Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, July 20, 2018

TASAWUF DAN TAREKAT MENGGAPAI MA’RIFAT DAN MAHABBAH



A.   PENGERTIAN, TUJUAN, DAN SUMBER TASAWUF

 1. Pengertian dan tujuan tasawuf
   Tasawuf adalah suatu cabang dari ilmu keIslaman yang lebih menekankan pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara sistematis dan peresapan nilai-nilai agama secara batiniah. Abdul Wafa Taftazani mengatakan bahwa tasawuf adalah gerakan akhlak yang dikembangkan dari kaidah-kaidah Islam.
Tujuan utama orang menempuh jalan tasawuf adalah keinginan kuat untuk merasa dekat dengan Allah SWT S.W.T , sehingga Allah SWT dirasakan hadir didalam dirinya. Hal ini didorong oleh sebuah hadist yang berbunyi : “Dan hambaku terus-menerus bertaqarruf (mendekat) kepadaku dengan perbuatan-perbuatan yang baik sehingga aku mencintainya. Siapa yang aku cintai maka aku akan menjadi pendengaran, penglihatan, dan tangan baginya.” Untuk mencapai tujuan itu, ilmu tasawuf menawarkan cara dan metode yang harus di tempuh oleh seorang salik, dengan cara membersikan diri dengan menjauhkan diri dari akhlak-akhlak yang tercela, dimulai dengan taubat dilanjutkan dengan menempuh fase-fase ketasawufan yang disebut maqam-maqam (maqaman) dan ahwal sampai mencapai ma’rifat.
2.  Sumber-sumber Ajaran Tasawuf
1.      Ajaran Ayat-ayat suci Al-Qur’an,
2.      Peri kehidupan, perilaku, dan perkataan Rasulullah s.a.w
3.      Perikehidupan para sahabat.
Tasawuf mengambil sumber dari :
 Ketiga sumber ini di pegang teguh oleh kaum sufi periode pertama, seperti gerakan zuhud Hasan Al-Bashary dan Rabi’ah al-Adawiyah sampai munculnya thariqah-thariqah (tarekat) pada abad ke 4  H . Gerakan tasawuf pada awal perkembangannya murni Islam, hingga datang sebagian penganut aliran tasawuf yang memasukkan ajaran mistik dan falsafah asing sebagai sumber ajarannya. Gerakan dari sufi yang dicampuri ajaran falsafah disebut Tasawuf Falsafi. Gerakan ini sering melahirkan konsep tasawuf yang dianggap menyimpang oleh pandangan Islam umumnya dan kalangan sufi lainnya, seperti ajaran tentang fana dan konsep penyatuan diri dengan Tuhan.



B. PERKEMBANGAN ILMU TASAWUF

Pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, sebutan dan istilah tasawuf tidak dikenal, walaupun dalam konsep – konsep kehidupan tampak pada mereka. Gerakan Tasawuf mulai tumbuh pada abad kesatu Hijriyah dalam bentuk gerakan zuhud, yakni mengasingkan diri dari urusan duniawi untuk khusyu’ melakukan ibadat dan berdoa. Para pengikut gerakan ini disebut zuhhaad, artinya orang-orang yang zuhud. Yang termasuk dalam gerakan ini adalah Hasan al-Bashary dan Rabi’ah al-Adawiyyah. Pada fase ini gerakan tasawufhanya sebagai metode ibadat (bagaimana cara beribadat yang benar dan baik).
            Gerakan tasawuf muncul kemudian pada awal abad 3 Hijriyah. Istilah ini dikenal dan dirumuskan oleh Ma’ruf al-Kurkhy dan berkembang menjadi sebuah ilmu dengan ciri-ciri tersendiri yang terpisah dari ilmu fikih. Konsep-konsep ketasawufan ketika itu mulai terumuskan secara sistematis, dicatat dan dibukukan. Pada periode ini, gerakan tasawuf mulai tumbuh sebagai metode menuju ma’rifat.
            Sekitar abad ke-4 H, muncul gerakan tasawuf thariqah-thariqah atau tarekat-tarekat yang merupakan lembaga atau madrasah tempat para salik (santri tasawuf) berkumpul untuk mendapat ilmu dan praktek ketasawufan dari guru-guru sufi yang disebut syaikh. Tarekat ini membimbing dan mengajarkan praktek keagamaan yang dirumuskan oleh guru sufi untuk mengantar manusia pada proses penyempurnaan diri.
            Pada abad ini pula muncul gerakan dalam tasawuf yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam, hal ini terjadi tatkala pengaruh asing yang berupa ajaran falsafah dan mistik. Termasuk dalam gerakan ini adalah Al-Hallaj yang mengenalkan konsep penyatuan diri dengan Tuhan.
             Pada abad ke 5 H datang Imam Al-Ghazali yang berusaha mengembalikan tasawuf ke jalan yang lurus dan selaras dengan digariskan Al-Qur’an dan sunah, dan ia hanya menerima konsep ketasawufan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunah. Setelah itu muncul sufi besar seperti Ahmad Ar-Rifa’i dan Abdul Qodir Al-Qadariyyah. Setelah ilmu filsafat masuk dan berkembang di negara Islam, muncullah aliran tasawuf yang ajarannya merupakan campuran antara ajaran Islam dengan falsafah. Yang mengembangkan aliran ini diantaranya Syuhrawardi, Muhyiddin ibn Araby yang mendirikan tarekat Al-Akhbariyyah, Abdul Haq Sab’in al-Mursyi yang mendirikan tarekat As-Sab’iyyah, dsb. Aliran tarekat ini tidak berkembang dan bertahan lama.
             Sejak abad ke 8 H, ilmu tasawuf tak berkembang lagi dan tarekat barupun tak muncul. Para penempuh ilmu tasawuf hanya memanfatkan ajaran tarekat yang lama dan mereka melakukan peringkasan dan penguraian buku tasawuf terdahulu. Dan para pengikut dalam melaksanakan praktek ketasawufan banyak yang cenderung dan terfokus pada upacara yang dirituskan dan sering menyimpang dari tujuan pokok ilmu tasawuf.
 
C. BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU KETASAWUFAN
         Dalam ilmu tasawuf di kenal jenjang yang harus ditempuh oleh para salik(santri tasawuf) untuk mencapai ma’rifat. Jenjang ini ada yang disebut maqamat (tempat berada atau posisi) dan ada yang disebut ahwal (keadaan atau kondisi).
1.  Maqamat  adalah  “maqamul   abdi bayna  yadai  rabbihi fima minal ibati wal mujahadati  war  riyadloti “ (posisi hamba di sisi Tuhan-nya dalam hal melaksanakan ibadah, mujahadah, dan riyadhah). Maqamat tersebut antara lain :
a.       Taubat (proses menjauhkan diri dari dosa)
b.      Zuhud (penjauhan diri dari kesenangan duniawi)
c.       Wara (penjauhan diri dari hal yang tidak jelas halal haramnya)
d.      Fakir (tidak menuntut lebih dari apa yang diperlukan)
e.       Sabar (tahan uji dalam segala urusan)
f.       Ridha (rela atas segala keputusan Allah SWT)
g.      Tawakal (penyerahan hasil usaha kepada keputusan Tuhan).
2. Ahwal adalah keadaan hati yang diperoleh dan dirasakan selama menjalani maqam dalam tasawuf. Ahwal tidak diperoleh melalui upaya baik ibadah, mujahadah, maupun riyadhoh, tapi diperoleh sebagai efek dari pelaksanaan konsep yang termasuk dalam maqamat. Yang termasuk ahwal antara lain :
a.       Muraqabah (rasa dekat)
b.      Mahabbah (rasa cinta)
c.       Khauf (rasa takut dan khawatir)
d.      Raja (rasa penuh harapan)
e.       Syauq (rasa rindu)
f.       Ins (rasa kelembutan)
g.      Thuma’ninah (rasa tentram dan tenang)
h.      Musyaahadah (rasa penyaksian)
i.        Yaqin (rasa kapastian), dsb.
Kesemuanya itu dalam hubungan dengan Tuhan, bukan dengan  manusia atau makhluk.

D. TAREKAT

Tarekat artinya jalan, cara, atau metode. Dalam istilah tasawuf artinya cara atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, sahabat, para tabiin, secara berantai dan bersambung sampai pada guru tasawufnya sekarang. Ada berbagai aliran tarekat yang masing-masing memiliki sejarah dan ciri khasnya. Setiap aliran memiliki mata rantai (silsilah) sanad yang dibawa oleh gurunya secara sambung-menyambung sampai pada Rasulullah saw.
            Tarekat bertujuan mencari keridhaan Allah SWT melalui latihan jiwa, berjuang melawan hawa nafsu, dan membersihkan diri dari sifat tercela. Tidak diperbolehkan mengamalkan tarekat tanpa bimbingan guru. Guru dalam tarekat disebut Mursyid, berperan dalam menentukan benar tidaknya seorang murid mengamalkan tarekatnya. Seseorang yang hendak mengamalkan tarekat diharuskan bai’at dan talqin lebih dahulu. Bai’at adalah perjanjian bahwa ia akan mentaati guru dalam mengamalkan tarekat dan mengikuti perintahnya. Sedangkan Talqin adalah tuntunan guru dalam melaksanakan tarekat berupa bacaan dan dzikir tertentu.
Di Indonesia tercatat 14 aliran tarekat yang dinilai mu’tabarah dan diakui secara resmi. Tarekat yang paling popular antara lain : Qadariyah, Naqsyabandiyah, Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, dan Syatariyah. Perbedaan tarekat masing-masing di samping nama para perintisnya juga praktek pengamalannya, sehingga setiap aliran memiliki ciri khas masing-masing, tapi sama tujuannya yaitu mencapai keridhoan Allah SWT.




No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts