Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, July 18, 2018

Makalah PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Classroom Action Research)


A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan upaya kolaboratif antara guru dengan anaknya yaitu satuan kerja sama dengan perspektif yang berbeda. Penelitian Tindakan Kelas yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, 1999:14).
Wardhani et al. (2000:15) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang digunakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Iskandar (2006:21) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis, dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Hopkins (Wiriaatmadja, 2005:11) menyatakan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Rapoport (Wiriatmadja, 2005:11), mengemukakan bahwa Penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Berkenaan dengan penelitian tindakan kelas Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12) mengatakan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru denagn melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Sementara itu Elliot (Wiriaatmadja, 2005:12) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Dan, Kemmis (Wiriaatmadja, 2005:12) menjelaskan bahwa Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari:
a.       Kegiatan praktek sosial atau pendidikan.
b.      Pemahaman mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan
c.       Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
            Penelitian tindakan kelas yang dilakukan seorang guru merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Kegiatan reflektif dalam penelitian tindakan kelas (Wiriaatmadja, 2005:12) adalah Pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas dengan melaksanakan tindakan tepat sesuai dengan kebutuhan untuk mencari jawaban permasalahan, yang diangkat dari kegiatan sehari-hari. Desain penelitian yang dirancang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem yang berdaur ulang dari berbagai kegiatan pembelajaran yang terdiri atas empat tahap yang saling terkait dan bersinambung. Tahap-tahap tersebut, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Secara visual, tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Planning
 
Observing
 
 








Gambar 3.1 Model Dasar PTK Kurt Levin (Sukidin et al, 2002:15)

Tahap-tahap di atas membentuk siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan keempat tahap PTK tersebut secara berdaur ulang, berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya sampai suatu permasalahan dianggap teratasi. Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan bergantung pada apakah masalah yang dihadapi telah terpecahkan, mungkin diperlukan tiga siklus atau lebih. PTK dapat dilihat pada gambar spiral PTK berikut.
                    Reflective                                             Plan

                        Action/Observation                             Revised Plan
                        Reflective

                        Action/Observation                             Revised Plan
                        Reflective
                                                                       
                        Action/Observation
Gambar 3.2 Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopkins (Sukidin et al, 2002:15)

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
            Adapun tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya sebagai berikut :
  1. Untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan atau pengembangan praktik pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.
  2. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru.
  3. Terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama berlangsungnya kegiatan penelitian kelas.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu diadakan studi pendahuluan (observasi awal) untuk menelusuri lebih jauh apa yang menjadi masalah pembelajaran di kelas serta mengetahui kondisi lapangan yang sesungguhnya melalui pertama, mendatangi guru kelas untuk memperoleh informasi mengenai jalannya proses pembelajaran di kelas.
Kedua, peneliti melakukan observasi kelas (classroom observation) untuk melihat proses pembelajaran di kelas secara langsung. Kegiatan observasi kelas ini bertujuan untuk :
  1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran di kelas.
  2. Menganalisis masalah dan menemukan faktor penyebab utamanya
Ketiga, pertemuan balikan (feedback conference) untuk mengadakan perencanaan bersama (planning conference) antara guru kelas dengan peneliti untuk membicarakan tentang materi yang akan disampaikan, fokus yang akan diobservasi berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat  kegiatan observasi akan dilaksanakan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan, yakni,
  1. Tahap Perencanaan
Perencanaan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Perencanaan ini dibuat sesudah peneliti menyikapi kondisi peserta didik, fakta yang terjadi, melalui proses inkuiri. Hal ini dimaksudkan untuk menggali keadaan yang terjadi, sehingga dapat menentukan strategi apa yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Pada saat perencanaan, peneliti membuat silabus dan rencana pembelajaran dilengkapi dengan sistem penilaian yang akan diberikan pada saat proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan format observasi yaitu format kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran menggunakan Media pembelajaran.
Perencanaan bersama dilakukan antara peneliti dan guru mitra tentang topik kajian, waktu dan tempat observasi, dengan tempat penelitian. Sedangkan pelaksanaan program tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi kelas sosial yakni sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, bahwa rencana program tindakan berkembang dan berubah sesuai dengan tuntutan situasi lapangan (McNiff, 1992; Hopkins, 1993 dalam Wiriatmadja, 2005:98).
  1. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan yaitu praktik pembelajaran yang nyata berdasarkan rencana yang disusun secara bersama sebelumnya. Terkadang perubahan harus dilaksanakan, tatkala kondisi kelas memerlukannya. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan, meningkatkan kualitas atau mencari solusi permasalahan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Media Gambar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas. Pelaksanan tindakan akan dilakukan dengan tiga siklus sesuai dengan apa yang dikemukakan Taggart dan Kemmis.
Akan tetapi, disini peneliti tidak melihat berapa siklus yang harus dicapai akan tetapi apakah tujuan penelitian tercapai yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar peseta didik di kelas dengan menggunakan Media Gambar. Pada saat pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan observasi juga yaitu dengan menggunakan format observasi dan catatan lapangan. Catatan ini akan sangat berguna pada saat peneliti mengawali kegiatan analisis terhadap apa yang terjadi di kelas
  1. Tahap Pengamatan atau observasi
Observasi tindakan di kelas berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi itu berorientasi ke depan, tetapi memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Perlu dijaga agar observasi:           (1) direncanakan agar (a) ada dokumen sebagai dasar refleksi berikutnya dan (b) fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga;    (2) dilakukan secara cermat karena tindakan Anda di kelas selalu akan dibatasi oleh kendala realitas kelas yang dinamis, diwarnai dengan hal-hal tak terduga; (3) bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikirannya.
Apa yang diamati dalam PTK adalah (1) proses tindakannya, (b) pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), (c) keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan (e) persoalan lain yang timbul.
  1. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti dan guru mitra secara kolaboratif merenungkan kembali tentang rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap data, proses dan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dikerjakan. Sedangkan pada tahap revisi berdasarkan hasil kajian dan refleksi terhadap pelaksanaan program tindakan, sesuai dengan rancangan program tindakan yang telah ditetapkan, peneliti dan guru mitra secara kolaboratif dan partisipatif melakukan revisi terhadap program rencana tindakan yang telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Revisi ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan untuk melakukan perbaikan terhadap rencana dan pelaksanaan program tindakan yang telah dilakukan serta sebagai dasar penyusunan rancangan program tindakan selanjutnya.
Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan refleksi bertujuan untuk (1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelajaran kelas, dan (2) memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajaran dilaksanakan. Dalam melakukan refleksi, sebaiknya juga berdiskusi dengan rekan sejawat, untuk menghasilkan rekonstruksi makna situasi pembelajaran kelas dan memberikan dasar perbaikan rencana siklus berikutnya.
Refleksi memiliki aspek evaluatif; dalam melakukan refleksi, hendaknya menimbang-nimbang pengalaman menyelenggarakan pembelajaran di kelas, untuk menilai apakah pengaruh (persoalan yang timbul) memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Tetapi dalam pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, perlu meninjau ulang, mengembangkan gambaran agar lebih lebih hidup (a) tentang proses pembelajaran di kelas, (b) tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan di kelas, dan, yang lebih penting lagi, (c) tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk para siswa  agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran.
PTK merupakan proses dinamis, dengan empat momen dalam spiral perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Proses dasar tersebut dapat diringkas sebagai berikut (Kemmis dkk. (1982). Dalam praktik, proses PTK dimulai dengan ide umum bahwa peneliti menginginkan perubahan atau perbaikan pembelajaran di kelas. Inilah keputusan tentang letak di mana dampak tindakan itu mungkin diperoleh. Setelah memutuskan medannya dan melakukan peninjauan awal, peneliti bersama kolaborator sebagai peneliti tindakan memutuskan rencana umum tindakan. Dengan menjabarkan rencana umum ke dalam langkah-langkah yang dapat dilakukan, peneliti memasuki langkah pertama, yakni perubahan dalam strategi yang ditujukan bukan saja untuk mencapai perbaikan, tetapi juga pemahaman lebih baik tentang apa yang mungkin dicapai kemudian. Sebelum mengambil langkah pertama, peneliti harus lebih berhati-hati dan merencanakan cara untuk memantau pengaruh langkah tindakan pertama, keadaan di kelas, dan apa yang mulai dilihat oleh strategi dalam praktik. Jika mungkin mempertahankan pencarian fakta dengan memantau tindakannya, langkah pertama diambil. Pada waktu langkah itu dilaksanakan, data baru mulai masuk, dan keadaan, tindakan, dan pengaruhnya dapat dideskripsikan dan dievaluasi. Tahap evaluasi ini menjadi peninjauan yang segar yang dapat dipakai untuk menyiapkan cara untuk perencanaan baru (Kemmis dkk., 1982: 6-7).

D. Analisis Data
Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan. Dengan melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan autentik yang akan membantu dalam menafsirkan datanya. Tetapi perlu diingat bahwa dalam menganalisis data sering seorang peserta penelitian tindakan menjadi terlalu subyektif, dan oleh karena itu dia perlu berdiskusi dengan peserta-peserta yang lainnya untuk dapat melihat datanya lewat perspektif yang berbeda. Dengan kata lain, usaha triangulasi hendaknya dilakukan dengan mengacu pendapat atau persepsi orang lain.
Akan lebih bagus jika dalam menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif, yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984: 21-23). Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain: reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data ’mentah’ yang ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemilahan, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna, dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. 

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts