiahnya adalah yang bergerak. “Tidak ada satu pun dabbah di bumi kecuali Allah SWT yang menjamin rizkinya” (Q.S. 11:6).


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts